CHOLERA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
limpahan rahmat dan nikmat kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Dengan judul yang kami bahas pada makalah
kali ini mengenai Penyakit Cholera.
Dalam pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak,
baik dari teman - teman, keluarga, maupun dosen yang dengan setia memberi
masukan yang sangat berharga bagi terciptanya makalah ini.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.,makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena sebagai manusia biasa kita tidak lepas dari kesalahan, maka
dari itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak demi kebaikan kedepannya.
Demikianlah makalah ini kami buat, atas perhatian dan kesempatannya
untuk membaca kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1 Pengertian Kolera....................................................................................3
2.2 Penyebab Kolera......................................................................................4
2.3 Patofisiologi..............................................................................................5
2.4 Cara Penularan Penyakit Kolera...........................................................6
2.5 Diagnosa Penyakit Kolera.......................................................................8
2.6 Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera.....................................9
2.7 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kolera...............................10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
3
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas Epidemiologi
2. Untuk dapat mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang
penyakit kolera
BAB 2
TINJAUAN TEORI
akhirnya menyebabkan tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar (diare) dan
berakibat kepada kekurangan elektrolit dan cairan. Ada dua siklus kehidupan
yang berbeda pada bakteri kolera, yaitu di dalam tubuh manusia &
lingkungan. Bakteri kolera di tubuh manusia ditularkan melalui tinja yang
mengandung bakteri. Bakteri kolera bisa berkembang biak dengan subur jika
persediaan air dan makanan telah terkontaminasi dengan tinja tersebut.
Sumber-sumber infeksi kolera bisa dari faktor makanan dan terpapar air yang
mengandung bakteri. Faktor-faktor yang paling umum adalah sebagai berikut :
1.
Makan kerang mentah atau yang tidak dimasak dengan matang, atau
4.
Gejala dimulai dalam 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, bervariasi mulai dari
diare ringan-tanpa komplikasi sampai diare berat-yang bisa berakibat fatal.
Beberapa orang yang terinfeksi, tidak menunjukkan gejala. Penyakit biasanya
dimulai dengan diare encer seperti air yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa rasa
sakit dan muntah-muntah.Pada kasus yang berat, diare menyebabkan kehilangan
cairan sampai 1 liter dalam 1 jam. Kehilangan cairan dan garam yang berlebihan
menyebabkan dehidrasi disertai rasa haus yang hebat, kram otot, lemah dan
penurunan produksi air kemih.
Banyaknya cairan yang hilang dari jaringan menyebabkan mata menjadi
cekung
menjadi keriput.Jika
tidak
diobati,
cholerae. Biji-bijian yang dimasak dengan saus pada saat wabah itu terbukti
berperan sebagai media penularan kolera.
Vibrio cholerae yang dibawa oleh penjamah makanan dapat mencemari
makanan, yang apabila tidak disimpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat
dapat meningkatkan jumlah kuman berlipat ganda dalam waktu 8-12 jam. Sayuran
dan buah-buahan yang dicuci dan dibasahi dengan air limbah yang tidak diolah,
juga menjadi media penularan. Bakteri kolera juga dapat hidup di lingkungan air
payau dan perairan pesisir. Kerang-kerangan (shellfish) yang dimakan mentah
juga dapat menjadi sumber kolera. Seperti di Amerika Serikat, kasus sporadis
kolera timbul karena mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang yang
ditangkap dari perairan yang tidak tercemar. Sebagai contoh, kasus kolera yang
muncul di Louisiana dan Texas menyerang orang-orang yang mengkonsumsi
kerang yang diambil dari pantai dan muara sungai yang diketahui sebagai
reservoir alami dari Vibrio cholera (O1 serotipe Inaba), muara sungai yang tidak
terkontaminasi oleh air limbah. Biasanya penyakit kolera secara langsung tidak
menular dari orang ke orang. Oleh karena itu, kontak biasa dengan penderita tidak
merupakan resiko penularan.
10
Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala
yang ditampakkan, antara lain ialah :
1. Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau
tenesmus.
2. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah
menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun
amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
3. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak
5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita
tidaklah merasakan mual sebelumnya.
6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi
dengan tanda-tandanya seperti: detak jantung cepat, mulut kering, lemah
fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera
mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat
mengakibatkan kematian.
2.6 Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan
penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang
sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang
paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau
muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu
dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau
golongan Vibramicyn.
11
Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang
terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit
kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang
dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat
tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera
yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia.
4)
5)
12
masak.
2)
Pastikanlah makanan dan minuman yang diasup steril dari bakteri.
3)
Minimalisirlah makanan setengah matang apalagi jenis kerang-kerangan.
Menu sayuran disertai buah-buahan yang sehat lebih diutamakan.
4)
Hindari konsumsi jajanan di pinggir jalan yang sering dihinggapi lalat dan
tidak terjamin kebersihannya.
b. Pemberantasan Kolera
1.
Tindakan pencegahan
Pemberian Imunisasi aktif dengan vaksin mati whole cell, yang diberikan
secara parenteral kurang bermanfaat untuk penanggulangan wabah maupun untuk
penanggulangan kontak. Vaksin ini hanya memberikan perlindungan parsial
(50%) dalam jangka waktu yang pendek (3 6 bulan) di daerah endemis tinggi
tetapi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi asimptomatik, oleh karena
itu pemberian imunisasi tidak direkomendasikan. Dua jenis Vaksin oral yang
memberikan perlindungan cukup bermakna untuk beberapa bulan terhadap kolera
yang disebabkan oleh strain O1, kini tersedia di banyak negara. Pertama adalah
vaksin hidup (strain CVD 103 HgR, dosis tunggal tersedia dengan nama
dagang Orachol di Eropa dan Mutacol di Kanada, SSV1); yang lainnya adalah
vaksin mati yang mengandung vibrio yang diinaktivasi ditambah dengan sub unit
B dari toksin kolera, diberikan dalam 2 dosis (Dukoral, SBL). Sampai dengan
akhir tahun 1999, vaksin-vaksin ini belum mendapat lisensi di AS.
2.
13
14
15
oral untuk melengkapi penggantian 10 % defisit awal cairan dan untuk mengganti
cairan hilang yang sedang berlangsung.
Antibiotika yang tepat dapat memperpendek lamanya diare, mengurangi volume
larutan rehidrasi yang dibutuhkan dan memperpendek ekskresi vibrio melalui
tinja. Orang dewasa diberi tetrasiklin 500 mg 4 kali sehari dan anak anak 12.5
mg/kg 4 kali sehari selama 3 hari. Pada saat Strain V. cholerae yang resisten
terhadap tetrasiklin sering ditemukan, maka pengobatan dilakukan dengan
pemberian antimikroba alternatif yaitu TMP-SMX (320 mg trimethoprim dan
1600 mg sulfamethoxazol dua kali sehari untuk orang dewasa dan 8 mg/kg
trimethoprim dan 40 mg/kg sulfamethoxazol sehari dibagi dalam 2 dosis untuk
anak-anak, selama 3 hari); furazolidon (100 mg 4 kali sehari untuk orang dewasa
dan 1.25 mg/kg 4 kali sehari untuk anak-anak, selama 3 hari); atau eritromisin
(250 mg 4 kali sehari untuk orang dewasa dan 10 mg/kg 3 kali sehari untuk anakanak selama 3 hari). Siprofloksasin, 250 mg sekali sehari selama 3 hari, juga
merupakan regimen yang baik untuk orang dewasa. V. cholerae strain O139
resisten terhadap TMP-SMX. Oleh karena ditemukan strain O139 atau O1 yang
mungkin resisten terhadap salah satu dari antimikroba ini, maka informasi tentang
sensitivitas dari strain lokal terhadap obat-obatan ini perlu diketahui, jika fasilitas
untuk itu tersedia, informasi ini digunakan sebagai pedoman pemilihan terapi
antibiotika yang tepat.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolera adalah suatu penyakit akut yang menyerang saluranpencernaan yang
disebabkan oleh kelompok enterotoksin yangdihasilkan oleh vibrio Kolera yang
ditandai dengan diare cairringan, diare cair berat dengan muntah yang dengan
cepatdapat menimbulkan syok hipovolemik, asidosis metabolik dantidak jarang
menimbulkan kematian.
Penyebab kolera adalah mikroorganisme berbentuk batang,berukuran pendek,
sedikit melengkung, dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunyai flagela
polar
tunggal.
Biasanya
penyebaran
melalui
makanan
dan
air
yang
18
DAFTAR PUSTAKA
Gomez H.F dan Cleary T.G., Kolera, Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2,
edisi 12, EGC, Jakarta, 1992, hal 102
Hassan R dkk, Kholerae, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta, 1985, hal 302-306.
Keusch G.T dan Deresiewicz R.L., Kolera, Harrison Prinsip-prinsipIlmu Penyakit
Dalam, Volume 4, Edisi 5, EGC, Jakarta, 2000, hal766-768.
Noersahid H Suraatmadja S dan Asnil P.O, Gastroenteritis Akut Gastroenterologi
Anak Praktis, FKUI 1988, hal 51-70.
19