Kelompok 1
Disusun Oleh :
1. Dwi Sukma Waty (204201416151)
2. Gita Gartika (204201416144)
3. Melia Fitriani (204201416014)
4. Nur Oktavia (204201416036)
5. Sukmawati (204201416036)
6. Vina Nursinta (204201416015)
7. Yulia Asri Saputri (204201416130)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Millya Helen, M.Kep
selaku dosen Konsep dasar keperawatan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisis Masalah Keperawatan …………………………………………………………..
4.2 Analisis Intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan……………………………….
4.3 Alternatif pemecahan masalah…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi urin, kerja insulin atau keduanya.
Diabetes melitus yaitu gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika
telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik, penyakit vaskular mikroangiopati
dan neuropati (Price & Wilson, 2006)
Peran perawat sangatlah penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah ulkus diabetikum. Asuhan keperawatan yang profesional
diberikan melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
penetapan diagnosa, pembuatan intervensi, implementasi keperawatan, dan
mengevaluasi tindakan keperawatan
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat asuhan keperawatan untuk pasien diabetes melitus
1.3 Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat menentukan cara pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi asuhan keperawatan diabetes mellitus.
Penulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan Ulkus Diabetikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Ulkus adalah luka yang terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus adalah
kematian jaringan yang luas dan disertai infasif kuman suprofit. Adanya kuman suprofit
tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala
klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010). Ulkus
diabetikum adalah luka yang disebabkan akibat kurang kuatnya elastisitas kulit yang
disebabkan oleh gangren pada kulit dari reaksi kadar gula sehingga menimbulkan rusaknya
jaringan kulit dan terjadinya ulkus pada penderita Diabetes Mellitus (suyono S, 2006).
2. Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya Ulkus Diabetikum menjadi faktor endogen
dan ekstrogen
a. Faktor endogen :
a) Genetik, metabolik
b) Angiopati diabetik
c) Neuropati diabetik
b. Faktor ekstrogen :
a) Trauma
b) Infeksi
c) Obat
Faktor utama yang berperan pada timbulnya Ulkus Diabetikum adalah angipati, neuropati
dan infeksi. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi
nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa uang mengakibatkan
terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi
pada otot kaki sehingga meribah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki klien.
Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan
merasa sakit pada tungkainya sesudah berjalan pada jarak tertentu. Adanya angiopati akan
menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotik sehingga
menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh (Levin, 1993) infeksi sering merupakan
komplikasi yang menyertai ulkus diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau
neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuha ulkus
diabetikum (Askandar, 2001).
3. Patofisiologi
Penyakit diabetes membuat gangguan melalui gangguan pada pembuluh darah diseluruh
tubuh, disebut anggio dibetiku. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan
pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) disebut makroangiopati dan pada pembuluh
darah halus (mikrovaskuler) disebut mikroangiopati. Ulkus Diabetikum terdiri dari kavitas
sentral biasanya lebih besar dibanding pintu masuknya, dikelilingi kaki keras dan tebal.
Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemi yang berefek
terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Dengan tekanan mekanik
terbentuk keratin keras pada daera kaki yang mengalami beban terberat neuropati sensoris
perifer memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan
jaringan dibawah area kalus. Selanjunya terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya
ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan penyembuhan
luka abnormal menghalangi resolusi. Mikroorganisme masuk mengadakan kolonisasi
didaerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan space infektion. Akhirnya sebagai
konsekuensisistem imun abnormal, bakterial dibersihkan dan infeksi menyebar ke jaringan
sekitarnya.
4. Manifestasi Klinis
Ulkus Diabetikum akibat mikro angiopati disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis,
daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba
pulsasi arteri pada bagian distal. Proses mikro angiopati menyebabkan sumbatan pembuluh
darah, sedangkan secara akut emboli memberi gejala klinis 5 P yaitu :
a. Pain (nyeri)
b. Palanes (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralilysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine :
a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan)
b. Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
c. Stadium III : timbulnya nyeri saat istirahat
d. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus) (International
Working Group on the Diabetic Foot,2011)
1) Film Dressing
Bentuk Semi-permeable primary atau secondary dressings, clear polyurethane yang
disertai perekat adhesive, conformable, anti robek atau tergores, tidak menyerap eksudat,
dapat digunakan sebagai bantalan untuk pencegahan luka dekubitus, pelindung sekitar luka
terhadap maserasi, berfungsi sebagai pembalut luka pada daerah yang sulit,
pembalut/penutup pada daerah yang diberi terapi salep, sebagai pembalut sekunder,
transparan, bisa melihat perkembangan luka, dapat breathable, tidak tembus bakteri dan air,
pasien bisa mandi, memiliki indikasi: luka dengan epitelisasi, low exudate, luka insisi.
Jenis modern dressing ini memiliki kontraindikasi berupa luka terinfeksi, eksudat banyak.
Contoh: Tegaderm, Op-site, Mefilm.
2) Hydrocolloid
Memiliki kandungan pectin, gelatin, carboxymethylcellulose dan elastomers.
Memiliki fungsi autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough. Bersifat
occlusive yaitu hypoxic environment untuk mensupport angiogenesis, waterproof,
digunakan untuk luka dengan eksudat minimal sampai sedang, dapat menjaga kestabilan
kelembaban luka dan sekitar luka, menjaga dari kontaminasi air dan bakteri, bisa
digunakan untuk balutan primer dan balutan sekunder, dapat diaplikasikan 5 – 7 hari serta
memiliki indikasi: luka dengan epitelisasi, eksudat minimal dan kontraindikasi: luka yang
terinfeksi atau luka grade III-IV. Contoh: Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel.
3) Alginate
Terbuat dari rumput laut, membentuk gel diatas permukaan luka, mudah diangkat
dan dibersihkan, bisa menyebabkan nyeri, membantu untuk mengangkat jaringan mati,
tersedia dalam bentuk lembaran dan pita, kandungan calsium dapat membantu
menghentikan perdarahan. Alginate digunakan pada fase pembersihan luka dalam maupun
permukaan, dengan cairan banyak, maupun terkontaminasi karena dapat mengatur eksudat
luka dan melindungi terhadap kekeringan dengan membentuk gel serta dapat menyerap
luka > 20 kali bobotnya. Bersifat tidak lengket pada luka, tidak sakit saat mengganti
balutan, dapat diaplikasikan selama 7 hari serta memiliki indikasi dapat dipakai pada luka
dengan eksudat sedang sampai dengan berat seperti luka decubitus, ulkus diabetik, luka
operasi, luka bakar deerajat I dan II, luka donor kulit. Dengan kontraindikasi tidak bisa
digunakan pada luka dengan jaringan nekrotik dan kering. Contoh : Kaltostat, Sorbalgon,
Sorbsan.
4) Foam Dressing
Digunakan untuk menyerap eksudat luka sedang dan sedikit banyak, tidak lengket
pada luka, menjaga kelembaban luka, menjaga kontaminasi serta penetrasi bakteri dan air,
balutan dapat diganti tanpa adanya trauma atau sakit, dapat digunakan sebagai balutan
primer / sekunder, dapat diaplikasikan 5-7 hari, bersifat non-adherent wound contact layer,
tingkat absorbsi yang tinggi, semi-permeable dengan indikasi pemakaian luka dengan
eksudat sedangsampai dengan berat. Dressing ini memiliki kontraindikasi tidak bisa
digunakan pada luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam. Contoh: Cutinova,
Lyofoam, Tielle, Allevyn, Versiva.
BAB III
LAPORAN KASUS KELOLAAN KASUS UTAMA
3.1 Pengkajian
I. Data Demografi
A. Biodata
Nama : Ny. S
Usia : 61 th
Tanggal lahir : 13-10-1959
Jenis kelamin : perempuan
Alamat :Villa mutiara Bogor
Suku/bangsa : Sunda/ Indonesia
Status penikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medik :Diabetes Mellitus
No. Medical Record : 001.01.2021.3456
Tanggal Masuk :14-01-2021
Tanggal pengkajian :14-01-2021
Therapy medik :
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. B
Usia : 28 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan klien : Menantu
3.2 Analisa Data dan Masalah Keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Luka yang terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus adalah
kematian jaringan yang luas dan disertai infasif kuman suprofit. Adanya kuman suprofit
tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik
dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus diabetikum adalah luka yang
disebabkan akibat kurang kuatnya elastisitas kulit yang disebabkan oleh gangren pada kulit
dari reaksi kadar gula sehingga menimbulkan rusaknya jaringan kulit dan terjadinya ulkus
pada penderita Diabetes Melitus.
Peran perawat sangatlah penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah ulkus diabetikum. Asuhan keperawatan yang profesional diberikan melalui
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa, pembuatan
intervensi, implementasi keperawatan, dan mengevaluasi tindakan keperawatan
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Perawat
Penulis berharap dengan memberikan asuhan keperawatan khususnya dalam
penyembuhan luka pada penderita Diabetes Melitus, Tenaga kesehatan dapat termotivasi
melakukan tindakan perawatan luka dengan baik pada penderita Diabetes Melitus
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai bagian dari referensi kepustakaan dalam hal
pengembangan ilmu keperawatan khususnya yang berhubungan dengan penyakit
diabetes mellitus dan dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan belajar mengajar
tentang asuhan keperawatan khususnya pada pasien diabetes mellitus.
5.2.3 Bagi Klinik Wocare Centre
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai masukan, evaluasi, penanganan yang
diperlukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya untuk asuhan
keperawatan pada pasien diabetes mellitus.
ASUHAN KEPERAWATAN
Edukasi :
3 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4 Anjurkan mengkonsumsi makanan TKTP
5 Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri