Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit akibat bakteri vibrio cholerae di sebut kolera.
Brauer (2008: 395) Meyatakan individu yang tertular penyakit kolera kebanyakan
tidak menunjukan gelaja sama sekali, tetapi kotoran mereka menular. Penyakit kolera
adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus akibat bakteri vibrio
cholerae. Penyakit kolera sangat mudah menyebar jika tidak segera ditangani. Wabah
besar biasanya berhungan dengan air yang terkontaminasi. Ada 4 mekanisme kontrol
utama yang di rekomendasikan oleh world health organization( WHO) yaitu
pembuangan kotoran manusia yang hygienis, pasokan air bersih, makanan yang bersih
dan masak, serta vaksinisasi.
Amelia (2005) mengungkapkan terjadi tujuh pademik kolera yang di mulai pada awal
tahun 1800. Pandemik ketujuh terjadi pada awal tahun 1961 bermula di indonesia,
kemudian kasus kolera menyebar ke Asia Selatan, Timur Tengah, sebagian Eropa dan
Afrika.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit kolera
2. Untuk mengetahui mekanisme vibrio cholerae menjadi kolera
C. MANFAAT
1. Memberi pengetahuan tentang penyakit kolera
2. Sebagai referensi untuk pengembangan pengetahuan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Genus fibrio terdiri dari beberapa spesies bakteri yang bersifat patogen terhadap saluran
pencernaan, misalnya pada vibrio cholerae yang menyebabkan terjadinya wabah atau
epdemik asiatic cholera (Dzen, 2003). Genus vibrio merupakan bakteri yang paling banyak
di temukan pada permukaan air di seluruh dunia. Vibrio cholerae serogrup O1 dan O139
yang menyebabkan kolera pada manusia ( Jawetz et al., 2008).

Taksonomi vibrio cholerae


Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Familia : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio cholerae
(Faruque S, Nair G, 2008)

2
BAB III

SKENARIO KASUS DAN PEMBAHASAAN

1. Kasus
Pada pemeriksaan laboraturium bakteri didapatkan bahwa tipe nutrisi bakteri yang sedang
diteliti bersifat fotoautotrof dan heterautotrof. Jika diteliti lebih dalam bahwa makanannya
berupa senyawa organic yang bersifat saprofit. Bakteri jenis ini akan cepat berkembang biak
terutama pada lingkungan pada sushu psikrofil dan mesofril

2. Analisis Kasus ( Step 1-5)


a. Klasifikasi istilah sulit
1. Fotoautotrof
2. Senyawa Organic
3. Sushu Psikrofil
4. Saprofit
5. Mesofril
6. Heterautotrof

jawab istialah sulit :

1. Fotoautotrof
 Organism yang menguntungkan sumber energy cahaya untuk mengubha bahan
anorganik menjadi bahan organic
 Bisa membuat makanan sendiri
 Terdapat pada tumbuhan hijau
 Terdapat pada bakteri hijau dan ungu
2. senyawa organic adalah golongan besar senyawa kimia yang mengandung karbon
kecuali karbida, karbonat dan asida karbon
3. sushu psikrofil
 bakteri yang tumbuh dalam suhu rendah 0-30 derajat selsius
 suhu optimumnya 15 derajat Celsius
 contoh bakteri pseudomonas dan alcabigenesis

3
4. saprofit
 cara hidup menumpang pada makhluk hidup
 terdapat tumbuhan yang tidak memiliki klorofil ysng hidup pada hasil pelapukan pada
jasad lain.
 Bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati
 Contoh tanaman anggrek yang hidup menumpang pada sisa batang lapuk
5. Mesofril
Dapat tumbuh pada suhu 25-37 derajat Celsius , bakteri ini hidup di pencernaan
(bakteri ekoli, vibro cholera)
6. Heterautotrof
o Tidak bisa membuat makanan sendiri
o Organism yang membutuhkan senyawa organic dimana karbondiekstrak untuk
pertumbuhannya contoh parasit
b. Munculnya pertanyaan
1. Apa perbedaan saprofit dan parasit?
Saprofit parasit
Organisme yang tumbuh pada bahan mati Organisme yang tergantung pada organism
dan membusuk untuk pertumbuhannya lain untuk mendapatkan makanan dan
pertumbuhan
Pencernaan ekstraseluler Pencernaan intraseluler
Menyebabkan kerusakan pada organism Hidupnya tidak tergantung pada inang
yang ditumpangi

2. Apa itu penyakit colerae?


Penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi nakteri vibro colerae
3. Apa penyebab penyakit kolerae?
Disebabkan oleh bakteri vibro colera yang terdapat dalam sistem pencernaan.
4. Apa tanda dan gejala penyakit cholera?
Mual muntah, kram perut, menyebabkan dehidrasi berat yang dapat menyebabkan
hipovolemik

5. Dampak dari penyakit cholera?

4
Muka pucat, lemas, terlalu sering ke toilet, mual muntah, sering merasa haus
(dehidrasi), konjungtiva anemis, turgor kulit buruk, mata merah
6. Bagaimana cara mencegah penyakit kolera?
 Tidak mengonsumsi makanan yang mentah
 Tidak mengonsumsi makanan kemasan
 Tidak mengonsumsi makanan yang pedas
 Cuci tangan dengan menggunakan sabun
 Tidak mengkonsumsi minuman kemasan
7. Cara penularan penyakit cholera?
Bisa menular lewat makana, berjabat tangan
8. Organ apa saja yang terserang oleh cholera
Usus seperti duo denum, jejunum, iliyum, lambung

c. Analisis masalah
1. Membuat mind mapping

Cholera

Definisi Pendekatan gizi

Farmakologi dan non- Farmakologi Tanda dan gejala


farmakologi

Mekanisme Penanganan dan


pencegahan
Pemriksaan penunjang

5
Lo

1. Definisi cholera?
2. Pendekatan gizi pada penyakit cholera?
3. Pemeriksaan penunjan penyakit cholera?
4. Tanda dan gejala penyakit cholera?
5. Penanganan dan pencegahan penyakit cholera?
6. Farmakologi dan non-farmakologi penyakit cholera?
7. Patofisiologi penyakit cholera?
8. Mekanisme penyakit cholera?

3. Hasil Study Literatur


1. Definisi cholera?
Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus akibat terkena
bakteria Vibrio Cholerae. Infeksi biasanya ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang
parah. Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan
gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi mereka ini,
kehilangan cairan tubuh secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau
reaksi fisiologik hebat terhadap trauma tubuh. Kalau tidak diatasi, kematian dapat
terjadi dalam beberapa jam.
https://www.cdc.gov/disasters/tsunamis/translations/cholerabasaha.pdf

2. Pendekatan gizi pada penyakit cholera?

Pemeriksaan penunjang kolera menurut Suradi (2001) adalah :


1. Riwayat elergi pada obat-obatan atau makanan
2. Pemriksaan intubasi duodenum
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah
Adapun pemeriksaan penunjang lain menurut Mansjoer (2000)
1. PEMERIKSAAN TINJA : makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji
retensi terhadap berbagai antibiotic.

6
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkao, analisis gas darah (AGD), elektrolit
(terutama Na, k,Ca, P serum pada diare yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui fall ginjal
4. Duodenum intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.

3. Tanda dan gejala penyakit cholera?


Pada orang yang fases ditentukan bakteri kolera mungkin selama 1-2
Tanda
1. Diare encer dan berlimpah tanpa dilampaui oleh rasa mulas dan tetesum
2. Feaces atau kotoran (tinja) bewarna dan berbau bermetamorfosis cairan putih keruh
(seperti air cucuian beras) tanpa bau busuk atau amis.
3. Diare terjadi berkali-kali dalam jumlah yang cukup banyak.
4. Terjadi muntah sehabis dilampui dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
mencicipi mual sebelumnya
5. Kejang otot perut sanggup juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat
6. Banyaknya cairan yang keluar akan mengakiatkan terjadinya kekurangan cairan tubuh
dengan tanda-tandanya seperti : detak jantung cepat, lisan kejang, lemah fisik, mata
cekung, hypotensi, dll. Yang bila tidak segera mendapat penanganan pengganti cairan
badan yang hilang sanggup menimbulkan kematian.

4. Penanganan dan pencegahan penyakit cholera?


Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mendapatkan penanganan
segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah
awal. Pemberian cairan dengan cara infuse/drip adalah yang paling tepat bagu penderita
yang banyak kehilangan cairan melalui diare atau muntah. Selanjutnta pengobatan
terhadap infeksi yang terjadi dengan pemberian antibiotic/antimicrobial seperti tetrasiki,
doxycycline, vibramicyn. Pengobatan anti biotic ini dalam waktu 48jam dapat
mengentikan diare yang terjadi.
Pada kondisi tertentu, terutama wilayah yang terserang wabah penyakit kolera
pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke
sambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolong berat tidak dapat diatasi
(meninggal dunia) sedangkan jumlah 1% penderita kolera yang mendapatkan
penanganan kurang adekuat meninggal dunia.

7
5. Farmakologi dan non-farmakologi penyakit cholera?

Penanganan utama untuk penderita kolera adalah mencegah dehidrasi. Dokter akan
memberikan larutan oralit untuk mengganti cairan serta ion mineral di dalam tubuh.
Bila penderita terus muntah-muntah sehingga tidak bisa minum, penderita perlu dirawat
dan diberikan cairan infus.

Selain mempertahankan cairan tubuh, dokter dapat memberikan obat-obatan lain untuk
mengatasi kolera, yaitu:

 Obatantibiotik
Untuk mengurangi jumlah bakteri sekaligus mempercepat penyembuhan diare, dokter
akan memberikan antibiotik, seperti tetracycline, doxycycline, ciprofloxacin,
erythromycin, atau azithromycin.
 Suplemenzinc
Zinc (seng) juga sering diberikan untuk mempercepat penyembuhan diare pada anak-
anak

https://www.alodokter.com/kolera

6. Patofisiologi penyakit cholera?


Penyakit kolera disebabkan oleh bakteri vibro cholera yang masuk ke dalam tubuh
seseorang melalui makanan dan minuman yang telah tercerna oleh bakteri. Bakrei vibro
cholera akan mula membiak dengan pantas dalam usus. Bakteri tersebut akan
menghasilkan enterotiksin di dalam bagian saluran ususu seseorang. Penghasilan
enterotoksin oleh bakteri vibro cholera akan mengalakkan rembesan cairan dan
elektrolit badan seperti sodium chloride, potassium bikarbonat keuar dari dinding usus
ke lumen usus dan menyebabkan berlakunya cirit-birit teruk. Antara kesan-kesan lain
disebabkan oleh jangkitan virus vibro cholera seperti pesakit mengalami munta-muntah
yang teruk, loya, sakit di bagian abdomen dan seakit juga mengalami dehidrasi jika
dibiarkan tanpa rawatan segera. Akibar dari pada keadaan dehidrasi teruk serta tidak
dirawat, keadaan ini akan berlajut kepada pesakit akan mengalami hipovolemia,
hiponatremia, dan hipokalemia. Keadaan ini menjurus kepada kegagalan fungsi ginjal,
mengalami adidosis metabolic dan betkemungkinan juga akan mengalami renjata.
https>//id.scribd.com/doc/212266391/PATOFISIOLOGI-KOLERA

8
7. Mekanisme penyakit cholera?
Mekanisme kerja Toksin Kolera. Cholera berkonolisasi di epitel usus unit B pentamer
mengingatkan diri pada resptor mengikatkan diri pada reseptor sel epitel usus,
merangsang endotoksin sub unit A sub unit A-enzimitasi mengaktifakan adenilat
siklase dan meningatkan konsentrasi intraseluler AMP siklik (cAMP) cAMP
menghambat absorsi sodium klorida yang terjadi secara aktif dan meningkatkan sekresi
klorida dan bikardinat.

9
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
1. Penyakit kolera(cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae bakteri ini masuk kedalam tubuh
seseorang melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
2. Bakteri vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feses (kotoran)
manusia,bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai
dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebu beresiko
terkena penyakit kolera itu juga.
3. Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan
prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan
kotorab(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya
ialah dengan meminum air yang sudah di masak terlebih dahulu, cuci tangan
dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dengan air
bersih terutama sayuran yang dimakan mentah(lalapan) hindari memakan ikan dan
kerang yang di masak setengah matang.
B. SARAN
Adapun saran kepada seluruh masyarakat hendaknya selalu melakukan hidup sehat,
bersih melakukan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan
kotoran(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainya ialah
meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci sayuran dengan air bersih
terutama sayuran yang di makan mentah, hindari memakan ikan dan kerang yang
dimasak setengah matang.

C. DAFTAR PUSTAKA

(Faruque S, Nair G, 2008)

Brauer (2008: 395)


Amelia (2005)
(Dzen, 2003)

https://www.cdc.gov/disasters/tsunamis/translations/cholerabasaha.pdf
https>//id.scribd.com/doc/212266391/PATOFISIOLOGI-KOLERA

10

Anda mungkin juga menyukai