Anda di halaman 1dari 6

PAPER

HERNIA

Disusun oleh:
Elmera Gracia Siritoitet (102121075)

Pembimbing:
dr. Muhammad Bob Muharly Rambe M.Ked (Surg) Sp. B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU BEDAH FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
RUMAH SAKIT UMUM
HAJI MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Kasus ini guna
memenuhi persyaratan kapaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Haji
Medan dengan judul “HERNIA UMBILIKALIS”
Shalawat dan salam tetap terlafatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya yang telah membawa kita ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan, beliau
adalah figur yang senantiasa menjadi contoh suri tauladan yang baik bagi penulis untuk menuju
ridho Allah SWT.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing KKS dibagian ilmu Bedah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan
Kasus masih terdapat banyak kekurangan baik dalam cara penulisan maupun penyajian materi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga
bermanfaat dalam penulisan Laporan Kasus selanjutnya. Semoga Laporan Kasus ini bermanfaat
bagi pembaca dan terutama bagi penulis.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Medan, 20 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS................................................................................ 2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 12
3.1 Definisi................................................................................................12
3.2 Anatomi...............................................................................................12
3.3 Epidemiologi.......................................................................................13
3.4 Etiologi................................................................................................13
3.5 Patofisiologi........................................................................................14
3.6 Klasifikasi............................................................................................15
3.7 Gejala Klinis........................................................................................16
3.8 Pemeriksaan Fisik...............................................................................17
3.9 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................18
3.10 Diagnosis Banding..............................................................................19
3.11 Penatalaksanaan..................................................................................19
3.12 Komplikasi..........................................................................................20
3.13 Prognosis.............................................................................................21
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Hernia adalah penonjolan abnormal organ atau struktur melalui kelemahan atau robekan pada
dinding perut. Hernia disebabkan oleh kelemahan pada dinding perut bersama dengan
peningkatan tekanan intra-abdomen, seperti tekanan dari batuk, mengejan, dan angkat berat.
Faktor resiko hernia dapat berupa obesitas, kehamilan, dan penyembuhan luka yang buruk.
Kantung hernia terbentuk oleh peritoneum yang menonjol melalui dinding otot yang melemah.
Isi hernia bisa berupa usus kecil atau besar, atau omentum (Wiliams & Paula, 2007).

Menurut World Health Organization (WHO, 2012), didapatkan data pada tahun 2005 sampai
tahun 2010 penderita hernia mencapai 19.173.279 penderita (12.7%). Penyebaran hernia paling
banyak berada di negara berkembang seperti negara-negara di Afrika, Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Selain itu, Negara Uni Emirat Arab adalah negara dengan jumlah penderita hernia
terbesar di dunia sekitar 3.950 penderita pada tahun 2011. Berdasarkan data dari Departermen
Kesehatan Republik Indonesia, pada bulan Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 terdapat
1.243 orang yang mengalami gangguan hernia (DepKes RI, 2011). Angka kejadian hernia
terbanyak adalah hernia inguinalis (medialis/direk dan lateralis/indirek) dengan kasus 10 kali
lebih banyak dari pada hernia femoralis dan keduanya mempunyai persentase sekitar 75-80 %
dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10 %, hernia ventralis 10 %, hernia umbilikalis 3 %,
dan hernia lainnya sekitar 3 % (Sjamsuhidajat & Wim, 2010).

Beberapa kasus hernia inguinalis seringkali dapat didorong kembali kedalam rongga perut
namun jika tidak dapat didorong kembali penyakit ini dapat menjadi kasus yang serius seperti
inkaserasi (usus terperangkap dalam kanalis inguinalis) dan strangulasi (aliran darah terputus)
(Williams & Paula, 2007). Menurut WHO (2005), kejadian hernia inkarserata adalah sekitar 6-
10% dari hernia inguinal tidak langsung pada orang dewasa dan 14-56% pada hernia femoralis.
Inkaserasi juga merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu dan urutan kedua dalam tindakan
operasi gawat darurat setelah appendicitis akut di Indonesia (Sjamsuhidajat & Wim, 2010).

Hernia inkarserata merupakan komplikasi lanjut dari hernia inguinalis dimana usus yang terjebak
dapat terlilit atau tercekik sehingga darah dan aliran usus benar-benar terputus. Hal ini
merupakan pencetus terjadinya obstruksi usus dan mungkin mengakibatkan ganggren dan
perforasi usus (Wiliams & Paula, 2007). Gejala yang muncul dapat berupa mual, muntah, dan
nyeri kolik pada perut. Kondisi ini dapat diperberat dengan adanya infeksi bakteri (septikemia),
perdarahan sampai akhirnya dapat mengancam nyawa. Perawatan pada kondisi ini adalah operasi
darurat (Wiliams & Paula, 2007).

Penatalaksanaan yang dianjurkan pada kondisi kegawatdaruratan hernia adalah melalui


perawatan operasi darurat (Williams & Paula, 2007). Di Indonesia, operasi terbuka seperti
laparatomi umumnya dilakukan pada kasus ini.

Laparatomi merupakan jenis operasi bedah mayor yang dilakukan di abdomen. Pembedahan
dilakukan dengan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian
organ abdomen yang mengalami masalah (Potter & Perry, 2010). Terdapat 12,6 % kasus
laporatomi yang disebabkan abses apendikular, usus obstruksi, intusepsi dan gastroschisis (Patil,
2016). Jumlah tidakan pembedahan menempati urutan ke-10 dari 50 pola penyakit di rumah sakit
se-Indonesia dengan persentase 15,7% yang diperkirakan 45% diantaranya merupakan tindakan
bedah laparatomi (DepKes RI, 2011).

Selain itu, prosedur bedah termasuk perbaikan hernia terbuka (herniorrhaphy) juga dilakukan.
Herniorrhaphy melibatkan membuat sayatan di dinding perut, mengganti isi kantung hernia,
menjahit yang lemah jaringan, dan menutup pembukaan. Pada kondisi hernia strangulata
dilakukan reseksi usus atau kolostomi (Williams & Paula, 2007). Pasien dengan operasi bedah
abdomen yang kompleks seperti ini perlu mendapatkan perawatan di ruangan Intensive Care
Unit (ICU). Said (2014) menyebutkan salah satu alasan bagi pasien bedah abdomen dalam
menerima perawatan ICU adalah karena pasien membutuhkan pemantauan yang intensif untuk
menghindari atau mengurang terjadinya komplikasi pasca pembedahan. Selain itu diperlukan
stabilisasi terutama terkait dengan respirasi, kardiovaskular, dan saraf. Pada pasien yang berumur
lanjut lebih berisiko terjadinya komplikasi lanjut dan prosedur pembedahan yang lebih
kompleks, serta periode waktu pemulihan yang lebih panjang seperti pemulihan anastesi dan
stabilisasi homeostasis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hernia adalah suatu penonjolan abnormal organ perut melalui daerah yang lemah (defek) atau
adanya suatu defek kantong, sedang protusi tidak selalu harus ada (Divilio, 1997).
Hernia adalah penonjolan suatu organ didalam abdomen melalui defek atau bagian lemah dari
dinding otot abdominal (Sjamsuhidajat & Jong, 1997).
Hernia adalah kongenital maupun didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh
selain yang bisa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000).
Hernia adalah penonjolan bagian organ atau jaringan melalui lubang abnormal (Dorland, 1998).
Hernia femoralis adalah penonjolan kantong peritonium dibawah tilgamentum inguinalis di
medial dan vena femoralis di lateral (Mansjoer, 2000).
2.1 Klasifikasi
1. Hernia menurut terlihat atau tidaknya (Sjamsuhidajat & Jong, 1997) a. Hernia internal Hernia
internal adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut
(tidak terlihat dari luar).
b. Hernia ekstertnal Hernia eksternal adalah tonjolan yang menonjol keluar dari rongga abdomen
(Benjolan terlihat dari luar).

Anda mungkin juga menyukai