BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di
bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker Tujuan YKI adalah mengupayakan
penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan
suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh
pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik
pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam
maupun luar negeri. YKI memiliki cabang di seluruh Indonesia.
Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang
orang dewasa, namun anak-anak juga berpotensi terkena kanker. Di Indonesia, penyakit kanker sudah
menjadi permasalahan yang cukup besar. Setiap tahun diperkirakan 12 juta orang di dunia
menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2030 diprediksi kejadian
tersebut bisa mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, serta
peningkatan tersebut lebih cepat terjadi di negara miskin dan berkembang. Menurut laporan Global
Burden Cancer tahun 2012 silam, diperkirakan jumlah kasus kanker pada anak-anak dan dewasa
mencapai 14,1 juta kasus dengan 8,2 juta kematian
. Data ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan data tahun 2008, 12,7 kasus
baru dengan7,6 juta kematian. World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa ada 175.300
kasus baru kanker dunia. Hal ini disebabkan banyaknya pasien yang berobat dalam stadium lanjut
(www.depkes.go.id, 2014) . Semakin kita berusia tua, semakin besar peluang untuk kita terserang
penyakit kanker. Lebih dari separuh penyakit kanker umumnya menyerang para usia lanjut di atas 60
tahun. Namun demikian kita tidak terlalu risau karena terjangkitnya penyakit kanker pada seseorang
juga sagat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang lian. Ketika faktor resiko yang lain tidak mendukung
. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai
tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau
abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah
umum untuk semua jenis tumor ganas. Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh,
dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Kanker
dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun lebih
sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak
jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada
keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada
atau tidaknya kanker, yaitu: Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau
gangguan. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
Pencegahan Faktor Risiko Jenis - Jenis
Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat sejak usia muda dan
menghindari faktor-faktor penyebab kanker. Meskipun penyebab kanker secara pasti belum
diketahui, setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan
menghindari penyebab kanker:
Mengenai makanan:
Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan
Lebih banyak makan makanan berserat.
Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa kali sehari
Lebih banyak makan makanan segar
Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama
Membatasi minuman alkohol
Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual
Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok: berhenti merokok.
Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress
Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada
atau tidaknya kanker, yaitu:
Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan
gatal.
Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
1. Faktor keturungan atau genetik termasuk faktor resiko yang sangat sulit diatasi. Apabila
sebuah keluaga mewarisi gen yang berpotensi untuk menjadi sel kanker, maka kecenderungan
keluarga tersebut memiliki resiko lebih tinggi untuk tererang penyakit kanker dibanding
dengan keluarga yang tidak mewarisi gen cacat. Namun dalam banyak penelitian bahwa
faktor genetik ini tidak akan banyak berpengaruh apabila faktor lingkungan bisa dikendalikan.
2. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa faktor genetik hanya menyumbah tidak lebih
dari 5-10 % dari faktor resiko kanker selebihnya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Oleh karena itulah apabila seseorang telah mewarisi gen cacat, maka jangan terlalu panik.
mereka masih bisa terselamatkan dari serangan kanker selama mereka bisa mengendalikan
berbagai faktor lingkuangan.
- Faktor Resiko Hormonal
Hormon estrogen bisa bertindak sebagai pemicu dan perangsang (promotor) bagi kanker
tertentu seperti kanker payudara dan kanker endometrium. Pada wanita yang mengalami
menstruasi dini cenderung memiliki kadar estrogen lebih tinggi sehingga resiko
terbentuknya kanker payudara meningkat. Demikian wanita yang mengalami menopause
lambat, cenderung memilik kadar estrogen lebih tinggi sehingga resiko untuk terserang
kanker payudara lebih tinggi ketimbang yang mengalami menopause normal.
Bagi wanita dewasa awal yang menderita kanker payudara, penyakit tersebut tentu akan memberi
dampak bagi kehidupannya. Salah satu faktornya adalah karena tekanan dari budaya kita bahwa
payudara adalah bagian yang penting dari seorang wanita (Matlin, 2008). Hasil penelitian oleh
Saywell (dalam Chrisler, 2001; Matlin, 2008) menunjukkan bahwa wanita yang telah kehilangan
payudaranya baik seluruhnya atau sebagian, dipandang sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal
masa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai memilih pasangan dan akan membina rumah
tangga serta mulai bekerja, dimana kehilangan payudara tentu akan berdampak bagi keberhasilan
tugas-tugas perkembangan tersebut. Namun, wanita penderita kanker yang mendapat dukungan dari
keluarga dan teman dapat mengatasinya dengan baik (Andersen & Farrar, 2001; Compas & Luecken,
2002: Bennet, 2004; dalam Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial dapat membantu penderita
mengatasi penyakitnya (Sarafino, 2011). Selain itu, ciri-ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga
mempengaruhi penyesuaian diri terhadap masalah kesehatan kronis (Moos dalam Sarafino, 2011).
Aspek fisik dari lingkungan rumah sakit yang biasanya membosankan dan membatasi pasien dapat
menganggu mood mereka (Sarafino, 2011). Lingkungan rumah juga tidak jauh lebih baik bagi
penderita. Kebanyakan individu kesulitan bergerak atau melakukan kegiatan sendiri di rumah.
Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk kanker payudara,
melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu: Menguasai tuntutan yang
berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari penyakit yang diderita seperti patuh pada
pengobatan yang dijalani, meminimalkan keterbatasan fisik, mempertahankan fungsifungsi positif
dalam aspek-aspek penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan
emosional, dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton, Revenson &
penderita penyakit kronis seperti kanker, ancaman bagi kualitas hidupnya adalah tekanan emosional
yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011).
Kanker payudara adalah jenis kanker yang ditakuti oleh seluruh wanita di dunia dan merupakan
kanker yang umumnya diderita oleh wanita yang cukup mematikan (Oetami, 2014). Salah satu
pengobatan pasien kanker payudara adalah dengan kemoterapi. Sebagian obat kemoterapi bersifat
toksik terhadap sel-sel didalam tubuh menimbukan kerusakan pada saluran pencernaaan, perubahan
pigmen, kerontokan, (Mattioli, 2008). Perubahan yang terjadi akibat efek samping kemoterapi ini
menimbulkan masalah fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Penderitaan yang dialami oleh pasien
kanker payudara memerlukan pertahanan diri yang bersifat religius, penerimaan terhadap penyakitnya
dan sebagai mekanisme koping tehadap penyakit dan efek samping pengobatan. Disini penderita
memerlukan domain spiritual untuk menjalani pengobatan dan menerima kondisi penyakit.
Pertanyaan Penelitian
1. Bisakah ibu jelaskan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan dalam
kegiatan sehari-hari?
2. Bagaimana menurut ibu pola makan teratur apa ketergantungan pada obat ?
3. Bagaimana perasaan terkait dengan kemoterapi yang ibu alami?
4. Bagaimana proses penerimaan penyakit yang diderita ibu yang menjalani
kemoterapi?
5. Bagaimana hubungan ibu dengan orang lain, lingkungan dan keluarga
pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi?
6. Apa harapan ibu terkait dengan kehidupan dan pengobatan kanker
payudara yang ibu derita?
7. Apa harapan ibu kedepan setelah menjalani kemoterapi ?
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengalaman pribadi pada penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di Surabaya Timur. . Penelitian ini dapat dijadikan masukan
bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan perhatian terhadap aspek spiritual pasien. Penelitian
ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa tentang
pengalaman pribadi penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi sehingga perawat dapat
memfasilitasi penderita untuk meningkatkan spiritual pasien. Penelitian ini dapat menjadi sumber data
awal bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan pengalaman
spiritual pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Surabaya Timur .
http://scholar.unand.ac.id/12879/2/BAB%201%20w.pdf
TEORI
Kanker Payudara
Kanker merupakan pertumbuhan sekelompok sel yang tidak normal, yang berkembang pada bagian
tubuh yang normal. Sel kanker yang tumbuh membentuk benjolan disebut tumor. Sedangkan tumor
yang bersifat ganas disebut kanker. Kanker yang tumbuh pada payudara disebut kanker payudara.
Penyakit ini menjadi pembunuh wanita terbanyak di dunia. Akan tetapi, laki-laki juga bisa terkena
penyakit yang mematikan ini. Namun, kemungkinan terkena penyakit kanker payudara pada wanita
100 kali lipat dibandingkan pada laki-laki. The American Cancer Society (2008) memperkirakan
sekitar 178.000 wanita dan 2.000 pria Amerika akan didiagnosis terkena kanker payudara untuk setiap
tahunnya.
http://eprints.uny.ac.id/26131/2/BAB%20II.pdf
1. Jenis Kanker Payudara
a. Lobular carcinoma in situ (LCIS/ lobular neoplasia) Kata “in situ” berarti kanker yang tidak
menyebar pada daerah kanker pertama kali muncul. Pada LCIS, pertumbuhan kanker terlihat sangat
jelas di dalam kelenjar susu (lobules).
b. Ductal carcinoma in situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi. Penyakit ini sering
terdeteksi dengan mammogram sebagai tumpukan kalsium dalam jumlah kecil (microcalcifications).
Ada beberapa tipe dari DCIS, salah satunya adalah ductal comedocarcinoma, yang merupakan DCIS
necrosis (area sel kanker yang mati atau degenerasi).
c. Infiltrating lobular carcinoma (ILC)
ILC juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. Penyakit ini mulai terjadi di dalam kelenjar susu
payudara, kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10% sampai 15% dari jenis-
jenis kanker yang ada.
d. Infiltrating ductal carcinoma (IDC)
IDC juga dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. Penyakit ini terjadi di dalam saluran susu
payudara, kemudian merusak dinding saluran, dan menyerang jaringan lemak payudara, yang
kemungkinan bisa terjadi pada bagian tubuh yang lain. Sekitar 80% dari seluruh kanker payudara,
penyakit ini paling sering terjadi.
2. Faktor Risiko Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker payudara bisa terjadi.
Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang menambah kemungkinan terjadi kanker payudara, yaitu :
a. Usia
Seiring bertambahnya usia, kemungkinan terkena penyakit kanker payudara semakin besar.
Berdasarkan hasil penelitian American Cancer Society, 96% dari penderita kanker payudara
didiagnosa terkena kanker payudara di atas 40 tahun (American Cancer Society, 2013: 1).
b. Genetik
Ada dua jenis gen, yaitu BRCA1 dan BRCA2 yang sangat mungkin sebagai faktor risiko. Wanita
yang memiliki ibu atau saudara wanita yang pernah terkena kanker payudara memiliki risiko terkena
kanker payudara kemungkinan dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang anggota keluarganya
tidak pernah terkena penyakit kanker payudara.
Penelitian Kualitatif
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif .
Menurut Sugiyono (2009) ;15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme , digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan dengan cara purposive, teknik pengumpulan trianguasi , analisis data bersifat induktif /
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebh menekankan makna daripada generalisasi .
DAFTAR PUSTAKA