Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agnes Stevani Gonih

Nim : 19111101045

Kelas : A Semester 3

Matkul : Dasar Biomedik III

Dosen : Dr. dr Jeini Ester Nelwan, M.Kes

VIBRIO CHOLERAE

(PENYAKIT KOLERA)

1) Karakteristik Bakteri Vibrio Cholerae

Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk koma (batang yang
melengkung) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen
flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof. V.
cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan
air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk.

Menurut Todar (2008) klasifikasi V. cholerae adalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Vibrionales

Family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Species : V. cholera

Sifat Vibrio cholerae Vibrio cholerae yaitu :

 bersifat anaerob fakultatif,


 suhu optimum untuk pertumbuhan 18-37oC
 oksidase positif dan tidak berspora (Todar, 2009).
 Pada isolasi Koch menamakannya “kommabacillus” pada biakan tua dapat
berbentuk batang lurus
 Bakteri ini dapat tumbuh pada berbagai jenis media, termasuk media tertentu
yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan
nitrogen.

Pertumbuhan yang baik terjadi pada media agar Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS),
yang menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada media Tellurite Taurocholate Gelatin
Agar (TTGA) V. cholerae tidak tahan dengan suasana asam dan tumbuh sangat baik pada
suasana basa (pH 8,0-9,5), karenanya pembiakan pada media yang mengandung karbohidrat
yang dapat difermentasi akan menyebabkan V. cholerae lebih cepat mati. V. cholerae
memfermentasi sukrosa dan manosa tanpa menghasilkan gas tetapi tidak meragi arabinose.
V. cholerae ini juga dapat memfermentasi nitrit. Sebagian besar spesies Vibrio adalah
halotoleran dan NaCl sering menstimulasi.

2) Karakteristik lingkungan yang mendukung Bakteri Vibrio Cholerae

Berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies
Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae
penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih
dan memiliki sanitasi yang buruk. Lingkungan extrim yang kurang mendukung pertumbuhan
bakteri, sehingga bakteri menyesuaikan diri dengan cara mengurangi metabolisme dan bentuk
ukuran bakteri yang lebih kecil dari ukuran semula. Pada lingkungan bakteri ini disebut
viable but nonculturable, Sehingga secara epidemiologi lingkungan ini mempunyai andil
dalam menyebabkan wabah kolera. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang
menguntungkan dengan pH alkali (8,5 - 9,5) , suhu 37°C dan nutrisi yang mengandung garam
mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen, V.cholerae dapat tumbuh dan
berkembang dengan cepat. Kecepatan pertumbuhan bakteri V.cholerae pada lingkungan yang
menguntungkan akan meningkatkan daya infeksi terhadap seseorang. Kemampuan bakteri
untuk memperbanyak diri melalui pembelahan diri berbeda - beda antara bakteri satu dengan
bakteri lainnya.
3) Keadaan Host yang memungkinkan terjadinya penyakit

Saat host (seseorang) mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi
V.Cholerae, bakteri ini akan melepaskan racun di saluran pencernaan yang dapat
menghasilkan diare berat. Yang perlu diingat, penyakit ini biasanya ditemukan di makanan
atau air yang terkontaminasi oleh feses orang yang sudah terinfeksi penyakit ini dan Imun
tubuh yang perlahan menurun. tidak akan terkena kolera hanya karena bersentuhan dengan
orang yang terinfeksi penyakit ini.

4) Interaksi Antara Host, Agent, dan Environmet

Interaksi antara (Host) orang yang tertular, (Agent) Vibrio Cholerae yang menyebabkan
penyakit Kolera dan (Environment) air yang terkontaminasi ataupun sanitasi yang buruk.
Kolera adalah penyakit karena adanya infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menyebabkan
pengidap kolera mengalami dehidrasi yang cukup parah. Bakteri penyebab kolera dapat hidup
dalam tubuh manusia dan lingkungan dan menyebar melalui feses yang dikeluarkan, Ketika
makanan yang Host konsumsi tercemar bakteri penyebab kolera, air yang digunakan untuk
mencuci buah atau sayuran, atau air yang host gunakan untuk mandi dan minum hal ini
memudahkan bakteri kolera untuk masuk dan menyerang host. Sanitasi yang buruk dan
lingkungan yang padat juga bisa menjadi tempat penularan bakteri kolera. Bakteri kolera bisa
bertahan pada air dalam jangka waktu yang cukup lama. Penggunaan toilet umum yang
kebersihannya tidak terjaga dapat menjadi lokasi penularan dan penyebaran bakteri kolera.
menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini
mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air
tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.

5) Riwayat alamiah Pencegahan Penyakit Kolera

Riwayat alamiah penyakit (natural history of diseases) merupakan proses perkembangan


suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan olehmanusia dengan sengaja dan
terencana. Dibagi menjadi beberapa tahap :

 Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)


Tahapan dimana terjadi interaksi antara host, bibit penyakit dan
lingkungan.Interaksi di luar tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit belum
ditemukan,daya tahan tubuh host masih kuat, walaupun sudah terancam akibat
interaksi tersebut. Pada tahap ini kondisi masih sehat.
 Tahap inkubasi (stage of presymtomatic diseases)
Tahapan dimana bibit penyakit sudah masuk kedalam tubuh host, namungejala
penyakit belum nampak. Pada tahap ini, infeksi V. cholerae O1 terjadikarena
masuknya kuman ini ke dalam saluran cerna melalui makanan atauminuman yang
terkontaminasi atau tercemar oleh V. cholerae O1. Tergantung dari jumlah inokulun
dan kerentanan dari individu yang bersangkutan, masainkubasi infeksi V. cholerae
O1 umumnya antara 12 sampai 72 jam.
 Tahap penyakit dini (stage of clinical diseases)
Pada tahap ini, V. cholerae O1 yang melewati lambung dan bertahan hidupdari
pengaruh asam lambung, kuman-kuman akan mencapai bagian proksimalusus halus
di mana terjadi interaksi antara bakteri dan pejamu. Seperti padasemua kuman-kuman
penyebab diare, V. cholerae O1 juga harus mempunyaikemampuan untuk melekatkan
diri pada mukosa usus Selanjutnya kuman berkembang biak sambil memproduksi
toksin (choleratoxin). Cholera toxin (tidak tahan panas dan tidak tahan asam)
merangsang epitel usus, meningkatkan aktivitas enzim adenyl cyclase di usus
yangselanjutnya menyebabkan peningkatan cyclic adenosine 3,5-
monophosate(cAMP) intraseluler. cAMP ini menyebabkan sekresi cairan intestinal
yang luar biasa sehingga terjadi diare yang hebat yang sifatnya isotonik
 Tahap penyakit lanjut
Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak
dapatmelakukan pekerjaan dan jika berobat umumnya telah memerlukanperawatan.
 Tahap akhir penyakit Pada tahap ini, perjalanan penyakit akan berhenti dengan
beberapa keadaanyaitu :
a.Sembuh sempurna : kondisi host baik bentuk dan fungsi tubuh
kembalisemula seperti keadaan sebelum sakit.
b. Meninggal dunia : terbentuknya perjalanan penyakit dan pejamumeninggal
dunia. Tahapan ini merupakan keadaan yang tidak diharapkan.
6) 5 Tahapan pencegahan Penyakit Kolera
a) Peningkatan kesehatan (health promotion)

Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit
penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Misal, Penyediaan
makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan
limbah. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko penyakit kolera . Olahraga secara teratur
sesuai kemampuan individu.

b) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general


and specific protection)

Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,


menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Memberikan immunisasi pada
golongan yang rentan untuk mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN ) atau melakukan vaksin kolera , Isolasi terhadap penderita penyakit
kolera, Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

c) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general


and specific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu.
Sebagai langkah awal, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang
dialami penderita dan penyakit yang pernah diderita sebelumnya. Dokter juga akan
menanyakan mengenai kesehatan anggota keluarga dan kondisi lingkungan tempat
penderita tinggal, makanan dan minuman yang dikonsumsi. Setelah itu, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes lanjutan. Tes lanjutan dilakukan
dengan mengambil sampel tinja untuk dicek di laboratorium, guna menemukan
adanya bakteri kolera di dalam tinja.
d) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general
and specific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu.
Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi, Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
e) Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat
agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban
orang lain. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari penyakit kolera,

REFERENSI :

http://repository.unimus.ac.id/456/3/13.%20BAB%202.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/56a7b3068135ba252de6b3c88982722d.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/20113-ID-waktu-regenerasi-bakteri-vibrio-
cholerae-pada-medium-apw.pdf

https://www.academia.edu/10494635/Epidemiologi_Penyakit_Menular_Kolera

Anda mungkin juga menyukai