Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang


membutuhkan pertolongan segera, karena apabila tidak mendapatkan pertolongan
dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan
permanen. Keadaan gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat antara lain,
keadaan seseorang yang mengalami henti napas, henti jantung, tidak sadarkan diri,
kecelakaan, cedera misalnya patah tulang, kasus stroke, kejang, keracunan, dan
korban bencana (Arief, dkk (2000).

Salah satu keadan yang juga mengancam nyawa manusia adalah keracunan
makanan. Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan karena makan
makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme atau bahan kimia, atau makanan
yang memang mengandung racun. Makanan dapat terkontaminasi oleh bahan kimia
seperti timah atau seng yang menyebabkan keracunan makanan. Beberapa jenis jamur
dan ikan tertentu juga beracun jika dimakan. Kasus yang sering muncul adalah
keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur,
virus, dan parasit. Keracunan makanan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok
yaitu infeksi dan intoksikasi. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena
tertelannya mikroba patogen (bakteri dan virus) bersama makanan. Selanjutnya
mikroba ini berkembang biak dalam alat pencernaan dan menimbulkan reaksi.
Bakteri diketahui sebagai penyebab utama kasus keracunan. Gejala penyakit timbul
lebih cepat daripada infeksi yaitu 3-12 jam setelah makanan dikonsumsi, yang
ditandai dengan muntah-muntah hebat dan diare.

1
B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Dapat memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat dengan
keracunan

b. Tujuan khusus
1. Dapat Menjelaskan konsep dasar.
2. Dapat Menjelaskan pengkajian pada pasien keracunan dengan kondisi gawat
darurat meliputi anamnesa,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan diagnostik.
3. Dapat menengakkan diagnosa keperawatan.
4. Dapat merumusan rencana keperawatan.
5. Dapat memberikan tindakan keperawatan pada pasien dengan keracunan.
6. Dapat melakukan evaluasi dan dokumentasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual,
muntah, atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi.
Kontaminasi tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke
dalam makanan. Umumnya, keracunan makanan bukanlah kondisi yang serius
dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini terkadang juga dapat
membahayakan dan membutuhkan penanganan khusus.
Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam
jumlah relatif sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan,
terinjeksi, terhisap, atau terserap dan selanjutnya menyebabkan kerusakan
struktual atau gangguan fungsi. (Betz, Cecily (2002)

2. Penyebab Keracunan Makanan


Penyebab terjadinya keracunan adalah makanan yang telah terkontaminasi
kuman atau racun. Kontaminasi tersebut dapat terjadi saat makanan melalui
proses awal produksi, seperti saat penanaman hingga pengiriman, atau saat
sedang diproses untuk di konsumsi.
 Obat-obatan :, digitalis, aminofilin Salisilat, asetaminofen
 Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
 Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon
 Zat kimia pertanian : Insektisida
 Makanan : Singkong, kentang,
 Bisa ular atau serangga

3. Ciri-Ciri Keracunan Makanan


Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung dari zat
yang mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi. Gejala yang sering muncul
antara lain :

3
 diare
 mual muntah
 kram perut
 sakit kepala
 Rasa terbakar di tenggorokan dan lambung.
 Pernafasan yang cepat dan dalam, hilang selera makan, anak terlihat
lemah.
 haus,buang air besar cair.
 telinga berdenging, sukar mendengar, dan pandangan kabur.
 Bingung.
 Koma yang dalam dan kematian karena kegagalan pernafasan.
Reaksi lain yang kadang bisa terjadi ; demam tinggi, haus, banyak
berkeringat, bintik merah kecil di kulit dan membran mukosa.

4. Pencegahan Keracunan Makanan


Membuat dan mengkonsumsi makanan dengan bersih dan sehat menjadi cara
mencegah keracunan makanan yang paling efektif. Selain itu, jenis makanan
tertentu yang belum dipastikan keamanannya juga sebaiknya dihindari.

4
5. Patofisiologi

B. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan. Dalam tahap ini semua data atau informasi
tentang pasien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan
diagnosa keperawatan.

5
DATA SUBYEKTIF

 Identitas pasien
 Nama : An. M
 Tanggal lahir : Umur :
 Jenis Kelamin : laki-laki
 BB: PB/TB :
 Alamat :
 Agama : Islam Pendidikan :
 Suku bangsa :
 No. RM : 346714
 Diagnose Medis : Keracunan

 Identitas Penanggung Jawab


 Nama : Umur : Jenis Kelamin :
 Pendidikan : Pekerjaan :
 Keluhan utama :
 Riwayat kesehatan :
 Riwayat penyakit sekarang:
 Riwayat penyakit dahulu :
 Riwayat kehamilan :
 Riwayat persalinan :
 Riwayat imunisasi :
 Riwayat Tumbuh Kembang
 Genogram keluarga

DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
 Adanya peningkatan Suhu : Nadi : x/menit CRR: x/menit
 Adanya kejang :

6
 Adanya kelemahan dan keletihan :
 Antropometri: Lingkar Kepala: cm Lingkar Lengan atas: cm Lingkar dada:
cm BB : Kg TB: cm
 Kepala :
 Mata : konjungtiva,sklera,refleks pupil dan penglihatan normal
 Hidung :pernafasan cuping hidung,
 Mulut : Membran mukosa,bibir, kandidiasis pada lidah maupun rongga
mulut,lidah dapat bergerak bebas, gigi
 Telinga :
 Leher : kelenjar limfe.
 Dada Paru Inspeksi, Palpasi, Auskultasi :
 Genetalia : Anus :
 Ekstremitas : CRT < 2 detik
 Kulit :Kemerahan, Kering, Sianosis

C. Diagnosa
1. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung
toksisitas, proses inflamasi.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya
cairan tubuh secara tidak normal.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia

D. Intervensi

Dx 1:Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung


toksisitas, proses inflamasi.

7
Tujuan Noc Nic
menunjukkan pola nafas Kriteria hasil : a. Kaji frekuensi,
efektif dengan frekuensi suara nafas normal kedalaman
dan kedalaman dalam pernafasan dan
rentang normal ekspansi dada
b. Dorong atau bantu
klien dalam
mengambil nafas
dalam

Dx 2: Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya


cairan tubuh secara tidak normal.

Tujuan Noc Nic


mempertahankan volume Kriteria hasil: a. Awasi intake dan
cairan adekuat Volume cairan input output, karakter
dan output seimbang serta jumlah feses
b. Kolaborasi
pemberian cairan
paranteral sesuai
indikasi

Dx 3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia

Tujuan Noc Nic


nutrisi adekuat Kriteria hasil : a. Berikan makanan
dapat mencerna dengan porsi sedikit
makanan dengan lancar tapi sering
serta tidak lagi b. Kolaborasi
mengalami mual, pemberian antisida
8
muntah sesuai indikasi

E. Tindakan keperawatan pada anak keracunan


Pertolongan pertama untuk keracunan makanan pada anak-anak adalah
1. memberikan mereka cairan lebih banyak,bisa di beri air mineral, jus tanpa gula.
2. Hindari makan makanan berat selama beberapa jam pertama sampai kondisi
muntah atau diare anak membaik.
3. berikan makan ketika anak sudah mulai tenang. Makanan yang diberi bisa berupa,
roti,buah pisang, dan nasi pakai kuah sayur bening
4. Usahakan anak istirahat, jangan dulu biarkan anak masuk sekolah atau bermain
Jangan beri anak Anda obat apa pun untuk menghentikan diare. Diare adalah cara
tubuh mengeluarkan bakteri penyebab keracunan makanan. Obat antidiare justru
memberikan efek samping yang tidak diinginkan pada anak-anak.
Pertolongan pertama karena keracunan makanan harus segera ditindaklanjuti
apabila anak Anda tidak bisa menahan muntah atau menunjukkan tanda-tanda
dehidrasi. Segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih
lanjut dari dokter. (Hudak & Gallo (2004)
F. Evaluasi

Dx Evaluasi
1 a. Tidak terdapat sumbatan pada jalan nafas oleh
sputum/lendir.
b. Kesadaran : compos mentis
2 Volume cairan out put dan input seimbang
3 a. mual dan muntah hilang
b. adanya nafsu makan

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan mengejutkan


yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu. (Marylin. D (2000),

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca baik para perawat maupun
tenaga kesehatan lainya dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien
keracunan pada anak dengan baik dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arief, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius,
Jakarta.
Betz, Cecily (2002), Keperawatan Pediatrik Edisi 3, EGC, Jakarta.
Hudak & Gallo (2004), Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta.
Marylin. D (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai