Nim : 19111101045
Kelas : A Semester 3
VIBRIO CHOLERAE
(PENYAKIT KOLERA)
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk koma (batang yang
melengkung) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen
flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof. V.
cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan
air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk.
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Order : Vibrionales
Family : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Species : V. cholera
Pertumbuhan yang baik terjadi pada media agar Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS),
yang menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada media Tellurite Taurocholate Gelatin
Agar (TTGA) V. cholerae tidak tahan dengan suasana asam dan tumbuh sangat baik pada
suasana basa (pH 8,0-9,5), karenanya pembiakan pada media yang mengandung karbohidrat
yang dapat difermentasi akan menyebabkan V. cholerae lebih cepat mati. V. cholerae
memfermentasi sukrosa dan manosa tanpa menghasilkan gas tetapi tidak meragi arabinose.
V. cholerae ini juga dapat memfermentasi nitrit. Sebagian besar spesies Vibrio adalah
halotoleran dan NaCl sering menstimulasi.
Berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies
Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae
penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih
dan memiliki sanitasi yang buruk. Lingkungan extrim yang kurang mendukung pertumbuhan
bakteri, sehingga bakteri menyesuaikan diri dengan cara mengurangi metabolisme dan bentuk
ukuran bakteri yang lebih kecil dari ukuran semula. Pada lingkungan bakteri ini disebut
viable but nonculturable, Sehingga secara epidemiologi lingkungan ini mempunyai andil
dalam menyebabkan wabah kolera. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang
menguntungkan dengan pH alkali (8,5 - 9,5) , suhu 37°C dan nutrisi yang mengandung garam
mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen, V.cholerae dapat tumbuh dan
berkembang dengan cepat. Kecepatan pertumbuhan bakteri V.cholerae pada lingkungan yang
menguntungkan akan meningkatkan daya infeksi terhadap seseorang. Kemampuan bakteri
untuk memperbanyak diri melalui pembelahan diri berbeda - beda antara bakteri satu dengan
bakteri lainnya.
3) Keadaan Host yang memungkinkan terjadinya penyakit
Saat host (seseorang) mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi
V.Cholerae, bakteri ini akan melepaskan racun di saluran pencernaan yang dapat
menghasilkan diare berat. Yang perlu diingat, penyakit ini biasanya ditemukan di makanan
atau air yang terkontaminasi oleh feses orang yang sudah terinfeksi penyakit ini dan Imun
tubuh yang perlahan menurun. tidak akan terkena kolera hanya karena bersentuhan dengan
orang yang terinfeksi penyakit ini.
Interaksi antara (Host) orang yang tertular, (Agent) Vibrio Cholerae yang menyebabkan
penyakit Kolera dan (Environment) air yang terkontaminasi ataupun sanitasi yang buruk.
Kolera adalah penyakit karena adanya infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menyebabkan
pengidap kolera mengalami dehidrasi yang cukup parah. Bakteri penyebab kolera dapat hidup
dalam tubuh manusia dan lingkungan dan menyebar melalui feses yang dikeluarkan, Ketika
makanan yang Host konsumsi tercemar bakteri penyebab kolera, air yang digunakan untuk
mencuci buah atau sayuran, atau air yang host gunakan untuk mandi dan minum hal ini
memudahkan bakteri kolera untuk masuk dan menyerang host. Sanitasi yang buruk dan
lingkungan yang padat juga bisa menjadi tempat penularan bakteri kolera. Bakteri kolera bisa
bertahan pada air dalam jangka waktu yang cukup lama. Penggunaan toilet umum yang
kebersihannya tidak terjaga dapat menjadi lokasi penularan dan penyebaran bakteri kolera.
menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini
mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air
tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit
penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Misal, Penyediaan
makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan
limbah. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko penyakit kolera . Olahraga secara teratur
sesuai kemampuan individu.
REFERENSI :
http://repository.unimus.ac.id/456/3/13.%20BAB%202.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/56a7b3068135ba252de6b3c88982722d.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/20113-ID-waktu-regenerasi-bakteri-vibrio-
cholerae-pada-medium-apw.pdf
https://www.academia.edu/10494635/Epidemiologi_Penyakit_Menular_Kolera