Anda di halaman 1dari 57

Kasus Dewasa Wanita

Rahmawati Eka Yulistyani 1810711020


Fitrianih Azzahra 1810711069
Frida anindita yulianti 1810711081
Dina Krismayanti 1810711103
Prevalensi kanker payudara

2
Prevalensi Dunia

﹡ penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012,


kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang.
Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara
adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya

3
﹡ Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency
for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada
tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan
8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia.
Gambar 1 menunjukkan bahwa kanker payudara,
kanker prostat, dan kanker paru merupakan jenis
kanker

5
﹡ Pada penduduk perempuan, kanker payudara masih menempati urutan pertama kasus
baru dan kematian akibat kanker, yaitu sebesar 43,3% dan 12,9%.
﹡ Faktor risiko kanker yang
terdiri dari faktor risiko Faktor risiko kanker lainnya,
perilaku dan pola makan, di adalah akibat paparan:
antaranya adalah:
﹡ Karsinogen fisik, seperti
﹡ Indeks massa tubuh tinggi; ultraviolet (UV) dan radiasi
﹡ Kurang konsumsi buah dan ion;
sayur; ﹡ Karsinogen kimiawi, seperti
﹡ Kurang aktivitas fisik; benzo(a)pyrene, formalin dan
﹡ Penggunaan rokok; aflatoksin (kontaminan
﹡ Konsumsi alkohol berlebihan; makanan), dan serat
contohnya asbes;
﹡ Karsinogen biologis, seperti
infeksi virus, bakteri dan
parasit.
Di antara faktor risiko penting penyakit kanker yang dapat dimodifikasi (Ezzati et al., 2004, Danaei
et al., 2005, Driscoll et a., 2005 dalam WHO, 2007) adalah:
﹡ Merokok, yang menyebabkan terjadinya sekitar 1,5 juta kematian akibat kanker setiap
tahunnya (60% kematian terjadi di negara berpenghasilan rendah-menengah);
﹡ Kelebihan berat badan, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik, yang menyebabkan 274.000
kematian akibat kanker setiap tahunnya;
﹡ Konsumsi alkohol berlebihan, yang menyebabkan sekitar 351.000 kematian akibat kanker
setiap tahunnya; 
﹡ Penularan human papilloma virus (HPV) melalui hubungan seksual, yang menyebabkan
sekitar 235.000 kematian akibat kanker setiap tahunnya;
﹡ Polusi udara (di luar maupun di dalam ruangan), yang menyebabkan sekitar 71.000 kematian
akibat kanker setiap tahunnya; 
﹡ Karsinogen di lingkungan kerja, yang menyebabkan setidaknya 152.000 kematian akibat
kanker setiap tahunnya. 

8
Di Indonesia dan Jawa Barat

﹡ Berdasarkan data rutin Subdit Kanker Direktorat Penyakit


Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI,
sampai dengan tahun 2013, program deteksi dini kanker
serviks dan kanker payudara baru diselenggarakan pada 717
Puskesmas dari total 9.422 Puskesmas di 32 provinsi. Dengan
demikian, dapat dilihat bahwa Puskesmas yang memiliki
program deteksi dini masih sangat sedikit atau sekitar 7,6%.

9
﹡ Estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker
payudara di Indonesia pada tahun 2013 diketahui
bahwa Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa
Barat memiliki estimasi jumlah penderita kanker
serviks dan kanker payudara terbesar, sementara itu
Provinsi Gorontalo dan Papua Barat memiliki estimasi
jumlah penderita terkecil dari seluruh provinsi.

10
﹡ Tingginya jumlah penderita kanker serviks dan
payudara di Indonesia idealnya diimbangi dengan
tingginya jumlah provider (pelaksana program, yang
terdiri dari dokter umum dan bidan) dan skrining di
Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013, terdapat 1.682
provider deteksi dini kanker serviks dan kanker
payudara di Indonesia dengan estimasi jumlah kanker
serviks sebanya

11
Pengertian Kanker Payudara

﹡ Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya


pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat
mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal.
﹡ Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan
175 untuk pria.
﹡ Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada
payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel
tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk,
ukuran maupun fungsinya. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain
seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah
bening aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari penyebaran
kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar
getah bening.

12
Etiologi Kanker Payudara

﹡ Penyebab persis dari kanker payudara masih belum jelas


hingga saat ini. Kanker payudara biasanya berkembang pada
sel saluran susu atau sel lobular. Kemungkinan penyebab
lainnya bisa mencakup riwayat keluarga dan genetik,
penggunaan kontrasepsi atau terapi penggantian hormon
wanita, radiasi (sinar X) ke payudara, makanan yang kaya
kandungan lemak, merokok, minum minuman beralkohol,
atau kurangnya olahraga.

13
Ada 3 Pengaruh Penting Pada Kanker Payudara :

﹡ Faktor genetik
Faktor ini berpengaruh dalam peningkatan terjadinya kanker payudara. Pada percobaan tikus dengan galur
sensitif kanker, melalui persilangan genetik didapatkan tikus yang terkena kanker. Ada faktor turunan pada
suatu keluarga yaitu di lokus kecil kromosom 17q21 pada kanker payudara yang tumbuh di usia muda.
﹡ Hormon
Kelebihan estrogen endogen atau ketidakseimbangan hormon terlihat sangat jelas pada kanker payudara.
Banyak faktor resiko yang dapat disebutkan seperti masa reproduksi yang lama, nulipara dan usia tua yang
memilii anak pertama. Wanita post menopause dengan tumor ovarium fungsional dapat terkena tumor
payudara karena kelebihan hormon estrogen. Suatu penelitian menyebutkan bahwa kelebihan jumlah
estrogen di air seni, frekuensi ovulasi dan usia saat menstruasi dihubungkan dengan meningkatnya resiko
terkena kanker payudara. Epitel payudara normal memiliki reseptor estrogen dan progesteron. Kedua
reseptor ditemukan pada sebagian besar kanker payudara.
﹡ Lingkungan
Pengaruh lingkungan diduga karena berbagai faktor antara lain : alkohol, diet tinggi lemak, kecanduan
kopi dan infeksi virus. Hal tersebut akan mempengaruhi onkogen dan gen supresi tumor dari sel kanker
payudara.

14
Gejala Kanker Payudara

﹡ Tanda dan gejala kanker payudara menurut Gruendemann & Fernsebner (2005) antara lain
yaitu terabanya benjolan atau penebalan payudara, biasanya tidak nyeri, pengeluaran rabas
dari puting payudara berdarah atau serosa, cekungan atau perubahan kulit payudara,
asimetris payudara, retraksi atau adanya skuama pada puting payudara, tanda-tanda stadium
lanjut, yaitu nyeri, pembentukan ulkus dan edema.
﹡ Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan
sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya baru diketahui
setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak
menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu
aktivitas. Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada
stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium
lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk
disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah
dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba
benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri

15
Gejala yang timbul saat penyakit memasuki
stadium lanjut semakin banyak, seperti:
﹡ Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini
makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan
﹡ Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat payudara
ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
﹡ Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi pembengkakan.
﹡ Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak.
﹡ Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang tadinya
berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
﹡ Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang tidak
hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau sudah
diobati.
﹡ Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati
﹡ Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange) akibat dari neoplasma menyekat
drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting kulit.

16
Komplikasi

17
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini
terjadi  jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke
sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat. Jika nodus
eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral dan
aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka
diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan,
memasase dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan.
Dengan melakukan hal ini akan membantu mencegah perubahan
bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya
pembengkakan yang menyulitkan.

18
KARAKTERIST
IK DAN
TUMBUH
KEMBANG
ORANG
DEWASA
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang
dapat diukur secara kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi
badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi.
Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan
kemajuan keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan
lingkungan.
Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
• Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan
latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik.
• Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang lebih meluas atau komprehensif dan
mendalam. Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan informasi yang dikuasai
• Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman moral, orang dewasa mengubah
pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
• Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa dewasa.
Faktor faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

1. Faktor genetik
 Faktor keturunan  — masa konsepsi;
 Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan;
 Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh
dan beberapa keunikan

2. Psikologis seperti temperamen.


Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

3. Keluarga
 Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan
mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
4. Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan
komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.

5. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang dengan
mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.

6. Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada
individu.

7. Lingkungan tempat tinggal


Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga mempengaruhi perkembangan
seseorang.
Tahap Perkembangan Dewasa Muda (20-40 tahun)

1. Perkembangna Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Perubahan fisik pada tahap ini
minimal, berat badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah raga.

2. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan gaya hidup yang baru saat
beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak.

3. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak
periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama massa
dewasa, egosentrismenya terus berkurang.
4. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan
aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral.

5. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang
berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi
mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut.
Tahap Perkembangan Dewasa Muda (20-40 tahun)

1. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. perubahan fisik pada
tahap ini minimal, berat badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah
raga.
2. Perkembangan Psikososial

Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:


a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai hubungan seksual yang
matur.
b. Memiliki tugas perkembangan berikut :

• Memilih pasangan;
• Belajar untuk hidup bersama pasangan;
• Membentuk sebuah keluarga;
• Membesarkan anak;
• Mengatur rumah tangga;
• Memulai suatu pekerjaan;
• Memikul tanggung jawab sebagai warga negara;
• Menemukan kelompok sosial yang cocok.
3. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak
periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama massa
dewasa, egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan
argumen yang diciptakan oleh logika dan emosi.

4. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan orang lain,
dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik dengan norma dan
hukum masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.

5. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang berusia 27 tahun dapat
mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal
spiritual tersebut. Ajaran-ajaran agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat
diterima/didefenisikan kembali.
Tahap Perkembangan Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 tahun)

1. Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain sebagai berikut:

 Penampilan : Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul kerutan pada kulit,
jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga menyebabkan deposit lemak di area abdomen.

 Sistem musculoskeletal : Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus interverbal
menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan kalsium dari jaringan tulang lebih sering
terjadi pada wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai penggunaan.
 Sistem kardiovaskular = Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal

 Presepsi sensori = Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an,
khususnya untuk pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara
frekuansi tinggijuga menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga
berkurang.

 Metabolisme = Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan

 Sistem pencernaan = Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan
kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu.

 Sistem perkemihan = Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus
menurun.

 Seksualitas = Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita.


2. Perkembangan Psikososial

Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan psikososial sebagai
berikut:
 Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung jawab sosial;
 Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
 Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang bahagia dan
bertanggung jawab;
 Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
 Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu;
 Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
 Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.
3. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak mengalami
perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi, pembelajaran,
pemecahan masalah, dan kreativitas.

4. Perkembangan Moral
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan moral
personal serta tanggung jawab.

5. Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut pandang.
Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam, dan agama seringkali
membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan
sebelumnya.
Tahap Perkembangan Dewasa Tua/Lansia (Lebih dari 65 tahun)

1. Perkembangan Psikososial
 Usia 65-75 tahun
•Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
•Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang menurun
•Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
•Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak yang sudah dewasa
•Menyesuaikan diri dengan waktu luang
•Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
 Usia 75 tahun atau lebih

• Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”


• Menjaga kesehatan fisik dan mental
• Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
• Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
• Menemukan makna hidup
• Mengurus akan kematiannya kelak
• Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
• Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan
2. Perkembangan kognitif
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat menjadi lebih lambat.
Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja berlalu. Dan mereka memerlukan waktu
yang lebih banyak dalam belajar.

3. Perkembangan moral
lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan moral, mereka mematuhi setiap aturan
agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat konvensional, mereka
mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan orang lain.

4. perkembangan spiritual
Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah
keagamaan. Keterkaitan lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi
berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau nasib baik.
ASUHAN
KEPERAWATAN
DEWASA WANITA
KASUS
• Pengkajian di daerah binaan Kota X Desa A pada 65 wanita dengan usia 18 tahun - 30 tahun, 70%
dewasa wanita sudah menikah dan sisanya belum menikah, dari 65 wanita di Desa X ada yang
beragama islam, kristen, dan hindu tetapi wanita di Desa A dominan beragama islam, Sebagian
besar warga di desa A di tempati oleh suku jawa dan sunda sehingga bahasa yang dipakai adalah
jawa atau sunda. Rumah warga di Desa A hampir keselurahan berbahan dasar kayu dan ada pula
sebagaian warga di Desa A yang memiliki rumah yang berbahan dasar tembok, keadaan di
lingkungan Desa A terdapat banyak pepohonan hijau, kebun teh dan sungai. Akses jalan di Desa A
terlihat ramai dengan truk pengangkut hasil pabrik industri pada siang hari , lalu lalang becak
yang menjadi alat transportasi warga dan pada malam hari Desa A terlihat sepi dan gelap karena
kurangnya akses penerangan. Hampir 90% wanita di Desa A lulusan SD dan SMP mereka memilih
untuk tidak melanjutkan SMA dan memilih menjadi pekerja Pabrik Industri Kimia di Desa A,
sekitar 12 jam wanita usia 18 tahun – 30 tahun menghabiskan waktunya berada di dalam parbrik
untuk bekerja dan terpapar bahan kimia tanpa menggunakan alat perlindungan diri serta asap
pembuangan hasil pembuatan produk.
KASUS
• Hasil pengkajian diperoleh data sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa menderita kanker
payudara dan belum mendapatkan pertolongan kesehatan karena tidak adanya fasilitas kesehatan
di dalam Desa A dan waktu tempuh menuju rumah sakit di Pusat Kota sekitar 2 jam dan tidak
adanya peranan dari pemerintah setempat untuk turut membantu. akibatnya luka pada payudara
tidak terawat di tandai dengan munculnya bau tidak sedap, nanah, serta darah yang merembes
ke permukaan baju, hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan perawatan luka dan
merekamemilih untuk merawatnya secara mandiri dirumah. Selain itu 35% penderita sedih dengan
keadaan penyakit kanker payudara, 20% sering menangis di malam hari, 35% takut kematian, 10%
menyalahkan tuhan atas cobaan yang berat. Beberapa perempuan tersebut juga mengatakan tidak ingin
bertemu dengan anggota keluarga , teman-temannya dan banyak menghabiskan waktu untuk
mengurung diri di dalam kamar. Hampir semua wanita penderita kanker payudara yang
memasuki stadium lanjut dengan keadaan payudara yang sudah membusuk, berdarah dan
penuh nanah mengatakan sudah lelah dengan penyakitnya dan kondisi hidupnya.
PENGKAJIAN
• Demografi
keadaan di lingkungan Desa A terdapat banyak pepohonan hijau, kebun teh dan
sungai. Akses jalan di Desa A terlihat ramai dengan truk pengangkut hasil pabrik
industri pada siang hari , lalu lalang becak yang menjadi alat transportasi warga
dan pada malam hari Desa A terlihat sepi dan gelap karena kurangnya akses
penerangan.

Statistic Vital
• Angka Kesakitan
Sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa di Desa A menderita kanker payudara
• Suku/Etnis
Sebagian besar warga di desa A di tempati oleh suku jawa dan sunda. 70% warga
perempuan usia dewasa di Desa A sudah menikah dan sisanya belum menikah
• Agama
Dari 65 warga perempuan usia dewasa di Desa A ada yang beragama islam, kristen,
dan hindu tapi rata-rata beragama islam.
Karakteristik
• Fisik
Luka payudara pada perempuan usia dewasa di Desa A kebersihan nya tidak terjaga dan tidak terawat di
tandai dengan munculnya bau, nanah dan darah yang merembes kepermukaan baju yang di pakai.
• Psikologis
35% perempuan usia dewasa yang menderita kanker payudara merasa sedih dengan keadaaannya, 20%
sering menangis di malam hari, 35% takut kematian, 10% menyalahkan tuhan atas cobaan yang
berat, serta beberapa perempuan usia dewasa yang menderita kanker payudara menolak untuk
bertemu dengan keluarga dan teman-temannya bahkan mengurung diri di dalam kamar.
• Sosial
Sarana Kesehatan berada di pusat kota dengan jarak tempuh sekitar 2 jam dari Desa A sehingga banyak
perempuan usia dewasa tidak mengenali tanda dan gejala timbulnya kanker payudara atau SADARI
• Perilaku
Perilaku perempuan usia dewasa di Desa A saat bekerja di pabrik industri selam 12 jam tidak
menggunakan alat perlindungan diri sehingga para pekerja wanita banyak yang terpapar zat kimia
yang menjadi bahan dasar olahan industry serta terpapar asap dari limbah pabrik.
SUBSYSTEM :
Ada 8 subsystem :
• Lingkungan Fisik
Rumah warga di Desa A hampir keselurahan berbahan dasar kayu dan ada pula sebagaian warga
di Desa A yang memiliki rumah yang berbahan dasar tembok, keadaan di lingkungan Desa A
terdapat banyak pepohonan hijau, kebun teh dan sungai.
• Pelayanan Kesehatan
tidak adanya fasilitas kesehatan di dalam Desa A dan Pelayanan Kesehatan hanya terdapat di
pusat kota yang berjarak hampir 2 jam dari Desa A.
• Ekonomi
Pekerjaan para perempuan usia dewasa di Desa A hampir seluruhnya bekerja di pabrik Industri,
sedangkan warga lain di Desa A bekerja sebagai petani, kebun teh dan penarik becak.
• Keamaan dan Transportasi
Keamanan : Kurangnya pusat penerangan di jalan-jalan Desa A pada malam hari.
Transportasi : Banyak warga di Desa A yang berjalan kaki, naik sepeda dan naik becak.
• Kebijakan dan Pemerintahan
Kurangnya kebijakan pemerintah, dan aparat Desa A terhadap Pabrik Industri
mulai dari keamanan kerja, pengelolaan dan hasil limbah pabrik.
• Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan oleh perempuan usia dewasa Desa A menggunakan
Bahasa daerah jawa atau sunda sebagai bahasa sehari-hari.
• Pendidikan
Hampir 90% wanita di Desa A lulusan SD dan SMP mereka memilih untuk tidak
melanjutkan SMA dan memilih menjadi pekerja Pabrik Industri Kimia di Desa
• Rekreasi
-
Data Subjektif Data Objektif
Perempuan usia dewasa di Desa A mengatakan :  Tidak terdapat fasilitas kesehatan di Desa A
1. Menghabiskan waktu selama 12 jam di dalam Pabrik sehingga
 Jarak pusat kesehatan di kota dengan desa A sekitar 2 jam
terpapar asap limbah pabrik, dan terkena asap rokok.
 tidak adanya peranan dari pemerintah setempat untuk turut
2. Tidak memiliki waktu untuk olahraga dan kurang gerak. membantu
DATA FOKUS

3. Lebih memilih bekerja di banding melanjutkan pendidikan SMA


 Perempuan usia dewasa di Desa A tidak menggunakan alat
untuk membantu ekonomi keluarga. perlindungan diri seperti masker saat bekerja di parbrik,
4. Beberapa perempuan tersebut juga mengatakan banyak
 90% perempuan usia dewasa putus sekolah di tingkat SD dan SMP
menghabiskan waktu untuk mengurung diri di dalam kamar.  Tidak terdapat fasilitas kesehatan di Desa A
5. Mengatakan tidak berobat ke rumah sakit untuk perawatan kanker
 Sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa menderita kanker
payudara yang dideritanya.
payudara
6. Memilih untuk pasrah terhadap penyakitnya.
 Luka pada payudara menimbulkan bau tidak sedap, nanah, serta
7. Pengobatan kanker payudara mahal dan harus ke pusat kota. darah.
8. Memilih untuk merawat luka pada payudaranya secara mandiri di
 Luka pada payudara menimbulkan bau tidak sedap, nanah, serta
rumah.
darah yang merembes ke baju perempuan usia dewasa yang terkena
9. Tidak tahu cara melakukan perawatan luka pada payudara
kanker payudara di Desa A.
10. Tidak tahu cara melakukan pengecekan SADARI, serta merawat
luka pada payudara
11. Lebih memilih untuk bekerja di Pabrik Industri disbanding
melanjutkan pendidikan SMA
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN

1 Dp: Perilaku Kesehatan Cenderung


Perempuan usia dewasa di Desa A mengatakan : Beresiko pada perempuan usia
1. Menghabiskan waktu selama 12 jam di dalam Pabrik dewasa di Desa A.(NANDA,
sehingga terpapar asap limbah pabrik, dan terkena asap 2018. Domain 1 kelas 2.
rokok. Halaman 145 Kode Diagnosa
00188)
2. Tidak memiliki waktu untuk olahraga dan kurang gerak.
3. Lebih memilih bekerja di banding melanjutkan pendidikan
SMA untuk membantu ekonomi keluarga.
Ds:
4. Perempuan usia dewasa di Desa A tidak menggunakan alat
perlindungan diri seperti masker saat bekerja di parbrik,
5. 90% perempuan usia dewasa putus sekolah di tingkat
SD dan SMP
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN

2 DS : Manajemen kesehatan tidak efektif


pada perempuan usia dewasa di
Perempuan usia dewasa di Desa A mengatakan :
Desa A dengan masalah kanker
1. Mengatakan tidak berobat ke rumah sakit untuk perawatan
kanker payudara yang dideritanya. payudara (NANDA, Domain 1,
kelas 2, kode 00078)udara.
2. Memilih untuk pasrah terhadap penyakitnya.
3. Pengobatan kanker payudara mahal dan harus ke pusat kota.
4. Memilih untuk merawat luka pada payudaranya secara
mandiri di rumah.
DO:
5. Tidak terdapat fasilitas kesehatan di Desa A
6. Jarak pusat kesehatan di kota dengan desa A sekitar 2 jam
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN

3 DS: Ketidakefektifan Pemelihataan


Kesehatan pada Perempuan usia
Perempuan usia dewasa di Desa A mengatakan : dewasa di Desa A dengan masalah
1. Tidak tahu cara melakukan perawatan luka pada payudara kanker payudara. (NANDA 2018,hal
2. Tidak tahu cara melakukan pengecekan SADARI, serta 146 domain 1,kelas 2,kode 00099)
merawat luka pada payudara
3. Lebih memilih untuk bekerja di Pabrik Industri disbanding
melanjutkan pendidikan SMA
DO:
4. Tidak terdapat fasilitas kesehatan di Desa A
5. Sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa menderita
kanker payudara
6. Luka pada payudara menimbulkan bau tidak sedap, nanah,
serta darah.
Diagnosa keperawatan yang muncul :

1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada perempuan usia dewasa di Desa A


2. Manajemen kesehatan tidak efektif pada perempuan usia dewasa di Desa A dengan masalah kanker payudara
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Perempuan usia dewasa di Desa A dengan masalah kanker payudara.
PRIORITAS
MASALAH
KOMUNITAS
Dina Krismayanti 1810711103
Dx. Kep. No Kriteria Skor Bobot Skoring
1. Sifat masalah  
Skala :  
 Tidak/kurang sehat 3
1
 Ancaman kesejahteraan 2
 Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat diubah  


Skala :  
 Mudah 2
2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0

Potensial masalah untuk dicegah  


Skala :  
 Tinggi 3 1
 Cukup 2
 Rendah 1

Menonjolnya masalah  
Skala :  
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1 1
 Masalah tidak dirasakan 0

Total :
3,5
Dx. Kep. No Kriteria Skor Bobot Skoring
2. Sifat masalah  
Skala :  
 Tidak/kurang sehat 3
1
 Ancaman kesejahteraan 2
 Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat diubah  


Skala :  
 Mudah 2
2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0

Potensial masalah untuk dicegah  


Skala :  
 Tinggi 3
 Cukup 2 1
 Rendah 1

Menonjolnya masalah  
Skala :  
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
1
 Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
 Masalah tidak dirasakan 0

Total : 4
Dx. Kep. No Kriteria Skor Bobot Skoring
3. Sifat masalah  
Skala :  
 Tidak/kurang sehat 3 1
 Ancaman kesejahteraan 2
 Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah  
Skala :  
 Mudah 2 2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0

Potensial masalah untuk dicegah  


Skala :  
 Tinggi 3 1
 Cukup 2
 Rendah 1
Menonjolnya masalah  
Skala :  
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani (ditangani 1 1
sebagian) 0
 Masalah tidak dirasakan

Total : 3,1
DIAGNOSA KEPERAWATAN

01 Manajemen kesehatan tidak efektif pada perempuan usia


dewasa di Desa A dengan masalah kanker payudara

02 Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada perempuan usia


dewasa di Desa A

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada perempuan usia


03
dewasa d Desa A dengan masalah kanker payudara
RENCANA
KEPERAWAT
AN
Rencana kegiatan Evaluasi
Diagnosa
No keperawatan Tujuan
komunitas Strategi Kegiatan Kriteria Standar Evaluator

1. Manajemen Tujuan umum: Pendidikan 1. Rekrutmen kader Afektif 1. Teridentifikasi kader Supervisor
kesehatan tidak kesehatan, Proses untuk perawatan untuk perawatan luka
Setelah dilaksanakan intervensi pembinaan   Mahasiswa
efektif pada kelompok luka dan 2. Peningkatan
selama 8 bulan program tatalaksana
perempuan usia penyediaan   pengetahuan kader Fasilitas
pengobatan kanker payudara di Desa A
dewasa di Desa A fasilitas menuju mengenai luka dan kesehatan
berjalan optimal
dengan masalah pusat kesehatan. cara merawat luka setempat.
kanker payudara   2. Pendidikan 3. Mampu melakukan
kesehatan perawatan luka
  Tujuan khusus:
mengenai cara sesuai prinsip dan
1. Tersedianya pelayanan kesehtan untuk merawat luka Kognitif   konsep yang sudah
perawatan luka pada payudara untuk sesuai jenis luka diajarkan
dan prinsip nya.  
perempuan di desa A yang
terdiagnosis Kanker mamae 3. Pelatihan
 
2. Tersedianya sarana atau transport dan perawatan luka
dana untuk memfasilitasi pengobatan untuk para kader Psikomotor

ke pusat kesehatan
2. Perilaku Kesehatan Tujuan umum: Pendidikan 1. Penyuluhan mengenai faktor- Kognitif 1. Peningkatan pengetahuan Supervisor
Cenderung kesehatan faktor yang dapat mengenai faktor yang
Angka kejadian penyakit kanker payudara Mahasiswa
Beresiko pada meningkatkan risiko kanker dapat berisiko terkena
pada perempuan di desa A tidak
perempuan usia payudara kanker payudara Kader
meningkat setelah intervensi 8 bulan
dewasa di Desa A 2. Penyuluhan mengenai 2. Peningkatan pengetahuan
  perilaku yang dapat mengenai gaya hidup atau
.
meningkatkan risiko kanker perilaku yang dapat
Tujuan khusus:
  payudara meningkatkan dan
3. Penyuluhan mengenai gaya  Kognitif menurunkan risiko terkena
1. Meningkatnya pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang dapat hidup atau perilaku yang kanker payudara
meningkatkan risiko kanker sehat untuk menurunkan 3. Perbaikan sikap pada
risiko kanker payudara   perempuan di desa A
payudara
2. Meningkatnya pengetahuan 4. Penyebarluasan leaflet dan sebagai upaya penurunan
 Afektif
mengenai perilaku yang dapat poster tentang penerapan risiko terkena kanker
meningkatkan risiko kanker gaya hidup sehat untuk payudara
payudara. menurunkan risiko terkena 4. Mampu melakukan gaya
3. Meningkatnya pengetahuan kanker payudara hidup yang sehat untuk
mengenai perilaku atau gaya hidup  Psikomotor menurunkan risiko terkena
yang sehat untuk menurunkan risiko kanker payudara
kanker payudara
3. Pemeliharaan Tujuan umum: Pendidikan 1. Penyuluhan mengenai Kognitif 1. Terjadi peningkatan Mahasiswa
kesehatan tidak efektif kesehatan kanker payudara pengetahuan
   Kognitif Kader
pada Perempuan usia 2. Penyuluhan mengenai mengenai kanker
dewasa di Desa A Setelah dilakukan tindakan perawatan cara melakukan   payudara Supervisor
dengan masalah selama 8 bulan pemeliharaan kesehatan pada SADARI 2. Terjadi peningkatan
 
kanker payudara. perempuan usia dewasa di desa A dengan 3. Penyuluhan mengenai pengetahuan
masalah kanker payudara kembali efektik cara merawat luka mengenai SADARI
 
pada payudara 3. Terjadi peningkatan
 
tentang perawatan
Tujuan khusus: luka pada payudara
4. Mampu melakukan
1. Meningkatnya pengetahuan mengenai Kognitif SADARI
kanker payudara 5. Mampu merawat luka
Psikomotor
2. Meningkatnya pengetahuan mengenai pada payudara sesuai
cara melakukan SADARI Psikomotor prinsip yang sudah
3. Meningkatnya pengetahuan mengenai dijelaskan.
cara merawat luka pada payudara  

Anda mungkin juga menyukai