Anda di halaman 1dari 2

Penyakit pada sistem reproduksi pria

Sistem reproduksi pria berperan dalam memproduksi dan menyalurkan sel sperma. Selain itu,
organ reproduksi pria juga bertugas untuk memproduksi hormon seks pria. Sayangnya, sistem
reproduksi tidak lepas dari ancaman berbagai penyakit.Berikut adalah penyakit pada sistem
reproduksi pria yang harus Anda ketahui dan waspadai:
1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi ketidakmampuan penis untuk mempertahankan
ereksi saat berhubungan seks. Kondisi ini bisa menyebabkan stres dan turunnya rasa percaya diri
pada pria.Disfungsi ereksi bisa terjadi akibat berbagai macam hal, mulai dari gangguan fisik
maupun mental. Beberapa contohnya adalah penyakit jantung, hipertensi, obesitas, gangguan
tidur, rendahnya hormon testosteron, hingga depresi.Penyakit reproduksi pria ini bisa diatasi
dengan konsumsi obat-obatan ataupun tindakan medis, seperti pemasangan pompa penis dan
operasi. Penderita disfungsi ereksi juga disarankan untuk rajin berolahraga dan melakukan
konseling sehingga kondisinya membaik.
2. Kriptorkismus
Tidak turunnya testis (undescended testicle) atau kriptorkismus adalah kondisi ketika testis tidak
turun atau tertunda ke skrotum (kantong testis) saat bayi dilahirkan. Kondisi ini biasanya hanya
terjadi pada salah satu testis dan umumnya dialami oleh bayi yang lahir prematur.Umumnya,
testis akan turun dengan sendirinya dalam beberapa bulan setelah bayi lahir. Namun, pada
beberapa kasus, penanganan medis dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini.Penanganan dapat
dilakukan dengan cara operasi ataupun terapi hormon. Penanganan penting dilakukan karena
kriptorkismus bisa saja menyebabkan komplikasi bila dibiarkan, mulai dari gangguan kesuburan
hingga kanker testis.
3. Varikokel
Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah vena, alias varises, pada skrotum (kantung testis).
Kondisi ini mirip varises pada kaki.Penyakit varikokel dapat menyebabkan kualitas dan produksi
sperma menurun. Selain itu, kondisi ini juga mungkin memicu penyusutan ukuran testis,
sehingga penting untuk ditangani.Operasi umumnya menjadi pilihan utama untuk menangani
varikokel, baik melalui bedah terbuka ataupun dengan bantuan alat mikroskopis. Operasi
varikokel bertujuan untuk menutup pembuluh darah vena yang membesar dan memindahkan jalur
aliran darah dari area tersebut ke pembuluh darah vena yang sehat.
4. Hidrokel
Hidrokel adalah penyakit pada sistem reproduksi pria yang menyerang skrotum (kantong testis).
Penyakit ini terjadi ketika skrotum membengkak akibat adanya cairan.Hidrokel umumnya
dialami oleh bayi yang baru lahir, dan cairan tersebut akan hilang dengan sendirinya ketika bayi
menginjak usia 1 tahun. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa, dan biasanya
disebabkan oleh peradangan maupun infeksi.Hidrokel bukan merupakan kondisi yang berbahaya.
Akan tetapi, kondisi ini tetap saja harus ditangani karena menimbulkan ketidaknyamanan.

Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi merupakan ketidakmampuan pria dalam melakukan atau
mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh stres
dan kecemasan berlebih, selain itu juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan jangka
panjang, serta riwayat penyakit jantung dan diabetes. Impotensi bisa ditangani dengan berbagai
macam cara, mulai dari mengubah gaya hidup hingga konsumsi obat-obatan.
Hipospadia
Hipospadia terjadi ketika uretra atau saluran tempat keluarnya urine berada di posisi tidak
normal, yaitu bukan di ujung penis melainkan pada bagian bawahnya. Kondisi ini merupakan
kelainan bawaan sejak lahir yang perlu diatasi melalui tindakan operasi. Jika operasi berjalan
lancar, pria dapat melakukan aktivitas seksual seperti biasa.
Kriptorkismus
Kriptorkismus adalah kondisi ketika salah satu atau kedua testis tidak terlihat akibat tidak terjadi
penurunan testis ke tempat seharusnya. Kriptorkismus merupakan kelainan bawaan sejak lahir
yang umumnya banyak dialami pada bayi yang lahir secara prematur. Orkidopeksi menjadi salah
satu operasi yang efektif dalam menangani kriptorkismus.
Varikokel
Varikokel adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada pembuluh darah
vena dalam kantong zakar (skrotum). Selain dapat memperkecil testis, penyakit reproduksi pria
ini juga dapat menyebabkan infertilitas akibat berkurangnya produksi dan kualitas sperma.
Waspadai beragam gejala penyakit ini, seperti pembengkakan pada skrotum, benjolan pada salah
satu testis, skrotum terasa sakit, serta pembuluh testis yang terlihat membesar dan membengkak.
Hiperplasia prostat jinak/benignprostatic hyperplasia (BPH)
BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang dapat menekan uretra. Kondisi yang bisa jadi
merupakan bagian alami dari proses penuaan yang umumnya disebabkan adanya perubahan pada
sel pertumbuhan dan keseimbangan hormon. BPH biasanya ditandai dengan gejala seperti aliran
urine lemah, aliran urine yang bercabang, sering ingin buang air kecil, kencing tidak lampias, dan
kesulitan buang air kecil.
Kanker prostat
Kanker prostat umumnya terjadi pada pria di atas 40 tahun, terutama pada mereka yang memiliki
keluarga dengan riwayat gangguan kesehatan serupa. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri saat
buang air kecil dan saat ejakulasi, rasa sakit di punggung bawah, dan terdapat darah dalam urine.
Dalam menangani kanker prostat bisa dilakukan terapi hormon, terapi radiasi, kemoterapi, dan
operasi tergantung kepada tingkat keparahan kanker.
Apabila Anda mengalami gejala yang terasa mengganggu dari salah satu penyakit reproduksi pria
di atas, segeralah periksakan diri ke dokter urologi. Mendeteksi penyakit secara dini dapat
membuat pengobatannya lebih mudah, sehingga kemungkinan sembuhnya akan lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai