Anda di halaman 1dari 9

BAB.

VIII
RENCANA PEMANTAUAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

8.1 RENCANA MONITORING KEGIATAN

Tabel 8.1 Rencana Monitoring oleh Masyarakat

Cara Pelaku/ Waktu


No. Hal yang Dipantau Melaksanakan Pelaksana Melakukan
Monitoring Monitoring Monitoring

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengadaan barang Kesesuaian antara Panitia Saat pelaksanaan


perencanaan Pengadaan pengadaan
pengadaan dan
barang yang datang
2. Pelaksanaan Kesesuaian antara KSM dan Saat pelaksanaan
konstruksi volume, jenis Masyarakat konstruksi
kegiatan, kualitas
pelaksanaan
konstruksi
3. Penggunaan dana Kesesuaian antara KSM, dan Saat kegiatan
perencanaan seluruh RKM
penggunaan dana masyarakat
dan laporan melalui papan
penggunaan dana informasi
4. Penggunaan dana Kesesuaian antara KPP Tahap
tahap keberlanjutan penerimaan dan keberlanjutan
pengeluaran untuk dimana
operasional, pengelolaan oleh
pemeliharaan dan KPP
pengembangan
5. Pengamanan sosial Kepastian tidak KSM, dan Selama adanya
dan lingkungan adanya dampak seluruh program

39
Cara Pelaku/ Waktu
No. Hal yang Dipantau Melaksanakan Pelaksana Melakukan
Monitoring Monitoring Monitoring

(1) (2) (3) (4) (5)


lingkungan dan masyarakat termasuk tahap
sosial yang keberlanjutan
ditimbulkan
6. Keberfungsian sarana Survey lapangan KSM, KPP dan 1 x seminggu
masyarakat setelah konstruksi
selesai dan
dikelola BP-
SPAMS
7. Kepatuhan membayar Periksa pembayaran KPP Setiap akhir
iuran bulan
8. Tambahan warga Monitoring Kader, KPP 1 x sebulan
yang menerapkan penerapan SBS
SBS

8.2 RENCANA PELAPORAN KEGIATAN

Tabel 8.2 Rencana Pelaporan oleh Masyarakat

Pelaku/ Waktu
No Cara
Hal Yang Dilaporkan Pelaksana Melakukan
. Pelaporan
Pelaporan Pelaporan
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengadaan barang dan Format Panitia Saat


jasa Pengadaan Pengadaan pelaksanaan
pengadaan
2 Laporan keuangan LPD KSM 1 x 2 minggu
dan 1 x sebulan
3 Laporan Hasil Kemajuan Format laporan KSM 1 x sebulan

40
Kegiatan Fisik Kegiatan
4 Laporan dan Penggunaan RPD dan LPD KSM Sebelum dan
Dana Termyn I, II dan III Termyn I, II sesudah
dan III Termyn I, II
dan III
5 Laporan akhir kegiatan Format KSM Akhir Program
Laporan akhir

41
BAB. IX
OPERASI DAN PEMELIHARAAN

9.1 Organisasi
Setelah pembangunan prasarana/saranasanitasi diselesaikan dan dan diserah terimakan,
maka tahapan selanjutnya adalah tahapan operasional dan pemeliharaan.
Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan dapat berjalan lancar, maka diperlukan
organisasi untuk mengelola sarana sanitasi setelah masa pelaksanaan konstruksi. Organisasi ini
harus beranggotakan masyarakat pengguna prasarana dan sarana sanitasi yang dibangun. Untuk
itu perlu dibentuk organisasi kelompok pemanfaat dan pemelihara (KPP) yang nantinya akan
melakukan operasi dan pemeliharaan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan ini bertujuan untuk
keberlanjutan pelayanan dan pelestarian asset yang telah dibangun oleh masyarakat. KPP
adalah organisasi warga masyarakat yang berkepentingan selaku pengguna/pemanfaat prasarana
dan sarana sanitasi yang dibangun oleh masyarakat. Dalam kegiatan operasional dan
pemeliharaan keterlibatan perempuan sangat penting, karena perempuan adalah pengguna
utama sehari-hari, oleh sebab itu minimal 30% perempuan dalam kepengurusan KPP. KPP
perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan dalam melakukan kegiatannya. Selain tata
cara untuk operasional kegiatan, juga diperlukan peraturan untuk organisasi KPP itu sendiri,
dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode
kepengurusan serta mekanisme pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggung-jawaban
pengurus, dan sebagainya. Tata cara ini disusun oleh pengurus KPP bersama warga pemanfaat,
dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah/rembug
warga, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh lurah. Setiap kelurahan dapat
mengembangkan tata cara kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi dan budaya yang dianut di
daerahnya masing-masing.
Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi pengelolan yang
handal, dimana organisasi tersebut harus:
a. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang telah dibuat;
b. Dapat menjamin kepentingan pengguna dan mencarikan alternatif pemecahan permasalahan
yang dihadapi;
c. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain;
d. Mampu menerapkan sanksi bagi pelanggar peraturan;
Selain itu dalam upaya melestarikan prasarna/sarana terbangun perlu adanya kemampuan
teknis, seperti:

42
1. Kemampuan menyusun rencana operasional dan pemeliharaan, misalnya untuk irigasi
perdesaan dengan menyusun rencana tata tanam dan rencana pembagian air irigasi;
2. Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja infrastruktur terbangun, dan
melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan perbaikannya;
3. Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan serta
pelaksanaannya.
Teknologi yang digunakan untuk prasarana dan sarana sanitasi bagi beberapa daerah masih
terhitung baru, oleh sebab itu masyarakat khususnya pengurus KPP perlu mendapat pelatihan
tentang cara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi agar tetap berfungsi dengan baik
melalui sistem dan mekanisme operasi dan pemeliharaan yang baik.
KPP dibentuk dalam rembug warga RT/RW III dan ditetapkan oleh kepala lurah dalam surat
keputusan kepala lurah.
Secara umum tugas pokok KPP adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja, mekanisme operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi (IPAL
Komunal dengan system perpipaan).
2. Mengumpulkan dan mengelola dana untuk biaya operasional dan pemeliharaan yang
diperoleh dari iuran anggota dan pihak-pihak lain.
3. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi (IPAL Komunal dengan sistem
perpipaan).
4. Meningkatkan mutu pelayanan dan jumlah pengguna/pemanfaat.
5. Melakukan kampanye kesehatan.

KPP harus memiliki aturan-aturan organisasi yang diputuskan bersama- sama secara
musyawarah antar pengurus dan anggota KPP, agar semua pihak dapat mengetahui dan
mematuhinya. KPP harus mempunyai aturan sesuai dengan kondisi setempat, yang mengatur
siapa penerima manfaat, besarnya iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran, serta
siapa petugas yang melakukan pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan
menentukan besarnya biaya operasi rutin, seperti honor petugas, biaya listrik, dll.
Setiap pengguna wajib untuk memelihara prasarana dan sarana sanitasi yang ada. Jika terjadi
pelanggaran dapat ditindak.

43
Bagan Organisasi KPP
Gambar 9.1. Bagan Organisasi KPP

Pembiuna dan
Ketua Pelindung

Bendahara/
Sekretaris

Seksi Usaha Seksi O & P Seksi Kesehatan

Tugas pokok masing-masing seksi, sebagai berikut :


1) Seksi Usaha Dana :
a. Merencanakan tentang besarnya iuran anggota
b. Mengumpulkan iuran anggota
c. Mencari sumber dana di luar iuran warga pemanfaat
d. Membukukan uang yang masuk dan yang keluar
e. Membuat laporan keuangan secara rutin.
2) Seksi Operasi dan Penyuluhan
a. Mengoperasikan sarana sanitasi
b. Mengontrol semua bak kontrol dan perpipaan secara rutin
c. Meningkatkan mutu pelayanan
d. Melakukan pengujian sampel air limbah outlet
e. Melakukan penyuluhan tentang pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi
f. Mengembangkan sarana sanitasi yang sudah terbangun
g. Melakukan pemeliharaan terhadap sarana sanitasi terbangun / melakukan perbaikan
apabila ada kerusakan
h. Melakukan penyedotan lumpur tinja secara berkala (2-3 tahun sekali)
3) Seksi Kesehatan
a. Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan lingkungan.

44
9.2. Pengoperasian Sistem Komunal
IPAL akan berfungsi dengan baik jika limbah-limbah yang masuk adalah limbah yang
benar.
1. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi IPAL Komunal.
a. Jangan memasukkan limbah padat ke jamban karena akan menyumbat saluran
b. Jangan membuang minyak bekas ke saluran pembuangan dapur karena ketika
mengering, lemak dapat menyumbat pipa
c. Jangan membuang bahan kimia ke saluran karena akan mematikan bakteri IPAL
d. Jangan menanam pohon di dekat saluran pemipaan komunal dan IPAL karena bias
merusak pipa
e. Gunakan secukupnya sabun cuci dan pembersih, baik untuk sistem pengolahan dan
penghematan
f. Buanglah limbah cair saja dari kamar mandi dan dapur dan beri saringan untuk
memisahkan limbah padat
g. Ambil kotoran mengapung dari bak penangkap lemak setiap 3 hari sekali
h. Periksa bak kontrol di rumah setiap 3 hari sekali kemudian buang limbah padat,
pasir/lumpur, dengan serok/sekop bawa ke tempat pembuangan sampah

2. Pemeliharaan sistem komunal oleh operator


a. Periksa setiap bak kontrol pada system perpipaan 1 minggu sekali
b. Buang limbah padat dan kotoran yang mengapung 45
c. Jika tidak ada aliran air dalam bak kontrol, mungkin pipa tersumbat atau rusak
- hentikan kegiatan di rumah buka pemipaan,
- minta tukang untuk memperbaiki kerusakan
d. Jika ada luapan air dari bak kontrol, mungkin pipa tersumbat
- hentikan kegiatan di rumah, segera perbaiki jika ada kerusakan pipa
- sogok dari bak kontrol ke bak kontrol lain
e. Minta tukang untuk memperbaiki kerusakan secepatnya
f. Semua tutup bak control dan manhole IPAL harus bisa dibuka untuk mempermudah
pengoperasian dan pemeliharaan
g. Buang limbah padat dan kotoran mengapung dari bak inlet dengan sekop.
h. Kumpulkan semua kotoran, masukkan dalam plastic dan buang ke tempat sampah
i. dilakukan selama 2 minggu sekali

45
j. Buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah dibawah manhole
2 minggu sekali
k. Tes kualitas air limbah tiap 6 bulan sekali

3. Pengurasan IPAL komunal dilakukan 1 kali per 2 tahun dengan truk tinja
KSM Sanitasi perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan dalam melakukan
kegiatannya. Selain tata cara untuk operasional kegiatan, juga diperlukan peraturan untuk
organisasi KSM Sanitasi itu sendiri, dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban
anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan serta mekanisme pemilihannya,
musyawarah berkala untuk pertanggung-jawaban pengurus, dan sebagainya.

9.3 Pendanaan
Sumber dana berasal dari warga anggota KPP, berupa iuran yang dihitung berdasarkan
kesepakatan bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana
pengembangan sarana di masa datang. Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan
pemeliharaan ditambah honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan
pemeliharaan serta orang yang bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi
kerusakan. Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya
pengoperasian dan pemeliharaan meliputi :
 Biaya penggantian komponen yang rusak
 Biaya perbaikan sarana
 Biaya operasional (solar, listrik, dan lain-lain)
 Honorarium pengelola
 Depresiasi alat/sarana
Sesuai dengan tipe dan jenis prasarana dan sarana, dapat disusun mekanisme
pendanaan pengelolaannya. Pendanaan untuk prasarana dan sarana kelompok dapat
dilakukan dengan mekanisme penarikan pembayaran atas penggunaan/pemanfaatan
prasarana dan sarana atau iuran bersama masyarakat. Sedangkan pendanaan untuk IPAL
komunal dengan sistem perpipaan, dapat dilakukan melalui iuran bersama pemanfaat.
Pada dasarnya yang membiayai organisasi KPP adalah warga pemanfaat prasarana
berdasarkan gotong royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan, dan
pengembangan prasarana adalah tugas bersama. Namun hal ini tidak menutup keinginan
pengurus KPP untuk mencari sumber dana di luar iuran warga pemanfaat, diantaranya
adalah :

46
 Bantuan Pemerintah
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan kepada organisasi- organisasi KPP
yang bersumber dari APBD yang sudah dituangkan dalam peraturan kampung,
dimana hal ini disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Sesuai dengan
definisi pelestarian sebelumnya, pemerintah Daerah sebagai Pembina atau fasilitator
kegiatan sanitasi berbasis masyarakat diharapkan dapat meneruskan bantuannya pada
tahap pelestarian. Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat berupa
bantuan teknis dan/atau bantuan pendanaan.
 Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat.
Pengurus KPP dapat mencari sumber dana dari Ormas, LSM, Orsospol, Perusahaan
Swasta, atau yayasan selama bantuan ini tidak bersifat mengikat.
 Usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada.

9.4 Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan


Tabel. 8.1. Rencana Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
IPAL Komunal dengan Sistem Perpipaan
I. Jamban Biaya pengoperasian dan
II. Sambungan dari Rumah perawatan menjadi
tanggung-jawab setiap

III. Pipa Utama dan IPAL


1 Honor operator Inspeksi 4x/bulan di IPAL, Pipa
Rp. 200.000,-
Utama, Pipa Sekunder, @Rp. 50.000/inspeksi
2 Pengurasan lumpur tiap 2 thn Rp. 600.000 Rp. 25.000,-
3 Lain-lain: Perbaikan pipa, bak kontrol, IPAL.
Rp. 50.000,-
Asumsi : perbaikan pipa 40m setiap 2 tahun
4 Pemeriksaan sampel efluent / 6 bulan,
Rp. 50.000,-
@Rp 300.000

Total Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan/Bulan Rp. 325.000,-

Total Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan/Tahun


Rp. 3.900.000,-
Rp. 325.000 X 12 bulan

47

Anda mungkin juga menyukai