TAHUN AJARAN
2021/2022
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayahnya, kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Yayu Nurul Hizqiyah, S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen
Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan atas bimbingan beliau kepada kami.
Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat serta dapat memberi pengetahuan
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Pada
kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan dalam melengkapi teori untuk menyelesaikan penulisan proposal penelitian
ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
“Asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan masalah Ketidakstabilan
kadar gula darah.”
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup
hormon insulin pengatur gula darah atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah,
adalah efek umum diabetes yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan serius pada banyak
sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah. Diabetes adalah salah satu dari empat
penyakit tidak menular utama (NCD) dan prevalensi globalnya terus meningkat dalam
beberapa tahun terakhir. Di Wilayah Pasifik Barat saja, diperkirakan 131 juta orang
(prevalensi 8,4%) hidup dengan diabetes pada tahun 2014 (WHO, 2021).
Capaian pelayanan penderita Diabetes Mellitus sesuai standar sudah mencapai target yang
ditetapkan, capaian Provinsi Lampung Tahun 2019 sebesar 129,02%. Terdapat kabupaten
5
yang capaiannya masih jauh dari standar atau dibawah 70%, yaitu Lampung Timur,
Lampung Tengah, Way Kanan, dan Pesawaran. Alasan tidak tercapainya target SPM ini
kurang lebih sama dengan indikator SPM penyakit tidak menular lainnya. Oleh karena itu
perlu diperkuat kegiatan advokasi dan sosialisasi SPM bidang kesehatan, perencanaan dan
pembiayaan, temasuk kapasitas SM dalam tatalaksana kasus, pelaksanaan, dan evaluasi
SPM secara berkala (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan masalah Ketidakstabilan kadar gula darah.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2.Etiologi
Penyebab diabetes melitus dibagi sesuai dengan tipe diabetes melitus,
sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes ini disebabkan kenaikan kadar guladarah karena kerusakan sel beta pankreas
sehingga produksi insulin tidak ada sama sekali.
Insulin adalah homogen yang dihasilkan oleh pankreas untuk mencerna gula dalam darah.
Penderita diabetes tipe 1, membutuhkan asupan insulin dari luar tubuhnya
2. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin yang
rendah oleh kelenjar pankreas
3. Diabetes mellitus Gestasional
Diabetes ini disebabkan kenaikan gula darah pada masa kehamilan.
2.1.3.Patofisiologis
Patofisiologis penyakit diabetes sesuai dengan tipe diabetes, sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Pencernaan mengubah makanan menjadi glukosa, kemudian glukosa masuk kedalam aliran
7
darah yang menyebabkan pankreas menghasilkan sedikit insulin atau tidak sama sekali
sehingga insulin yang masuk kedalam aliran darah sedikit atau tidak sama sekali, akhirnya
glukosa menumpuk didalam aliran darah karena tidak bisa diolah menjadi energi akibat
kekurangan insulin.
2. Diabetes Melitus tipe 2
Faktor hereditas dan faktor lainnya yang menyebabkan resistensi insulin seperti keadaan
obesitas, sehingga otot tidak mampu menggunakan glukosa karena resistensi insulin, insulin
tersebut dikeluarkan oleh pankreas ke peredaran darah, akhirnya otot tidak
mampu menggunakan glukosa karena resistensi insulin
3. Diabetes mellitus Gestasional
Gangguan ini biasanya terjadi pada minggu ke 24 kehamilan dan kadar gula akan kembali
normal setelah persalinan
2.1.5.Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus, yaitu :
1. Poliuria, karena kadar gula darah diatas normal, tubuh akan mengeluarkan gula dalam
darah melalui ginjal. Gula disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dari tubuh memalui urin.
2. Polidipsi, karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang
berlebihan sehingga banyak minum.
3. Polipagia, karena gula darah yang tinggi sehingga menyebabkan nafsu makan yang
meningkat.
4. Penurunan berat badan, karena tubuh penderita diabetes melitus tidak mendapatkan
glukosa dan energi dari makanan, maka tubuh memecah otot dan lemak untuk mendapat
8
energi.
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise
7. Kesemutan pada ekstremitas
8. Infeksi kulit dan pruritus
9. Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat (Purwanto, 2016)
2.1.6.Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah huna
mengurangi munculnya komplikasi vascular daan neropatik. Tujuan neropatik pada setiap
tipe diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa disertai
hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktiviytas pasien sehari-hari. Ada Lima komponen
penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu nutrisi, olah raga, pemantauan, terapi farmakologis
dan edukasi. Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes dapat
mencakup banyak macam gangguan fisiologis, bergantung pada kondisi kesehatan pasien
atau apakah pasien baru terdiagnosis diabetes atau tengah mencari perawatan untuk masalah
kesehatan lain yang tidak terkait. Karena semua pasien penyandang diabetes harus
menguasai konsep dan keterampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan jangka panjang
serta untuk menghindari kemungkinan komplikasi diabetes, landasan pendidikan yang solid
mutlak diperlukan dan menjadi fokus asuhan keperawatan yang berkelanjutan. (Smeltzer,
2017).
2.1.7.Penegakan Diagnosa
Penegak diagnose diabetes mellitus dilakukan dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan gula darah yanag dianjurkan adalah pemeriksaan secara enzimatik dengan
menggunakan bahan plasma darah vena. kriteria diagnosis diabetes melitus meliputi 4 hal,
yaitu:
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori selama minimal 8 jam
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah toleransi glukosa oral (TTGO)
dengan beban glukosa 75 gram.
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik
4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
national glychohoemoglobin standardizarion program (NGSP) (Kemenkes RI, 2020).
9
2.1.8.Ketidakstabilan Kadar gula Darah
1. Definisi
Ketidakstabilan kadar gula darah merupakan variasi kadar gula darah naik/turun dari rentang
normal (PPNI, 2017).
2. Penyebab
a. Hiperglikemia
1) Disfungsi pankreas
2) Resistensi insulin
3) Gangguan toleransi glukosa darah
4) Gangguan glukosa darah puasa
b. Hipoglikemia
1) Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2) Hiperinsulinemia (insulinoma)
3) Endokrinopati (kerusakan adrenal atau pituitari)
4) Disfungsi hati
5) Disfungsi ginjal kronis
6) Efek agen farmakologis
7) Tindakan pembedahan neoplasma
8) gangguan metabolik bawaan ( gangguan penyimpangan
lososom. galaktosemia, gangguan penyimpangan glikogen) (PPNI, 2017).
10
Hipoglikemia
1. Palpitasi
2. mengeluh lapar
Hiperglikemia
1. Mulut kering
2. Haus Meningkat
Objektif
Hipoglikemia
1. Gangguan Koordinasi
2. Kadar dlukosa dalam darah/urin
rendah
Hiperglikemia
Kadar dlukosa dalam darah/urin tinggi
Objektif
Hipoglikemia
1. Gemetar
2. Kesadaran menurun 3. Perilaku aneh
4. Sulit bicara
5. Berkeringat Hiperglikemia
Jumlah Urin meningkat
(PPNI, 2017).
11
obat diabetes seperti metformin, yaitu :
a. Mual atau muntah
b. sakit perut
c. Konstipasi atau diare
d. Rasa lelah atau lemas
e. nyeri otot yang berat
f. Kantuk dalam
g. Kelelahan yang tidak biasa (Pane, 2021)
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 Variabel
a. Variabel bebas : Usia sampel. Dengan rincian : kurang lebih 25 tahun ke atas
b. Variabel Kontrol : Pasien DM Tipe 2
c. Variabel Terikat : ketidakstabilan Kadar Gula Dalam Darah
3.4 Hipotesis
Untuk mengetahui keseimbangan Kadar Gula Dalam Darah di lakukan Asuhan Keperawa
Selama 5 hari, di lakukan dari pengkajian sampai evaluasi pasien di hari ke 5 setelah di
lakukan asuhan keperawatan.
13
penelitian
14