NISRINA
NIM 13404319036
NISRINA
NIM 13404319036
ii
KATA PENGANTAR
junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita
Ilmiah disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir
semua pihak, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
Karya Tulis Ilmiah ini. Selain itu penulis juga turut menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
i
2. Wadir l, Wadir ll, dan Wadir lll Akademi Keperawatan Kesdam
3. Penguji l dan penguji ll, yang telah memberikan masukan dan saran
Ilmiah ini.
Penulis
ii
Daftar Isi
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR SKEMA
i
DAFTAR LAMPIRAN
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau sering disebut
akibat tekanan telapak kaki yang mempermudah merebak nya luka ulkus,
disertai adanya kuman saprofit yang membuat luka ulkus tersebut berbau.
Data WHO 2021, Ulkus kaki diabetik 19% dan 34% kekambuhan
dalam 3 tahun, dan 65% dalam 5 tahun sekitar 20% dari infeksi kaki
2
berkembang pada 50% - 60% ulkus dan merupakan patologi utama yang
meningkat dari tahun sebelumnya 2014 yang berjumlah 9,116 juta (IDF,
2015).
angka tersebut meningkat pada tahun 2018 menjadi 2,5%. Data surve lain
ke-2 setelah hipertensi dengan jumlah kasus 644.092 orang. Dari 64.092
dan 22.946 kasus adalah diabetes tipe 1 serta 6.982 kasus diabetes
gestasional. Serta jumlah kasus diabetes pada usia 20-44 tahun sebanyak
10.567 kasus dan paling banyak kasus adalah wanita (Dinas Kesehatan
Aceh,2018).
diabetic, ulkus kaki terjadi karena diabetik yang tidak sembuh sehingga
dan gangguan sirkulasi. Ulkus diabetik rentan terjadi pada kasus DM type
sel jaringan di dalam tubuh tidak dapat mengenali insulin yang diproduksi.
Saat saraf pada anggota gerak bawah rusak maka bagian tersebut akan
sensasi apapun bahkan saat menginjakkan benda tajam atau saat kakinya
terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan cara diet dan pola makan,
olahraga, dan tidak merokok, serta dengan terapi metode ozone bagging,
kantong ozone dan membungkus ulkus pada kaki dan memompa aliran
dalam tubuh melalui kulit, metode terapi ozone bagging ini menggunakan
dirawat sebuah campuran ozone atau oksigen dipompa ke dalam tas dan
campuran yang diserap ke dalam tubuh melalui kulit, efek ozone terhadap
skoring BWAT 18,7 dan pada kelompok kontrol semua responden pada
Hal ini juga di dukung oleh penelitian Widodo, Susilo & Kurniawan,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Pasien
Kesehatan
3. Penulis
yang diperoleh pada situasi nyata terkait terapi ozone bagging dalam
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
a. Pengertian
b. Etiologi
1) Usia
2) Riwayat keluarga
3) Aktivitas fisik
4) Tekanan darah
8
5) Stres
6) Obesitas
c. Patofisiologi
d. Manifestasi Klinis
perhatian adalah:
1) Keluhan klasik
c) Banyak makan
e. Penatalaksanaan
ketoasidosis.
genetik.
setelah melahirkan.
g. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 1
Pemeriksaan penunjang
mg/dl).
a. Pengertian
b. Etiologi
tekanan pada plantar), gender laki-laki, usia tua, kontrol gula darah
perawatan kaki.
c. Patofisiologi
menjadi infeksi yang luas. faktor aliran darah yang kurang juga akan
d. Penatalaksanaan
kekambuhannya.
1. Debridement
2. Dressing
misalnya gel Vulnamin yang terbuat dari asam amino dan asam
3. Off-loading
deformitas.
4. Terapi medis
neuropati DM.
5. Terapi adjuvan
yang rusak pada ulkus diabetik termasuk mengganti kulit dari sel-
tercatat.
6. Manajemen bedah
e. Manifestasi Klinis
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
yaitu:
1. Pain (nyeri)
18
2. Paleness (kepucatan)
3. Paresthesia (kesemutan)
5. Paralysis (lumpuh)
1. Stadium I
2. Stadium II
nyeri yang terjadi dikarenakan sirkulsi darah yang tidak lancar dan
3. Stadium III
4. Stadium IV
f. Klasifikasi
19
yaitu:
1. Superficial Ulcer
2. Deep Ulcer
(dengan goa).
3. Gangren
g. Pemeriksaan Penunjang
a. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan Data
lainnya.
b. Identitas penderita
c. Keluhan utama
mengatasinya.
g. Riwayat psikososial
h. Pemeriksaan Fisik
c) Sistem integumen
d) Sistem pernafasan
e) Sistem kardiovaskuler
kardiomegalis.
f) Sistem gastrointestinal
abdomen, obesitas.
g) Sistem urinary
h) Sistem muskuloskeletal
ekstremitas.
i) Sistem neurologis
(2) Urine
urine hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata
(++++).
b. Diagnosa Keperawatan
adalah :
berikut:
25
darah.
c. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2
Intervensi Keperawatan dengan Ulkus Diabetikum
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) ( NIC)
1 2 3 4
1 Gangguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi.
perifer berhubungan dengan selama 3 x 24 jam diharapkan sirkulasi 2. Ajarkaan klien tentang faktor-faktor yang dapat
melemahnya /menurunnya perifer tetap normal. meningkatkan aliran darah : tinggikan kaki
aliran darah ke daerah Dengan kriteria hasil : sedikit lebih rendah dari jantung, hindari
gangren akibat adanya 1. Denyut nadi perifer teraba kuat dan penyilangan kaki, hindari balutan ketat, hindari
obstruksi pembuluh darah reguler penggunaan bantal dibelakang lutut dan
dan anemia. 2. Warna kulit skitar luka tidak pucat dan sebagainya.
sianosis 3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko
3. Kulit sekitar luka teraba hangat berupa : hindari diet tinggi kolesterol, teknik
4. Tidak terjadi edema dan luka tidak relaksasi
tambah parah 4. Pantau ttv
5. Inspeksi alat balutan, perhatikan jumlah dan
karakteristik balutan.
6. Pantau pemeriksaan gula darah
7. Berikan obat sesuai indikasi
2 Gangguan integritas jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses
berhubungan dengan adanya selama 3 x 24 jam diharapkan tercapainya penyembuhan
ganggren pada ekstremitas proses penyembuhan luka. 2. Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan
Dengan kriteria hasil : luka secara absektif menggunakan larutan yang
27
1. Berkurangnya edema sekitar luka tidak iriatif, angkat sisa balutan yang menempel
2. Pus dan jaringan berkurang pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
3. Adanya jaringan granulasi 3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin.
4. Bau busuk luka berkurang 4. Pemeriksaan gula darah
5. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
3 Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Kaji adanya tanda – tanda adanya penyebaran infeksi
berhubungan dengan kadar gula 3x24 jam diharapkan tidak terjadi penyebaran pada luka
yang tinggi infeksi. 2. Pertahankan teknik aseptik bila mengganti balutan
Dengan kriteria hasil : 3. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu
1. Tidak ada tanda – tanda infeksi menjaga kebersihan selama perawatan
2. Keadaan luka baik dan kadar gula dalam 4. Inspeksi balutan dan luka
darah normal 5. Perhatikan karakteristik luka
3. Ttv normal 6. Lakukan perawatan luka secara aseptik
7. Ajarkan kepada pasien untuk menaati diet, latihan
fisik dan pengobatan yang ditetapkan
8. Kolaborasi pemberian antibiotik insulin
9. Observasi hasil GDS
4 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Berikan perawatan luka secara teratur
berhubungan dengan selama 3x24 jam diharapkan tidak ada 2. Inspeksi area luka, bersihkan, keringkan dan tutup
kelemahan dan luka pada gangguan mobilitas fisik . kembali dengan balutan
ekstremitas dengan kriteria hasil : 3. Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang
1. Menyatakan pemahaman individual dan sakit dan yang tidak sakit mulai secara dini
tindakan keamanan 4. Dorong latihan aktif atau isometrik untuk paha atas
2. Menunjukan keinginan berpartisipasi dalam dan lengan atas
aktivitas 5. Instruksikan klien untuk berbaring dengan posisi
3. Mempertahankan posisi fungsi tengkurap sesuai toleransi 2x sehari sehari dengan
4. Ttv dalam batas normal bantal dibawah abdomen
6. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh adanya
gangren di ekstremitas bawah
7. Dorong partisipasi pada aktifitas terapeutik dan
rileksasi
8. Bantu dan dorong perawatan diri
9. Berikan atau bantu dalam mobilisasi dengan kursi
roda
28
Sumber : Wijaya & Putri, 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) Bengkulu, maret 2013.
29
d. Implementasi keperawatan
1) Pengobatan
antara lain:
4) Luka nekrotik
e. Evaluasi keperawatan
1. Pengertian Luka
tingginya kadar gula dalam darah, sakit saraf, sirkulasi yang buruk,
yang terjadi pada hari ke 3 atau sampai hari ke 5, fase poliferasi yang
terjadi pada hari ke 2-24 dan fase maturasi terjadi hari ke 24 hingga 1
ulkus diabetikum terdiri dari 2 faktor yaitu faktor endogen dan eksogen.
suatu kelainan pada urat saraf akibat dari diabetes melitus akibat kadar
gula dalam darah yang tinggi dapat merusak urat saraf penderita dan
kerusakan saraf yang dapat mengubah cara jalan klien. Kaki depan
lebih banyak menahan berat badan sangat rentan terhadap luka tekan.
panas, rasa tebal di telapak kaki, kram, badam sakit semua terutama
vitamin (terutama vitamin A dan C), mineral renik zink dan tembaga.
jamur.
luka yang semula tebal, keras dan merah, menjadi tipis, lebih
sulit dijangkau.
b. Periksa bagian dari kuku jari, lihat ada tidaknya kuku yang tumbuh
c. Periksa bagian kulit di bagian sela – sela jari (dari ujung sapai
pangka jari), amati apakah ada bagian kulit yang retak, luka,
d. Periksa pada bagian telapak kaki apakah ada luka, kalus (kaalan),
a. Jenis luka
1) Luka akut yaitu berbagai jenis luka edah yang sembuh melalui
fisiologis.
3) Type penyembuhan
kemudian.
infeksi.
4) Kehilangan Jaringan
jaringan kulit.
dermis.
tulang.
mungkin ada.
38
5) Penampilan Klinik
dan slough.
peningkatan exudate.
f) Lokasi
6) Ukuran Luka
berterowongan.
jam. Bagian atas luka (jam 12) adalah titik kearah kepala
jam 6, lebar dapat diukur dari sisi ke sisi atau dari jam 3 –
jam 9.
1. Pengertian
kulit luar mikrooragnisme tersebut yang terdiri dari susunan ikatan tak
penyembuhan luka, misalnya luka bakar, infeksi, jamur dan lesi radiasi,
(Pressman, 2011).
4. Cara penatalaksanaan terapi ozone bagging & Cara kerja terapi ozone
bagging
cairan non toksik (NaCL 0,9%) dan bersihkan ulkus kaki dari eksudat
tombol power.
selesai terapi.
43
spesifik.
penyembuhan luka.
antioksidan.
BAB III
METODE PENULISAN
framework:
pembanding.
2. Kata kunci
Kata kunci yang digunakan dalam literature review ini yaitu pasien
penyembuhan luka.
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder yang
Sumber data sekunder ang didapat berupa artikel atau jurnal yang
Tabel 2
jurnal yang dipublikasi dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria
Intervention (n=4)
- Modern Dressing (n=2)
- Daun Sirsak (n= 1)
Seleksi jurnal 10 tahun terakhir, - Air Umbi bidara upas (n=1)
dan menggunakan bahasa
Indonesia & Inggris Comparation (n= 1)
- Modern dressing dan ozon
N = 16 bagging (n=1)
Outcome (n=1)
- Penurunan koloni
bakteri, percepatan
Seleksi judul dan duplikat
proses penyembuhan
N = 15 luka (n=1)
Excluded (n=0)
- Rumusan dan tujuan penelitian
Jurnal akhir yang dapat
tidak sesuai (n=0)
dianalisa sesuai rumusan
masalah dan tujuan
N=5
50
Tabel 3
Daftar Artikel Pencarian
Metode (Desain,
Volume,
No Author Tahun Judul sampel, variabel, Hasil penelitian Database
Angka
instrument, analisis)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sri temu, 2020 Vol. 10, Proses D : Quasy Hasil menunjukkan kelompok Google
Untung No. 2 penyembuhan Experimental design intervensi skor BWAT pretest scholar
Sujianto, ulkus diabetik S : Total sampling, 38,07 dan posttest 18,47.
Muhammad melalu terapi sebanyak 30 Kelompok kontrol skor BWAT
Nur ozon bagging responden pretest 40,0 dan posttest
V: Proses 29,33. Hasil uji statistik
penyembuhan luka kelompok intervensi kategori
ulkus diabetikum, terapi regnerasi 100%. Perbedaan
ozon bagging proses penyembuhan ulkus
I : pengkajian luka diabetik pada kelompok
BWAT (Bates-Jenses intervensi dan kelompok
Assessment Tool) kontrol dengan nilai sognifikasi
A : Mann Whitney dan p value 0.001 (p <0,05).
Wilcoxon Signed- Terdapat perbedaan pengaruh
Rank Test yang signifikasi terapi ozon
bagging terhadap proses
penyembuhan ilkus kaki
diabetik.
52
3.Devi Mediarti, 2018 Vol.4, Home care by D : metode kuantitatif Hasil yang didapatkan Google
Hidayat Arifin No. 3. ozone bagging dan kualitatif mix menunjukkan bahwa hasil scholar
towards diabetic method design. rata-rata sebelum dilakukan
foot ulcers S : purpose 36,21 dengan SD = 4,076 dan
healing sampling, dengan sesudah perlakuan 37,17
42 sampel dengan SD = 4,316.
V : ozone bagging, Perawatan di rumah dengan
diabetic foot ulcers perawatan luka ozon bagging
healing. berpengaruh pada
I : kuantitatif dan penyembuhan luka pasien
kualitatif diabetes ulkus kaki (p =
A : analisis paired test 0,026). semua peserta
and qualitative used mengungkapkan perasaan
non statistical. sangat puas. Oleh karena itu,
perlu mengembangkan
penelitian lebih lanjut, dengan
mengembangkan intervensi
dalam beberapa kelompok.
Sehingga dapat menilai
efektivitas pengantongan
ozon untuk penyembuhan
ulkus kaki diabetik.
4. Tulus Rahayu 2016 Vol.4, Pengaruh terapi D : Pre-experimental Hasil yang didapatkan Google
Widodo, Cipto No. 1. ozone bagging design dengan menunjukkan bahwa scholar
Susilo, Hendra terhadap pendekatan pretest- dilakukan uji wilcoxon
Kurniawan penyembuhan postest one group didapatkan nilai P Value =
luka pada design 0,011 p <0,05 berarti H1
pasien ulkus S : quota diterima. Artinya ada
diabetikum sampling, dengan pengaruh terapi ozone
dirumah luka 8 sampel terhadap penyembuhan luka
nirmala V : pengaruh terapi pasien ulkus diabetikum di
kecamatan ozone bagging dan Rumah Luka Nirmala
puger penyembuhan luka Kecamatan Puger kabupaten
kabupaten pasien ulkus jamber. Berdasarkan nilai
jamber diabetikum. yang sering muncul juga
I : pengkajian luka didapatkan penurunan dari
BWAT (Bates-Jenses nilai 3 menjadi 2. Dalam
Assessment Tool) masing-masing keparahan
A : analisa bivariat luka yang ada terjadi
penurunan skor disetiap
keparahan luka,semakin
turun tingkat skor pada
isntrumen BWAT maka
semakin baik tingkat
keparahan luka. Dinyatakan
bahwa keparahan luka
mengalami regenerasi luka,
maka terdapa penyembuhan
luka yang bermakna setelah
diberi perlakuan terapi ozon
bagging.
55