Anda di halaman 1dari 19

Helicobacter Pyori

Martha Intan NP (13350.20.004)


Nunuk Herowati (13350.20.005)
D-IV ATLM
Sejarah Helicobacter Pylori
1. Adanya bakteri berbentuk spiral dalam lambung manusia sudah dilaporkan sejak tahun 1875 oleh
seorang sarjana Jerman jyang mendapatkan kuman berbentuk spiral pada mukosa lambung.
2. Pada tahun 1893, seorang sarjana Italia Bernama Giulio Bizzozero melaporkan bakteri berbentuk
spiral yang hidup dalam lambung anjing yang bersuasana asam kuat, hubungan antara kuman spiral
tersebut dengan penyakit lambung pertama kali dianjurkan oleh Professor Walery Jaworski dari
Polandia yang meneliti bakteri yang ditemukan dalam sedimen cairan lambung pada tahun 1899
yang pada waktu itu dinamakan Vibrio rugula. Tetapi laporan tersebut ditadak banyak mendapat
perhatian, dikarekan bertentangan dengan dogma yang banyak dianut pleh para dokter bahwa tidak
ada kuman yang bisa hidup dalam lambung yang sangat asam suasananya.
3. Pada tahun 1981, Robin Warren seorang ahli patologi dari Australia melanjutkan penelitian Bersama
Barry Marshall, seorang residen penyakit dalam. Berhasil membiakkan bakteri spiral, dalam laporan
pada tahun 1984 dinyatakan bahwa kebanyakan ulkus lambung dan gastristis disebabkan oleh
kuman tersebut. Dibuktikan dengan Mashall melakukan percobaan terhadap dirinya, dengan
menelan bakteri Helicobacter pylori yang dibiakkan, dalam beberapa hari terjadi gastritis pada
lambung yang desertai adanya kuman H.pylori. Marshall kemudian mengobati dirinya dengan
gabungan garam Bismuth dan Metronidazol selama 2 minggu dan bebas dari bakteri tersebut.
Dalam laporan Warren dan Marshall, kuman lambung berbentuk spiral dinamakan
Campylobacter pylori. Kedua sarjana yang menemukan Kembali bakteri spiral yang
kemudian dinamakan Helicobacter pylori telah menerima hadiah nobel dalam ilmu
kedokteran pada tahun 2005
Taksonomi

• Kingdom : Bacteria
• Phylum : Proteobacteria
• Class : Epsilon Proteobacteria
• Order : Campylobacterales
• Family : Helicobactereceae
• Genus : Helicobacter
• Species : H.pylori
Pengertian Helicobacter Pylori

● Helicobacter pylori merupakan salah satu penyebab infeksi yang umum


terjadi pada manusia dan berhubungan dengan beberapa penyakit penting
pada saluran cerna seperti gastritis kronis, ulkus peptikum dan kanker
lambung.
● Di Amerika, 30% dari populasi orang dewasa terinfeksi bakteri helicobacter.
50% dari orang-orang yang terinfeksi adalah pada umur 60 tahun. Infeksi
lebih umum pada kondisi hidup yang sesak dengan sanitasi yang buruk. Pada
negara-negara dengan sanitasi yang buruk, 90% dari populasi dewasa dapat
terinfeksi bakteri helicobacter.
● Infeksi H. pylori berkaitan erat dengan kondisi sosial ekonomi sehingga
prevalensi infeksi ini lebih tinggi di negara-negara berkembang dibanding
negara-negara maju (Chey et al., 2007).
Morfologi Helicobacter pylori
Secara morfologi bakteri Helicobacter pylori mempunyai sifat sebagai berikut :

a. Gram negative, berbentuk spiral ( huruf S atau C dengan kurva pendek ), dengan lebar 0,5 – 1,0
mikrometer dan Panjang 3 mikrometer, dan mempunyai 4 – 6 flagella. Kadang – kadang berbentuk
batang kecil atau coccoid berkelompok.
b. Bersifat microaerophilic , tumbuh baik dalam suasana lingkungan yang mengandung 025%, CO25 -
10% pada temperature 37OC selama 16-9 hari dalam media agar basa dengan kandungan 7%
eritrosit kuda dan dengan pH 6,7 – 8 sertha tahan beberapa saat dalam suasana sitotoksin seperti pH
1,5
c. Menghasilkan beberapa macam enzim yang bersifat sitotoksin seperti ; urease dalam jumlah yang
berlebihan, 100x lebih aktif dari yang dihasilkan bakteri proteus vulgaris dan bakteri penghasil
urease yang lain, Protease diperkirakan merusak lapisan mucus, Esterase, Pospolipase A dan C,
phosphatase.
d. Menghasilkan VAC (Vacuolating Cytotoxin cell)
e. Mengandung protein somatic cytotoxin 120-130 kD yang bersifat antigenic yang dapat merusak
endotel dan merangsang imun dalam pembentukan Imunoglobullin A, G, (G1, 2, 4) dan M.
f. Mengeluarkan platelet activating factor dan chemotactic substance
g. Bakteri ini khususnya resisten terhadap Trimetropin dan sensitive terhadap Penisilin dan
Epidemiologi
Sekitar 30-50% populasi di seluruh dunia terinfeksi oleh H. pylori. Prevalensi infeksi H. pylori bervariasi
di berbagai negara, di Eropa prevalensinya antara 7-33%, sedangkan di negara-negara berkembang
sekitar 80%. Studi seroepidemiologi di Indonesia menunjukkan prevalensi 36-46,1%. Penduduk yang
berisiko tinggi mengalami infeksi H. pylori antara lain orang tua/lanjut usia, kondisi ekonomi kurang
mampu, penduduk migran dari daerah dengan prevalensi H. pylori yang tinggi, tinggal di rumah
penampungan dan wilayah pedesaan.
Dari data epidemiologis infeksi H. pylori tersebut di atas, hanya sekitar 10-20% yang akan menjadi
penyakit gastroduodenal. Data epidemiologis dari berbagai belahan dunia menunjukkan adanya
perbedaan geografis dan juga korelasi yang tidak sesuai antara prevalensi infeksi dengan prevalensi
spektrum klinis seperti tukak peptik dimana infeksi H. pylori berdasarkan studi seroepidemiologi cukup
tinggi di Afrika dan Asia Selatan, tetapi sebaliknya prevalensi berbagai kelainan klinis seperti tukak
peptik maupun kanker lambung sangat rendah. Hal ini dikenal dengan Asian enigmas atau African
enigmas. Dalam hal ini selain faktor H. pylori itu sendiri, perlu dipertimbangkan peran faktor pejamu
termasuk faktor genetik maupun faktor lingkungan yang selain mempengaruhi kuman H. pylori
tampaknya juga dapat mempengaruhi fisiologi maupun imunologi pejamu
Patogenesis
Setelah berhasil menembus asam lambung dan masuk kedalam habitatnya maka kuman H.
pylori dapat bertahan hidup dan mengadakan multiplikasi. Kuman H. pylori mengadakan
kontak dengan epitel mukosa lambung melalui bagian kuman yang disebut adhesin. Melalui
adhesin H. pylori berikatan dengan suatu gliserolipid yang didapatkan pada epitel lambung.
Kuman H. pylori menghasilkan berbagai enzim misalnya urease, catalase, proteasedan
fosfolipase dll. Protease dan fosfolipase dapat merusak mucus lambung. Disamping itu H.
pylori juga memproduksi beberapa macam toksin. Toksin-toksin ini akan menyebabkan reaksi
keradangan dan kerusakan jaringan dan menyebabkan gastritis kronik.Adanya infeksi H. pylori
kronik menimbulkan gangguan fungsi sekretorik. Yang menyebabkan hiperasiditas dalam
lambung dan duodenum. Adanya hiperasiditas dalam duodenum merupakan salah satu
keadaan yang memungkinkan hidupnya sel-sel mukosa lambung dalam duodenum. Pindahnya
sel-sel mukosa lambung ke dalam duodenum disebut metaplasia gastrik dalam duodenum.
Dengan adanya pulau-pulau sel mukosa lambung dalam duodenum maka bakteri H. pylori
dapat pula hidup dalam duodenum. Adanya bakteri tersebut dalam dodenum akan
menyebabkan duodenitis dan akhirnya terjadi ulkus di daerah tersebut
Transmisi Helicobater pylori

Transmisi Helicobacter pylori dapat terjadi dari satu individu ke


individu lainnya, melalui rute fekal-oral maupul oral-oral.
Transmisi waterborne juga dapat terjadi pada sumber air yang
terkontaminasi kotoran. Transmisi juga dapat terjadi secara
iatrogenic saat endoskopi.
Gejala Infeksi Helicobacter Pylori
Infeksi Helicobacter pylori yang belum menyebabkan komplikasi umumnya tidak
menimbulkan gejala spesifik. Gejala biasanya baru muncul ketika infeksi sudah
menyebabkan luka atau tukak pada saluran pencernaan. Gejala tersebut antara lain:
• Sakit perut, terutama pada saat perut kosong atau pada malam hari
• Perut kembung
• Mual dan muntah
• Demam
• Sendawa yang berlebihan
• Penurunan berat badan
• Hilangnya nafsu makan
• Feses berdarah atau berwarna gelap
Diagnosis Infeksi Helicobacter Pylori

Untuk mendiagnosis infeksi Helicobacter pylori lebih akurat, dapat melakukan pemeriksaan
penunjang berikut :
1. Tes darah, untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik Helicobacter pylori dalam darah
2. Urea breath test, untuk mengetahui keberadaan Helicobacter pylori dalam tubuh
3. Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi ada atau tidaknya darah pada feses
4. Endoskopi, untuk memeriksa adanya tanda-tanda infeksi Helicobacter pylori pada
saluran pencernaan secara visual dengan menggunakan endoskop, yaitu alat berbentuk
selang panjang tipis yang dilengkapi kamera pada ujungnya
Pengobatan infeksi Helicobacter Pylori
Pengobatan infeksi Helicobacter pylori umumnya dilakukan dengan memberikan
kombinasi dua atau lebih jenis antibiotik dan obat yang dapat menurunkan asam lambung.
 Obat penghambat pompa proton, seperti lansoprazole, esomeprazole, rabeprazole, dan
pantoprazole, untuk menurunkan produksi asam lambung
 Obat antibiotik, seperti amoxicillin, metronidazole, clarithromycin, dan tetracyclin,
untuk membunuh bakteri Helicobacter pylori yang terdapat pada saluran pencernaan
 Obat penghambat histamin-2 (H2 blocker), seperti cimetidine dan ranitidine, untuk
menurunkan produksi asam lambung
 Obat antidiare, seperti bismut subsalisilat, untuk mencegah tukak bertambah parah
dengan cara melindungi lapisan lambung yang terluka dari asam lambung
Pencegahan Infeksi Helicobacter Pylori

Infeksi Helicobacter pylori dapat dihindari dengan menerapkan upaya-upaya


pencegahan berikut ini:
 
• Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis
• Menghindari konsumsi makanan atau air minum yang tidak dimasak
hingga matang
• Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah menggunakan toilet
Pewarnaan Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori dapat didemostrasikan di jaringan dengan Pewarnaan Gram,
pewarnaan Giemsa, pewarnaan hematoksilin-eosin, pewarnaan perak Warthin-
Starry, pewarnaan oraye akridin.
Pembiakan Helicobacter Pylori

Media yang paling sering dipakai adalah lempeng agar darah yang mengandung 7% darah
dan diberikan suplemen antibiotic yang menekan kuman kontaminan tapi tidak menekan
pertumbuhan kuman H.pylori. Yang paling banyak dipakai adalah suplemen Skirrow yang
mengandung Trimetropim, Vankomisin, dan Polimiksin B. karena Pseudomonas merupakan
kontaminan yang serinng mengganggu dan yang rupanya mulai kebal terhadap antibotik
dalam suplemen Skirrow, maka suplemen Skirrow dicampur dengan satu antibiotic yaitu
Cefsulodin, suatu derivate yang cephalosporin yang dikhususkan untuuk Pseudomonas,
dikarenakan bakteri Helicobacter Pylori sering terganggu oleh adanya jamur maka sebaiknya
kedalam media ditambahkan Amphotericin B (fungizone) 5mg/lt.
SEKIAN & TERIMAKASIH
PERTANYAAN

● Apa yang dimaksud dengan sifat microaerophilic pada bakteri helicobacter phylori?
Jawab: Artinya bakteri ini dapat hidup pada lingkungan yang kadar oksigennya rendah (lebih rendah dibandingkan atmosfer bumi
pada umumnya)
● Bagaimana cara diagnosis yang lebih akurat untuk deteksi helicobacter phylori?
Jawab: Terdapat beberapa pemeriksaan alternatif yang noninvasif untuk mendeteksi infeksi bakteri Helicobacter pylori di antaranya
adalah tes napas urea (urea breath test / UBT), tes serologi darah dan tes feses (stool antigen test / SAT). Pemeriksaan noninvasif
dapat digunakan sebagai skrining pada populasi yang lebih luas. Tes napas urea dilakukan berdasarkan adanya enzim urease pada
bakteri Helicobacter pylori yang hidup untuk memecah urea menjadi amonia dan karbondioksida. Tes serologi darah digunakan
untuk mendeteksi antibodi pada tubuh terhadap bakteri Helicobacter pylori dengan menggunakan teknik ELISA (enzyme-linked
immunosorbent assay).Pemeriksaan serologi inimemiliki kelemahan di antaranya hasil pemeriksaan menjadi positif palsu bila
terdapat infeksi bakteri aktif yang lain, mengalami infeksi sebelumnya, dan terdapat reaksi silang antibodi.Tes feses digunakan
dengan menggunakan antibodi monoklonal atau antibodi poliklonal untuk mendeteksi bakteri Helicobacter pylori.
• Contoh media yang sering digunakan pada perkembangbiakan helicobacter phylori?
Jawab : Brucella broth and agar, BHI, Muller Hinton, Columbia agar dan trypticase soy agar. Ini umumnya
dilengkapi dengan Fetal Bovine Serum, lisis eritrosit, ekstrak ragi, pepton dan cyanobacteria. 7% sampai 10%
darah kuda, domba atau kelinci umumnya ditambahkan. Di antara antibiotik yang ditambahkan adalah
antibiotik vankomisin, sulfametoksazol, trimetoprim, sefsulodin, dan polimiksin B. Sampel dapat diawetkan
dalam kaldu kedelai trypticase atau BHI ditambah 20% gliserol. Mereka dapat disimpan dalam freezer pada -
80o C atau dalam nitrogen cair
• Bagaimana bakteri Helicobacter selalu di lapisi oleh awan amoniak?
Jawab : Kuman ini dapat bertahan hidup dalam suasana asam kuat dengan cara memproduksi enzim urease.
Enzim urease akan mengubah urea yang ada dalam cairan lambung menjadi amoniak. Tubuh kuman
Helicobacter selalu diliputi oleh awan amoniak ini, dan karenanya dapat bertahan terhadap asam lambung
• Helicobacter bersifat pleomorfik, artinya?
Jawab :bersifat pleomorfik artinya dapat dijumpai dalam beberapa bentuk. Dalam keadaan normal kuman ini
berbentuk spiral atau batang bengkok, tetapi dalam keadaan tertentu yang kurang baik akan merubah dirinya
menjadi bentuk kokoid yang merupakan bentuk pertahanan yang resisten

Anda mungkin juga menyukai