Disusun oleh :
Nur annisa 204201416083
UNIVERSITAS NASIONAL
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya serta kemudahan
yang telah di berikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “asuhan
keperawatan diabetes melitus”. Mengingat bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan perbaikan
makalah selanjutnya. Demikian harapan kami, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................
1.4 MANFAAT PENULISAN……………………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisis Masalah Keperawatan …………………………………………………………..
4.2 Analisis Intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan……………………………….
4.3 Alternatif pemecahan masalah…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
Ulkus diabetikum adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes mellitus pada area kaki
dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit, sampai luka dengan ketebalan
penuh, yang dapat meluas ke jaringan lain seperti tendon, tulang dan persendian, jika ulkus
dibiarkan tanpa penatalaksanaan yang baik akan mengakibatkan infeksi atau gangren. Ulkus
diabetikum disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kadar glukosa darah yang tinggi dan
tidak terkontrol, neuropati perifer atau penyakit arteri perifer (Setiyawan, 2016)
Ulkus diabetikum merupakan suatu bentuk komplikasi kronik diabetes melitus berupa luka
yang terbuka pada permukaan kulit yang disertai dengan kematian jaringan sekitarnya. Ulkus
diabetikum adalah luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya komplikasi
makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, jika lebih lanjut terdapat
luka yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembang menjadi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri aerob dan anaeorob (Windharto, 2007).
Komplikasi ini menyebabkan terjadinya penurunan sensitifitas atau kepekaan kulit, terutama
kaki. Oleh sebab itu, penderita diabetese melitu yang tidak terkontrol kemungkinan tidak ada
merasakan trauma atau luka lecet pada tungkai yang disebabkan oleh bebrapa faktor, seperti
terantuk atau tergores oleh sesuatu, sepatu yang terlalu sempit, menginjak benda yang tajam,
atau berbagai luka lainnya. Luka pada kasus ulkus kaki diabetikum sering tidak kunjung
sembuh, permukaan luka cukup dalam, bengkak, dengan
bau busuk (Soedarsono,2016).
Beberapa gambaran luka pada penderita diabetes melitus dapat berupa bercak-bercak hita
(demopati) selulitis (infeksi kulit dan peradangan), nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka
kronik, luka oval, tepi keputihan), osteomelitis (infeksi pada tulang) dan luka kehitaman dan
berbau busuk (gangren).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah pasien Diabetes Mellitus akan
meningkat hingga melebihi 300 juta pada tahun 2025. Indonesia merupakan Negara dengan
penderita penyakit diabetes mellitus cukup tinggi. Dengan Prevalensi 8,6 % dari total
penduduk, terdapat 4,5 juta pengidap Diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat
menjadi 12,4 juta penderita. Prevalensi penyakit DM di Provinsi Jambi berdasarkan Dinas
Kesehatan
sulitnya melakukan perawatan pada pasien dengan ulkus diabetikum serta tingginya biaya
pengobatan untuk luka ulkus diabetikum, sehingga peneliti berinisiatif memberikan asuhan
keperawatan dengan cairan NaCl 0,9% yang merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk
perawatan luka dengan cara menjaga kelembaban, menjaga granulasi tetap kering, namun
NaCl 0,9% merupakan elektrolit yang kandungan garamnya cukup tinggi namun harganya
yang cukup terjangkau.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia
hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus
gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk kedalam sel. Kegagalan
tersebut terjadi akibat hormone insulin jumlah nya kurang atau cacat fungsi.
(WHO,2016).
B. ETIOLOGI Kalsifikasi
Wagner (1983) dikutip oleh Waspadji. S membagi kerusakan integritas (gangren)
menjadi 5 tingkatan, yaitu:
a. Derajat 0: tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai
kelainan bentuk kaki seperti “claw, callus”
b. Derajat 1: ulkus superfisial terbatas pada kulit
c. Derajat 2: ulkus dalam menembus tendon dan tulang
d. Derajat 3: abses dalam, dengan atau tanpa osteomeilitis
e. Derajat 4: gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis
f. Derajat 5: gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
C. ETIOLOGI
Mekanisme yang bisa menyebabkan resistensi Insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetis tipe II tidak diketahui. Faktor genetic diperkirakan memegang peran dalam proses
terjadinya resistensi insuline. Selain itu terdapat pula faktor-faktor risiko tertentu yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II. Faktor- faktor ini adalah:
1. Obesitas. Obesitas bisa menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh sehingga insulin yang suda ada menjadi berkurang efektif
tahun.
kali didapat selama kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga
Tipe Lain: Defek genetik fungsi sel beta, Defek genetik kerja insulin:
5%-10% penderita diabetes adalah tipe I Kurang lebih 90% hingga 95%
tipe umum nya di sebabkan oleh obesitas dan kekurangan olahraga factor
Suddarth’s, 2016).
D. PATOFISIOLOGI
Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan
khususdan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak
insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan maka
jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadilah DM tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin
yang merupakan cirri khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin dengan
jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Poliuri
b.Polydipsia
sel .Akibat dari dehidrasi se mulut menjadi kering dan sensor hausteraktivasi
c.Poliphagia
rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak
makan (poliphagia).
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka
4 Pathway
5 MANIFESTASI KLINIS
Ulkus diabetikum akibat mikriangio patik disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan
biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal. Proses mikro angipati menyebabkan
sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan gejala
klinis 5 yaitu:
a.Pain (nyeri)
b.Paleness (kepucatan)
c.Paresthesia (kesemutan)
d.Pulselessness (denyut nadi hilang) e.Paralysi
s(lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
a.StadiumI:asimptomatis atau gejala tidakkha (kesemutan)
b.Stadium II: terjadi klaudi kasio intermiten
A. Pengkajian
I. Data Demografi
A. Biodata
Nama : Ny. S
Usia : 61 th
Tanggal lahir : 13-10-1959
Jenis kelamin : perempuan
Alamat :Villa mutiara Bogor
Suku/bangsa : Sunda/ Indonesia
Status penikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medik :Diabetes Mellitus
No. Medical Record : 001.01.2021.3456
Tanggal Masuk :14-01-2021
Tanggal pengkajian :14-01-2021
Therapy medik :
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. B
Usia : 28 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan klien : Menantu
II. Keluhan Utama
klien mengeluh luka pada ibu jari kaki kanannya yang tak kunjung
sembuh dan semakin besar lukanya. Klien mengatakan takut jika lukanya
tidak kunjung sembuh maka harus di amputasi.
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
klien mengatakan sebulan yang lalu awalnya dia tidak sengaja
menginjak batu krikil kecil saat berjalan kemudian menjadi luka. Luka
sudah sempat kering kemudian ada tetangga yang menyarankan untuk
menggunakan gamat agar semakin cepat sembuh lukanya. Tetapi saat
setelah menggunakan gamat lukanya malah terbuka, klien langsung
mengunjungi dokter terdekat dan diberikan salep. Setelah
menggunakan salep luka tidak kunjung sembuh dan malah semakin
besar lukanya dalam jangka waktu 3 hari,
B. Riwayat kesehatan lalu
klien mengatakan mempunyai riwayat diabetes mellitus selama
13 tahun terakhir dan hipertensi 2 tahun terakhir.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Ayah klien menderita diabetes mellitus, sementara anggota
keluarga lainnya tidak ada yang sama dengan penyakitnya dengan
klien.
IV. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan orang terdekatnya adalah suaminya, klien mengikuti
perkumpulan pengajian ibu – ibu disekitar kompleknya, keadaan rumah
baik, tidak ada bising ataupun banjir, jika memiliki masalah biasanya klien
bercerita pada suaminya kemudian baru ke anaknya untuk membicarakan
masalahnya agar dapat diatasi, interaksi keluarga juga baik. Persepsi klien
tentang penyakit yang diderita bahwa klien harus lebih berhati – hati lagi
dan lebih peduli dengan kesehatannya.
V. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan dirinya rajin sholat 5 waktu dan sering dijadikan guru
mengaji oleh ibu – ibu sekitar kompleknya.
VI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien
Kedaan umum baik, cara berpakaian dan penampilan sesuai, TB:165
CM, BB:50kg, gaya berjalan normal
B. Tanda – tanda vital
TD:130mmHg, N:97x/menit, R:19x/menit,S:36,6
C. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak sesak, irama nafas teratus, tidak
menggunakan alat bantu nafas
D. Sistem kardiovaskuler
tidak ada keluhan, kesadaran composmetis, tidak ada kelainan
pada kuku, capilarryrefil.< 3 detik.
E. Sistem pencernaan
Tidak ada keluhan, sclera anikterus
F. Sistem indera
1. Mata
Fungsi penglihatan baik
2. Hidung
Fungsi penciuman baik
3. Telinga
Fungsi pendengaran baik
G. Sistem saraf
Status mental baik, GCS 15
H. Sistem muskuloskletal
Bentuk kepala normal, kaki normal, tangan normal
I. Sistem integumen
terdapat luka pada ibu jari kaki kanan klien, luka berukuran sekitar 20
cm, dengan kedalaman luka stage 4, tepi luka samar tidak terlihat
jelas, goa kurang dari 2 cm diarea manapun, tipe eksudat purulent dan
jumlahnya banyak, warna sekitar kulit luka berwara merah gelap,
terdapat pitting edema kurang dari 4cm disekitar luka, tidak ada
jaringan granulasi dan epitelisasi kurang dari 25%.
J. Sistem endokrin
Normal
K. Sistem perkemihan
Normal
L. Sistem reproduksi
Wanita sudah
menopause
M. Sistem imun
Tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat - obatan
VII. Aktivitas Sehari – hari
A. Nutrisi
Selera makan baik dengan frekuensi 3x sehari,menu makanan beragam
menghindari makanan manis dan selalu berdoa sebelum makan
B. Cairan
Klien minum 2ltr sehari jenis minuman air putih dan teh tawar
C. Eliminasi
BAK 3-5 x/hari, BAB 1x/hari dipagi hari dengan konsistensi
padat lunak
D. Istirahat tidur
Klien terbiasa tidur malah 8 jam, dan tidak suka tidur siang
E. Olahraga
klien mengatakan biasanya suka berjalan keliling komplek namun
sudah sejak lama tidak dilakukannya akibat pandemic yang
mengharuskan dirinya untuk tetap dirumah saja.
F. Rokok/alcohol
Klien tidak merokok dan tidak minum alkohol
G. Personal hygiene
Klien mandi 2x sehari, keramas 4x dalam seinggu, dan
menyikat gigi 2kali setiap hari
H. Aktivitas/mobilitas fisik
klien merupakan ibu rumah tangga yang kegiatan sehari –
harinya mengurus suami dan bermain dengan cucunya. Setiap
minggu sore klien engaji di masjid bersama ibu komplek.
I. Rekreasi
Klien biasanya menonton tv dan bermain bersama cucunya.
VIII. Tes Diagnostik
hemoglobin 11,8 gr% leukosit 13.890/mm3 trombosit
423.000/mm3 hematokrit 36% albumin 3,6mg% GDS 360.
IX. Theraphy Saat Ini
Glimepiride 1mg 1x/hari
namnesa
b. Implementasi
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. s dan kemudian dilakukan analisa data
klien untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien serta menegakkan
diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh dari hasil analisa data adalah
sebagai berikut: 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi
fisik. 2. Nyeri akut ditandai dengan agen cedera fisik 3.Resiko infeksi ditandai
dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma jaringan)
Kerusakan integritas kulit sebagai masalah yang diprioritaskan. Kemudian
dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Setelah dilakukan implementasi
keperawatan, Ketiga diagnosa yang diperoleh tidak dapat diatasi secara tuntas,
dengan intervensi untuk setiap diagnosa. Masalah kerusakan integritas kulit belum
teratasi dan intervensi dilanjutkan melalui peran keluarga. Masalah yang dapat
teratasi adalah pencegahan kerusakan integritas kulit, pengurangan gangguan rasa
nyaman nyeri, serta penurunan resiko infeksi dengan evaluasi.
Observasi:
Observasi:
5.1 SIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. S dan kemudian dilakukan analisa data
klien untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien serta menegakkan
diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh dari hasil analisa data adalah
sebagai berikut:
3.Resiko infeksi ditandai dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak
utuh, trauma jaringan) Kerusakan integritas kulit sebagai masalah yang
diprioritaskan. Kemudian dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Setelah
dilakukan implementasi keperawatan, Ketiga diagnosa yang diperoleh tidak
dapat diatasi secara tuntas, dengan intervensi untuk setiap diagnosa. Masalah
kerusakan integritas kulit belum teratasi dan intervensi dilanjutkan melalui
peran keluarga. Masalah yang dapat teratasi adalah pencegahan kerusakan
integritas kulit, pengurangan gangguan rasa nyaman nyeri, serta penurunan
resiko infeksi dengan evaluasi.
5.2 SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
diabetikum dan prosedur penangan yang efektif melalui pelatihan dan seminar
keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum. Dan juga diharapkan perawat
Allison, Michael., & Kaye, Jude. (2008). Strategic Planning for Nonprofit
Organizations A Practical Guide for Dynamic Times Third Edition.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 volume 2. Jakarta EGC
Hans Tandra, (2009). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang
diabetes tanya jawab lengkap dengan ahlinya. Jakarta :
Gramedis Pustaka Utama
1. Kompetensi dan pengalaman tenaga kesehatan (karena dokter memiliki latar belakang,
kepercayaan, dan kompetensi sendiri dalam memilih merawat luka)
2. Kondisi pasien
3. Kondisi lokal luka
4. Kriteria dan jenis dresing
5. Tujuan dan manfaat pemberian balutan
B. Kriteria dan tujuan Dressing yang ideal Balutan luka yang ideal seharusnya memenuhi hal-
hal berikut ini :
1. Mempercepat proses penyembuhan luka
2. Memungkinkan pertukaran gas
3. Memberikan barrier
4. Tidak meningkatkan infeksi
5. Tidak menyebabkan infeksi
6. Nyaman dipakai
7. Tidak mengganggu fungsi tubuh
8. Dapat beradaptasi pada bagian-bagian tubuh
9. Mengupayakan pengangkatan eksudat dan benda asing tanpa menimbulkan trauma terhadap
jaringan baru
10. Cost-effective