Anda di halaman 1dari 17

Nama : Angelina Gloria Umboh

NIM : 19111101002
Kelas :3-A
MK : Dasar Biomedik III
Dosen Pengampu : Dr.dr. Jeini Ester Nelwan, M. Kes

Nama Penyakit : Chlamydia


Nama Bakteri : Chlamydia trachomatis
Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu
Chlamydia trachomatis. Infeksi Chlamydia sebagai suatu penyakit menular seksual (STI =
Sexually Transmitted Infection) dapat melibatkan beberapa organ, yaitu cerviks, urethra, salping,
uterus dan epidydimis. Selain organ kelamin, chlamydia dapat menyerang dubur, tenggorokan,
dan mata. Infeksi ini sering kali bersifat asimtomatik. Penyakit ini dapat terjadi pada pria
maupun wanita. Pada pria, chlamydia dapat menyerang saluran dalam penis (uretra). Sedangkan
pada wanita, chlamydia dapat terjadi di organ panggul.

A. Jelaskan tentang agent: Karakteristik agen


Faktor agent adalah penyebab penyakit, dalam hal ini yaitu menyebabkan penyakit
Chlamydia. Agent (penyebab) dari Chlamydia, yaitu: Agent Biologi (Micro-organisms),
yaitu Bakteri Chlamydia trachomatis.
a) Klasifikasi :
Klasifikasi ilmiah dari Chlamydia trachomatis adalah sebagai berikut:
a. Ordo : Chlamydiales,
b. Famili : Chlamydiaceae,
c. Genus : Chlamydia,
d. Spesies : Chlamydia trachomatis
b) Morfologi
Morfologi Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular(hanya hidup di sel
eukariot hidup), dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut
Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara benary fision dalam badan
intrasitoplasma. Chlamydia trachomatis mempunyai 2 bentuk dalam siklus hidupnya,
yaitu :
1. Elementary Body (EB) atau Badan Elementer ; Badan elementer ukurannya lebih
kecil (300 nm) terletak ekstraselular dan merupakan bentuk yang infeksius,
2. Reticulate Body (RB) atau badan retikulat ; Badan retikulat lebih besar (1 um),
terletak intraselular dan tidak infeksius.
Morfologi inklusinya adalah bulat dan terdapat glikogen di dalamnya. Chlamydia
trachomatis peka terhadap sulfonamida, memiliki plasmid, dan jumlah immunotypenya
adalah 15 yaitu A-C menyebabkan trachoma, D-K menyebabkan infeksi saluran genital,
dan L1-L3 menyebabkan lymphogranuloma venerum (Debra, 2008; CDC, 2006;
Karmila, 2001).

c) Karakteristik Agen
1. Virulensi :
Virulensi adalah kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilakan reaksi
patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian.
Faktor virulensi :
a. Struktur dinding sel /EB (LPS, MOMP, POMP, CRP)
b. Penempelan (Pmps) dan invasi EB melalui endositosis masuk ke endosom
c. Memiliki gen virulensi cytotoxin, jalur sekresi tipe III
2. Infektifitas
Infektifitas merupakan kemampuan agen untuk menyebabkan infeksi di dalam
pejamu yang rentan. C. trachomatis merupakan bakteri intraseluler dengan
kemampuan berubah dari bentuk istirahat ke bentuk replikasi yang infeksius dalam
sel hospes (host) menyebabkan eliminasi mikroba ini menjadi makin sulit.
3. Patogenitas
Patogenitas adalah kemampuan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik
khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Masa
inkubasi dari infeksi klamidia umumnya berkisar antara 7-21 hari. Walau infeksi
tersering terjadi pada traktus genitalia, infeksi ekstragenital juga dapat terjadi. Infeksi
pada umumnya akan menyebabkan inflamasi pada uretra (pria) atau serviks (wanita).
Sekitar 50% pria yang terinfeksi dan 80% wanita yang terinfeksi tidak menyadarinya
karena asimtomatik. Manifestasi Infeksi Chlamydia :
1. Infeksi Ocular.
Chlamydia trachomatis dapat menyebabkan trachoma dan inclusión
conjunctivitis. Trachoma ditandai dengan pengembangan folikelfolikel dan
peradangan conjungtiva. Kornea menjadi keruh disertai banyak pembuluh
darah. Bila terjadi infeksi yang berulang-ulang umumnya dapat menyebabkan
kebutaan. Inclusión conjunctivitis merupakan peradangan conjunctiva yang
lebih ringan disertai adanya discharge yang purulen. (Debra, 2008; CDC,
2006; Karmila, 2001)
2. Infeksi Genital
Beberapa strain Chlamydia trachomatis menyebabkan infeksi genital,
termasuk nongonococcal urethritis pada pria dan acute salphingitis dan
cervisitis pada wanita. Strain lain menyebabkan lymphogranuloma venerum,
suatu lesi genital yang melibatkan kelenjar lymp regional (buboes) (Debra,
2008; CDC, 2006; Karmila, 2001).

B. Menjelaskan tentang lingkungan: Karakteristik lingkungan yang

mendukung
Environment (lingkungan), memegang peranan yang cukup penting dalam
menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang
peranan pada penyakit Chlamydia.
a. Lingkungan Sosial – Ekonomi
Karakteristik lingkungan yang mendukung adalah Lingkungan social sangat
berpengaruh pada terjadinya penyakit klamidia, perubahan demografik seperti
pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi, pergerakan masyarakat yang
meningkat akibat perkerjaan ataupun pariwisata dan kemajuan sosial ekonomi. Akibat
perubahan-perubahan demografik tersebut maka terjadi pergeseran pada nilai moral
dan agama pada masyarakat.selain itu,budaya juga dapat berpengaruh pada terjadinya
penularan penyakit kelamin. Salah satu budaya bebas yang salah dianut dan salah
diartikan adalah budaya seks bebas.
Faktor lainnya, yang mempengaruhinya seperti :
 Pelayanan Kesehatan
Penanggulangan infeksi menular seksual sering sebenarnya dapat dilakukan oleh
pelayanan kesehatan tingkat dasar, namum penderita lebih memiliki preferensi
untuk mencari pengobatan dari pelayanan kesehatan swasta yang dipercaya lebih
bermutu tenaga kesehatannya, mudah terakses, dan tidak terstigmatisasi dibanding
memanfaatkan pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas (WHO, 2007)
 Sanitasi
Higiene personal dapat mempengaruhi lingkungan vagina, sehingga memudahkan
infeksi secara endogen. Suatu penelitian di Pakistan menemukan bahwa wanita
dengan higiene yang baik saat menstruasi dan frekuensi mandi yang lebih sering,
secara signifikan resiko infeksi saluran reproduksinya lebih rendah (Nayab,
2002).

C. Jelaskan tentang host: Keadaan host yang memungkinkan terjadinya

penyakit
Pejamu (host). Host atau pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya
termasuk burung dan arthropoda yang menjadi tempat terjadi proses alamiah
perkembangan penyakit. mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons terhadap agen.
Host penyakit klamidia adalah manusia. Pejamu (host) adalah faktor-faktor yang
terdapat pada diri manusia diantaranya:
1) Personal Characteristics :
a. Jenis Kelamin
Chlamydia trachomatis dapat terjadi pada pria maupun wanita.
 Chlamydia trachomatis pada laki-laki dapat menyebabkan : uretritis,
epididimitis, dan prostatitis. Pada pria, chlamydia dapat menyerang
saluran dalam penis (uretra),
 Sedangkan pada wanita, dapat terjadi di organ panggu. dapat
menyebabkan
cervicitis, dan salpingitis.
Di Indonesia, data epidemiologi klamidia digabungkan dengan gonorea
berupa prevalensi penyakit pada kelompok berisiko tinggi seperti waria dan
wanita pekerja seks.

b. Umur
Umur World Health Organization memperkirakan secara global lebih dari 340
juta kasus baru sifilis, gonorrhoe, Chlamydia dan trichomoniasis terjadi setiap
tahun pada pria dan wanita umur 15 – 49 tahun (WHO, 2007b). Selama tahun
2007, CDC menyatakan bahwa lebih dari separuh kasus Chlamydia yang
dilaporkan adalah wanita umur 18 – 26 tahun (CDC, 2007). Penelitian di Negeria,
pada wanita yang telah menikah mendapatkan prevalensi infeksi Chlamydia lebih
banyak pada kelompok umur 25-29 tahun dan umur 20 – 24 tahun (33%)
dibanding kelompok umur lainnya (Mawak et al, 2011).

c. Status Kesehatan
Pasien yang menderita penyakit menular seksual tertentu merupakan suatu faktor
yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi penyakit menular sexual lainnya (co-
infeksi). Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
adanya riwayat penyakit menular seksual lainnya terhadap infeksi Chlamydia
(Mawak et al, 2011). Oleh karena itu adanya infeksi Chlamydia juga dapat
digunakan sebagai prediksi atau petunjuk adanya infeksi menular seksual lainnya.
Wanita hamil juga dapat menularkan Chlamydia pada janin, menyebabkan infeksi
mata dan paru-paru yang serius.

d. Status Pernikahan dan Paritas


Wanita yang telah menikah ternyata mempunyai prevalensi infeksi Chlamydia
lebih tinggi dari pada wanita yang masih singel. Hal ini juga sejalan dengan
meningkatnya jumlah paritas ibu, dan lamanya status perkawinan yang dijalani
ini, dimana transmisi penyakit dapat terjadi dengan mudah antara suami dan istri.
Namun hasil penelitian Al-Jiffri (2011), mendapatkan bahwa infeksi Chlamydia
lebih banyak dijumpai pada kelompok ibu yang lama menikahnya < 5 tahun, hal
diduga karena mereka ini merupakan kelompok seksual aktif

e. Status Sosial Ekonomi


Infeksi Chlamydia sering dijumpai pada kelompok sosio-ekonomi lemah dan pada
orang yang tinggal di kota.

2) Personal Behavior :
a. Perilaku: Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Klamidia dapat ditularkan selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral
atau kontak langsung dengan jaringan yang terinfeksi seperti konjungtiva.
Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke bayinya saat
melahirkan melalui vagina.
Pengetahuan dan sikap sehubungan infeksi menular seksual akan
mempengaruhi tindakan seorang individu dalam mengambil langkahlangkah
pencegahan (likelihood of action) seperti penggunaan kondom, melakukan
pemeriksaan sedini mungkin maupun mencari pengobatan. Pada kelompok risiko
rendah, umumnya pengetahuan tentang infeksi Chlamydia masih rendah. Wanita
yang pernah terpapar infeksi Chlamydia mempunyai pengetahuan yang lebih baik
dibandingkan wanita yang belum pernah menderita infeksi Chlamydia.
Kesadaran wanita tentang adanya infeksi Chlamydia masih rendah
dibandingkan kesadaran mereka terhadap penyakit lainnya seperti HIV/AIDS dan
gonorrhoe. Penelitian tentang persepsi seseorang terhadap risiko infeksi
Chlamydia genital menunjukkan hanya 18.9% responden yang merasa terancam
oleh infeksi Chlamydia, mayoritas responden tidak mengetahui apakah mereka
berisiko terinfeksi atau tidak (Kellock et al, 1999).

b. Perilaku seksual
Pasangan Seksual Memiliki pasangan seksual lebih dari satu atau berganti-
ganti pasangan seksual merupakan faktor risiko untuk terinfeksi chlamidia.
Perilaku seksual pasangan yang beresiko, jenis pekerjaan yang menyebabkan
pasangan meninggalkan rumah untuk beberapa waktu juga menjadi faktor
predisposisi infeksi Chlamydia (WHO, 2007b).
D. Jelaskan interaksi antara host, agent, dan environment (Serta Keadaan
yang memungkinkan terjadinya penyakit).
Faktor yang paling penting dalam konsep segitiga epidemiologi adalah faktor
“Keseimbangan”. Suatu keadaan yang baik jika digambarkan berdasarkan teori Model
Segitiga Epidemiologi dimana kondisi seimbang antara pejamu, agen, dan lingkungan
menghasilkan keseimbangan maka dapat dikatakan sehat atau merupakan keadaan
normal, seperti pada gambar di bawah.

Dalam kaitanya dengan penyakit terdapat hubungan karasteristik antara


Karakteristik Segitiga Utama. Yaitu host, agent dan improvment. Serta terdapat interaksi
antar variabel epidemologi sebagai determinan penyakit. Ketiga faktor dalam trias
epidemiologi terus menerus dalam keadaan berinteraksi satu sama lain. Jika interaksinya
seimbang, terciptalah keadaan seimbang.

Menurut Sumampouw (2015), ada 5 interaksi antara penjamu, bibit penyakit dan
lingkungan.
Keterangan:
Model I: Dalam model ini penjamu dalam keadaan sehat karena timbangan dalam
keadaan seimbang hasil dari interaksi bibit penyakit, penjamu dan lingkungan.
Model II: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana bibit penyakit
menjadi lebih berat, dimana bibit penyakit mendapat kemudahan menyebabkan penyakit
sehingga penjamu menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu terjadinya mutasi
bibit penyakit.
Model III: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi
lebih berat, dimana penjamu menjadi lebih peka terhadap penyakit sehingga penjamu
menjadi sakit.
Model IV: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana terjadi pergeseran
lingkungan yang memudahkan bibit penyakit masuk ke penjamu sehingga penjamu
menjadi sakit.
Model V: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi
sangat peka terhadap bibit penyakit sehingga penjamu menjadi sakit.

Begitu terjadi gangguan keseimbangan, muncul penyakit. Terjadinya gangguan


keseimbangan bermula dari perubahan unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang
petensial menyebabkan kesakitan tergantung pada karakteristik dari ketiganya dan
interaksi antara ketiganya, dalam hal ini yaitu menyebabkan penyakit Chlamydia.
Berdasarkan model interaksi antara host, agent, dan environment, yakni model
2,3,4,5 merupakan ketidakseimbangan antara agent, host dan environment. Jika terjadi
ketidakseimbangan antara host, agent, dan environment maka tentunya akan mengalami
masalah kesehatan dalam hal ini penyakit klamidia, karena interaksi yang terjadi antara
agent dan host sehingga agent bertahan hidup pada host yang rentan tertular penyakit
tersebut. Serta juga interaksi yang menimbulkan dampak negatif antara agent dengan
environment, seperti keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan penyakit
klamidia. Hal ini termasuk dalam Keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit
Klamidia.

E. Riwayat alamiah pencegahan penyakit


Beberapa tahapan Riwayat Alamiah Penyakit adalah Tahap Prepatogenesis,
Tahap Patogenesis, dan Tahap Pasca Patogenesi. Riwayat penyakit diawali dari keadaan
rentan atau susceptibility. Kemudian terjadi paparan oleh agent, namun gejala penyakit
belum muncul (tahap subliclinical atau preclinical). Ada interaksi antara Host dan Agent,
tetapi Agent masih diluar Host. Kemudian memasuki masa inkubasi. Lama masa inkubasi
tergantung pada jenis penyakit ada yang cepat ada yang lama. Pengetahuan inkubasi
dapat dipakai untuk indentifikasi jenis penyakitnya. Fase klinis dimulai dari pasien
mengalami gejala penyakit diakhiri dengan hasil dari penyakit berupa sehat, cacat atau
mati. Faktor host, kecepatan proses penyakit, efikasi perawatan medis, dan ketepatan
diagnosis gejala dapat mempengaruhi hasil akhir penyakit.

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


1) Tahap Prepatogenesis (Tahap Sebelum Sakit)
Tahap ini tidak terjadi pada penyakit Chlamydia, karena penularan Chlamydia dapat
ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual baik secara oral, anal dan
vagina dengan pasangan yang terinfeksi serta penularan dari seorang ibu kepada
bayinya saat persalinan.
2) Tahap Patogenesis (Tahap Sakit)
 Masa Inkubasi
Masa inkubasi Klamidia adalah 7-12 hari.
 Masa Klinis / Masa Penyakit Dini
Masa klinis klamidia sampai muncul gejala adalah 1-3 minggu lebih lama
daripada gonore. Sekitar 25% pria dan sebagian besar wanita tidak mengalami
gejala dini karena infeksi klamidia dan banyak yang menjadi carrier asimtomatik
penyakit klamidia.
 Masa Laten/ Masa Penyakit Lanjut
Masa laten penyakit ini timbul 2-14 hari setelah terinfeksi. Jika sudah demikian
penderita bisa mengidap penyakit ini selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-
tahun tanpa mengetahuinya. Periode infeksi biasanya antara 4-28 hari setelah
berhubungan intim dengan penderita, seorang pria akan mengalami panas pada
alat kelaminnya saat berkemih.biasanya akan keluar nanah dari penis,nanahnya
bisa agak jernih atau keruh, tetapi lebih encer daripada gonore.
a) Pada pria, uretritis ditandai oleh sekret yang jumlahnya sedikit, berair
(kemudian mukus) dari uretra. Gejala lain adalah nyeri dan disuria.
b) Pada wanita, ada disuria, polakisuria dan leukorea ringan. Servisitis adalah hal
yang relatif sering ditemui. Hal ini bermanifestasi sebagai sekret mukopurulen
dan edema atau kecenderungan perdarahan orifisium uteri
3) Tahap Pasca Patogenesis (Masa Akhir Penyakit)
Penyakit klamidia bisa sembuh sepenuhnya dan tidak akan berubah menjadi
komplikasi jika mendapatkan pengobatan sesegera mungkin. Namun, jika sudah
terjadi komplikasi maka akan menimbulkan komplikasi dari klamidia, yaitu :
a) Pada Wanita
Menyebabkan penyakit radang panggul, akibatnya terjadi kerusakan saluran
tuba falopi pada sistem reproduksi. Kondisi ini juga akan membuat ovarium
dan rahim bermasalah. Akibatnya, akan sulit hamil dan memiliki keturunan,
selain itu dapat menimbulkan kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan).
b) Pada Pria
Menyebabkan penyakit klamidia bisa mengakibatkan uretritis non gonokokus
(NGU) atau non gonore, epididimitis, hingga proctitis (peradangan pada
anus).
F. Upaya pencegahan (5 tingkat pencegahan penyakit berdasarkan Leavell

and Clark)
Lima Tingkat Pencegahan Penyakit Menurut Leavel and Clark
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Pencegahan pada tingkat ini dilakukan ketika seseorang dalam keadaan sehat.
Pencegahan ini dilakukan untuk mempertahankan seseorang agar selalu dalam
keadaan sehat. Seperti :
 Penyuluhan kesehatan dan pendidikan seks: yaitu memberikan edukasi untuk
menjaga prilaku seksual yang sehat merupakan salah satu cara untuk mencegah
penularan infeksi C. trachomatis, dengan penekanan pada penggunaan kondom
ketika melakukan hubungan seksual dengan wanita bukan pasangannya.
2. Spesific Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang
diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit
tertentu. Hal-hal yang dapat dilakukan, yaitu :
 Selalu memakai kondom atau dam gigi dan pelumas berdasar air. Kondom adalah
cara terbaik untuk melindungi diri dari chlamydia dan IMS yang lain.
 Bina hubungan berjangka waktu lama di mana tak satupun anda telah tertular, dan
tak satupun anda mempunyai pasangan yang lain.
 Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan
 Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.
3. Early diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang
Cepat dan Tepat)
Early Diagnosis dan Prompt Treatment adalah tahap melakukan tindakan tertentu
untuk mengetahui munculnya penyebab penyakit. Diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit.
Disini terlihat pencegahan bukan hanya sebelum terjadi, tetapi juga ketika mulai
muncul bibit penyakit. Sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar
sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan
pengobatan yang tepat. Early diagnosis and promptreatment yang ditujukan untuk
mencegah penyebaran penyakit Chlamydia, dengan cara :
 Melakukan pemeriksaan IMS yang teratur apabila mengalami tanda dan gejala
penyakit menular seksual meliputi:rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau
berhubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah.
 Pemeriksaan pada remaja putri yang aktif secara seksual harus dilakukan secara
rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan terhadap wanita dewasa usia dibawah 25
tahun, terhadap mereka yang mempunyai pasangan baru atau terhadap mereka
yang mempunyai beberapa pasangan seksual dan atau yang tidak konsisten
menggunakan alat kontrasepsi. Tes terbaru untuk infeksi trachomatis dapat
digunakan untuk memeriksa remaja dan pria dewasa muda dengan spesimen urin
 Selain itu perlu dilakukan skrining pada wanita usia subur sebelum terjadinya
proses kehamilan, dan dapat mendiagnosa dengan cepat dan tepat infeksi
C.trachomatis
 Jangan melakukan seks yang tidak aman sewaktu anda atau pasangan anda
mendapat pengobatan, karena dapat meng-infeksi satu sama lain lagi.
 Jangan minum alkohol selama dalam pengobatan. Alkohol akan menyebabkan
obatobatan tidak bekerja dengan baik, dan juga mungkin lupa untuk melakukan
seks yang aman.

4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)


Disability limitation merupakan sebuah tindakan terapi yang dilakukan pada
penderita agar penyakit yang dideritanya tidak menjadi lebih parah. Pengobatan dan
perawatan oleh tenaga kesehatan merupakan tindakan yang disarankan pada tahap ini.
Hal yang dapat dilakukan adalah :
 Bila menderita chlamydia, maka akan mendapat antibiotik, dan harus
memakannya semua.
 Pemberian terapi yang optimal terhadap pasien yang telah terdiagnosa infeksi
C.trachomatis untuk menghindari terjadinya berbagai resiko yang merugikan
proses kehamilan dan persalinan.
 Pengobatan profilaktik diberikan terhadap pasangan seks lain dari penderita, dan
pengobatan yang sama diberikan kepada pasangan tetap. Bayi yang dilahirkan
dari ibu yang terinfeksi dan belum mendapat pengobatan sistemik, foto thorax
perlu.
 Penatalaksanaan infeksi klamidia sesuai dengan pedoman WHO adalah:
a. Azithromycin 1g, per oral, dosis tunggal
b. Doxycycline 100mg, per oral, dua kali sehari untuk tujuh hari.
5. Rehabilitation (Pemulihan)
Rehabilitation merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan
penderita agar mampu untuk kembali ke masyarakat dan mereka dapat hidup dan
bekerja secara wajar. Tindakan ini dilakukan agar penderita tidak menjadi beban bagi
orang lain. Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
 Bimbingan mental bagi para penderita Chlamydia dalam usaha rehabilitasi
dan resolisasi
 Memberikan perlakuan yang wajar terhadap penderita IMS seperti Chlamydia
 Tidak mendiskriminasikanya, terutama oleh keluarga dan partnernya, untuk
mendukung kesembuhannya.
DAFTAR PUSTAKA :
Andini, C, 2020, Klamidia (Chlamydia), hellosehat.com, dilihat 22 September 2020,
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/klamidia-chlamydia/#gref

Anonim, Bab II Tinjauan Teori, digilib.unimus.ac.id, dilihat 25 September 2020,


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/160/jtptunimus-gdl-yunichaunu-7962-2-babi.pdf

Anonim, Host-Agent Environment, dinus.ac.id, dilihat 21 September 2020 ,


https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/AGENT_+PESTISIDA.ppt

Binongko, 2012, Chlamydia Trachomatis Epidemiologi Penyakit Menular,


wordpress.com, dilihat 22 September 2020, https://adhienbinongko.wordpress.com/2012/11
/26/chlamydia-trachomatis-epidemiologipenyakit-menular/

Chin, J. (2000). Manual Pemberantasan Penyakit Menular. I Nyoman Kandun


(Penerjemah). Jakarta: Ditjen PPM & PLP, dilihat 22 September 2020,
https://agus34drajat.files. wordpress.com/2010/10/buku-pedoman-
manual_pmbrantasan_penyakit_menular.pdf

Communicable Disease Control Directorate Department of Health, 2013, Chlamydia,


Government of Western Australia Department of Health Public Health and Clinical Services,
dilihat 21 September 2020,
https://www.healthywa.wa.gov.au/~/media/Files/HealthyWA/Original /Sexual-
health/Multicultural-fact-sheets/Indonesian/chlamydia-indonesian.pdf

Kartawijaya, A 2018, Patogenesis Mikroba dan Immunologi, slideplayer.info, dilihat 23


September 2020, https://slideplayer.info/slide/12484632/

Muhamad, Z, 2012, Mikrobiologi Bakteri, slideshare.net, dilihat 22 September 2020,


https://www.slideshare.net/kikikamila/mikrobiologi-bakteri
Octarina, W. N., Putra, A. E., & Antonius, P. A. (2018). HUBUNGAN INFEKSI
Chlamydia trachomatis DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RSUD DR.
RASIDIN DAN RSIA SITI HAWA PADANG. Jurnal Kesehatan Andalas, 7, 15-19.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/863/707

Octaviana, 2015, Host, Agent & Environment, slideplayer.info, dilihat 22 September


2020, https://slideplayer.info/slide/4075027/

Rini, A, 2011, Klamidia, epidemiologiunsri.blogspot.com, dilihat 22 September 2020,


http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/penyakit-infeksi-menular-seksual-ims.html

Setiaputri, K 2019, Apakah Infeksi Klamidia Bisa Benar-benar Disembuhkan? Begini


Jawabannya, hellosehat.com, dilihat 24 September 2020, https://hellosehat.com/hidup-
sehat/seks-asmara/penyakit-klamidia-bisa-sembuh/#gref

Siswantara, P 2017, Mike dan Pesan Kesehatan untuk Kita, promkes.net, dilihat 23
September 2020, https://promkes.net/tag/kesmas/page/3/

Sumampouw, O, J 2017, Outline Buku Ajar “Program Pemberantasan Penyakit


Menular”, dilihat 22 September 2020, https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2017-07-
17berkas1982101320081210042.pdf

Universitas Sumatera Utara, Chapter II, repository.usu.ac.id, dilihat 21 September 2020


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49422/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Wening, G, Mooc 1-3: 5 Level Of Prevention Leavell & Clark, mooc.unair.ac.id, dilihat
23 September 2020, https://mooc.unair.ac.id/pluginfile.php/3461/mod_resource/content/1/MOO
C%201-3%20GIL.pdf
Wikipedia, 2020, Chlamydia trachomatis, wikipedia.org, dilihat 22 September 2020,
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Chlamydia_trachomatis
Willy, T, 2019, Chlamydia, alodokter.com, dlihat 22 September 2020,
https://www.alodokter.com/chlamydia

Anda mungkin juga menyukai