Anda di halaman 1dari 4

Keracunan makanan - 4

Definisi
Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan ⇒
disebabkan karena
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat patogen dan atau bahan
kimia misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium perfringens, Campylobacter, dan
Staphylococcus aureus

Etiologi, Faktor Risiko

Faktor Risiko
1. Riwayat makan / minum di tempat yang tidak higienis

2. Konsumsi daging / unggas yang kurang matang ⇒ curiga Salmonella spp,


Campylobacter spp, toksin Shiga E Coli, Clostridium perfringens

3. Konsumsi makanan laut mentah : curiga Norwalk-like virus, Vibrio spp, Hepatitis A

Epidemiologi
CDC : CDC memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1 dari 6 orang Amerika (atau 48
juta orang) jatuh sakit, 128.000 dirawat di rumah sakit, dan 3.000 orang meninggal
karena penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Keracunan makanan - 4 1
US :
Diperkirakan bahwa 9,4 juta episode penyakit bawaan makanan, 55.961 rawat inap dan
1.351 kematian disebabkan oleh beberapa patogen utama yang didapat di Amerika Serikat
setiap tahunnya. Di antaranya, 5,5 juta (58,7%) penyakit bawaan makanan disebabkan oleh
virus dan 3,6 juta (38,8%) oleh bakteri. (38,8%) oleh bakteri. Agen bakteri yang
menyebabkan penyakit paling banyak adalah spesies Salmonella non-tifoid (10,9%),
Clostridium perfringens (10,3%)

https://www.chp.gov.hk/files/pdf/review_on_the_global_and_local_epidemiology_of_food_poisoning_r.pdf

Patogenesis, Patofisiologi

Manifestasi Klinis dan Diagnosis

Keracunan makanan - 4 2
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Diare akut : biasanya < 2 minggu | ada darah atau lendir di tinja ⇒ ada invasi mukosa
usus / kolon

2. Nyeri perut

3. Nyeri kram otot perut : kehilangan elektrolit yang mendasari, seperti pada kolera berat

4. Kembung

Pemeriksaan Fisik (Objective)


Patognomonis : difokuskan menilai keparahan dehidrasi

1. Diare, dehidrasi, dengan tanda tekanan darah turun, nadi cepat, mulut kering.
penurunan keringat, penurunan output urin

2. Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah

Pemeriksaan Penunjang

1. Mikroskopis feses : telur cacing dan parasit

2. Pewarnaan Gram, Koch, dan metilen blue Loeffler : membedaka penyakit invasif dari
non invasif

Diagnosis banding

1. Intoleransi

2. Daire spesifik seperti disentri, kolera dll

Tatalaksana

1. Sebagian besar kasus gastroenteritis akut : self limiting ⇒ tidak perlu pengobatan
khusus

2. studi : 10% kasus butuh terapi antibiotik

3. Tujuan utama : rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit

4. dicapai dengan : pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena (misal,
larutan natrium klorida isotonik, larutan ringer laktat)

Keracunan makanan - 4 3
5. rehidrasi oral : dicapai dengan pemberian cairan yang mengandung natrium dan
glukosa

6. obat absorben misal : kaopectate, aluminium hidroksida) ⇒ memadatkan feses (diberi


bila diare tidak segera berhenti)

7. Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, harus ditentukan etiologi spesifik ⇒ kultur tinja

rujuk segera

8. modifikasi gaya hidup, edukasi kebersihan diri

Konseling dan edukasi

Edukasi : jaga higiene keluarga dan px

Kriteria rujukan

1. gejala tidak berhenti setelah 3 hari

2. perburukan

Alat (untuk rujukan)

1. Cairan rehidrasi (NaCl 0,9%, RL, oralit)

2. Infus set

3. Antibiotik kalau perlu

Prognosis

bonam kalau tidak komplikasi

Keracunan makanan - 4 4

Anda mungkin juga menyukai