Anda di halaman 1dari 88

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN

GANGGUAN REPRODUKSI

GALIH RATNA
RATNA SARI
TINGKAT II REGULER B
Definisi Skrining
Skrining sama artinya dengan deteksi dini
atau pencegahan sekunder. Dasar skrining
adalah bila diagnosis dan pengobatan dapat
dilakukan sebelum timbul tanda dan gejala
sehingga prognosis keberhasilan akan lebih
baik dari pada bila sudah terjadi tanda/gejala
INFERTILITAS
Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana
pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan
seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam
kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi
dalam bentuk apapun
Jenis Infertilitas
Infertilitas dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
• Infertilitas primer, jika pasangan suami istri
belum mampu dan belum pernah memliki
anak.
• Infertilitas sekunder, yaitu jika pasangan suami
istri telah atau memiliki anak sebelumnya,
tetapi saat ini belum mampu memliki anak
lagi.
Faktor yang mempengaruhi
INFERTILITAS
• Masalah air mani
• Masalah vagina
• Masalah cerviks
• Masalah uterus
• Masalah tuba
• Masalah ovarium
• Masalah peritoneum
• Usia
• Frekuensi Hubungan Seksual
• Lingkungan
• Gizi dan Nutrisi
PEMERIKSAAN
1. Periksa Dalam
Periksa dalam memberikan gambaran
tentang alat kelamin wanita secara umum
2. Pemeriksaan Pada Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat dilakukan
dengan pemeriksaan suhu basal didalam tubuh,
uji lendir rahim dan sitologi wanita, dan biopsi
lapisan didalam rahim.
PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pemeriksaaan Histerektomi
2. Pemeriksaaan Laparoskopi
3. Pemeriksaan Ultrasonografi
4. Pemeriksaan Uji Pasca Senggama
5. Pemeriksaan Hormonal
PEMERIKSAAN INFERTILE PADA LAKI-
LAKI
Setelah melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, evaluasi lebih lanjut untuk
menegakkan diagnose infertile adalah
pemeriksaan semen. Analisa semen dapat
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok:
1. Pemeriksaan makroskopik
Terdapat lima hal yang diukur pada
pemeriksaan makroskopik, yaitu PH,
koagulasi/pengenceran, warna, viskositas dan
volume semen.
2. Pemeriksaan mikroskopik
a. Aglutinasi sperma. Melalui metode ini, keberadaan sperma dan
motilitas subjektif dapat diketahui
b. Jumlah dan konsentrasi. Pemeriksaan ini di lakukan setelah
terjadi pengenceran semen. Jumlah sperma normal >20 juta
sperma per mili. Bila kurang dari 20 juta maka disebut
oligospermia.
c. Motilitas. Motilitas sperma merupakan refleksi pengembangan
normal dan kematangan spermatozoa dalam epididimis.
Menurut WHO tahun 2010, motilitas sperma dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Rrogressive motility, spermatozoa bergerak bebas baik lurus
atau lingkaran besar dan dalam kecepatan apapun.
2) Non-progressive motility, semua jenis spermatozoa yang
tidak memiliki kriteria progresif, seperti berenang dalam
lingkaran kecil, ekor yang sulit menggerakkan kepala, atau
hanya ekor saja yang bergerak.
3) Immotility, spermatozoa tidak bergerak sama sekali
GANGGUAN HAID
PENGERTIAN HAID
Haid adalah perdarahan secara periodic
dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium
SIKLUS HAID
Siklus adalah jarak antara tanggal mulainya
haid yang lalu dan mulainya haid berikutya.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari
pertama siklus. Siklus haid normal antara 21-
35 hari
KELAINAN DAN GANGGUAN HAID
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya
perdarahan haid:
• Hipermenorea atau menoragia, yaitu perdarahan yang
lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal
• Hipomenorea, yaitu perdarahan yang lebih pendek
atau kurang dari biasanya
Kelainan siklus:
• Polimenorea, yaitu Siklus haid lebih pendek dari
biasanya kurang dari 21 hari
• Oligomenorea, yaitu siklus haid lebih panjang lebih dari
35 hari
• Amenore, yaitu keadaan tidak haid sedikitnya 3 bulan
berturut-turut
Gangguan lain yang berhubungan
dengan haid
• Premenstrual tension, yaitu keluhan-keluhan
yang biasanya mulai timbul satu minggu
sampai beberapa hari menjelang haid dan
menghilang saat haid datang
• Mittelschmerz, adalah nyeri saat ovulasi
• Disminore, yaitu nyeri yang timbul saat haid
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Penyakit menular seksual (PMS) adalah
penyakit infeksi yang ditularkan dari seseorang
ke orang lain melalui hubungan seksual.
Trichomoniasis
Penyebabnya adalah tricomonas vaginalis. Gejalanya:
1. Pada Wanita:
• Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau berhubungan
seksual
• Nyeri pada perut bagian bawah
• Pengeluaran lender vagina atau alat kelamin
• keputihan berwarna putih susu bergumpal di sertai
rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin
• keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk
dan gatal
• timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan
seksual
• bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin
Gejala pada pria:
• Bintil-bintil berisi cairan
• Lecet atau borok pada penis atau alat kelamin
• Luka tidak sakit
• Merah pada alat kelamin
• Rasa gatal yang hebat
• Sakit saat kencing
• Bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha
yang kemudian berubah menjadi borok.
Pencegahan dan penularan
Kebiasaan melakukan seks bebas ternyata
dapat memicu timbulnya trichomoniasis
sehingga upaya pencegahan infeksi lebih di
titik beratkan pada perilaku manusia. Dengan
hanya berhubugan seks terhadap pasangan
sah dapat menekan penyebaran penularan
infeksi parasit ini.
Pengobatan
• Konsultasi dengan dokter
• Terapy metronidazol 3 x 500 mg oral selama 5
hari
• Lakukan konseling terhadap upaya preventif
lanjutan dan pengobatan tuntas.
Candidiasis
Kandidiasis merupakan salah satu jenis IMS yang
di sebabkan oleh jamur. Gejala kandida genital mirip
dengan infeksi menular seksual lain, biasanya keluhan
gatal kelamin dan merasa terbakar.
PENGOBATAN
• konsultasi dokter
• Terapy nistatin atau ketokenazol 2 x 20 mg oral
selama 5 hari. Bila pasien tidak ingin pemberian per
oral berikan melalui tablet vaginal nistatin atau
klotrimazol 500 mg dosis tungal
FLUOR ALBUS
• Keputihan atau fluor albus kondisi vagina saat
mengeluarkan cairan atau lender menyerupai
nanah yang disebabkan oleh kuman.
Terkadang, keputihan dapat menimbulkan
rasa gatal, bau tidak enak, dan berwarna hijau.
PENYEBAB Fluor Albus
• Penggunaan tisu yang terlalu sering untuk
membersihkan organ kewanitaan.
• Mengenakan pakaian berbahan sintesis yang
ketat sehingga ruang yang ada tidak memadai..
• Seringkali menggunakan WC yang kotor
• Jarang mengganti panty liner
• Sering bertukar celana dalam atau handuk
dengan orang lain
• Kurang perhatian terhadap organ kewanitaan
• Membasuh organ kewanitaan dari sisi yang salah
CIRI-CIRI KEPUTIHAN YANG
ABNORMAL
• Keputihan dengan cairan berwarna kuning dan
bau atau keruh.
• Keputihan dengan cairan berwarna kuning
atau hijau, berbusa dan berbau sangat
menyengat
• Keputihan berwarna pink
• Keputihan berwarna abu-abu atau kuning
yang disertai dengan bau amis
PENCEGAHAN
• Pola hidup yang sehat
• Setia kepada pasangan
• Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan
menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab
• Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali
buang air yaitu dari arah depan ke belakang
• Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak
berlebihan
• Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan
penularan seperti meminjam handuk orang lain
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan keputihan tergantung
dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri,
atau parasit. Umumnya di berikan obat-
obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabnya
EROSI PORTIO
DEFINISI
Erosi adalah pengikisan lapisan dari mulut
rahim. Erosi porsio adalah bentuk perlukaan
ujung leher rahim.
PENYEBAB
• Infeksi pada mulut rahim, misalnya karena
keputihan yang lama dan diobati.
• Pelepasan IUD
• Luka portio oleh abortus atau partus
GEJALA
• Pengeluaran secret putih kekuningan
• Pada portio uteri di sekitar ostium uteri
internum, tampak daerah kemerahan yang
tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio
di sekitarnya. Secret yang di keluarkan terdiri
atas mucus bercampur nanah
• Keluar darah dari kemaluan saat berhubungan
intim
PENANGANAN
Dengan obat-obatan antibiotic serta
antiseptic yang dimasukkan lewat vagina,
mulut dan parenteral. Jika radang menahun
mencapai endocerviks, di lakukan
pengangkatan sebagian mukosa
endocervikalis. Deteksi dini dapat dilakukan
melalui pemeriksaan pap smear
ULKUS PORTIO
Ulkus portio adalah pengikisan mulut
rahim yang di sebabkan oleh keterpaparan
oleh benda yang dapat mengakibatkan radang
dan kemudian infeksi
Penyebab
• Pemakaian pil
• Perlakuan seksual yang tidak sehat
• Keterpaparan suatu benda saat pemasangan
AKDR
• Penggunaan IUD
• Infeksi
GEJALA
• Portio kemerahan dengan batas tidak jelas
• Portio teraba tidak rata
• Adanya contact bleeding
• Adanya fluxus
• Dapat berdarah atau tidak
PENANGANAN DILAKUKAN
BERDASARKAN PENYEBAB
• Jika karena infeksi, maka harus setia terhadap
pasangan
• Jika karena keputihan, maka harus selalu
menjaga kebersihan vagina
• Jika karena ekspulsi IUD maka pemasangan
IUD harus sesuai standar, sesuai ukuran
uterus, melepas IUD
POLIP
Polip rahim adalah benjolan yang berasal
dari jaringan di daerah mulut rahim dengan
bentuk seperti jari, berwarna merah dan
kenyal
Penyebab
Pada dasarnya, polip merupakan suatu
radang, penyebabnya sebagian besar belum
diketahui. Karena pada dasarnya reaksi
radang, maka kemungkinan:
• Radang sembuh sehingga polip mengecil atau
hilang dengan sendirinya
• Polip menetap ukurannya
• Polip membesar
GEJALA
• Perdarahan abnormal pada vagina
• Keputihan yang sulit disembuhkan
• Timbul rasa tidak nyaman
• Kontak berdarah, terdapat infeksi
PENCEGAHAN
• Pakai celana katun atau stoking tidak terlalu
ketat
• Pakailah kondom setiap berhubungan seksual
untuk mencegah penularan
PENANGANAN
• Tindakan konservatif
• Tindakan agresif (Kuretage)
KOMPLIKASI PMS
• Kemandulan
• Bayi buta
• Kehamilan ektopik
• Kanker cerviks
• Infeksi berat, AIDS
• Kematian
TUMOR JINAK
• Mioma uteri (Fibromyoma)
• Tumor Payudara (Fiboadenoma mammae)
Mioma uteri (Fibromyoma)

Mioma uteri adalah tumor jinak atau


pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.
Mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan
tengah, maupun lapisan dalam rahim.
Gejala yang timbul adalah perdarahan,
rasa nyeri pada perut bagian bawah, sering
kencing, kesulitan BAK, dan nyeri pinggang
atau kaki terasa sakit.
Faktor Predisposisi
• Menarche <10tahun
• Konsumsi alcohol
• Infeksi rahim
• Hipertensi
• Kehamilan
• Pil KB
PENATALAKSANAAN
• Terapi hormonal dengan terapy Gonadotropin
releasing hormone (GnRH) agonis
• Terapi Pembedahan:
 Miomektomi-Laparotomi, dilakukan insisi
pada dinding abdomen untuk mengangkat
miom dari uterus
Histerektomi atau pengangkatan uterus
fibroadenoma mammae
Tumor payudara adalah benjolan tidak
normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi
secara terus menerus
PENYEBAB
• Jenis kelamin
• Riwayat keluarga
• Factor genetic
• Factor usia
• Factor hormonal
• Usia saat kehamilan pertama
• Pemakaian kontrasepsi oral
• Menyusui
GEJALA
• Fibroadenoma dapat multiple
• Benjolan berdiameter 2-3 cm
• Benjolan tidak menimbukan reaksi radang,
mobile, dan menyebabkan pengerutan kulit
payudara
• Benjolan berlobus-lobus
• Pada pemeriksaan mammografi, gambaran
jelas jinak berupa rata dan memiliki batas jelas
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
Pencegahan atau deteksi dini tumor
payudara bisa dengan SADARI, sedangkan
penatalaksanaan dapat di lakukan dengan
operasi pengangkatan tomor
PEMERIKSAAN
• Anamnesa meliputi timbulnya tumor, adanya
factor resiko untuk terjadinya tumor payudara
dan adanya tanda-tanda penyebaran tumor.
• Pemeriksaan fisik dini adanya tumor/benjolan
(dengan SADARI)
• Pemeriksaan penunjang:
 Mammografi
 USG
 Magnetic resonance imaging (MRI)
 Biopsi
KANKER PAYUDARA
Factor yang berhubungan dengan diet
• Factor resiko yang memperberat:
• Peningkatan berat badan yang pesat pasca menopause
• Faktor makanan
• Minuman beralkohol
Hormone dan factor reproduksi
• Menarche pada usia relative muda (<12 tahun)
• Menopause pada usia relative tua (>50 tahun)
• Nulipara (belum pernah melahirkan)
• Infertilitas
• Melahirkan anak pertama pada usia relative lebih tua (>35 tahun)
• Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB dalam waktu lebih dari sama dengan 7
tahun)
• Tidak menyusui
• Riwayat keluarga
• Riwayat tumor jinak
GEJALA KANKER PAYUDARA
• Benjolan keras pada payudara / daerah sekitar
payudara atau ketiak.
• Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
• Kerutan pada payudara.
• Puting masuk ke dalam payudara.
• Keluarnya cairan dari puting payudara, umunya
berupa darah.
• Besisik, merah, atau bengkak pada payudara,
putting, atau areola. Terjadi perubahan warna
atau rasa kulit payudara, terlihat seperti kulit
jeruk. (NCI, 2009)
JENIS KANKER PAYUDARA
• Ductal karsinoma in situ (DCIS)
• Lobular karsinoma in situ
• Invasif (atau infiltratif) karsinoma duktal
• Invasif (atau infiltrating) lobular carcinoma
Sistem staging TNM
KANKER PAYUDARA
Sistem tumor-nodus-metastasis
pertamakali di kembangkan oleh Pierre Denoix
pada tahun 1942, dan di publikasikan untuk
mengklasifikasikan kanker berdasarkan pada
morfologi tumor yang akan menentukan
prognosis : ukuran dari tumor (T), ada atau
tidaknya keterlibatan kelenjar limfe (N), dan
adanya metastasis (M)
• Stage 0
Tahap sel kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam
jaringan payudara normal yang berdekatan.
• Stage I
Adalah 2 cm atau kurang dari batas yang jelas (kelenjar getah bening normal)
• Stage IIA
Tumor tidak di temukan pada payudara tapi sel-sel kanker di temukan di kelenjar
getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2 cm dan telah menyebar di
kelenjar getah bening ketiak/aksila.
• Stage IIB
Tumor yang besarnya <5cm telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
• Stage IIIA
Kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak, dekat tulang dada dan telah
mengalami perlekatan dengan struktur lainnya.
• Stage III B
Tumor dengan ukuran tertentu ditemukan di kelenjar getah beniing ketiak, dekat
tulang dada dan telah mengalami perlekatan dengan struktur lainnya.
Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan sampai tahap IIIB.
• Stage III C
Ada atau tidak ada kanker payudara atau mungkin telah menyebar ke dinding atau
kulit payudara atau ke kelenjar getah bening ketiak baik di atas atau di bawah
tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar di kelenjar getah bening
ketiak atau kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
• Stage IV
Kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh
Skrining dan deteksi dini
kanker payudara
• Mammografi
• MRI
• Sadari
Tahap pemeriksaan sadari:
1. Berdiri di depan kaca, agar dapat melihat payudara secara jelas.
2. Sambil kedua tangan di atas kepala, periksalah apakah ada kelainan
berupa retrasksi, inflamasi, pembengkakan, atau kemerahan di semua
bagian payudara
3. Ulangi dengan kedua tangan diletakkan pada pinggul
4. Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijit. Awalnya,
periksa pada arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi arah
jam12 , rasakan apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai drai
superficial kulit sampa ke dalam jeringan payudara.
5. Periksalah pada ujung putting dan sekitarnya juga perlu di tekan secara
lembut untuk mengetahui apakah ada discharge
6. Ulangi pemeriksaan palpasi sambl berbaring
PENCEGAHAN
Pencegahan primer
• Promosi dan edukasi pola hidup sehat
• Menghindari factor resiko
Pencegahan sekunder
• SADARI
• Pemeriksaan klinis payudara CLINICAL BREAST
EXAMINATION (CBE), untuk menemukan benjolan
• USG, untuk menemukan batas-batas tumor dan jenis
tumor
• Mammografi, untuk menemukan adanya kelainan
sebelum adanya gejala tumor dan adanya keganasan
PENANGANAN
Penanganan kanker payudara dapat
dilakukan dengan pembedahan profilaksis
KANKER CERVIKS
Faktor resiko secara umum yang dapat
menyebabkan kanker serviks yaitu :
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Usia hubungan seks <20 tahun
• Penyakit menular seksual
• Merokok
• System imun menurun
• Ibu atau saudara perempuan terkena kanker
leher rahim
• Riwayat papsmear sebelumnya yang abnormal
STADIUM
Stadiuum
PENANGANAN BERDASARKAN
• Stadium IA1
STADIUM
Pada pasien stadium ini dimana jika pasien masih membutuhkan fertilitas maka terapi yang
digunakan unutuk pasien ini yaitu dengan histerektomi (total atau vaginal).
• Stadium IA2
Pada paien ini LSVI negative serta fertilisasi masih dibutuhkan. Terapi yang diberika pada
stadium ini yaitu dengan histerektomi radikal termodifikasi yaitu ini untuk tipe II
• Stadium IBI dan IIA
Terapi yang diberikan pada stadium ini yaitu histerektomi radikal dan radioterapi.
• Stadium IB2-II2
Terapi yang diberikan pada stadium ini yaitu primer kemoradiasi, primer histerektomi radikal
serta perpaduan antara kemoradiasi dengan hiterektomi radikal.
• Stadium IIB,III, dan IVA
Terapi yang dierikan pada stadium ini yaitu eksternal radiasi, ditambah pula dengan primer
histerektomi radikal, intraclaviter brakiterapi serta concurrent kemoterapi atau terapi pimer.
Selain itu ada pilihan teraapi yang dapat diberikan kepada pasien yaitu dengan eksterasi
pelvic.
• Stadium IVB atau rekuren
Pada stadium ini, yang dapat diberikan yaitu dengan memberikan radiasi, kemoterapi
konkuren, ekternasi pelvis, atau dengan menggunakan radiasi palliatif.
DETEKSI DINI
• IVA
• PAP SMEAR
IVA
INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
Iva adalah suatu pemeriksaan serviks
secara langsung (dengan mata telanjang)
setelah pemerian asam asetat (cuka) 3-5 %.
Pemberian asam asetat akan mempengaruhi
epitel abnormal dimana akan terjadi
peningkatan osmolaritas cairan ekstra celluler,
yang bersifat hipertonik ini akan menarik
cairan dari intracellular, sehingga membrane
cell akan collaps dan jarak antar sel akan
semakin dekat
Lanjutan…..
Setelah pemberian asam asetat serviks
yang normal akan tetap berwarna merah
muda homogen dengan permukaan halus.
Pada daerah zona transformasi pada
umumnya dilapisi dengan epitel metaplasia,
maka permukaan serviks akan tampak lebih
putih, namun warna putih ini tampak sangat
halus dan cepat menghilang
Lanjutan…
Epitel yang berubah warna menjadi putih
pada pemberian asam asetat disebut dengan
istilah epitel putih (aceto white ephitelium)
makin jelas dan kusam warna putih tersebut
menujukan derajat dysplasia atau derajat lesi
pra kanker pada epitel cerviks
LANGKAH-LANGKAH IVA
• Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan yang akan dilakukan
(Informed Consent)
• Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan
• Handscoon
• Speculum cocor bebek
• Tampon tang
• Kom kecil steril
• Kapas lidi asam asetat 3-5% dalam botol
• Kapas sublimat dalam kom steril
• Selimut
• Lampu sorot
• Tempat sampah basah
• Letakan alat secara ergonomis
• Menyiapkan klien dengan posisi litotomi pada tempat tidur ginekolog, perhatikan
privacy dan kenyamanan klien
• Mengatur lampu sorot ke arah vagina ibu agar cerviks tampak jelas
• Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir. Keringkan dengan
handuk bersih
• Menggunakan handscoon steril
• Melakukan vulva hygiene dengan kapas sublimat
• Memasukan speculum ke dalam vagin
• Tangan kiri memuka labia minora, speculum dipegang dengan tangan kanan, dalam
keadaan tertutup kemudian masukkan ujungnya ke dalam introitus vagina dengan
posisi miring.
• Putar kembali speculum 45O ke bawah sehingga menjadi melintang dalam vagina
kemudiandi didorong masuk lebih dalam ke arah forniks posterior sampai ke puncak
vagina
• Buka speculum pada tangkainya secara perlahan-lahan dan atur sampai porsio
terlihat dengan jelas
• Kunci speculum dengan mengencangkan bautnya kemudian
ganti dengan tangan kiri yang memegang speculum
• Memasukkan kapas lidi yang telah di beri asam asetat 3-5% ke
dalam vagina sampai menyentuh portio
• Mengoleskan kapas lidi ke seluruh permukaan portio dengan
searah jarum jam, lihat hasilnya
• Membersihkan portio dengan kassa steril dengan
menggunakan tampon tang
• Mengeluarkan speculum dari vagina
• Merapikan ibu dan merendam alat dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
• Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dengan 7
langkah dan mengeringkannya dengan handuk bersih
• Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien
• Melakukan dokumentasi
PAP SMEAR
Pengertian
• Pap smear adalah pemeriksaan sediaan apus
mulut rahim dalam pewarnaan papanicolaou
• Tujuan
Agar dapat diketahui:
Sehat tidaknya mulut rahim, Jenis kelainan,
radang atau keganasan pada mulut rahim,
Derajat kelainan pada mulut rahim
WAKTU PEMERIKSAAN
Pap smear dilakukan secara rutin setiap
setahun sekali pada wanita usia 35-40 tahun
dan setiap enam bulan sekali pada wanita usia
40-50 tahun
APUS SERVIKS YANG DIGUNAKAN
• Secret endoservikal
• Secret eksoservikal
HASIL PAP SMEAR
HASIL PAP SMEAR
LANGKAH-LANGKAH PAP SMEAR
Menyiapkan alat
• Meja gynekologi
• Handscoon
• Kapas sublimat
• Speculum cocor bebek
• Spatel kayu/spatula ayre
• Gelas objek
• Lidi watten
• Botol berisi alcohol 95%
• Tampon tang
• Kassa steril
• Formulir pemeriksaan
• Lampu sorot
• Zeil
• Waskom larutan klorin 0,5%
• Selimut
•Beri penjelasan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
•Mengisi formulir pemeriksaan pap smear
•Siapkan ibu pada meja ginekologi dan atur posisi ibu lithotomic
•Beri dukungan mental pada ibu
•Cuci tangan dengan 7 langkah, dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
•Gunakan handscoon steril
•Atur lampu sorot
•Bersihkan vulva dan vagina
•Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri masukkan speculum.
• Pindahkan pegangan speculum dari tangan kanan ke tangan kuri.
•Ambil bahan dari forniks posterior dengan menggunakan spatula ayre
kemudian hapuskan pada objek galss
• Hapus bahan yang telah diambil pada objek glass secara merata dengan
tidak terlalu tebal atau tipis
• Ambil bahan dari permukaan portio dengan menggunakan ujung spatel
yang satunya
• Hapus bahan pada objek glass seperti langkah I, letakkan disebelah bahan
yang pertama
• Ambil bahan dari kanalis servikalis agak ke dalam dengan menggunakan
lidi watten, gambar pengambilan apusan cerviks, kemudian letakkan di
samping bahan kedua.
• Masukkan objek glass pada alcohol khusus larutan. Etil alcohol 95%
selama 20menit
• Setelah 20menit, keringkan, simpan pada tempat yang telah disediakan.
Kemudian kirim ke lab bersama dengan formulir yang telah di isi
• Bersihkan portio dengan kassa steril dengan menggunakan tampon tang
• Keluarkan speculum
• Masukkan speculum ke dalam klorin 0,5%
• Persilakan ibu untuk berpakaian kembali dan
duduk
• Masukkan peralatan yang telah dipakai ke
dalam larutan klorin 0,5%
• Buka handscoon, masukkan ke dalam klorin
0,5%
• Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
dengan 7 langkah, keringkan dengan handuk
bersih

Anda mungkin juga menyukai