Oleh:
NIM :
P07134121007
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta rahmat-Nya
sehingga Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “ Pembentukan
Membran Sel, Misel dan Emulasi ’’ dengan baik dan dalam bentuk yang sederhana.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan tentang
Pembentukan Membran Sel, Misel dan Emulasi.
Harapan Saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dasar mengenai
Pembentukan Membran Sel, Misel dan Emulasi , walaupun Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyajian makalah ini karena ilmu yang Saya miliki masih sangat
kurang.
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua pembaca, Saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan makalah berikutnya,
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1 Proses Pembentukan Membran Sel.......................................................................................2
2.2 Proses Pembentukan Misel....................................................................................................3
2.3 Proses Pembentukan Emulsi..................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................6
3.2 Saran......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah lipid meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang
umum dikenal didalam makanan seperti fosfolipid, sterol dan ikatan lain sejenis yang
terdapat didalam makanan dan tubuh manusia. Lipid mempunyai sifat yang sama, yaitu
larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform, dan benzene.
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang
biasadisimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan makanan.Lipid yang kita peroleh
sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara
gliserol dengan 3 asam lemak).Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam
lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembentukan membran sel.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan misel.
3. Untuk mengetahui proses pembentukan emulsi.
BAB II
PEMBAHASAN
Membran Sel selanjutnya pada pengkajian dengan difraksi sinar-X pada berbagai
membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul molekul lipid tersusun dalam
dua lapisan. Kesimpulan ini didukung pula oleh kenyataan bahwa membran sel tersebut
dapat dibelah secara mekanik melalui bidang tengahnya menjadi dua lembar lapisan
tunggal, apabila membran sel tersebut dibekukan lebih dahulu.
Membran Sel tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain
disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul fosfolipid
terdiri atas dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat dengan air dan hidrofobik yang
menjauhi air. Untuk melindungi bagian hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2
lapisan, sehingga bagian hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak
larut dalam air, melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik. Dari sebagian
lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer, dapat diperoleh
sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat 6 molekul apabila
diambil dari seluruh permukaan sel.
Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun, dari 3 jenis yaitu:
2. Kolesterol
3. Glikolipid
Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya memiliki ujung
hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air).
Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan
dua ekor (ujung nonpolar).
Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang terikat pada molekul
gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari ikatan molekul dengan asam
fosfat. Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satunya
berasal dari gugus asam lemak jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam
lemak tidak jenuh. Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan
membengkoknya rantai gugus asam lemak.
Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh
lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga
bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan
ekornya mengarah ke pusat bola
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang
mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.
Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro. Keberadaan
susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah membran sel yang
dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan
gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan
“flip-flop” ini sangat jarang terjadi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah merupakan
struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat
fluiditas seperti cairan. Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap (rantai tidak jenuh), makin besar sifat fluiditasnya.
Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian hidrofobik, juga
dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul fosfolipid. Pada
membran sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul fosfolipid
adalah 1:1. Makin banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair.
Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan
mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam
mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya endositosis,
eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang bersentuhan.
Misel hanya terbentuk ketika konsentrasi surfaktan lebih besar dari konsentrasi
kritismisel (CMC), dan suhu sistem lebih besar dari temperatur kritis misel, atau
temperatur Krafft.Pembentukan misel dapat dipahami menggunakan termodinamika:
misel dapat terbentuk secara spontan karena keseimbangan antara entropi dan entalpi.
Dalam air, efek hidrofobik adalah kekuatan pendorong untuk pembentukan misel,
meskipun fakta bahwa perakitanmolekul surfaktan bersama-sama mengurangi entropi
mereka. Pada konsentrasi yang sangatrendah lemak, hanya monomer yang hadir dalam
larutan sejati. Sebagai konsentrasi lipidmeningkat, tercapai suatu titik di mana
pertimbangan entropi yang tidak menguntungkan,yang berasal dari ujung hidrofobik
molekul, menjadi dominan. Pada titik ini, rantaihidrokarbon lipid sebagian dari lipid
harus diasingkan jauh dari air. Oleh karena itu, lipidmulai membentuk misel. Secara
garis besar, di atas CMC, hukuman entropis perakitanmolekul surfaktan kurang dari
hukuman entropis kandang monomer surfaktan denganmolekul air. Juga penting adalah
pertimbangan enthalpic, seperti interaksi elektrostatik yangterjadi antara bagian
bermuatan surfaktan
2. Komponen Tambahan
Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, antara lain :
- Corrigen : Corigen actionis ( memperbaiki kerja obat), Corigen saporis
(memperbaiki rasa obat), corrigen odoris (memperbaiki bau obat), corrigen
colouris ( memperbaiki warna obat), corigen solubilis (memperbaiki
kelarutan obat)
- Preservative (pengawet) : Preservative yang digunakan Antara lain metil
dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll.
- Anti oksidan. Antioksidan yang digunakan Antara lain asam askorbat, a-
tocopherol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan Membran Sel :
Beberapa lipid (fosfolipid, Sfingolipid) mempunyai guguspolar, sehingga bersifat
amfipatik (bersifat hidrofilik dan hidrofobik), bagian hidrofobik terdapat pada fase
minyak dan bagian hidrofilik berada pada pase air sehingga membentuk lapisan ganda
membran.
Pembentukan Misel
Bila bagian polar dari lipid mencapai konsentrasi tertentu yang terdapat pada medium
berair, maka akan terbentuk misel, Garam empedu mempermudah terbentuknya misel,
sehingga akan mempermudah pencernaan/penyerapan lemak.
Pembentukan Emulsi :
Emulsi adalah campuran homogin/sempurna antara dua cairan yang tidak saling
campur (minyak dan air ). Emulsi dapat dari lipid non polar dalam fase air, untuk
menstabilkan emulsi dipakai emulgator ( Lesitin, PGA, Tragakan dll).
3.2 Saran
Makalah ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisannya karena
kurangnya pengetahuan dan wawasan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Harian, C. (2016, february). Membran Sel: Struktur, Penyusun, Sifat , dan Fungsi
Membran Sel. p. 3.