Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENYEHATAN TANAH DAN

PENGELOLAAN SAMPAH (A)

“Pengertian Tanah & Konsep Tanah”

Dosen Pembimbing :

Catur Puspawati, ST., MKM

Disusun Oleh :

Bagus Andy Prasetyo P213351180

Fadhila Khoirunnisa P21335118020

Salma Nurul Fitria P21335118057

Syafira P21335118067

Kelompok 4

Kelas 2 D4 B

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id


A. Tanah dan Peradaban Manusia

Tanah merupakan elemen penting dalam kehidupan. Pada masa kerajaan tanah
dianggap sebagai milik raja dan menjadi simbol kekuasaan seorang raja. Memasuki masa
penjajahan, baik masa penjajahan kolonial Belanda maupun Inggris, tanah dianggap
sebagai sumber daya ekonomi yang berharga dimana raja atau pemerintah sebagai
pemiliknya. Dengan demikian rakyat sebagai penyewa dibebani berbagai macam pajak.
Kemudian kebijakan pemerintah kolonial berubah menjadi masa liberalisasi dimana
konsep tanah bukan lagi milik raja atau pemerintah tetapi menjadi milik swasta. Para
pemodal asing diperbolehkan memiliki aset agraria, dan rakyat sebagai pengolahnya.
Ketika itu perkebunan menghasilkan keuntungan luar biasa bagi pemodal asing,
sementara rakyat menderita dengan dipaksa menjadi tenaga kerja murah. Ketika Belanda
hengkang dan digantikan Jepang, rakyat didorong untuk mengolah tanah perkebunan yang
ditinggalkan pemodal asing lalu menyerahkan hasilnya pada pihak Jepang. Dengan izin
dan dorongan dari pihak Jepang, maka rakyat menganggap bahwa mereka telah
memperoleh tanahnya kembali yang dirampas Belanda.

Pada era reformasi sekarang, permasalahan terkait agraria masih terus berlangsung.
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) memang masih menjadi undang-undang yang
tidak tergantikan, namun dianggap masih belum memadai. Kasus sengketa tanah masih
marak terjadi, baik yang terekspos maupun yang tertutupi. Kebijakan pemerintah
mengakibatkan masalah kepemilikan agraria menjadi rumit, dan akhirnya menimbulkan
protes dari berbagai pihak. Persoalan ini menunjukkan bahwa hak rakyat atas tanah
masih belum terlindungi dengan baik

Dalam sejarah peradaban umat manusia, tanah merupakan faktor paling utama dalam
menentukan produksi setiap fase peradaban. Tanah tidak hanya mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi, tetapi juga nilai filosofis, politik, sosial dan kultural. Tidak mengherankan jika
tanah menjadi harta istimewa yang tidak henti-hentinya memicu berbagai masalah sosial.
Permasalahan tanah yang dari segi empiris sangat lekat dengan peristiwa sehari-hari,
tampak semakin kompleks dengan terbitnya berbagai kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi di bidang pertanahan menyongsong era perdagangan bebas. Kebijakan di
bidang pertanahan ditujukan untuk mencapai tiga hal pokok yang saling melengkapi, yakni
efisiensi dan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, pelestarian lingkungan dan pola
penggunaan tanah yang berkelanjutan. Sebagai sumber agraria yang paling penting, tanah
merupakan sumber produksi yang sangat dibutuhkan sehingga ada banyak kepentingan
yang kerap melingkupinya.

Falsafah Indonesia dalam konsep hubungan antara manusia dengan tanah


menempatkan individu dan masyarakat sebagai kesatuan yang tak terpisahkan, bahwa
pemenuhan kebutuhan seseorang terhadap tanah diletakkan dalam kerangka kebutuhan
seluruh masyarakat sehingga hubungannya tidak bersifat individualistis semata, tetapi
lebih bersifat kolektif dengan tetap memberikan tempat dan penghormatan terhadap hak
perseorangan.

Peran penting tanah dalam kehidupan manusia : untuk tempat tinggal dan tempat
melakukan kegiatan, tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan
hidup manusia, tempat berkembangnya hewan yang sangat berguna bagi manusia dan
mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia.

Sebagaimana sifat alamiah manusia membutuhkan tanah sebagai tempat berkativitas


dan mencari penghidupan, maka hubungan manusia dan tanah adalah tidak dapat
terpisahkan. Sedemikian eratnya hingga melahirkan bentuk hubungan yang lebih kuat
yakni : sosial, emosional dan spiritual. Ada pepatah Jawa yang menggambarkan betapa
emosionalnya hubungan tanah dengan manusia yang mendiami di atasnya, yakni :
“sedhumuk bathuk, senyari bumi,dibelani nganti tumekaning pati”. Yang terjemahan
bebasnya kira - kira : meskipun tanah cuma seluas jidat atau seukuran jari, akan tetap dibela
penguasaannya sampai titik darah penghabisan.

B. Pengertian Tanah

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini
dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan,
berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai
pemanfaatan dan pengelolaannya. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi
antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat
tumbuh tumbuhan dan mendukung kehidupan hewan dan manusia.
Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis) Tanah didefiniskan
sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan
partikel halus).

Menurut Ahli Pertanaian Tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi
yang terdiri dari bahan padat, air, udara, dan jasad-jasad hidup yang bersama-sama
merupakan medium bagi pertumbuhan tanaman.

Mengingat luasnya pengertian tentang tanah, maka perlu ada spesifikasi dari
pengertian tanah. Pada awalnya tanah dianggap sebagai media alam tumbuhnya vegetasi
yang tedapat di permukaan bumi. Berdasarkan definisi di atas, maka gurun pasir tidak
dianggap sebagai tanah karena tidak dapat berfungsi sebagai media tumbuhnya vegetasi.
Namun demikian dalam kenyataannya bahan pasir tersebut termasuk kategori tanah.

Pada saat ilmu kimia sedang berkembang, seorang ahli kimia bernama Berzelius
(1803) menyatakan bahwa tanah merupakan laboratorium kimia alam dimana proses
dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara tenang (Isa Darmawijaya,
1990:4). Pada tahap ini tanah sudah tidak dipandang lagi hanya sebagai alat produksi
pertanian, melainkan sebagai tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang terjadi di
alam.

Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan
hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Batas horizontal tanah adalah
wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area-area tandus, batuan atau es.

Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya,
adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat permukaan
bumi yang berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah mengalami perubahan
interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu pembentukannya.
C. Konsep dan Fungsi Tanah

Berbagai konsep tentang tanah berbeda – beda, berikut disampaikan konsep tanah
berdasarkan pandangan ahli ilmu tanah.

a. Tanah sebagai Pijakan Bumi

Makhluk hidup yang ada di muka bumi termasuk manusia tentu sudah menyadari
bahwa tanah merupakan landasan yang mendukung kegiatan dan tempat tinggal mereka.
Tanah mempengaruhi lokasi jalan rintis dan tempat berkemah. Pada awal peradapannya
manusia telah mengenal berbagai kemampuan daerah yang berbeda – beda untuk
pertumbuhan tanaman dan hewan. Tanah yang ada merupakan landasan untuk melakukan
aktivitas yang mendukung kehidupan.

Kehidupan apapun di muka bumi ini membutuhkan landasan, dan tanah adalah satu
landasan tempat berpijak bagi makhluk hidup.

b. Tanah sebagai Medium Untuk Pertumbuhan Tanaman

Dengan dimulainya pertanian tanah merupakan medium untuk pertumbuhan


tanaman. Tanah merupakan daerah peralihan antara yang hidup dan yang mati, tempat
tumbuhan menggabungkan energi surya dan karbon dioksida dari atmosfer dengan hara
dan air dari tanah menjadi jaringan hidup. 99% makanan kita diproduksi dari lahan. Peran
tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman begitu penting sehingga akan dibahas lebih
banyak.

Pada dasarnya, tumbuhan yang tumbuh diatas lahan tergantung pada tanah karena
tanah merupakan tempat tersedianya air dan unsur – unsur hara. Disamping itu, tanah harus
menyediakan lingkungan supaya akar dapat berfungsi. Lingkungan ini memerlukan
ruangan pori untuk pernafasan akar. Oksigen harus didifusikan ke luar dari tanah agar tidak
berakumulasi. Akar yang mencekram tanah menahan tanaman agar tegak.

1. Penunjang
Salah satu fungsi yang menonjol dari tanah adalah menunjang tumbuhan.
Akar yang mencekram tanah memungkinkan tumbuhan yang sedang tumbuh tetap
tegak.
2. Unsur – unsur hara yang esensial
Paling sedikit ada 16 unsur dianggap perlu untuk pertumbuhan tanaman
berpembuluh. Unsur tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman dan tersedia di
dalam tanah.

3. Kebutuhan tumbuhan akan air


Rata – rata 500g air diperlukan untuk menghasilkan 1 gram bahan kering
tanaman. Sekitar 1% air yang diserap akan mengisi sel tanaman sedangkan
selebihnya akan diuapkan. Tanaman akan membatasi pertumbuhannya jika terjadi
kekurangan air. Kemampuan tanah menahan air melawan grafitasi menjadi sangat
penting.

c. Tanah sebagai Mantel Batuan Yang Lapuk

Ahli geologi menjadi tertarik pada tanah sebagai produk pelapukan. Hasil pelapukan
batuan – batuan di muka bumi ini merupakan produk awal terjadinya tanah. Jenis batuan
yang dilapukan sesuai dengan kondisi geologi setempat. Pelapukan secara alami bisa
terjadi ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, tanah inilah yang dapat melindungi batuan –
batuan yang akan dilapukan dengan proses alami.

d. Tanah sebagai Campuran Bahan

Tanah dianggap sebagai satu diantara empat komponen dasar semua benda selain
api, air dan udara. Sementara pengetahuan tentang tanah meningkat, orang menjadi lebih
sadar akan komponen yang membentuk tanah. Konsep tanah sebagai campuran bahan
berguna dalam membahas tanah sebagai bahan teknik. Tanah sebagai system 3 fase dan
tanah sebagai produk buatan pabrik:

1. Konsep tanah teknik


Konsep tanah teknik dimana tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang
terkonsolidasi yang tersusun dari partikel. Padat yang terpisah – pisah dengan cairan
dan gas yang menduduki ruangan – ruangan antar partikel tersebut.
2. Tanah sebagai sistem 3 fase
Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem 3 fase yang terdiri atas padatan, cairan
dan gas. Pada kebanyakan tanah fase padat terdiri atas partikel mineral yang
membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik terabsorpsi. Ruangan
pori itu secara bersama – sama diisi oleh cairan dan gas.
Fase cairan kebanyakan adalah air dari presipitasi yang terdapat sebagai lapisan
yang mengelililngi partikel fase padat dan menduduki ruangan pori yang lebih kecil.
Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan atmosfir. Kegiatan
biologis seperti pernafasan akar dan penguraian bahan organik, menyerap oksigen dan
menghasilkan karbon dioksida. Akibatnya terdapat difusi (penyebaran) oksigen yang
terus-menerus dari atmosfer ke dalam tanah dan karbondioksida dari tanah ke atmosfer.
Volume tanah yang terisi berbagai fase berubah-ubah dari waktu ke waktu dan dari
tempat ketempat.
Volume udara dan air mempunyai hubungan timbal balik secara langsung satu
sama lain. Masuknya air ke dalam tanah akan mengeluarkan udara. Sementara itu air
dibuang melalui drainase, penguapan atau pertumbuhan tanaman. Ruangan pori yang
diduduki air menjadi terisi oleh udara.

3. Tanah sebagai produk buatan pabrik


Tanah yang dugunakan di rumah kaca adalah buatan, dalam arti tanah lapisan
atas, pasir dan bahan organik dicampur menjadi satu untuk memberikan perbandingan
empat komponen yang diinginkan. Tanah untuk tanaman bedengan dan pot gantung
biasanya dibuat dengan proporsi yang besar pada bahan organik sehingga tanah itu
ringan serta mudah dijual dan dipindahkan. Terdapat banyak contoh pembuatan tanah
atau tanah buatan manusia di dunia.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhanaa dan unsur-unsur esensial seperti: N, P,
K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl) dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomas dan produksi baik tanaman
pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman berjangkar pada
tanah sehingga dapat berdiri dan tumbuh dengan baik, tanah mampu menyediakan air dan
berbagai unsur hara baik makro mauoun mikro. Disamping itu, tanah juga mampu
menyediakan oksigen bagi pertumbuhan tanaman yang dikenal melalui system aerasi
tanah. tanah berperan sebagai tempat hidup organisme hidup termaksud mikroorganisme
dan makroorganisme tanah. Selain itu, juga sebagai tempat hidup berbagai vegetasi yang
hidup di atasnnya.

Tanah berperan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, jika kita membahas peran
ini, maka akan manuntun kita berpikir tentang lahan karena akan suatu tempat beserta
segala yang ada di tempat tersebut, termaksud nilai artistic. Keindahan , mstik , budaya
dll. Contoh : danau toba dengan pulau samosir.

Tanah dapat menjadi tempat penyangga atau buffer system, sehingga jika terdapat
senyawa – senyawa yang sifatnya meracun atau jumlahnya berlebihan, maka tanah
berperan sebagai penyaring racun atau menetralisir bahan atau senyawa tersebut. Tanah
juga dapat dijadikan sebagai tempat di dirikannya bangunan, jembatan, landasan pesawat
dan lain- lainnya.

D. Komponen Tanah
Sebagai bagian dari ekosistem bumi, tanah berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer,
litosfer dan biosfer, oleh karenanya tanah mengandung udara (dari atmosfer), air (dari
hidrosfer), mineral (dari litosfer) dan bahan organic (dari biosfer). Keempat komponen itu
merupakan komponen utama penyusun tanah. Bahan – bahan penyusun tanah tersebut
jumlahnya masing – masing berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah.
Proporsi relatif keempat komponen tanah tersebut sangat mempengaruhi sifat – sifat dan
produktivitas tanah. Di dalam tanah keempat komponen tersebut bercampur, walaupun
sepertinya tanah itu seluruhnya padat, tetapi sebenarnya sekitar separuh dari tanah adalah
padatan (mineral dan bahan organic) dan separuhnya lagi ruang pori yang berisi air dan
udara.
1. Komponen Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu – batuan, oleh
karenanya susunan mineral di dalam tanah berbeda – beda sesuai dengan susunan
mineral batuan yang dilapuknya. Pelapukan memecah batuan dan mineral,
memodifikasi atau menghancurkan sifat fisik dan kimianya dan hancuran yang halus
dan terlarut dibawa ke hilir atau tetap. Pelapukan juga mensintesis mineral baru yang
kelak akan menjadi tanah. Sifat dan jenis batuan dan mineral yang melapuk
menentukan laju dan hasil dari penghancuran dan sintesis tersebut. Mineral tanah
dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah
mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk, sementara mineral sekunder
adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah
berlangsung.

2. Komponen Organik
Komponen organic umumnya ditemukan di permukaan tanah. Pengaruh bahan
organic terhadap sifat – sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman
adalah : sebagai glanulator (memperbaiki struktur tanah), sumber unsur hara,
menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur – unsur hara dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organic dalam tanah terdiri dari bahan organic kasar dan bahan organic halus
atau humus. Humus terdiri dari bahan organic halus yang berasal dari hancurnya
bahan organic kasar serta senyawa – senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organic tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Kerangka
penyusun tanah tidak hanya terdiri atas bahan mineral saja (tubuh tanah mineral).
Bahan organic juga mempunyai kontribusi (tubuh tanah organic). Kontribusi bahan
organic terhadap tanah sebagai tubuh alam adalah sumber N tanah dan unsur hara
lainnya, terutama S dan P; berperan penting dalam pembentukan struktur tanah;
mempengaruhi keadaan air, udara, dan temperature tanah; serta mempengaruhi tingkat
kesuburan tanah.

Bahan organic tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan
fauna, perakaran tanaman yang hidup dan mati yang sebagia terdekomposisi dan
mengalami modifikasi, serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan.
Berdasarkan definisi konvensional bahan organic, bahan tanaman yang kasar
(diameter ˃2 cm) atau vertebrata tidak termasuk di dalamnya. Humus merupakan
istilah yang sangat popular dan terbentuk dari bermacam – macam senyawa organic,
sedangkan bahan organic merupakan istilah yang lebih netral. Istilah C – Organic
digunakan untuk menghindarkan kesalahan dan untuk tujuan kalsifikasi karena data
C – Organic diperlukan sebagai kriteria pembeda horizon dan jenis tanah. Humus
merupakan bahan orgainc tana yang sudah mengalami perubahan bentuk dan
bercampur dengan bahan mineral tanah. Ada bermacam – macam definisi humus,
tetapi tidak ada satupun yang tepat benar.

3. Komponen Air
Air terdapat di tanah karena ditahan atau diserap masa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Bagi tanaman air
sangat berguna, diantaranya sebagai unsur hara, tanaman dimana tanaman
memerlukam air dari tanah dan CO2 dari udara untuk pembentuk gula dan karbohidrat
dalam proses fotosintesis. Air juga berguna sebagai larutan unsur hara, sehingga unsur
- unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar – akar tanaman dari larutan
tersebut. Air mempunya arti yang sangat penting berdasarkan 2 gatra utama, yakni
sebagai berikut.
a. Gatra Ekologi : Air diperlukan dalam pertumbuhan tanaman dan pengangkutan
unsur hara dalam bentuk larutan.
b. Gatra Pedologi : Air merupakan factor penting dalam semua proses pedogenesis:
pelapukan, penggayan humus, mobilitas unsur, pelindian, translokasi,
perpindahan, dan lain – lain.

Nerca air dalam tanah ditentukan berdaarkan curah hujan efektif (jumlah curah
hujan - semua bentuk kehilangan), termasuk interseksi oleh tajuk tanaman; kehilangan
melalui kondensasi sangat kecil sehingga diabaikan; kehilangan bentuk aliran
(limpasan permukaan tanah dipengaruhi oleh topografi); infiltrasi; kapasitas retensi
air; serta kehilangan transpirasi melalui tanaman disana evaporasi dari permukaan
tanah. Limpasan permukaan dan pengatusan terjadi melalui saluran dan sungai. Proses
masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah disebut insiltrasi; sedangkan
Gerakan air di dalam tanah karena gaya gravitasi disebut perkolasi. Air yang diikat
partikel tanah dan air kapiler disebut sebagai lengas tanah yang sebagian dapat
dimanfaatkan tanaman, sebagian lagi terus mengalir sebagai air perkolasi dan
selanjutnya bergabung dengan air tanah. Air tanah dapat naik melalui gaya kapilaritas
untuk mengisi pori tanah yang kehilangan lengas.

4. Komponen Udara
Udara tanah seperti halnya air tanah mempunyai peranan penting ditinjau dari
aspek ekologi (respirasi perkaran tanaman dan mikroorganisme) dan pedogenesis
(proses oksidasi danreduksi). Kandungan air dan udara dalam pori tanah saling
tergantung. Apabila tanah dijenuhi air maka kandungan udara 0 kecuali udara yang
larut dalam larutan tanah; pada kondisi tanah kering seluruh ruang pori terisi udara.
Kandungan udara pada kapasitas lapangan disebut kapasitas udara, dan ini sesuai
dengan bagian pori tanah yang tidak terisi air (pori ˃10 μm). Kapasitas udara
bervariasi tergantung pada volume pori dan kandungan air pada kapasitas lapangan
dengan nilai rerata kurang lebih 40% untuk pasir, 20% untuk geluh dan debu, dan 10%
untuk lempung.
a. Komposisi Udara Tanah
Komposisi udara tanah berbeda dengan komposisi udara atmpsfir karena
respirasi perakaran dan organisme tanah (memerlukan O2 dan melepaskan O2
(Tabel di bawah ini)); kandungan CO2 udara di permukaan tanah kurang lebih 10
kali lebih besar daripada CO2 atmosfer.

Tabel 1.1
Komposisi Udara Dalam Tanah

O2 CO2 N

Atmosfer 20,95 0,03 79,0

Tanah ˂20,6 ˃0,2 +79,0

Apabila pertukaran gas terhambat, kandungan CO2 udara di lapisan tanah bawahan
dapat mencapai lebih dari 10% dengan O2 kurang dari 10% dan hal ini akan menghambat
pertumbuhan perakaran.
b. Pertukaran Gas
Perbedaan tekanan udara atmosfer dan tanah yang dihasilkan oleh fluktuasi
temperature dan tekanan udara, angina, dan penggantian udara oleh air hujan
mempunyai pengaruh kecil terhadap gerakan gas antara tanah dan atmosfer.
Pertukaran gas terjadi secara difusi yang disebabkan oleh perbedaan tekanan
parsial O2 dan CO2 antara tanah dan atmosfer. Tekanan parsial oksigen cukup
tinggi dan CO2 lebih rendah di atmosfer sehingga oksigen bergerak ke dalam tanah
dan CO2 mengalir keluar dari tanah. Proses in dikenal sebagai respirasi tanah.
Besarnya pertukaran gas tergantung pada permeabilitas tanah ke udara yang diukur
berdasarkan frekuensi pori yang terisi udara dan continuitasnya, dan hal ini
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, struktur, dan kandungan air. Besarnya
pertukaran gas berturut – turut : tanah pasir ˃ geluh ˃ debu ˃ lempung.

E. Jenis Tanah
Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi
manusia karena kehidupan manusia berada di atasnya. Tanah terbentuk dari bebatuan yang
mengalami pelapukam. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan
hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa
mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Jenis tanah dari satu daerah dengan daerah
lainnya berbeda tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut. Komponen
yang ada di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang mengandung mineral
50%, bahkan organic 5% dan air 25%. Pengaruh letat astronomis dan geografis di
Indonesia sangat penting dalam membentuk berbagai macam tanah.

Beberapa jenis tanah terdapat di muka bumi, parah ahli tanah meembagi beberapa
jenis tanah berdasarkan klasifikasi tanahnya, termasuk dengan memodifikasi klasifikasi
tanah, jenis tanah menurut Rahmat Susanti, 2005 diantaranya :

1. Tanah Aluvial

Tanah Aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur
biasanya yang terbawa aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan di bagian hilir
karena dibawa dari hulu. Ciri fisik dari tanah ini biasanya berwarna coklat hingga
kelabu. Karakteristik tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi
maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya
yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras
untuk mencangkulnya. Penyebaran tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa.

Gambar 1.1 Tanah Alluvial


Sumber situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

2. Tanah Andosol
Tanah Andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk
karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik
untuk tanaman.
Karakteristik warna dari tanah andosol cokelat keabu-an. Tanah ini sangat kaya
dengan mineral, unsur hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah
ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. Persebaran tanah
andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak
terdapat tanah andosol seperti di daerah Jawa, Bali, Sumatera dan Nusa Tenggara.

Gambar 1.2 Tanah Andosol


Sumber situs ilmu gegrafi.com pada Desember 2017
3. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasanya merupakan
pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu,
pasir, lahar, dan lapilli.
Karakteristik tanah ini juga sangat subur dan merupaan tipe tanah yang masih
muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bias berupa
permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir
seperti yang ada di Pantai Parangteritis Yogyakarta.

Gambar 1.3 Tanah Entisol


Sumber situs ilmu gegrafi.com pada Agustus 2019

4. Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik.
Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapu jadi dapat disimpulkan
tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim
kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini
biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan
memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah
yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebarannya di Indoneia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati,
Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya
yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
Gambar 1.4 Tanah Grumusol
Sumber situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh –
tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.
Karakteristik tanah humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena
kandungannya yang sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur
hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak
kehitaman.
Persebaran tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di
Indonesia meliputi dareha Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah
dari Sulawesi.

Gambar 1.5 Tanah Humus


Sumber situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

6. Tanah Inseptisol
Inseptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak
kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu – abuan. Tanah ini juga
dapat menopang pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik yaitu ciri – ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana
horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini
cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit. Serta untuk berbagai lahan
perkebunan lainnya seperti karet.
Persebaran tanah inseptisol tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti di
Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Gambar 1.6 Tanah Inseptisol


Sumber situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

7. Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan
alumunium. Di Indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup familiar di berbagai daerah,
terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga
tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di
dalamnya pula.

Gambar 1.7 Tanah Laterit


Sumber situs ilmu geografi.com pada Desember 2017
8. Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik yaitu ciri – ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah
hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah
latosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang
tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300 – 100 meter dari permukaan laut.
Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan aluminium.
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, Lampung, Kalimantan Timur dan
Barat, Bali dan Papua.

Gambar 1.8 Tanah Latosol


Sumber situs ilmu geografi.com pada Desmber 2017

9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan
merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi
dan adanya vulkanisme.
Karakteristik yaitu untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara
menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. Tekstur
tanah latosol bermacam – macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Persebaran tanah ini biasanya terdapat pada daerah yang memilki tingkat
kecuraman tinggi seperti di Bukit Tinggi, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan Sulawesi.
Gambar 1.9 Tanah Litosol
Sumber situs ilmu geografi.com pada Desember 2017
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32541936/PERAN_TANAH_DALAM_KEHIDUPAN_MANUSI
A?auto=download

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49906/Chapter%20I.pdf?sequence=4
&isAllowed=y

https://www.academia.edu/4727274/Hubungan_Manusia_dengan_Tanah

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-entisol

Anda mungkin juga menyukai