ETIOLOGI
PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
STUDI DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
PERAN PERAWAT
PENGERTIAN DAN EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1
%. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang
lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan.
ETIOLOGI
Multifaktor
1. Hormon
Paparan hormon -hormon ovarium telah lama dikenal sebagai faktor utama dalam
perkembangan kanker payudara. Hal ini dtunjukkan dengan bahwa wanita 100 kali lebih
mungkin terkena kanker payudara daripada pria
Usia adalah faktor risiko paling signifikan kedua untuk perkembangan kanker payudara. Ini
berkorelasi dengan lamanya terpapar hormon-hormon ovarium. Kanker payudara jarang
terjadi di wanita yang lebih muda dari 20 tahun dan terus berkembang seiring bertambahnya
usia.
Menyusui, terutama dengan durasi yang lebih lama, telah terbukti menurun
risiko kanker payudara.
Kontrasepsi oral juga diketahui sebagai faktor risiko kanker payudara. Namun,
terjadi peningkatan risiko kanker payudara apabila menggunakan kontrasepsi
untuk waktu yang lama (> 10 tahun)
2. RIWAYAT KELUARGA
Sekitar 70% wanita mengidap kanker payudara tidak memiliki faktor risiko yang
diketahui. Tidak ada riwayat kanker payudara sampai 2 generasi
Namun, wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara, terutama pada kerabat
tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan), berisiko lebih tinggi
terkena penyakit tersebut.
Kanker payudara familial diperkirakan sebagai akibatnya interaksi gaya hidup umum
di antara keluarga dan kerentanan genetik yang mendasari
Sekitar 5% sampai 10% kanker payudara adalah herediter. Herediter atau genetik
didefinisikan sebagai riwayat keluarga yang positif
3. FAKTOR GAYA HIDUP
Studi menunjukkan bahwa konsumsi alkohol (lebih dari 2 gelas atau 24 g alkohol
per hari) dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 21%.
Risikonya tergantung pada dosis tetapi tidak tergantung pada jenis alkohol yang
dikonsumsi.
Diberi tahu tentang risiko tinggi dan dilakukan skrining yang ketat.
Mammogram dan radiografi dada yang berulang. Eksposur kumulatif yang lebih
besar dari 100 cGy dikaitkan dengan peningkatan risiko.
Namun, dosis untuk prosedur ini sangat kecil, dan potensi manfaatnya jauh lebih
besar daripada risikonya. Mamogram mengeluarkan dosis 0,2 hingga 0,4 cGy
5. FITUR KLINIS PAYUDARA
Pemeriksaan fisik payudara meliputi evaluasi keadaan kulit, puting susu, dan
kelenjar getah bening aksila dan supraklavikula.
Manifestasi klinis yang lebih mencurigakan dari kanker termasuk retraksi atau
peninggian puting, yang mungkin disebabkan oleh fiksasi tumor atau infiltrasi ke
jaringan di bawahnya.
Lesung atau retraksi kulit bisa terjadi ada karena invasi ligamen suspensori dan
fiksasi ke dinding dada.
Panas dan eritema pada kulit payudara berhubungan dengan inflamasi, dan juga
merupakan tanda karsinoma payudara inflamasi.
Edema kulit atau peau
d'orange "kulit jeruk",
merupakan ciri khas
keganasan. Edema disebabkan
oleh invasi dan penyumbatan
limfatik dermal oleh tumor.
3. STUDI DIAGNOSTIK
Tujuan skrining mamografi adalah untuk menemukan kanker sebelum terlihat secara
klinis
Laporan telah menunjukkan bahwa kontras MRI memiliki sensitivitas tinggi untuk
mendeteksi kanker payudara dan tidak terhambat oleh kepadatan payudara
C. Positron emission tomography (PET)
Pembedahan Radiasi
Sistemik
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Seroma terjadi pada sekitar 10% pasien dan umumnya hilang setelah
aspirasi. Antibiotik dapat diindikasikan jika terjadi infeksi
Perawatan pasien pasca mastektomi berpusat pada perawatan
luka, dengan perhatian khusus diberikan untuk menjaga fungsi drain.
Kontrol ulang dibuat untuk menilai luka dan, jika diperlukan melepas
jahitan. Pada saat itu, pasien harus menerima instruksi khusus tentang
latihan pasca mastektomi.
Terapi relaksasi
Manajemen lingkungan
Manajemen kemoterapi
MANAJEMEN ENERGI
Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
• Identifikasi • Sediakan • Anjurkan tirah • Kolaborasi dengan
gangguan fungsi lingkungan nyaman baring ahli gizi tentang
tubuh yang dan rendah • Anjurkan cara meningkatkan
mengakibatkan stimulus melakukan aktifitas asupan makanan
kelelahan • Lakukan latihan secara bertahap
• Monitor kelelahan rentang gerak aktif • Anjurkan
fisik dan emosional dan pasif menghubungi
• Monitor pola dan • Berikan aktifitas perawat jika tanda
jam tidur distraksi yang dan gejala
• Monitor lokasi dan menyenangkan kelelahan tidak
letidaknyamanan • Fasilitasi duduk di berkurang
selama melakukan sisi tempat tidur, • Ajarkan strategi
aktifitas jika tidak dapat koping untuk
berpindah atau mengurangi
berjalan kelelahan
Faktor fisik meliputi anemia, berbagai gangguan metabolisme,
ketidakcukupan intake makanan, anoreksia, mual, muntah, dan
obstruksi gastrointestinal.
Pengkajian Pasien
Pendidikan Kesehatan
Koordinasi Keperawatan
Pemberian Keperawatan Langsung
Manajemen Symptom
Evidence Based Practice