Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN


MASALAH KETIDAKSTABILAN KADAR GULA DALAM DARAH

Dosen Mata Kuliah :


Tubagus Erwin Nurdiansyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
Aziz Ziqri (195140050)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN AJARAN

2021/2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Aziz Ziqri Tubagus Erwin, S.Kep.,Ns.,M.Kep


195140050 NPP.2222146

Menyetujui,

Ketua Program Studi

Budi Antoro, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP.2222178

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayahnya, kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Yayu Nurul Hizqiyah, S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen
Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan atas bimbingan beliau kepada kami.

Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat serta dapat memberi pengetahuan
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Pada
kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan dalam melengkapi teori untuk menyelesaikan penulisan proposal penelitian
ini.

Penulis

Lampung,21 April 2022

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN...................................................................... 1


LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. 2
KATA PENGANTAR...................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................... 4
1. PENDAHULUAN....................................................................................... 5
1.1 Judul Penelitian.................................................................................... 5
1.2 Latar Belakang..................................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah................................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................. 6
1.5 Batasan Masalah.................................................................................. 6
2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
2.1 Diabetes Melitus.................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian................................................................................. 7
2.1.2 Etiologi...................................................................................... 7
2.1.3 Patofisiologi ............................................................................. 8
2.1.4 Karakteristik Penderita Diabetes Melitus................................. 8
2.1.5 Manifestasi klinis......................................................................9
2.1.6 Penatalaksanaan........................................................................9
2.1.7 Penegakan Diagnosa.................................................................10
2.1.8 Ketidakstabilan Gula Darah......................................................10
3. METODE PENELITIAN.......................................................................... 13
3.1 Waktu Penelitian.................................................................................. 13
3.2 Populasi dan Sempel............................................................................ 13
3.3 Variable................................................................................................ 13
3.4 Hipotesis.............................................................................................. 13
3.5 Jadwal Penelitian................................................................................. 13
3.6 Biaya Penelitian................................................................................... 13

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Penelitian

“Asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan masalah Ketidakstabilan
kadar gula darah.”

1.2 Latar Belakang

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup
hormon insulin pengatur gula darah atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah,
adalah efek umum diabetes yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan serius pada banyak
sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah. Diabetes adalah salah satu dari empat
penyakit tidak menular utama (NCD) dan prevalensi globalnya terus meningkat dalam
beberapa tahun terakhir. Di Wilayah Pasifik Barat saja, diperkirakan 131 juta orang
(prevalensi 8,4%) hidup dengan diabetes pada tahun 2014 (WHO, 2021).

Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan


sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun ke atas
sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus sesuai standar meliputi: 1) Pengukuran gula
darah; 2) Edukasi 3) Terapi farmakologi (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Pengendalian glukosa darah yang baik merupakan salah satu faktor penting dan telah
terbukti menurunkan resiko komplikasi pada penyandang diabetes milites / DM tipe 2. untuk
pencapaian kendali glukosa darah yang baik diperlukan penatalaksanaan holistic meliputi
edukasi, terapi gizi medik, aktivitas fisik, pemberian obat-obatan, dan pemantauan glukosa
darah. Tingkat kendali glukosa darah dapat dinilai melalui proporsi kadar haemoglobin A1C
yang mengalami glikosilasi(HbA1c) (Perkeni, 2019).

Capaian pelayanan penderita Diabetes Mellitus sesuai standar sudah mencapai target yang
ditetapkan, capaian Provinsi Lampung Tahun 2019 sebesar 129,02%. Terdapat kabupaten

5
yang capaiannya masih jauh dari standar atau dibawah 70%, yaitu Lampung Timur,
Lampung Tengah, Way Kanan, dan Pesawaran. Alasan tidak tercapainya target SPM ini
kurang lebih sama dengan indikator SPM penyakit tidak menular lainnya. Oleh karena itu
perlu diperkuat kegiatan advokasi dan sosialisasi SPM bidang kesehatan, perencanaan dan
pembiayaan, temasuk kapasitas SM dalam tatalaksana kasus, pelaksanaan, dan evaluasi
SPM secara berkala (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2019).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan masalah Ketidakstabilan kadar gula darah.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana keseimbangan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

1.4 Tujuan Penelitian


Diketahui dan dianalisanya asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan
masalah Ketidakstabilan kadar gula darah.

1.5 Batasan Masalah


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Juni 2022. Penelitian hanya dilakukan
terhadap para penderita DM Tipe 2 dengan masalah ketidakstabilan kadar gula darah.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus


2.1.1.Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi), akibat kerusakan pada skresi insulin, kerja
insulin atau keduanya. Tiga komplikasi akut utama diabetes terkait Ketidakstabilan kadar
glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek ialah hipoglikemi, ketoasidosis
diabetic (DKA) dan sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik. Hiperglikemi jangka
panjang dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit ginjal dan
mata) dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan insidensi
penyakit makrovaskular, seperti penyakit arteri koroner (infark miokard), penyakit
serebrovaskular (strok), dan penyakit vascular perifer. (Smeltzer, 2017).

2.1.2.Etiologi
Penyebab diabetes melitus dibagi sesuai dengan tipe diabetes melitus,
sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes ini disebabkan kenaikan kadar guladarah karena kerusakan sel beta pankreas
sehingga produksi insulin tidak ada sama sekali.
Insulin adalah homogen yang dihasilkan oleh pankreas untuk mencerna gula dalam darah.
Penderita diabetes tipe 1, membutuhkan asupan insulin dari luar tubuhnya
2. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin yang
rendah oleh kelenjar pankreas
3. Diabetes mellitus Gestasional
Diabetes ini disebabkan kenaikan gula darah pada masa kehamilan.

2.1.3.Patofisiologis
Patofisiologis penyakit diabetes sesuai dengan tipe diabetes, sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Pencernaan mengubah makanan menjadi glukosa, kemudian glukosa masuk kedalam aliran

7
darah yang menyebabkan pankreas menghasilkan sedikit insulin atau tidak sama sekali
sehingga insulin yang masuk kedalam aliran darah sedikit atau tidak sama sekali, akhirnya
glukosa menumpuk didalam aliran darah karena tidak bisa diolah menjadi energi akibat
kekurangan insulin.
2. Diabetes Melitus tipe 2
Faktor hereditas dan faktor lainnya yang menyebabkan resistensi insulin seperti keadaan
obesitas, sehingga otot tidak mampu menggunakan glukosa karena resistensi insulin, insulin
tersebut dikeluarkan oleh pankreas ke peredaran darah, akhirnya otot tidak
mampu menggunakan glukosa karena resistensi insulin
3. Diabetes mellitus Gestasional
Gangguan ini biasanya terjadi pada minggu ke 24 kehamilan dan kadar gula akan kembali
normal setelah persalinan

2.1.4.Karakteristik Penderita Diabetes Melitus


Karakteristik penderita diabetes melitus dan dilakukan pemeriksaan pada usia lebih dari 45
tahun, berat badan relatir (BBR) > 120% dengan indeks massa tubuh (IMT) > 23 kg/m2,
penderita hipertensi (>140/90 mmHg), yang mempunyai riwayat penyakit DM karema
faktor keturuanan, mempunyai riwayat abortus yang berulang-ulang, melahirkan bayi cacat
datau berat badan bayi lahir lebih dari 4000 gram, kolesterol high debsity lipoproteins
(HDL) <35 mg/dl atau kadar trigliserida > 250 mg/dl. Resiko DM dapat terjadi pada usia
lebih dari 40 tahun, obesitas atau kegemukan, riwayat hipertensi, adanya dispidemia
(gangguan pada lemak), terdapat luka, penyakit kardiovaskuler, TBC positif yang sulit
sembuh (PERKENI, 2019).

2.1.5.Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus, yaitu :
1. Poliuria, karena kadar gula darah diatas normal, tubuh akan mengeluarkan gula dalam
darah melalui ginjal. Gula disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dari tubuh memalui urin.
2. Polidipsi, karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang
berlebihan sehingga banyak minum.
3. Polipagia, karena gula darah yang tinggi sehingga menyebabkan nafsu makan yang
meningkat.
4. Penurunan berat badan, karena tubuh penderita diabetes melitus tidak mendapatkan
glukosa dan energi dari makanan, maka tubuh memecah otot dan lemak untuk mendapat

8
energi.
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise
7. Kesemutan pada ekstremitas
8. Infeksi kulit dan pruritus
9. Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat (Purwanto, 2016)

2.1.6.Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah huna
mengurangi munculnya komplikasi vascular daan neropatik. Tujuan neropatik pada setiap
tipe diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa disertai
hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktiviytas pasien sehari-hari. Ada Lima komponen
penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu nutrisi, olah raga, pemantauan, terapi farmakologis
dan edukasi. Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes dapat
mencakup banyak macam gangguan fisiologis, bergantung pada kondisi kesehatan pasien
atau apakah pasien baru terdiagnosis diabetes atau tengah mencari perawatan untuk masalah
kesehatan lain yang tidak terkait. Karena semua pasien penyandang diabetes harus
menguasai konsep dan keterampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan jangka panjang
serta untuk menghindari kemungkinan komplikasi diabetes, landasan pendidikan yang solid
mutlak diperlukan dan menjadi fokus asuhan keperawatan yang berkelanjutan. (Smeltzer,
2017).

2.1.7.Penegakan Diagnosa
Penegak diagnose diabetes mellitus dilakukan dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan gula darah yanag dianjurkan adalah pemeriksaan secara enzimatik dengan
menggunakan bahan plasma darah vena. kriteria diagnosis diabetes melitus meliputi 4 hal,
yaitu:
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori selama minimal 8 jam
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah toleransi glukosa oral (TTGO)
dengan beban glukosa 75 gram.
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik
4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
national glychohoemoglobin standardizarion program (NGSP) (Kemenkes RI, 2020).

9
2.1.8.Ketidakstabilan Kadar gula Darah
1. Definisi
Ketidakstabilan kadar gula darah merupakan variasi kadar gula darah naik/turun dari rentang
normal (PPNI, 2017).

2. Penyebab
a. Hiperglikemia
1) Disfungsi pankreas
2) Resistensi insulin
3) Gangguan toleransi glukosa darah
4) Gangguan glukosa darah puasa

b. Hipoglikemia
1) Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2) Hiperinsulinemia (insulinoma)
3) Endokrinopati (kerusakan adrenal atau pituitari)
4) Disfungsi hati
5) Disfungsi ginjal kronis
6) Efek agen farmakologis
7) Tindakan pembedahan neoplasma
8) gangguan metabolik bawaan ( gangguan penyimpangan
lososom. galaktosemia, gangguan penyimpangan glikogen) (PPNI, 2017).

3. Gejala dan Tanda


Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
Hipoglikemia
1. Mengamuk
2. Pusing
Hiperglikemia
Lelah atau lesu
Gejala dan Tanda Minor Subjektif

10
Hipoglikemia
1. Palpitasi
2. mengeluh lapar
Hiperglikemia
1. Mulut kering
2. Haus Meningkat
Objektif
Hipoglikemia
1. Gangguan Koordinasi
2. Kadar dlukosa dalam darah/urin
rendah
Hiperglikemia
Kadar dlukosa dalam darah/urin tinggi
Objektif
Hipoglikemia
1. Gemetar
2. Kesadaran menurun 3. Perilaku aneh
4. Sulit bicara
5. Berkeringat Hiperglikemia
Jumlah Urin meningkat
(PPNI, 2017).

4. Tanda atau Gejala Resintensi Insulin


Adapun tanda dan gejala klien mengalami resistensi insulin, yaitu antara lain:
a. Latergi (kelelahan)
b. Rasa lapar terus menerus
c. Sulit berkonsentrasi (brain fog)
d. Bercak bercak gelap, kulit seperti beludru yang disebut
acanthosis nigricans
e. Peningkatan kadar gula darah
f. Terjadinya penumpukan lemak disekitar perut (Kemala, 2021)

5. Tanda dan Gejala Efek agen farmakologis


Adapun tanda dan gejala klien mengalami efek agen farmakologis, khusunya penggunaan

11
obat diabetes seperti metformin, yaitu :
a. Mual atau muntah
b. sakit perut
c. Konstipasi atau diare
d. Rasa lelah atau lemas
e. nyeri otot yang berat
f. Kantuk dalam
g. Kelelahan yang tidak biasa (Pane, 2021)

6. Tanda dan Gejala ketidakmampuan mencerna makanan pada pasien DM


Adapun tanda dan gejala ketidakmampuan mencerna makan, yaitu :
a. Merasa lelah atau lemas
b. Penurunan berat badan
c. Mual dan muntah
d. kehilangan selera makan
e. Kulit pucat (Makarim, 2020).

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan pada bulan Mei 2022.

3.2 Populasi dan Sampel


a. Populasi :Penderita DM Tipe 2 yang mengalami Ketidakstabilan kadar gula dalam
darah
b. Sampel : 1 Orang yang mengalami DM Tipe 2 dengan masalah ketidakstabilan kadar
gula dalam darah, untuk di jadikan Asuhan Keperawatan dalam bentuk pengkajian

3.3 Variabel
a. Variabel bebas : Usia sampel. Dengan rincian : kurang lebih 25 tahun ke atas
b. Variabel Kontrol : Pasien DM Tipe 2
c. Variabel Terikat : ketidakstabilan Kadar Gula Dalam Darah

3.4 Hipotesis
Untuk mengetahui keseimbangan Kadar Gula Dalam Darah di lakukan Asuhan Keperawa
Selama 5 hari, di lakukan dari pengkajian sampai evaluasi pasien di hari ke 5 setelah di
lakukan asuhan keperawatan.

3.5 Jadwal Penelitian


Waktu Kegiatan
Persiapan dan
Mei 2022 Minggu ke-2
pengambilan sampel
Mei 2022 Minggu ke-3 sampai Penelitan dan pengambilan
Juni 2022 Minggu ke-2 data
Juni 2022 Minggu ke-3 Pengolahan data
Juni 2022 Minggu ke-4 Penyusunan Hasil Laporan

13
penelitian

3.6 Biaya Penelitian


Biaya sepenuhnya ditanggung oleh pihak peneliti.

14

Anda mungkin juga menyukai