VIII
RENCANA PEMANTAUAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
39
Cara Pelaku/ Waktu
No. Hal yang Dipantau Melaksanakan Pelaksana Melakukan
Monitoring Monitoring Monitoring
Pelaku/ Waktu
No Cara
Hal Yang Dilaporkan Pelaksana Melakukan
. Pelaporan
Pelaporan Pelaporan
(1) (2) (3) (4) (5)
40
Kegiatan Fisik Kegiatan
4 Laporan dan Penggunaan RPD dan LPD KSM Sebelum dan
Dana Termyn I, II dan III Termyn I, II sesudah
dan III Termyn I, II
dan III
5 Laporan akhir kegiatan Format KSM Akhir Program
Laporan akhir
41
BAB. IX
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
9.1 Organisasi
Setelah pembangunan prasarana/saranasanitasi diselesaikan dan dan diserah terimakan,
maka tahapan selanjutnya adalah tahapan operasional dan pemeliharaan.
Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan dapat berjalan lancar, maka diperlukan
organisasi untuk mengelola sarana sanitasi setelah masa pelaksanaan konstruksi. Organisasi ini
harus beranggotakan masyarakat pengguna prasarana dan sarana sanitasi yang dibangun. Untuk
itu perlu dibentuk organisasi kelompok pemanfaat dan pemelihara (KPP) yang nantinya akan
melakukan operasi dan pemeliharaan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan ini bertujuan untuk
keberlanjutan pelayanan dan pelestarian asset yang telah dibangun oleh masyarakat. KPP
adalah organisasi warga masyarakat yang berkepentingan selaku pengguna/pemanfaat prasarana
dan sarana sanitasi yang dibangun oleh masyarakat. Dalam kegiatan operasional dan
pemeliharaan keterlibatan perempuan sangat penting, karena perempuan adalah pengguna
utama sehari-hari, oleh sebab itu minimal 30% perempuan dalam kepengurusan KPP. KPP
perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan dalam melakukan kegiatannya. Selain tata
cara untuk operasional kegiatan, juga diperlukan peraturan untuk organisasi KPP itu sendiri,
dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode
kepengurusan serta mekanisme pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggung-jawaban
pengurus, dan sebagainya. Tata cara ini disusun oleh pengurus KPP bersama warga pemanfaat,
dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah/rembug
warga, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh lurah. Setiap kelurahan dapat
mengembangkan tata cara kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi dan budaya yang dianut di
daerahnya masing-masing.
Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi pengelolan yang
handal, dimana organisasi tersebut harus:
a. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang telah dibuat;
b. Dapat menjamin kepentingan pengguna dan mencarikan alternatif pemecahan permasalahan
yang dihadapi;
c. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain;
d. Mampu menerapkan sanksi bagi pelanggar peraturan;
Selain itu dalam upaya melestarikan prasarna/sarana terbangun perlu adanya kemampuan
teknis, seperti:
42
1. Kemampuan menyusun rencana operasional dan pemeliharaan, misalnya untuk irigasi
perdesaan dengan menyusun rencana tata tanam dan rencana pembagian air irigasi;
2. Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja infrastruktur terbangun, dan
melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan perbaikannya;
3. Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan serta
pelaksanaannya.
Teknologi yang digunakan untuk prasarana dan sarana sanitasi bagi beberapa daerah masih
terhitung baru, oleh sebab itu masyarakat khususnya pengurus KPP perlu mendapat pelatihan
tentang cara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi agar tetap berfungsi dengan baik
melalui sistem dan mekanisme operasi dan pemeliharaan yang baik.
KPP dibentuk dalam rembug warga RT/RW III dan ditetapkan oleh kepala lurah dalam surat
keputusan kepala lurah.
Secara umum tugas pokok KPP adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja, mekanisme operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi (IPAL
Komunal dengan system perpipaan).
2. Mengumpulkan dan mengelola dana untuk biaya operasional dan pemeliharaan yang
diperoleh dari iuran anggota dan pihak-pihak lain.
3. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi (IPAL Komunal dengan sistem
perpipaan).
4. Meningkatkan mutu pelayanan dan jumlah pengguna/pemanfaat.
5. Melakukan kampanye kesehatan.
KPP harus memiliki aturan-aturan organisasi yang diputuskan bersama- sama secara
musyawarah antar pengurus dan anggota KPP, agar semua pihak dapat mengetahui dan
mematuhinya. KPP harus mempunyai aturan sesuai dengan kondisi setempat, yang mengatur
siapa penerima manfaat, besarnya iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran, serta
siapa petugas yang melakukan pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan
menentukan besarnya biaya operasi rutin, seperti honor petugas, biaya listrik, dll.
Setiap pengguna wajib untuk memelihara prasarana dan sarana sanitasi yang ada. Jika terjadi
pelanggaran dapat ditindak.
43
Bagan Organisasi KPP
Gambar 9.1. Bagan Organisasi KPP
Pembiuna dan
Ketua Pelindung
Bendahara/
Sekretaris
44
9.2. Pengoperasian Sistem Komunal
IPAL akan berfungsi dengan baik jika limbah-limbah yang masuk adalah limbah yang
benar.
1. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi IPAL Komunal.
a. Jangan memasukkan limbah padat ke jamban karena akan menyumbat saluran
b. Jangan membuang minyak bekas ke saluran pembuangan dapur karena ketika
mengering, lemak dapat menyumbat pipa
c. Jangan membuang bahan kimia ke saluran karena akan mematikan bakteri IPAL
d. Jangan menanam pohon di dekat saluran pemipaan komunal dan IPAL karena bias
merusak pipa
e. Gunakan secukupnya sabun cuci dan pembersih, baik untuk sistem pengolahan dan
penghematan
f. Buanglah limbah cair saja dari kamar mandi dan dapur dan beri saringan untuk
memisahkan limbah padat
g. Ambil kotoran mengapung dari bak penangkap lemak setiap 3 hari sekali
h. Periksa bak kontrol di rumah setiap 3 hari sekali kemudian buang limbah padat,
pasir/lumpur, dengan serok/sekop bawa ke tempat pembuangan sampah
45
j. Buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah dibawah manhole
2 minggu sekali
k. Tes kualitas air limbah tiap 6 bulan sekali
3. Pengurasan IPAL komunal dilakukan 1 kali per 2 tahun dengan truk tinja
KSM Sanitasi perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan dalam melakukan
kegiatannya. Selain tata cara untuk operasional kegiatan, juga diperlukan peraturan untuk
organisasi KSM Sanitasi itu sendiri, dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban
anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan serta mekanisme pemilihannya,
musyawarah berkala untuk pertanggung-jawaban pengurus, dan sebagainya.
9.3 Pendanaan
Sumber dana berasal dari warga anggota KPP, berupa iuran yang dihitung berdasarkan
kesepakatan bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana
pengembangan sarana di masa datang. Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan
pemeliharaan ditambah honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan
pemeliharaan serta orang yang bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi
kerusakan. Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya
pengoperasian dan pemeliharaan meliputi :
Biaya penggantian komponen yang rusak
Biaya perbaikan sarana
Biaya operasional (solar, listrik, dan lain-lain)
Honorarium pengelola
Depresiasi alat/sarana
Sesuai dengan tipe dan jenis prasarana dan sarana, dapat disusun mekanisme
pendanaan pengelolaannya. Pendanaan untuk prasarana dan sarana kelompok dapat
dilakukan dengan mekanisme penarikan pembayaran atas penggunaan/pemanfaatan
prasarana dan sarana atau iuran bersama masyarakat. Sedangkan pendanaan untuk IPAL
komunal dengan sistem perpipaan, dapat dilakukan melalui iuran bersama pemanfaat.
Pada dasarnya yang membiayai organisasi KPP adalah warga pemanfaat prasarana
berdasarkan gotong royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan, dan
pengembangan prasarana adalah tugas bersama. Namun hal ini tidak menutup keinginan
pengurus KPP untuk mencari sumber dana di luar iuran warga pemanfaat, diantaranya
adalah :
46
Bantuan Pemerintah
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan kepada organisasi- organisasi KPP
yang bersumber dari APBD yang sudah dituangkan dalam peraturan kampung,
dimana hal ini disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Sesuai dengan
definisi pelestarian sebelumnya, pemerintah Daerah sebagai Pembina atau fasilitator
kegiatan sanitasi berbasis masyarakat diharapkan dapat meneruskan bantuannya pada
tahap pelestarian. Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat berupa
bantuan teknis dan/atau bantuan pendanaan.
Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat.
Pengurus KPP dapat mencari sumber dana dari Ormas, LSM, Orsospol, Perusahaan
Swasta, atau yayasan selama bantuan ini tidak bersifat mengikat.
Usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada.
47