PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keadan yang juga mengancam nyawa manusia adalah keracunan
makanan. Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan karena makan
makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme atau bahan kimia, atau makanan
yang memang mengandung racun. Makanan dapat terkontaminasi oleh bahan kimia
seperti timah atau seng yang menyebabkan keracunan makanan. Beberapa jenis jamur
dan ikan tertentu juga beracun jika dimakan. Kasus yang sering muncul adalah
keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur,
virus, dan parasit. Keracunan makanan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok
yaitu infeksi dan intoksikasi. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena
tertelannya mikroba patogen (bakteri dan virus) bersama makanan. Selanjutnya
mikroba ini berkembang biak dalam alat pencernaan dan menimbulkan reaksi.
Bakteri diketahui sebagai penyebab utama kasus keracunan. Gejala penyakit timbul
lebih cepat daripada infeksi yaitu 3-12 jam setelah makanan dikonsumsi, yang
ditandai dengan muntah-muntah hebat dan diare.
1
B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Dapat memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat dengan
keracunan
b. Tujuan khusus
1. Dapat Menjelaskan konsep dasar.
2. Dapat Menjelaskan pengkajian pada pasien keracunan dengan kondisi gawat
darurat meliputi anamnesa,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan diagnostik.
3. Dapat menengakkan diagnosa keperawatan.
4. Dapat merumusan rencana keperawatan.
5. Dapat memberikan tindakan keperawatan pada pasien dengan keracunan.
6. Dapat melakukan evaluasi dan dokumentasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual,
muntah, atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi.
Kontaminasi tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke
dalam makanan. Umumnya, keracunan makanan bukanlah kondisi yang serius
dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini terkadang juga dapat
membahayakan dan membutuhkan penanganan khusus.
Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam
jumlah relatif sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan,
terinjeksi, terhisap, atau terserap dan selanjutnya menyebabkan kerusakan
struktual atau gangguan fungsi. (Betz, Cecily (2002)
3
diare
mual muntah
kram perut
sakit kepala
Rasa terbakar di tenggorokan dan lambung.
Pernafasan yang cepat dan dalam, hilang selera makan, anak terlihat
lemah.
haus,buang air besar cair.
telinga berdenging, sukar mendengar, dan pandangan kabur.
Bingung.
Koma yang dalam dan kematian karena kegagalan pernafasan.
Reaksi lain yang kadang bisa terjadi ; demam tinggi, haus, banyak
berkeringat, bintik merah kecil di kulit dan membran mukosa.
4
5. Patofisiologi
B. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan. Dalam tahap ini semua data atau informasi
tentang pasien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan
diagnosa keperawatan.
5
DATA SUBYEKTIF
Identitas pasien
Nama : An. M
Tanggal lahir : Umur :
Jenis Kelamin : laki-laki
BB: PB/TB :
Alamat :
Agama : Islam Pendidikan :
Suku bangsa :
No. RM : 346714
Diagnose Medis : Keracunan
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Adanya peningkatan Suhu : Nadi : x/menit CRR: x/menit
Adanya kejang :
6
Adanya kelemahan dan keletihan :
Antropometri: Lingkar Kepala: cm Lingkar Lengan atas: cm Lingkar dada:
cm BB : Kg TB: cm
Kepala :
Mata : konjungtiva,sklera,refleks pupil dan penglihatan normal
Hidung :pernafasan cuping hidung,
Mulut : Membran mukosa,bibir, kandidiasis pada lidah maupun rongga
mulut,lidah dapat bergerak bebas, gigi
Telinga :
Leher : kelenjar limfe.
Dada Paru Inspeksi, Palpasi, Auskultasi :
Genetalia : Anus :
Ekstremitas : CRT < 2 detik
Kulit :Kemerahan, Kering, Sianosis
C. Diagnosa
1. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung
toksisitas, proses inflamasi.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya
cairan tubuh secara tidak normal.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia
D. Intervensi
7
Tujuan Noc Nic
menunjukkan pola nafas Kriteria hasil : a. Kaji frekuensi,
efektif dengan frekuensi suara nafas normal kedalaman
dan kedalaman dalam pernafasan dan
rentang normal ekspansi dada
b. Dorong atau bantu
klien dalam
mengambil nafas
dalam
Dx Evaluasi
1 a. Tidak terdapat sumbatan pada jalan nafas oleh
sputum/lendir.
b. Kesadaran : compos mentis
2 Volume cairan out put dan input seimbang
3 a. mual dan muntah hilang
b. adanya nafsu makan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca baik para perawat maupun
tenaga kesehatan lainya dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien
keracunan pada anak dengan baik dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arief, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius,
Jakarta.
Betz, Cecily (2002), Keperawatan Pediatrik Edisi 3, EGC, Jakarta.
Hudak & Gallo (2004), Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta.
Marylin. D (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.
11