Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Vibrio Cholerae”

Disusun Oleh:

Zarina Latipah

NIM :

P07134121070

Kelompok :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANJARMASIN JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yng berjudul [ VIBRIO
CHOLERAE ] tepat waktu.

Makalah [ VIBRIO CHOLERAE ] disusun guna memenuhi tugas Latihan


Dasar Kepemimpinan Jurusan Analis Kesehatan. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang [ VIBRIO
CHOLERAE ].

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kakak-kakak


Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan karena tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 8 November 2021

Zarina Latipah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. VIBRIO CHOLERAE............................................................................................3
B. BENTUK VIBRIO CHOLERAE...........................................................................3
C. DIARE YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI VIBRIO CHOLEREA...........4
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Vibrio Cholerae pertama kali dijelaskan oleh Felix Archimede
Pouchet pada tahun 1849 sebagai sejenis protozoa. Kemudian 0ada tahun
1854 seorang ahli anatomi dari Italia, Filippo Pacini dengan tepat
mengidentifikasikannya sebagai bakteri yang menyebabkan penyakit
kolera. Namun, teori dari Filippo Pacini ini diabaikan oleh komunitas
ilmiah karena pada masa tersebut masih berkembang teori tentang
penyakit kolera yang disebabkan oleh racun.

Pada tahun 1884 Robert Koch melaporkan hasil penelitiannya


tentang bakteri Vibrio Cholerae sebagai penyebab penyakit Kolera dan
dikenal secara luas oleh seluruh kalangan masyarakat. Kemudian Sambhu
Nath De mengisolasi toksin kolera dan menunjukkan toksin tersebut
sebagai penyebab kolera pada tahun 1959.

Vibrio merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada


permukaan air di seluruh dunia. Bakteri ini berbentuk batang bengkok,
bersifat aerob dan motil, serta mempunyai satu flagel kutub. Vibrio
cholerae merupakan serogrup O1 dan O139 yang menyebabkan kolera
pada manusia, sementara vibrio jenis lainnya dapat menyebabkan sepsis
dan enteritis (Jawetz, 2008).

Kolera adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Vibrio


cholerae. Orang dapat terinfeksi dengan meminum atau memakan
makanan yang terkontaminasi oleh bakteri (Nevondo, 2011). Infeksi
terjadi melalui air yang terkontaminasi feses terutama pada orang yang
produksi asam lambungnya terganggu. Hal ini dikarenakan bakteri Vibrio
cholerae merupakan organisme yang rentan terhadap asam. Ciri penyakit

1
ini adalah diare mirip air cucian beras, munculnya mendadak, disertai
mual, muntah, sakit perut, dan dehidrasi berat. Bila tidak cepat ditangani
akan terjadi kolaps, syok, dan mengakibatkan kematian. Angka kematian
mencapai 75 % (Tambayong, 2000).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Vibrio Cholerae ?


2. Bagaimana bentuk Vibrio Cholerae ?
3. Bagaimana cara bakteri Vibrio Cholerae dapat menyebabkan diare?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dinamakan dengan Vibrio Cholerae
2. Untuk mengetahui seperti apa bentuk Vibrio Cholerae
3. Untuk mengetahui penyebab diare akibat bakteri Vibrio Cholerae

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. VIBRIO CHOLERAE
Vibrio cholerae adalah bakteri gram negatif, berbentuk koma
(batang yang melengkung) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki
struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-
proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof.

Bakteri ini secara alami hidup di payau atau air asin di mana
mereka menempel dengan mudah pada cangkang kepiting, udang, dan
kerang lainnya yang mengandung kitin. Spesies Vibrio kerap dikaitkan
dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae
penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki
keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. Penyakit
kolera juga dapat berasal dari konsumsi spesies biota laut yang kurang
matang atau mentah.

B. BENTUK VIBRIO CHOLERAE


Vibrio cholerae berbentuk batang bengkok seperti koma,
mempunyai panjang 1,4-2,6µm, bergerak sangat aktif menggunakan satu
buah flagella polar yang halus (monotrikh).

3
C. DIARE YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI VIBRIO
CHOLEREA
Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Vibrio cholerae serogrup 01 atau 0139 dalam usus halus. Kolera
bertanggung jawab terhadap 2,9 juta kasus dan 95.000 kematian per tahun
di seluruh dunia.

Ketika infeksi bakteri kolera terjadi, bakteri akan berkembang biak


di dalam usus kecil. Perkembangbiakan bakteri kolera ini akan
mengganggu pencernaan manusia dengan cara mengganggu penyerapan
air dan mineral. Gangguan ini menyebabkan seseorang mengalami diare,
yang menjadi gejala utama penyakit kolera.

Infeksi kolera seringkali menunjukkan gejala ringan atau tanpa


gejala sama sekali, tetapi terkadang dapat menimbulkan gejala berat.
Kurang lebih 1 dari 10 orang yang terinfeksi akan mengalami gejala berat
yang ditandai dengan diare cair, muntah, dan kram tungkai. Pada 10
persen pasien tersebut, hilangnya cairan tubuh yang cepat dapat
menyebabkan dehidrasi berat yang berujung pada syok hipovolemik
(kegagalan organ-organ tubuh karena kurangnya volume cairan dalam
tubuh). Jika tanpa penanganan maka kematian bisa terjadi dalam hitungan
jam. Dari pertama kali tubuh terinfeksi, butuh waktu dari hitungan jam
sampai 5 hari untuk menunjukkan gejala, dengan rata-rata onset gejala 2-3
hari.

Seseorang dapat terinfeksi kolera dengan mengonsumsi minuman


atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri kolera. Pada kondisi
epidemik, sumber kontaminasi seringkali adalah feses dari orang yang
sedang terinfeksi dan terbawa ke makanan dan minuman sehingga dapat
menyebar ke orang banyak. Penyakit ini umumnya tidak dapat tersebar
dari orang ke orang, sehingga kontak fisik dengan pengidap bukan

4
merupakan risiko terinfeksi kolera. Faktor risiko terjangkitnya kolera,
antara lain sanitasi yang buruk dan kelompok ekonomi sosial menengah ke
bawah.

Penanganan kolera mencakup penggantian cairan sesegera


mungkin dibarengi dengan penggantian elektrolit. Penanganan dengan
diberikan solusi rehidrasi oral (ORS), yaitu campuran gula dan garam
yang dilarutkan dalam 1 liter air dan diberikan dengan jumlah yang
banyak tergantung tingkat keparahan dehidrasi. ORS tersedia dalam
bentuk kemasan. Pada kasus yang berat, diperlukan penggantian cairan
dan elektrolit melalui vena (infus). Dengan penanganan rehidrasi yang
tepat, tercatat kematian karena kolera mencapai angka lebih rendah dari 1
persen.

Beberapa cara pencegahan kolera. Risiko terkena kolera cukup


rendah jika hal-hal berikut ini diperhatikan:

1. Konsumsi minuman hanya dari air kemasan yang telah


diproses secara kimiawi.
2. Cuci tangan dengan sabun.
3. Jika tidak tersedia sabun, gunakan pembersih tangan
berbahan dasar alkohol.
4. Gunakan air kemasan atau air yang telah dimasak untuk
mencuci peralatan makan.
5. Konsumsi makanan kemasan atau yang baru dimasak dan
dihidangkan masih panas.
6. Hindari makan makanan mentah atau setengah matang.
7. Buang feses dengan cara yang tepat untuk menghindari
kontaminasi sumber air dan sumber makanan.
8. Tidak membeli makanan yang tidak terjamin kebersihannya
9. Tidak mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang

5
10. Tidak mengonsumsi susu segar yang belum diolah
11. Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga
mendidih
12. Mencuci bersih sayur dan buah sebelum dimakan

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kolera adalah diare akibat infeksi bakteri yang bernama Vibrio cholerae.
Penyakit ini dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak dan diare yang
ditimbulkan dapat parah hingga menimbulkan dehidrasi.

Kolera merupakan penyakit yang menular melalui makanan atau minuman


yang terkontaminasi bakteri. Kondisi ini biasanya mewabah di daerah yang padat
penduduk dan memiliki lingkungan yang kotor.

Vibrio cholerae adalah bakteri gram negatif, berbentuk koma, memiliki


diameter 0,5 μm dan panjang 1,5–3,0 μm, tidak berspora, anaerob fakultatif,
bergerak melalui flagel yang monotrik dan pada biakan tua dapat menjadi
berbentuk batang lurus.[4] Bakteri ini membentuk koloni yang konveks, halus,
bulat dan bergranula pada sinar cahaya serta tidak tahan dengan suasana asam dan
tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0- 9,5).

Vibrio cholerae bersifat oksidasi positif serta dapat meragikan sukrosa dan
glukosa menjadi asam tanpa menghasilkan gas, sedangkan laktosa dapat diragikan
tetapi lambat. Bila tumbuh pada perbenihan pepton yang mengandung triptofan
dan nitrit dalam jumlah yang cukup, bakteri ini menghasilkan indol dan mereduksi
nitrat. Bakteri Vibrio chlorea ini merupakan penyebab utama penyakit kolera.

B. Saran
Adapun saran dari penulis terhadap pencegahan dan pemutusan tali
penularan penyakit yang ditimbulkan dari bakteri vibrio cholerae ini adalah
dengan prinsip sanitasi lingkungan, menerapkan berbagai macam cara yang telah
dipaparkan sebelumnya, dan yang paling utama adalah kebersihan air dan
pembuangan kotoran pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter (2019, Juni 24) Kolera-Gejala, Penyebab dan Mengobati. Diakses pada
8 November 2021 melalui https://www.halodoc.com/kesehatan/kolera

Irwan Sapto Adi (2020, April 6). Kolera: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan
Cara Mencegah. Diakses pada 8 November 2021 melalui
https://health.kompas.com/read/2020/04/06/060100568/kolera-gejala-
penyebab-cara-mengobati-dan-cara-mencegah?page=all

Anda mungkin juga menyukai