Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku orang Dewasa

Terhadap Kanker PAYUDARA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di
bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker Tujuan YKI adalah mengupayakan
penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan
suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh
pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik
pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam
maupun luar negeri. YKI memiliki cabang di seluruh Indonesia.

Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang
orang dewasa, namun anak-anak juga berpotensi terkena kanker. Di Indonesia, penyakit kanker sudah
menjadi permasalahan yang cukup besar. Setiap tahun diperkirakan 12 juta orang di dunia
menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2030 diprediksi kejadian
tersebut bisa mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, serta
peningkatan tersebut lebih cepat terjadi di negara miskin dan berkembang. Menurut laporan Global
Burden Cancer tahun 2012 silam, diperkirakan jumlah kasus kanker pada anak-anak dan dewasa
mencapai 14,1 juta kasus dengan 8,2 juta kematian
. Data ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan data tahun 2008, 12,7 kasus
baru dengan7,6 juta kematian. World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa ada 175.300
kasus baru kanker dunia. Hal ini disebabkan banyaknya pasien yang berobat dalam stadium lanjut
(www.depkes.go.id, 2014) . Semakin kita berusia tua, semakin besar peluang untuk kita terserang
penyakit kanker. Lebih dari separuh penyakit kanker umumnya menyerang para usia lanjut di atas 60
tahun. Namun demikian kita tidak terlalu risau karena terjangkitnya penyakit kanker pada seseorang
juga sagat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang lian. Ketika faktor resiko yang lain tidak mendukung
. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai
tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau
abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah
umum untuk semua jenis tumor ganas. Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh,
dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Kanker
dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun lebih
sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak
jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada
keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada
atau tidaknya kanker, yaitu: Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau
gangguan. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
 Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
 Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
 Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
 Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
 Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
 Pencegahan Faktor Risiko Jenis - Jenis
 Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat sejak usia muda dan
menghindari faktor-faktor penyebab kanker. Meskipun penyebab kanker secara pasti belum
diketahui, setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan
menghindari penyebab kanker:

 Mengenai makanan:
 Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan
 Lebih banyak makan makanan berserat.
 Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa kali sehari
 Lebih banyak makan makanan segar
 Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama
 Membatasi minuman alkohol
 Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual
 Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok: berhenti merokok.
 Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress
 Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada
atau tidaknya kanker, yaitu:

 Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
 Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
 Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
 Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
 Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan
gatal.
 Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
 Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.

-Faktor Genetik Atau Keturunan

1. Faktor keturungan atau genetik termasuk faktor resiko yang sangat sulit diatasi. Apabila
sebuah keluaga mewarisi gen yang berpotensi untuk menjadi sel kanker, maka kecenderungan
keluarga tersebut memiliki resiko lebih tinggi untuk tererang penyakit kanker dibanding
dengan keluarga yang tidak mewarisi gen cacat. Namun dalam banyak penelitian bahwa
faktor genetik ini tidak akan banyak berpengaruh apabila faktor lingkungan bisa dikendalikan.

2. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa faktor genetik hanya menyumbah tidak lebih
dari 5-10 % dari faktor resiko kanker selebihnya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Oleh karena itulah apabila seseorang telah mewarisi gen cacat, maka jangan terlalu panik.
mereka masih bisa terselamatkan dari serangan kanker selama mereka bisa mengendalikan
berbagai faktor lingkuangan.
- Faktor Resiko Hormonal

 Hormon estrogen bisa bertindak sebagai pemicu dan perangsang (promotor) bagi kanker
tertentu seperti kanker payudara dan kanker endometrium. Pada wanita yang mengalami
menstruasi dini cenderung memiliki kadar estrogen lebih tinggi sehingga resiko
terbentuknya kanker payudara meningkat. Demikian wanita yang mengalami menopause
lambat, cenderung memilik kadar estrogen lebih tinggi sehingga resiko untuk terserang
kanker payudara lebih tinggi ketimbang yang mengalami menopause normal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Pada orang dewasa, kanker terjadi adalah kanker berjenis karsinoma. Kanker ini lebih banyak
ditemukan pada usia lanjut. Kanker ini tumbuh di jaringan epitel, seperti prostat, payudara, rahim,
dam leher rahim. Sel-sel kanker tumbuh sebagai akar-akar di berbagai jaringan, sehingga mudah
menyebar Dari segi pengobatan, penelitian menunjukkan pengobatan seperti kemoterapi dan radiasi
lebih efektif untuk mengatasi sarkoma yang terjadi pada anak-anak. Sedangkan, pada karsinoma,
kemoterapi dan radiasi cenderung lebih resisten
Hal ini terjadi karena pada anak yang memiliki sel muda, pengobatan kemoterapi dan radiasi
mengakibatkan sel muda mati dan menyebabkan penuaan dini pada sel normal, Lihat juga:Cara
Mengetahui Kanker yang Tak Bisa Dideteksi Dini. Penuaan dini ini membuat sel melakukan
regenerasi dengan cepat menggantikan sel yang rusak. Pada orang dewasa, kemampuan regenerasi sel
semakin menurun seiring bertambahnya usia sehingga memperlambat pengobatan Dikutip dari situs
kanker American Cancer Society, kanker pada anak ditandai dengan gejala seperti benjolan atau
pembengkakan di tempat tertentu, pucat, tidak memiliki energi, mudah mengalami memar, dan rasa
sakit yang tak kunjung henti. Muncul pula demam, sakit kepala disertai muntah, penglihatan mata
berubah dan penurunan berat badan tiba-tiba. Menurut WHO, diagnosis kanker anak sejak dini dan
meningkatkan dan meningkatkan akses ke pengobatan untuk anak-anak penting untuk meningkatkan
penyembuhan kanker anak. (ptj/chs)

Bagi wanita dewasa awal yang menderita kanker payudara, penyakit tersebut tentu akan memberi
dampak bagi kehidupannya. Salah satu faktornya adalah karena tekanan dari budaya kita bahwa
payudara adalah bagian yang penting dari seorang wanita (Matlin, 2008). Hasil penelitian oleh
Saywell (dalam Chrisler, 2001; Matlin, 2008) menunjukkan bahwa wanita yang telah kehilangan
payudaranya baik seluruhnya atau sebagian, dipandang sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal
masa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai memilih pasangan dan akan membina rumah
tangga serta mulai bekerja, dimana kehilangan payudara tentu akan berdampak bagi keberhasilan
tugas-tugas perkembangan tersebut. Namun, wanita penderita kanker yang mendapat dukungan dari
keluarga dan teman dapat mengatasinya dengan baik (Andersen & Farrar, 2001; Compas & Luecken,
2002: Bennet, 2004; dalam Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial dapat membantu penderita
mengatasi penyakitnya (Sarafino, 2011). Selain itu, ciri-ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga
mempengaruhi penyesuaian diri terhadap masalah kesehatan kronis (Moos dalam Sarafino, 2011).
Aspek fisik dari lingkungan rumah sakit yang biasanya membosankan dan membatasi pasien dapat
menganggu mood mereka (Sarafino, 2011). Lingkungan rumah juga tidak jauh lebih baik bagi
penderita. Kebanyakan individu kesulitan bergerak atau melakukan kegiatan sendiri di rumah.
Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk kanker payudara,
melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu: Menguasai tuntutan yang
berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari penyakit yang diderita seperti patuh pada
pengobatan yang dijalani, meminimalkan keterbatasan fisik, mempertahankan fungsifungsi positif
dalam aspek-aspek penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan
emosional, dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton, Revenson &
penderita penyakit kronis seperti kanker, ancaman bagi kualitas hidupnya adalah tekanan emosional
yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011).

Kanker payudara adalah jenis kanker yang ditakuti oleh seluruh wanita di dunia dan merupakan
kanker yang umumnya diderita oleh wanita yang cukup mematikan (Oetami, 2014). Salah satu
pengobatan pasien kanker payudara adalah dengan kemoterapi. Sebagian obat kemoterapi bersifat
toksik terhadap sel-sel didalam tubuh menimbukan kerusakan pada saluran pencernaaan, perubahan
pigmen, kerontokan, (Mattioli, 2008). Perubahan yang terjadi akibat efek samping kemoterapi ini
menimbulkan masalah fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Penderitaan yang dialami oleh pasien
kanker payudara memerlukan pertahanan diri yang bersifat religius, penerimaan terhadap penyakitnya
dan sebagai mekanisme koping tehadap penyakit dan efek samping pengobatan. Disini penderita
memerlukan domain spiritual untuk menjalani pengobatan dan menerima kondisi penyakit.

-Gejala Kanker Payudara


Menurut Dalimartha (2004), kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.
Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda yang mungkin
dirasakan pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara.
Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut. Beberapa
keluhannya antara lain:
a. Teraba benjolan pada payudara.
b. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
c. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.
d. Eksim pada puting susu dan sekitarnya.
e. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air
susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang
menyusui.
f. Puting susu tertarik kedalam.
g. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange).

- Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Payudara


Mencegah kanker payudara dapat dimulai dari menghindari faktor penyebab, kemudian juga
menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukan pengobatan. Pemeriksaaan payudara sendiri oleh
seorang wanita dianjurkan sebulan sekali, 1 minggu setelah haid berakhir, terutama bila usianya diatas
35 tahun (De Jong & Sjamsuhidajat,
2005).
http://digilib.unila.ac.id/2314/11/2.%20Bab%202.pdf

Klasifikasi Kanker Payudara


Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah
stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh AJCC, 1992
(American Joint Committee On Cancer) yang disponsori oleh American Cancer Society and American
College of Surgeons (Price & Lorraine, 2006).

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Apakah tujuan dan visi misi dari Yayasan Kanker Indonesia?


Yayasan Kanker Indonesia bertujuan untuk mengupayakan penanggulangan kanker dengan
menyelenggarakan kegiatan di bidang:
 Promotif
 Preventif
 Suportif
 Paliatif
- Visi YKI : Masyarakat PEDULI Kanker (Perhatian, Dukungan dan Lindungan)
- Misi YKI : Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penanggulangan kanker melalui
penyediaan layanan promotif, preventif, dan suportif.

Pertanyaan Penelitian
1. Bisakah ibu jelaskan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan dalam
kegiatan sehari-hari?
2. Bagaimana menurut ibu pola makan teratur apa ketergantungan pada obat ?
3. Bagaimana perasaan terkait dengan kemoterapi yang ibu alami?
4. Bagaimana proses penerimaan penyakit yang diderita ibu yang menjalani
kemoterapi?
5. Bagaimana hubungan ibu dengan orang lain, lingkungan dan keluarga
pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi?
6. Apa harapan ibu terkait dengan kehidupan dan pengobatan kanker
payudara yang ibu derita?
7. Apa harapan ibu kedepan setelah menjalani kemoterapi ?
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengalaman pribadi pada penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di Surabaya Timur. . Penelitian ini dapat dijadikan masukan
bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan perhatian terhadap aspek spiritual pasien. Penelitian
ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa tentang
pengalaman pribadi penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi sehingga perawat dapat
memfasilitasi penderita untuk meningkatkan spiritual pasien. Penelitian ini dapat menjadi sumber data
awal bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan pengalaman
spiritual pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Surabaya Timur .

http://scholar.unand.ac.id/12879/2/BAB%201%20w.pdf

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengalaman spiritual pada penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di Sumatera Barat. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan perhatian terhadap aspek spiritual pasien. Penelitian ini
dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa tentang
pengalamn spiritual penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi sehingga perawat dapat
memfasilitasi penderita untuk meningkatkan spiritual pasien. Penelitian ini dapat menjadi sumber
terkait dengan pengalaman spiritual pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
Surabaya . YKI ( YAYASAN KANKER INDONESIA CABANG JAWA TIMUR )
BAB III

TEORI
Kanker Payudara
Kanker merupakan pertumbuhan sekelompok sel yang tidak normal, yang berkembang pada bagian
tubuh yang normal. Sel kanker yang tumbuh membentuk benjolan disebut tumor. Sedangkan tumor
yang bersifat ganas disebut kanker. Kanker yang tumbuh pada payudara disebut kanker payudara.
Penyakit ini menjadi pembunuh wanita terbanyak di dunia. Akan tetapi, laki-laki juga bisa terkena
penyakit yang mematikan ini. Namun, kemungkinan terkena penyakit kanker payudara pada wanita
100 kali lipat dibandingkan pada laki-laki. The American Cancer Society (2008) memperkirakan
sekitar 178.000 wanita dan 2.000 pria Amerika akan didiagnosis terkena kanker payudara untuk setiap
tahunnya.
http://eprints.uny.ac.id/26131/2/BAB%20II.pdf
1. Jenis Kanker Payudara
a. Lobular carcinoma in situ (LCIS/ lobular neoplasia) Kata “in situ” berarti kanker yang tidak
menyebar pada daerah kanker pertama kali muncul. Pada LCIS, pertumbuhan kanker terlihat sangat
jelas di dalam kelenjar susu (lobules).
b. Ductal carcinoma in situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi. Penyakit ini sering
terdeteksi dengan mammogram sebagai tumpukan kalsium dalam jumlah kecil (microcalcifications).
Ada beberapa tipe dari DCIS, salah satunya adalah ductal comedocarcinoma, yang merupakan DCIS
necrosis (area sel kanker yang mati atau degenerasi).
c. Infiltrating lobular carcinoma (ILC)
ILC juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. Penyakit ini mulai terjadi di dalam kelenjar susu
payudara, kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10% sampai 15% dari jenis-
jenis kanker yang ada.
d. Infiltrating ductal carcinoma (IDC)
IDC juga dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. Penyakit ini terjadi di dalam saluran susu
payudara, kemudian merusak dinding saluran, dan menyerang jaringan lemak payudara, yang
kemungkinan bisa terjadi pada bagian tubuh yang lain. Sekitar 80% dari seluruh kanker payudara,
penyakit ini paling sering terjadi.
2. Faktor Risiko Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker payudara bisa terjadi.
Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang menambah kemungkinan terjadi kanker payudara, yaitu :
a. Usia
Seiring bertambahnya usia, kemungkinan terkena penyakit kanker payudara semakin besar.
Berdasarkan hasil penelitian American Cancer Society, 96% dari penderita kanker payudara
didiagnosa terkena kanker payudara di atas 40 tahun (American Cancer Society, 2013: 1).
b. Genetik
Ada dua jenis gen, yaitu BRCA1 dan BRCA2 yang sangat mungkin sebagai faktor risiko. Wanita
yang memiliki ibu atau saudara wanita yang pernah terkena kanker payudara memiliki risiko terkena
kanker payudara kemungkinan dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang anggota keluarganya
tidak pernah terkena penyakit kanker payudara.

c. Jumlah siklus menstruasi


Jumlah siklus menstruasi berhubungan dengan risiko terkena kanker payudara, karena hal ini sangat
berpengaruh terhadap hormon estrogen. Jika haid dialami ketika masih muda dan menopause
terlambat, maka jumlah hormon estrogen lebih tinggi daripada wanita yang mengalami haid terlambat
dan menopause cepat.
d. Menyusui
Wanita yang menyusui bayinya akan berisiko kecil terkena kanker payudara. Namun, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa menyusui hanya berpengaruh kecil, kecuali proses menyusui tersebut
berlangsung selama beberapa tahun.
3. Gejala-gejala Kanker Payudara
Gejala yang timbul pada payudara adalah :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
b. Benjolan pada payudara tumbuh semakin membesar
c. Terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada payudara
d. Perubahan puting yang seperti koreng
e. Biasanya keluar cairan atau darah berwarna merah pada puting
f. Kulit payudara menjadi keriput

4. Deteksi Dini Kanker Payudara


Deteksi dini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian karena
kanker payudara. Deteksi dini ini dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan sendiri dan pengujian
mammografi. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa dengan pengujian mammografi pada
wanita berumur 40 tahun dapat mengurangi tingkat kematian hingga 30%. (Rama Diananda, 2007:
75).
III -METODE PENELITIAN

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Penelitian Kualitatif
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif .
Menurut Sugiyono (2009) ;15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme , digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan dengan cara purposive, teknik pengumpulan trianguasi , analisis data bersifat induktif /
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebh menekankan makna daripada generalisasi .

Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomologi

Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan


1. Pengertian Pengetahuan
Pengertahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan Dibandingkan dengan buku sebelumnya Notoatmodjo pada tahun 1993
menuliskan bahawa, pengetahuan merupakan hasil dari tahun yang terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu
penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu
tindakan seseorang. Suatu penelitian mengatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang stimulus
kemudian berperilaku baru, didalam diri orang terjadi proses yang berurutan yang dimulai dari
kesadaran adanya ada rasa tertarik. Setelah itu terjadi pertimbangan dalam batin bagaimana dampak
negative positif dari stimulus. Hasilnya pemikiran yang positif akan membawa subyek untuk memulai
mencoba dan akhirnya dalam dirinya sudah terbentuk suatu perilaku baru. Adopsi perilaku yang
didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif terhadap stimulus akan membentuk perilaku
baru yang mampu bertahan lama (Notoatmodjo,1993).
2. Tingkatan-tingkatan Tindakan
a. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan
praktis tingkatan pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi
anak balitanya.
b. Respons terpimpin (guided respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator
praktis tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat mamasak sayur dengan benar, mulai dari cara
mencuci dan memotong-motongnya, lamanya mamasak, menutup pancinya, dan sebagainya.
pancinya, dan sebagainya.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah
merupakan kebiasaan maka ia

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, G. (2009). Buku ajar kesehatan


reproduksi wanita. Jakarta:
Avis, E. N., Crawford S., Manuel, J. (2004).
Quality of life among younger women
with breast cancer. Journal of Clincal
Oncology, 23(15).
Gokgoz, S., Sadigoklu, G., Paksoy, E.
(2010). Health related quality of life
among breast cancer patients: a study
from turkey. Global Journal of Health
Science, 3(2).
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi
perkembangan: suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan (edisi ke5). Jakarta: Erlangga.
Larasati, T. (2009) Kualitas hidup pada
wanita yang sudah memasuki masa
menopause. Jurnal Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma

Luwia, M. (2003). Problematika dan


keperawatan payudara (edisi ke-1).
Jakarta: Kawan Pustaka
Mardiana, L. (2007). Kanker pada wanita;
pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat (edisi ke-5). Jakarta:
Panebar Swadaya
Matlin, W. M. (2008). The psychology of
women. USA: Thomson Wadsworth
Nurachmah, E. (1999). Dampak kanker
payudara dan pengobatannya terhadap
aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien
yang berpartisipasi dalam kelompok
pendukung. Keperawatan Indonesia, 2,
186-194.
Rapley, M. (2003). Quality of life research:
a critical introduction. London: Sage
Publications.
Sarafino, P. E. (2011). Health psychology;
biopsychosocial interactions (7th ed).
USA: John Wiley & Sons Inc.
Smith, A. M. (2000). 20 Common problems
in women’s health care. Singapore:
McGraw-Hill
Taylor, S. E. (1999). Health psychology. (4th
ed.). Singapore: McGraw-Hill.
Wagman, R. J. (1996). Medical and health
encyclopedia. New York: Ferguson
Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai