Anda di halaman 1dari 12

Renasti Pratiwi

Siska Agustina Lestari


Niken Dwi Permata sari
Dina Krismayanti
Mutiara Novella
“ The nurse – patient relantionship is not a uniform,
professionalized blueprint but rather a kaleidoscope of
intimacy and distance in some of the most dramatic,
poignant, and mundane moments of life “ (Benner,1984a)

Patricia Benner R.N., Ph.D.,


F.A.A.N, F.R.C.N.
KASUS

Seorang remaja 15 tahun bernama An. Eri sudah 3 hari muntah dan diare dirumah. Saat ini
adalah hari ke 3 klien dirawat dirumah sakit dengan diagnose medis DADS (Diare Akut Dehidrasi
Sedang). Keluhan pada saat dikaji, Eri merasakan lemas, demam dan haus. Dari Pemeriksaan fisik
didapat TD: 100/70 mmHg, suhu : 39’7°C , RR : 28 kali/ menit , nadi : 100 kali/menit, konjungtiva
anemis, turgor kulit lama kembali.
Perawat B melakukan pemasangan infus baru terhadap Eri, namun gagal. Perawat B adalah
perawat fresh graduated yang diterima bekerja di Rumah Sakit tersebut 2 minggu lalu. Perawat K,
seorang primer, berpendidikan Nurse, sudah bekerja selama 10 tahun di RS tersebut, datang
membantu pemasangan infus pada Eri sekaligus melakukan asuhan keperawatan.
LATAR BELAKANG PATRICIA BENNER

Patricia Benner lahir pada Agustus 1942 di Hampton, Virginia. Dan menghabiskan masa kecilnya di California.

PENDIDIKAN
 1964 : Sarjana keperawatan dari Pasadena Collage
 1970 :Gelar master dalam keperawatan spesialisasi keperawatan medical bedah di University Of California, San
Fransisco School Of Nursing (UCSF)
 1982 : Gelar Doctor dan meraih posisi Associate Professor di Dapartement Of Physiological Nursing di UCSF

KARIR
 1970 : Bekerja sebagai perawat pascasarjana
 1985 : Dilantik sebagai American Academy of Nursing
 1989 : Menjadi pengajar tetap professor di UCSF
 2002 : Menempati posisi baru di Thelma Shobe Cook Endowed Chair In Ethics and Spirituality
 2008 - 2011 : Menjadi seorang penulis dan dijuluki Living Legend Of The American Academy Of Nursing
FILOSOFI KEPERAWATAN
PATRICIA BENNER
– Teori filosofis keperawatan merupakan kumpulan konsep, defenisi dan usulan yang
memproyeksikan sebagai pandangan sistematis atas fenomena dengan merancang hubungan-
hubungan khusus diantara konsep- konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan,
perkiraan atau pengendalian fenomena.
– Paradigma keperawatan :
1. Keperawatan
2. Manusia
3. Kesehatan
4. Lingkungan
Paradigma Keperawatan

1. Keperawatan 2. Manusia
– sebagai suatu hubungan caring dan – menggunakan fenomena untuk menjelaskan tentang
orang, yang mana mereka digambarkan sebagai
kondisi yang memungkinkan adanya
sesorang yang mampu menilai dirinya sendiri.
hubungan dan perhatian. – Menurut Benner manusia mempunyai empat peran
– Benner memahami praktik keperawatan utama yaitu :
sebagai perawatan dan proses belajar a. Peran situasi
dari pengalaman hidup sehat, sakit dan b. Peran tubuh
penyakit yang menggambarkan antara c. Peran kepribadian
tiga dimensi tersebut. d. Peran selalu menyesuaikan diri
Paradigma Keperawatan

3. Kesehatan 4. Lingkungan (Situasi)


– Fokusnya pada pengalaman hidup – Benner menggunakan istilah situasi dari
pada kondisi sehat dan sakit. Sehat pada lingkungan sosial dengan definisi
didefinisikan sebagai apa yang dan kebermaknaan sosial.
dapat dinilai, sedangkan – Mereka menggunakn istilah situasi yang
kesejahteraan adalah pengalaman memiliki makna yang didefiniskan oleh
manusia selama masa sehat orang yang berinteraksi, memamknai
dan memahami situasi. Meurut individu
sedangkan penyakit adalah apa
situasi itu dibatasi oleh cara individu
yang dinilai pada tingkat fisik.
Falsafah Keperawatan
– Kepedulian (caring) adalah inti dari keperawatan. Mengedepankan tentang kemampuan
berhubungan dan kepedulian yang menghasilkan bantuan yang berkualitas.
– Teori “From Novice To Expert” yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari
“Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From
Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap peran dan perkembangan profesi meliputi:
1. Novice
2. Advance Beginner
3. Competent
4. Proficient
5. Expert
1. Novice (Pemula)
a. Seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya.
b. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu
penampilannya.
c. Di sini sulit untuk melihat situasi yang relevan dan irrelevan.
d. Secara umum level ini diaplikasikan untuk mahasiswa keperawatan, tetapi
Benner bisa mengklasifikasikan perawat pada level yang lebih tinggi ke novice
jika ditempatkan pada area atau situasi yang tidak familiar dengannya
2. Advance Beginner (Pemula Lanjut)

a. Ketika seseorang menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi
nyata.
b. Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu situasi.
c. Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek tidak dapat dilihat secara lengkap karena membutuhkan
pengalaman yang didasarkan pada pengakuan dalam konteks situasi.
d. Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada penyelesaian tugas. Mereka
akan kesulitan memegang pasien tertentu pada situasi yang memerlukan perspektif lebih luas.
e. Situasi klinis ditunjukkan oleh perawat pada level advance beginner sebagai ujian terhadap
kemampuannya dan permintaan terhadap situasi pada pasien yang membutuhkan dan responnya.
f. Advance beginner mempunyai responsibilitas yang lebih besar untuk melakukan manajemen asuhan
pada pasien, sebelumnya mereka mempunyai lebih banyak pengalaman. Benner menempatkan
perawat yang baru lulus pada tahap ini
3. Competent (Kompeten)
a. Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang lain,
advance beginner akan menjadi competent.
b. Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan
membuat perencanaan yang diperlkan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan.
c. Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah penampilan pada tahap
competent.
d. Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon pasien, lebih
realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.
e. Tingkat competent adalah tingkatan yang penting dalam pembelajaran klinis, karena pengajar
harus mengembangkan pola terhadap elemen atau situasi yang memerlukan perhatian yang
dapat diabaikan.
4. Proficient (Mahir) 5. Expert (Pakar)
a. Perawat pada tahap ini menunjukkan a. Pada tingkatan ini perawat expert mempunyai
pegangan intuitiv dari situasi yang terjadi sehingga
kemampuan baru untuk melihat
mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa
perubahan yang relevan pada situasi, kehilangan pertimbangan waktu untuk membuat
meliputi pengakuan dan diagnosa alternatif dan penyelesaian.
mengimplementasikan respon b. Perubahan kualitatif pada pada expert adalah
keterampilan dari situasi yang “mengetahui pasien” yang berarti mengetahui tipe
dikembangkan. pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia.
c. Aspek kunci pada perawat expert adalah:
b. Mereka akan mendemonstrasikan
peningkatan percaya diri pada 1. Menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis.

pengetahuan dan keterampilannya. 2. Mewujudkan proses know-how.


3. Melihat gambaran yang luas.
c. Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat
4. Melihat yang tidak diharapkan.
dengan keluarga dan pasien.

Anda mungkin juga menyukai