Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan karunia Nya makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Makalah tentang “Teori dan Model Keperawatan menurut Patricia Benner”
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Konsep Dasar
Keperawatan yang bertujuan untuk memahami tentang filosofi
keperawatan. Penulis juga menyampaikan terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya
pada Dosen mata kuliah Teori dan Konsep Dasar Keperawatan, dan
teman-teman Universitas Sari Mulia Banjarmasin. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi teman-teman yang membaca. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bisa
membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah.

Banjarmasin, Oktober 2019

Penulis

1
KATAPENGANTAR. .....................................................................................1
DAFTAR ISI. .................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . ...................................................................................3
B. Rumusan Masalah ...............................................................................3
C. Tujuan . ................................................................................................4
BAB II KONSEP TEORI
A. Biografi Patricia Banner ........................................................................5
B. Filosofi Teori Patricia Benner................................................................6
C. Analisis Fokus Model Konseptual Patricia Benner. ..............................9
D. Paradigma Model Konseptual Patricia Benner. ..................................12
E. Hubungan Paradigma dengan Model Konseptual Patricia Benner. ....14
BAB III PEMBAHASAN
APLIKASI KASUS PATRICIA BENNER. ....................................................17
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan . ...............................................................................................20
Saran . ........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA . ..................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi kesehatan dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat. Memberikan pelayanan yang berkualitas tidak terlepas
dari teori/model konseptual keperawatan yang mendasari praktik
keperawatan. Teori/ model konseptual keperawatandihasilkan dari
riset yang dilakukan oleh perawat dalam menemukan solusi atas
fenomena yang ditemukan di pelayanan kesehatan. Teori akan
memberikan struktur dan panduan dalam meningkatkan praktik
profesional keperawatan, aktivitas pendidikan dan pengajaran serta
riset keperawatan yang menuntun kearah perkembangan ilmu
keperawatan itu sendiri.
Pemberian pelayanan kesehatan di Indonesia oleh perawat
pada saat ini kenyataannya belum menekankan pada ilmu
keperawatan yang sudah berkembang tetapi berdasarkan order
atau pekerjaan yang rutinitas. Hal ini menghalangi perkembangan
teori keperawatan dan kekayaan pengetahuan dalam praktik
keperawatan. Dalam makalah ini akan digambarkan tentang
teori caring, clinical wisdom and ethics in nursing practicedari
Patricia Benner yang akan coba diaplikasikan dalam praktik
keperawatan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Patricia Banner?
2. Bagaimana Filosofi teori menurut Patricia Banner?
3. Apa Teori Model Keperawatan yang dikemukakan oleh Patricia
banner?
4. Bagaimana Pengaplikasian Teori Keperawatan Patricia banner?

3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk member
gambaran konsep dasar teori keperawatan menurut Patricia
Banner dan penerapannya pada asuhan keperawatan di
tatanan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah ini adalah :
a. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat
menerapkan teori Patricia Banner pada klien dengan
berbagai masalah kesehatan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat
tentang teori Patricia Banner
c. Mampu menerapkan teori Patricia Banner pada asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan

4
BAB II
KONSEP TEORI

A. Biografi Patricia Benner


Patricia Benner lahir di Hampton, Virginia, Amerika pada
bulan Agustus tahun 1942 dan menghabiskan masa kecilnya di
California dimana ia menerima pendidikan dasar dan
profesionalnya (Alligood, 2014). Benner mendapatkan gelar sarjana
muda di bidang keperawatan dari Pasadena College pada tahun
1964. Ia mendapatkan Master keperawatan dengan kekhususan
keperawatan medikal bedah dari University of California di San
Francisco (UCSF) School of Nursing pada tahun 1970 dan
mendapatkan gelar PhD penekanan pada koping dan kesehatan
dari University of California di Berkeley tahun 1982. Benner
mempunyai pengalaman klinik yang luas termasuk posisinya dalam
medikal bedah akut, perawatan kritis dan perawatan kesehatan di
rumah. Dimana pada akhir 1960-an, Benner bekerja di bidang
keperawatan termasuk bekerja sebagai Kepala Perawat Unit
Perawatan Koroner di Rumah Sakit Umum Kansas City dan
Perawat Staf Perawatan Intensif di Rumah Sakit Stanford University
and Medical Center.
Benner mampunyai latar belakang yang baik dalam
penelitian dan memulai karirnya dari tahun 1970 sampai 1975
sebagai Research Associate di University of California di San
Francisco School of Nursing, setelah itu menjadi Asisten Riset
untuk Richard S. Lazarus di University of California di Berkeley.
Tahun 1979 sampai 1981 sebagai Direktur Proyek di San
Francisco Consortium/University of San Francisco untuk sebuah
proyek konsensus, penilaian, dan evaluasi intraprofessional.
Kemudian sejak tahun 1982, Benner telah bekerja dalam penelitian
dan pengajaran di University of California di San Francisco School
of Nursing dan menerima posisi sebagai rekan Proffesor pada

5
Department of Social Physiological Nursing di USCF serta menjadi
profesor tetap 1989 hingga sekarang. Benner telah menerbitkan
sembilan buku, termasuk From Novice to Expert, Nursing Pathways
for Patient Safety, and The Primacy of Caring juga telah
menerbitkan banyak artikel dan pada tahun 1995 ia dianugerahi
Penghargaan Penelitian Helen Nahm ke 15 dari Universitas
California di San Francisco School of Nursing.
B. Filosofi Teori Patricia Benner
Menurut Benner bahwa pengetahuan tentang keperawatan
sangat dipengaruhi oleh Virginia Henderson. Benner mempelajari
praktik keperawatan klinis dalam upaya untuk menemukan dan
menggambarkan pengetahuan dalam keperawatan praktik.
Menurutnya pengetahuan berkembang dan pengalaman belajar
dan berfikir melalui refleksi pada situasi praktik dalam
keperawatan. Filosofis Benner yang pertama adalah membedakan
antara pengetahuan praktis dan teoritis. Untuk membangun body of
knowledge dalam disiplin ilmu keperawatan melalui disiplin praktik
dengan memperluas pengetahuan dalam praktik keperawatan
dikembangkan melalui pengalaman klinis dan penyelidikan ilmiah
berbasis teori.
Menurut Benner perawat dalam melaksanakan praktik
keperawatan kurang melakukan dokumentasi dengan baik
sehingga data dalam praktik dan pengamatan klinis kurang
menghalangi perkembangan teori keperawatan yang unik dan
kekayaan pengetahuan yang tertanam dalam praktik keperawatan
(Benner, 1983 dalam Alligood, 2014). Situasi klinis lebih
bervariasi dan rumit sehingga praktik klinis merupakan tempat
penelitian dan sumber pengembangan pengetahuan. Dengan
mempelajari praktik perawat dapat mengungkapkan pengetahuan
baru. Perawat harus mengembangkan dasar pengetahuan praktik
dan melalui penyelidikan dan pengamatan mulai merekam dan
mengembangkan pengetahuan klinis. Karya dari Benner ini lebih

6
merujuk kepada artikulasi, artinya sebagai deskripsi/melukiskan,
ilustrasi/menggambarkan dan mengkomunikasikan pada area –
area kebijakan praktis, keterampilan tentang tahu dan bagaimana
serta menjelaskan praktik yang baik (Alligood & Tomey, 2014).
Teori Benner banyak dipengaruhi dari Model Dreyfus yang
dikembangkan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori
Dreyfus mengembangkan akusisi keterampilan model dengan
mempelajari kinerja dan situasi darurat. Dalam model Teori From
Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan
perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner,
(3) Competent, (4) Proficient, dan (5) Expert. Perubahan dalam
empat aspek kinerja terjadi dalam gerakan melalui tingkat
keterampilan akuisisi yaitu :
a. Pergerakan dari ketergantungan pada prinsip abstrak dan aturan
untuk penggunaan berdasarakan pada masa lalu dan
pengalaman kongkrit
b. Pergeseran dari ketergantungan pada analisis berdasarkan
aturan berfikir dan intuisi
c. Perubahan dalam persepsi pembelajaran situasi yang dilihat
sebagai kompilasi
d. Pengamat terpisah berdiri di luar situasi kesalah satu posisi .

Model berbasis situasi dan tidak berbasis sifat sehingga


tingkat kinerja individu bukan bedasarkan karekteristik individu
sebagai pemberi tindakan tetapi berdasarkan fungsi bagaimana
perawat dalam pengalamanya menghadapi situasi dan
dikombinasikan dengan latar belakang pendidikan. Dalam
penerapan model untuk keperawatan Benner mencatat bahwa
keterampilan berbasis pengalaman lebih aman dan lebih cepat
dibandingkan dengan pengalaman belajar dengan
mendengar. Benner mendefinisikan keterampilan dan praktik
trampil berarti menerapkan intervensi keperawatan dan
keterampilan klinis dalam situasi klinis yang sebenarnya. Benner

7
mengidentifikasikan dua aspek yang saling terkait praktik yang
membedakan tingkat praktik pemula dan lanjutan.
Benner dalam konsep pengalaman yang diuraikan sebagai
hasil perkiraan yang sedang dipertanyakan, diperbaiki atau
disangka dalam situasi yang sebenarnya didasarkan pada karya-
karya Heidger (1962) dan Gadamer (1970). Terbukti dengan tulisan
Benner berikutnya mengenai keutamaan asuhan (caring). Dimana
manusia selalu berada dalam situasi, dengan kata lain mereka
terlibat dengan penuh makna didalam konteks tempat mereka
berada. Keutaman sebagai manusia adalah mewujudkan
kecerdasan, yang dimaknai sebagai mengetahui sesuatu dengan
berada dalam situasi tersebut, ketika dihadapkan pada situsi yang
pernah kita alami ada kesadaran sebagai makna yang terkandung
(Heider dalam Alligood, 2014).
Keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman
keperawatan dan kesadaran persepsi bahwa
perawat expert berkembang sebagai pengambil keputusan pada
keadaan situasi menuntun mereka untuk mengikuti firasat mereka
saat mencari bukti untuk mengkonfirasi perubahan yang mereka
amati. Teori stress dan koping dari Lazarus digambarkan sebagai
fenomenologis yang digunakan oleh Benner untuk menggambarkan
situasi klinis keperawatan dimana perawat membuat perbedaan
dalam situasi dengan jalan caring. Pendekatan Benner untuk
mengembangkan model From Novice to Expert dimulai dengan
menumbuhkan dan hidup dengan belajar dari praktik keperawatan
melalui pengumpulan dan interpretasi masalah dalam
klinis. Patricia Benner’s mencetuskan tentang keutamaan
caring. Selain itu visi dari praktik asuhan keperawatan haruslah
terdiri dari individu-individu praktisi yang memiliki keterampilan
“tahu bagaimana, kiat ilmu pengetahuan, dan imajinasi moral, yang
terus menerus menciptakan dan mencontohkan praktik yang baik”
(Benner, 1999 dalam Alligood 2014). Sehingga perawat dapat

8
memperluas, mengubah, menjaga perbedaan etika dan
kepentingan serta mampu memvalidasi keperawatan sebagai suatu
praktik yang etis.

C. Analisis Fokus Model Konseptual Patricia Benner


Benner meneliti praktik keperawatan klinis sebagai upaya
untuk menelusuri dan mendeskripsikan pengetahuan yang melekat
dalam praktik keperawatan klinis sebagai upaya untuk menelusuri
dan mendeksripsikan pengetahuan yang melekat dalam praktik
keperawatan. Ia berpendapat bahwa pengetahuan dalam sebuah
praktik displin ilmu diperoleh dari waktu ke waktu dan
dikembangkan melalui pembelajaran eksperimental serta pemikiran
situasional serta merupakan refleksi dalam praktik pada situasi
tertentu(Alligood, 2014). Model Benner bersifat situasional dan
menggambarkan lima tingkat penguasaan keterampilan dan
pengembangan:
a. Novice (Pemula)
Novice adalah perawatyang belum memiliki latar
belakang pengalaman klinik. Level ini paling cocok disematkan
kepada mahasiswa keperawatan yang akanmemasuki duia
klinik, akan tetapi Patricia Benner menambahkan bahwa perawat
senior juga dapat dikategorikan kedalamlevel ini. Perawat pada
level pemula perlu untuk selalu diarahkan dan diberi petunjuk
yang jelas (tidak konteksual akan tetapi dapat langsung
diinterpretasikan secara tekstual).
b. Advanced Beginner (Pemula Tingkat Lanjut)
Pada level ini perawat telah memiliki pengalaman klinik
dan mampu menangkap makna dari aspek dalam suatu
situasikeperawatan. Pada tahap ini perawat masih perlu
bimbingan dan arahan secara kontinyu karena belum mampu
memandang situasi secara luas dan holistik. Perawat masih
merasa bahwa situasi klinik dan berbagai kasus pasien adalah

9
sebuah tantangan yang harus dilalui, dan belum memandang
dari sisi kebutuhan pasien. Level ini paling sesuai untuk fresh
graduate ners dan masih sangat membutuhkan bantuan dari
senior.
c. Competent (Kompeten/Mampu)
Di level ini perawat telah mampu memilih dan memilah
aspek mana dari suatu situasi keperawatan yang benar-
benarpenting dan kurang perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
Kriteria utama level ini adalah perawat masih memandang suatu
situasi pasien secara parsial, sehingga tindakannya pun kurang
dapat menyentuh setiap dimensi pasien sebagai individu yang
holistik.
d. Proficient (Terampil)
Level ini perawat dapat emmandang situasi secara
holistic, tidak hanya per aspek dari situasi tersebut. Perawat
mampu bertindak bagi pasien tanpaterebih dahulu melalui
tahapan penetapan tujuan dan penyusunan rencana tindakan.
Perawattelah lebih banyak berinteraksi dengan pasien dan
keluarga pasien.
e. Expert (Ahli)
Pada level ini perawat telha dapat menentukan inti
masalah yang dialami oleh pasien segera mengetahui intervensi
apa yang paling tepat diberikan kepada pasien tanpa harus
melalui serangkaian tahap berpikir analitis. Secara intuitif,
perawat ahli dapat menentukan masalah dan tindakan tanpa
dibingungkan dengan berbagai alternative. Pengalaman dan
pengetahuan yang bersinergi dengan baik telah membentuk nilai
dan intuisinya sehingga dapat memandang pasien secara
keseluruhan dalamwaktu yang singkat.

Perawat pakar memiliki kemampuan untuk mengenali pola


berdasarkan latarbelakang pengalamannya yang mendalam

10
(Benner, Tenner & Chesla, 1996). Model tersebut berpandangan
bahwa perubahan dalam empat aspek kinerja terjadi dalam
pergerakan melalui tingkat penguasaan keterampilan :
a. Perpindahan dari ketergantungan pada prinsip abstrak dan
aturan kepada penggunaan masa lalu, pengalaman nyata
b. Perubahan dari ketergantungan terhadap analisis, pemikiran
berbasis aturan epada institusi
c. Perubahan dalam persepsi pelajar terhadap situasi dan
melihatnya sebagai suatu kompilasi potongan-potongan yang
relevan menjadi satu keseluruhan yan makin kompleks, dimana
bagian-bagian tertentu tersebt terdiri sebagai sesuatu yang
lebih atau kurang relevan
Bagian dari pengamatan yang terpisah, berdiri diluar
situasi, menempatkan diri terpisah, berdiri di luar situasi,
menempatkan diri pada salah satu posisi terlibat, dan sepenuhnya
terlibat dalam situasi tersebut (Benner, Tanner & Chesla, 1996) .
Karena model ini berbasis situasional dan bukan berbasis sifat,
tingkatan kinerja bukan merupakan karakteristik individual dari
pelaku individu, namun merupakan fungsi dari kebiasaan yang
diberikan kepada perawat terhadap situasi tertentu dikombinasikan
dengan latarbelakang pendidikannya.
Pada penerapan model dalam keperawatan, Benner
mengatakan bahwa “penguasaan keterampilan berbasis
pengalaman lebih aman dan cepat ketika bersandar pada basis
pendidikan”. Benner mendefiniskan keterampilan dan praktik
terampil berarti melakukan intervansi keperawatan yang terampil
dan keterampilan dalam penilaian klinis pada situasi yang
sebenarnya. Hal ini sama sekali tidak mengacu pada kemampuan
psikomotor bebas-konteks atau keterampilan demostratif lainnya
diluar konteks keperawatan. Fokus Keunikan, meliputi:

11
a. Filosofi Benner tentang caring berdasarkan seni moral dan etik
pelayanan dan tanggungjawab, sehingga akan menghasilkan
hubungan diantara perawat dan pasien
b. Fokus unik adalah model situasional dimana dalam parktek
klinik secara langsung terdapat adanya level kompetensi atau
penjenjangan keterampilan perawat berdasarkan pada etika
praktek keperawatan, sehingga tidak semua perawat di berikan
kewenangan dalam melakukan asuhan keperawatan
c. Benner menekankan adanya lima keterampilan perawat yaitu :
pemula, pemula lanjut, kompeten, profisien dan terampil.
D. Paradigma Model Konseptual Patricia Benner
Patricia Benner terinisiasi oleh fenomena dilapangan dalam
menyusun teorinya. Banyak sekali perawat senior dan
berpengalaman di rumah sakit memiliki pengalaman dan
berwawasan luas dengan berbagai kondisi klien dan berbagai
modalitas terapi/know what, tetapi kurang memiliki pengetahuan
yang melatarbelakangi berbagai modalitas keperawatan
tersebut/know how (Alligood, Raille and Tomey. 2006). Demikian
pula sebaliknya, para preceptor (pembimbing klinik) mahasiswa
yang berpraktik di rumah sakit kurang dapat memberikan
bimbingan yang optimal kepada mahasiswanya karena lebih
memmahmi pengetahuan teoritis/know how tanpa dipadukan
dengan pengetahuan klinis yang cukup/know what (Alligood, Raille
and Tomey. 2006).
Patricia Benner mengambil sudut pandang dari pengamatan
terhadap dua fenomena ini, bahwasanya teori diturunkan atau
dikembangkan dari situasi klinis, dan praktik keperawatan di klinik
yang dilaksanakan berdasarkan teori (Alligood, Raille and Tomey.
2006). Maka pada intinya, sesungguhnya antara pengetahuan yang
bersifat teoritis dan pengalaman/pengetahuan yang diperoleh
saling menunjang dan memperkuat satu sama lain. Inilah yang
menjadi dasar pemikiran Patricia Benner dalam mengembangkan

12
teorinya yaitu mengubah pengalaman perawat di klinik dengan
menjadikan pengetahuan teoritis sebagai acuannya. Patricia
Benner menjadikan pengalaman klinik sebagai titik tolak karena
memang selalu lebih bervariasi dan kompleks dibandingkan apa
yang dituliskan dalam teori, akan tetapi tetap sangat bergantung
pada teori itu sendiri.
Penerapan konsep model keperawatan oleh Benner lebih
difokuskan dalam penguasaan keterampilan. Menurut Benner
dalam Alligood (2014), situasi klinis selalu lebih beragam
dibandingkan catatan teoritis, sehingga praktik klinis menjadi
sebuah area pengembangan pengetahuan. Pengalaman yang
dimiliki saat berada di praktik klinis menjadikan seorang perawat
untuk bersikap caring, bijak dalam memberikan keputusan, serta
memiliki etika dan moral yang baik. Perawat yang memiliki
pengalaman dengan berbagai masalah dan kasus yang terjadi di
lahan praktik memiliki perbedaan pola berpikir kritis dibandingkan
perawat yang jarang mendapatkan kasus dan masalah. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gobet & Chassy (2008),
elemen situasional akan meningkatkan kompetensi individu dalam
mengatur tindakan yang efisien, sehingga saat perawat berfokus
terhadap penyelesaian masalah, maka secara alami perawat akan
mudah saat mengatasi masalah selanjutnya.
Konsep model keperawatan Benner digunakan sebagai
konsep dalam pengembangan tahap keahlian perawat. Benner
menjelaskan bahwa asuhan keperawatan yang berkualitas adalah
asuhan keperawatan yang didapatkan dari pengalaman dan latar
belakang pendidikan perawat. Benner menegaskan adanya
interaksi yang saling berkaitan antara teori keperawatan dan praktik
keperawatan (Gobet & Chassy, 2008). Teori keperawatan menjadi
pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada
tahap pendidikan, teori keperawatan yang dikuasai oleh peserta
didik juga beragam, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka

13
semakin banyak teori yang dikuasai. Namun, perancangan teori
tidak akan berkembang jika tidak diseimbangkan dengan praktik
yang dilakukan. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman
praktik, semakin berkembang teori yang disusun. Hal ini akan
memberikan dampak pada pemberian asuhan keperawatan pada
pasien.
E. Hubungan Paradigma dengan Model Konseptual Patricia
Benner
Patricia Benner melakukan serangkaian pengamatan terkait
integrasi antara pengalaman dan pengetahuan. Hal ini dilakukan
karena Patricia Benner berkeyakinan bahwa pengembangan
kompetensi yang berdasarkan pengalaman klinik yang mengacu
pada proses pendidikan akan memberikan hasil yang lebih cepat
dan berkualitas (Benner, 1994 dalam Alligood, 2006).Salah satu
penelitian yang esensial dalam teori Patricia Benner adalah yang
dilakukan pada tahaun 1978 – 1981. Pada penelitian ini, Patricia
Benner mengkaji persepsi dan interpretasi suatu fenomena
keperawatan yang sama oleh perawat yangmemiliki perbedaan
signifikan dalam hal pengalaman, mahasiswa baru praktik, dan
mahasiswa senior. Melalui penelitian ini Patricia Benner mengkaji
bagaimana tingkat pengalaman dan pengetahuan
dapat memepengaruhi penilaian perawat terhadap fenomena
keperawatan. Patricia Benner berhasil mengidentifikasi 31
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat ahli (expert),
yang secara induktif dituangkan kedalam 7 domain yaitu peran
sebagai pemberi pertolongan, fungsi pemberi edukasi dan pemberi
pelatihan, fungsi sebagai pembuat diagnosa keperawatan dan
monitoring pasien, kemampuan mengatasi situasi yang berubah
secara tepat dan mendadak, memberikan intervensi dan monitoring
respon pasien terhadap intervensi keperawatan, memonitor dan
memastikan kualitas pelayanan kesehatan, kemampuan untuk
bekerja dan berperan dalam organisasi/tim.

14
Manusia merupakan makhluk yang memiliki integritas dan
bersifat satu kesatuan utuh (Alligood, 2014). Kondisi fiisik dan
psikologis tidak dapat saling dipisahkan dari manusia. Benner
meyakini bahwa ada aspek signifikan yang membuat keberadaan
manusia dengan konseptualisasi sebagai peran situasi, tubuh,
masalah pribadi, dan temporalitas.. Oleh karena itu, perawat
memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif
pada klien. Pada penerapan konsep keperawatan, Benner
menjelaskan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang
berkualitas berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh perawat
(Alligood, 2014). Menurut Benner, tingkatan kecerdasan yang
dimiliki oleh individu berasal dari tindakan terampil, sehingga
pengalaman klinik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi model
asuhan keperawatan yang diberikan.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat akan
mempengaruhi peningkatan dan pertahanan kondisi kesehatan
manusia. Menurut Benner, sakit adalah pengalaman manusia
mengenai gangguan, sedangkan penyakit adalah gangguan fisik
yang dapat dikaji (Alligood, 2014). Oleh karena itu, untuk
menyelesaikan gangguan sakit dan penyakit yang terjadi pada
manusia, perawat sebaiknya memiliki pengalaman relevan dalam
mengatasi gangguan tersebut. Pengalaman tersebut diasumsikan
dapat mengatasi gangguan sakit yang disebabkan dari pengalaman
individu tersebut.
Pada intinya, model konseptual yang dikembangkan oleh
Patricia Benner sangat berhubungan dengan konsep paradigma
keperawatan. Konsep asuhan keperawatan yang dikembangkan
oleh Benner mengacu pada pengalaman yang dimiliki perawat
dalam situasi di sekitarnya. Benner lebih menggunakan istilah
situasi daripada lingkungkan, sehingga penafsiran situasi dibatasi
oleh cara individu yang berada di dalamnya (Alligood,
2014). Interaksi antara perawat dan pasien adalah hal yang

15
menunjang keahlian perawat dalam mengatasi masalah berikutnya.
Interaksi antara manusia, perawat, dan lingkungannya di masa lalu
sangat mempengaruhi kebiasaan dan cara pandang perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan di masa kini dan masa
mendatang.

16
BAB III
PEMBAHASAN
APLIKASI KASUS PATRICIA BENNER

Domain peran perawat helping role


Rosa 22 tahun, masuk RS karena melahirkan, belum menikah,
pasangannya orang meksiko dan keluarganya hanya bicara spanyol,.
Setelah melahirkan Rosa koma, terdapat perlemakan di hati diintubasi
dan diberi ventilator dan dihemodialisa. Hasil EEG menunjukkan aktifitas
gelombang otak minimal, menurut dokter Rosa dipertimbangkan sebagai
kandidat untuk menerima tranplantasi hati, tapi karena kegagalan
multiorgan akhirnya tidak dilanjutkan, karena tidak bisa diselamatkan.
Keluarganya disarankan organ rosa di donasikan.
Berlawanan dengan prognosis dokter yang tidak ada harapan para
perawat merasakan ada kemungkinan sembuh dalam situasi ekstrem ini.
Dan mereka berusaha menempatkan tubuh rosa dalam keadaan
terbaik untuk sembuh, contohnya menyediakan lingkungan yang
disukung oleh suara dan sentuhan, misalnya mereka berbicara dalam
bahasa spanyol dan menempatkan bayinya di dadanya dimana dia bisa
mendengar dan meraakan bayinya. Mereka menyediakan
perawatan yang berkelanjutan (memberikan makanan NGT,
melaksanakan gerakan pasif ROM), perawatan BAB, perawatan mulut
dan kulit, melaksanakan perubahan posisi yang sering),
menginformasikan keadaan bayi kepada Rosa dalam bahasa
spanyol, sementara hatinya menyembuhkan dirinya sendiri, perawat
melibatkan ayah bayi dalam perawatan berkelanjutan. Perawat
mendokumentasikan foto Rosa dan bayinya pada saat keluar rumah sakit
dan foto satu lagi pada saat sehat ditempelkan di ruang rawat.

17
PEMBAHASAN
Perawatan Pada Pasien Rosa dengan pendekatan Benner
Domain

Sebagai penolong, perspektif yang menyeluruh memandang dari situasi


Rosa secara berbeda dari obyektif klinikal para dokter yang memandang
Rosa sebagai kumpulan organ yang mungkin menarik untuk beberapa
spesialis.Perawat mengetahui Rosa masih muda, sehat sebelum kejadian
ini, perawat harus caring, mengetahui bahwa hormonal stress tidak
ada harapan dapat mengetahui patofisiologi penyakit, perawat tidak
menyerah demikian juga keluarga. Mereka tidak pernah jauh dari Rumah
sakit, kekuatan doa dalam mempengaruhi hubungan pada akhir-akhir ini
mempengaruhi. Dua aspek yang mempengaruhi hubungan yang
kolaboratif antara Rosa dan para perawatnya.
1. Rosa koma dan tidak dapat berkomunikasi pada perawatnya.
2. Kebanyakan para perawat hanya berbicara bahasa inggris.

Para perawat menyadari Rosa mungkin bisa mendengar sehingga


mereka berbicara pada saat sedang merawatnya, jika penerjemah tidak
ada mereka berbicara dengan bahasa inggris berharap nada
bicaranya bisa menyampaikan perasaan dan kekhawatiran mereka.
Para perawat melaporkan ketika Rosa sadar dia mengenal para perawat
dari suaranya. Domain peran perawat sebagai pengajar. Perawat
melaporkan bahwa mereka menjelaskan apa yang dilakukan
pada saat mereka secara terus menerus, dan menceritaan
keluarganya untuk meningkatkan sebanyak mungkin.

Domain diagnose dan monitoring


Mengerti kebutuhan perawatan dan pengalaman dalam penyakit Rosa
sangat penting dalam mengantisipasi kebutuhan perawatannya. Dan
memahami diagnose Fatty liver.

18
Domain monitoring intervensi
Dalam usaha menormalisasi situasi, perawat membawa bayi
Rosa dan menempatkannya di dadanya, mendekati dokter OB,
Neurologi, Renal, GI sampai salah satu spesialis setuju untuk memberikan
perintah konsultasi nutrisi sehingga Rossa dapat diberikan makanan
melalui selang. Pada akhirnya dokter memberikan persetujuan ini karena
perawat yang gigih meminta. Mereka (para dokter) beralasan, bila ini
membuat para perawat merasa lebih baik mereka bisa member makan
Rosa, karena mereka merasa ini tidak akan membuat Rosa lebih sakit.

Domain kompetensi organisasi dan peran kerja.


Membangun dan mempertahankan team therapeutic untuk
menyediakan terapi optimum merupakan kompetensi yang penting
disini. Group yang merawat Rosa terdiri dari 8 orang perawat OB yang
sebelumnya berpartisipasi dalam training critical care, yang
mempersiapkan mereka untuk merawat wanita resiko tinggi
dalam persalinan. Sebagai perawat OB, para perawat mengetahui bahwa
tidak mendengar suara bayinya dapat membuat Rosa mengira bahwa
bayinya meninggal, keputusan untuk memberi makan Rosa melalui pipa
diambil berdasarkan pengalaman mereka merawat critical care unit dan
mereka mengetahui TPN (Total Parenteral Nutrition) dan memberikan
makan hepatic A.

Domain monitoring dan memastikan kualitas tindakan perawatan.


Group perawat OB yang terlatih mempunyai hubungan langsung kepada
perawat critical care yang pernah menjadi rekan mereka sebelumnya,
sehingga menyediakan sistem cadangan untuk perawatan yang siap
sedia. Kombinasi dari pengetahuan dan keahlian obstetric dan critical care
memungkinkan mereka melakukan perawatan yang optimal. Mereka
melakukan penyesuaian dalam rencana perawatan sehingga lebih baik
dari yang direkomendasikan para dokter. Misalnya membawa bayi
kepada ibunya dan meneydiakan support nutrisi.

19
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Teori yang dikemukakan Patricia Benner tentang caring,
kebijaksanaan klinis, dan etika dalam praktik keperawatan digunakan
untuk menegaskan dan mengembalikan praktik asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat dengan berorintasi pada efisiensi,
keterampilan teknis dan hasil yang terukur. Seorang perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan haruslah memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang kebutuhan manusia sehari-hari, sehingga dalam
penerapannya perawat mampu selaras dengan pasien dan situasi
yang dihadapi saat itu.
Filosofi, praktik, penelitian dan teori adalah hal yang saling
ketergantungan, saling terkait dan hermeneutik menurut Benner. hal
ini membuktikkan bahwa pengetahuan keperawatan tertanam erat
dalam praktik, dimana perawat dalam pemberian asuhan
keperawatannya berdasarkan pengetahuan yang didapatkannya dari
teori dan penelitian. Selain itu caring dan etika terkait erat dalam
praktik keperawatan, dimana perawat harus mampu mengatasi
batasan antara perawat dengan pasien dalam cerminan kemampuan
berkomunikasi dan kebijaksanaan dalam berkasih sayang, sehingga
perawat dapat memperluas, mengubah, menjaga perbedaan etka dan
kepentingan serta mampu memvalidasi keperawatan sebagai suatu
praktik yang etis

2. Saran
Diharapkan demi pengembangan teori agar lebih konkrit dalam
penerapannya maka masih sangat dibutuhkan analisa dari teori yang
ada, baik dengan
metode wawancara dengan klien atau menginterpretasikan teori untuk
mendapatkan data sehingga dapat lebih kritis dan mendalami dari
masing-masing teori sehingga perawat mampu mengidentifikasi

20
diagnosis keperawatan berdasarkan interpretasi yang ada dan
diusulkan dalam rencana keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2009. Fundamental of Nursing edisi 7. Jakarta: Salemba


Medika.
Tomay & Alligood. Nursing Theory Utilization & Application third edition.
Mosby.
2006
Wirda U. From Novice to Expert : Exellence and Power in Clinical Nursing
Practice “
Patricia Benner. Http://WWW.Benner Role Play.Com. Diakses 30 Oktober
2013.

21

Anda mungkin juga menyukai