Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Kelas 2 D4 B
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal merupakan sistem pengolahan air
limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat bangunan yang digunakan untuk
memproses limbah cair domestik yang difungsikan secara komunal (digunakan oleh
sekelompok rumah tangga) agar lebih aman pada saat dibuang ke lingkungan, sesuai dengan
baku mutu lingkungan. Limbah cair dari rumah penduduk dialirkan ke bangunan bak
tampungan IPAL melalui jaringan pipa.
Sistem ini dilakukan untuk menangani limbah domestik pada wilayah yang tidak
memungkinkan untuk dilayani oleh sistem terpusat ataupun secara individual. Penanganan
dilakukan pada sebagian wilayah dari suatu kota, dimana setiap rumah tangga yang
mempunyai fasilitas MCK pribadi menghubungkan saluran pembuangan ke dalam sistem
perpipaan air limbah untuk dialirkan menuju instalasi pengolahan limbah komunal. Untuk
sistem yang lebih kecil dapat melayani 2-5 rumah tangga, sedangkan untuk sistem komunal
dapat melayani 10-100 rumah tangga atau bahkan dapat lebih. Effluent dari instalasi
pengolahan dapat disalurkan menuju sumur resapan atau juga dapat langsung dibuang ke
badan air (sungai). Fasilitas sistem komunal dibangun untuk melayani kelompok rumah
tangga atau MCK umum. Bangunan pengolahan air limbah ini dapat diterapkan di
perkampungan dimana tidak memungkinkan bagi warga masyarakatnya untuk membangun
septictank individual di rumahya masing-masing (Rhomaidhi, 2008).
Lokasi pengolahan ditempatkan pada lahan yang disepakati secara bersama, dan
dapat dijangkau oleh masing-masing rumah yang berdekatan namun harus berada pada
jarak aman terhadap sumber air terdekat serta memiliki akses untuk truk tinja. Pada
pengolahan komunal ini sangat diperlukan saling pengertian antara pemakai untuk
memelihara dan memakai secara benar. Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah jangan
sampai ada sampah (tissue, pembalut wanita, bungkus shampo atau sabun) masuk ke
dalam kloset karena akan menyumbat sistem perpipaan.
Dengan diameter pipa dan kemiringan pipa yang digunakan diperhitungkan agar
air limbah dapat mengalir dengan lancar. Beberapa kekurangan dan kelebihan sistem
pengolahan komunal dengan perpipaan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:
Pengolahan Komunal
Konstruksi
Sebagai penampung dan mengolah air limbah dari beberapa jamban keluarga,dimana air
limbah dialirkan melalui pipa ke pengolahan, yang dibangun di bawah tanah.
pipa minimal 3” sesuai dengan beban hidrolis yang ada. Pipa ditanam dengan kedalaman
(0,6 -1,0) M
Kemiringan pipa minimum 3 % dan maksimum 5 %
Kelebihan
Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle vertikal yang akan
memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Pada ABR ini terdapat
tiga zone operasional: asidifikasi, fermentasi, dan buffer. Zone asidifikasi terjadi pada
kompartemen pertama dimana nilai pH akan menurun karena terbentuknya asam lemak
volatil dan setelahnya akan meningkat lagi karena meningkatnya kapasitas buffer. Zone
buffer digunakan untuk menjaga agar proses berjalan dengan baik. Gas methan dihasilkan
pada zone fermentasi. Semakin banyak beban organik, semakin tinggi efisiensi
pengolahannya.
ABR cocok untuk diterapkan di lingkungan kecil. Bisa dirancang secara efisien untuk
aliran masuk (inflow) harian hingga setara dengan volume air limbah dari 1000 orang
(200.000 liter/hari). ABR tidak boleh dipasang di daerah dengan muka air tanah tinggi,
karena perembesan (infiltration) akan mempengaruhi efisiensi pengolahan dan akan
mencemari air tanah. Selain itu untuk tujuan pemeliharaan, truk tinja harus bisa masuk ke
lokasi.
Kelebihan ABR:
b. Anaerobic Filter
Berupa bak dengan beberapa kompartemen yang dilengkapi dengan filter (batu
vulkano, bioball, atau media lain). Air limbah akan diolah secara anaerob. Aerobic Filter
dapat terbuat dari beton maupun Glass Reinforced Fiber (GRF).
c. Aerobic Reactor
Berupa bak dilengkapi dengan pasokan oksigen. Lokasi IPAL Komunal dapat
ditempatkan didaerah terbuka yang ada di wilayah tersebut, misalnya di badan jalan,
lokasi fasilitas umum, dan lahan terbuka lainnya. Sehingga masyarakat masih dapat
menggunakan lokasi tersebut untuk beraktivitas. IPAL Komunal hendaknya ditempatkan
pada lokasi yang mudah dijangkau oleh truk tinja/ penyedot lumpur.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Komunal
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal dapat digunakan untuk
pengelolaan limbah cair di pemukiman padat penduduk, kumuh, dan rawan sanitasi. Dusun
Sukunan, Kabupaten Sleman, DIY telah memiliki IPAL untuk mengolah tinja dan air limbah
dari 25-30 rumah. 2 Sistem IPAL yang digunakan adalah Rotary Biological Contact dan
Contact Aeration yang keduanya merupakan jenis pengolahan yang memanfaatkan dua siklus
aerob dan anaerob. Setelah dilakukan proses pengolahan kemudian air dialirkan untuk dapat
masuk ke sumur resapan.
Selama manusia hidup & beraktivitas, maka akan menghasilkan kotoran/limbah, yaitu:
Air limbah atau air buangan tidak bisa dibuang begitu saja, seperti halnya limbah padat
atau sampah yang juga tidak bisa dibuang sembarangan. Meskipun kelihatannya air limbah
bisa langsung meresap ke dalam tanah atau mengalir di sungai, air limbah rumah tangga
sebenarnya juga merupakan limbah yang merusak lingkungan hidup.
Air limbah yang seharusnya diolah dulu sebelum dibuang ke sungai atau air tanah
meliputi: limbah wc, limbah cuci, dan limbah khusus misalnya industri rumah tangga (tahu,
tempe, sablon, dll) atau ternak (sapi, kambing, babi dll).
AKIBAT BILA TIDAK ADA IPAL
Bila limbah dibuang langsung ke sungai, air sungai yang mengandung bakteri akan
menyebar lebih luas lagi. Limbah cucian atau limbah industri yang dibuang begitu saja dapat
menjadi sarang nyamuk DB, lalat dan lainnya.
Dampak Dari Segi Estetika, Seperti hal-nya limbah padat, air limbah yang tidak
diolah dapat menimbulkan masalah bau dan pemandangan tidak sedap.
Pengolahan limbah domestic komunal adalah pengolahan limbah yang terpusat pada
satu wilayah. Hal ini dapat dilakukan, jika dalam satu wilayah aktifitas mencuci serta mandi
berada dalam satu tempat umum yang sama. Atau terdapat pabrik dan peternakan di sekitar
wilayah tersebut. Pada dasarnya pengolahan limbah domestic komunal juga terbagi menjadi
dua yaitu grey water dan black water. Akan tetapi, pengelolaannya berbeda karena hal ini
dikelola secara bersama- sama.
A. Pengolahan Limbah Grey Water Komunal
Pada pengelolaan grey water, masyarakat dapat membuat SPAL besar yang tertanam
di dekat tempat masyarakat biasa melakukan akitifitas mencuci. Karena beberapa kampung di
Indonesia, tidak setiap rumah memiliki WC pribadi, sehingga keberadaan WC umum menjadi
tempat mandi sekaligus mencuci pakaian. SPAL yang di buat demi kepentingan komunal,
harus berukuran besar, dan mampu menampung limbah yang di keluarkan oleh setiap
individu.
Limbah grey water akan ditempatkan terpisah dengan limbah black water. berbeda
dengan limbah black water, limbah grey water komunal hanya menghasilkan air bersih pada
proses akhir penyaringan. Akan tetapi jika air hasil dari SPAL disterilkan kembali, maka air
tersebut dapat di pakai lagi untuk mencuci. Selain memakai SPAL, warga dapat menanam
tanaman yang mampu meyerap zat pencemar disekitar selokan. Tanaman tersebut adalah
bunga ungu, lidi air, bunga coklat, melati air, dan lili air. Selain dapat menyerap zat
pencemar, lingkungan kampung akan akan semakin asri dengan adanya tanaman.
Limbah yang dapat dipakai dan diolah menjadi biogas adalah kotoran manusia,
limbah yang berasal dari pabrik tahu dan tempe, kotoran dari hewan ternak serta rumah
pemotongan hewan. Pengolahan limbah black water sebagai energi alternatif, dapat
membantu meringkan pengeluaran warga. Karena alat yang dibutuhan tidak mahal, dan
perawatannya juga tidak membutuhkan banyak waktu. Akan tetapi kekurangan dari
pengolahan black water adalah bau yang ditumbulkan. Sehingga tangki penampungan limbah
harus benar- benar tertutup rapat agar bau tidak keluar.
DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/219-instalasi-pengolahan-air-limbah-
ipal-secara-komunal
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengolahan-limbah-domestik
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/8059/mod_resource/content/1/CK02-Spesifikasi
%20Teknis%20Air%20Limbah-Sistem%20Pengelolaan%20Air%20Limbah%20Domestik-
Terpusat%20Skala%20Permukiman.pdf
https://www.diandesa.org/daily-blog-project-news/ipal-komunal-solusi-untuk-masalah-
sanitasi/