Disusun Oleh:
Muhammad Azriel
Sebanyak satu dari lima pria mengalami kesulitan dengan ejakulasi dini atau
tidak terkontrol. Ketika ejakulasi dini terjadi begitu sering sehingga mengganggu
kenikmatan seksual pria atau pasangannya, ini menjadi masalah medis.
Beberapa faktor dapat menyebabkan ejakulasi dini. Masalah psikologis seperti
stres, depresi dan faktor-faktor lain yang memengaruhi kesehatan mental dan
emosional dapat memperburuk kondisi ini.
·Kepekaan berlebihan
Pada beberapa pria, penyebab ejakulasi dini dapat diakibatkan oleh sensitivitas
penis yang berlebihan. Jika oversensitivitas adalah penyebab masalah seksual,
menggunakan krim anestesi atau kondom yang lebih tebal dapat membantu
memperpanjang hubungan intim karena mengurangi tingkat st imulasi.
Jika Anda telah mengalami ejakulasi dini sejak awal memasuki dunia seks,
kemungkinan kepekaan yang berlebihan. Jika ejakulasi dini mulai di kemudian
hari, ini lebih cenderung karena stres atau masalah medis.
·Stres
Stres dan kecemasan adalah penyebab ejakulasi yang sangat umum terjadi pada
pria. Terutama pada pria muda, kurang pengalaman dan kecemasan dala
kemampuan seksual dapat menentukan berapa lama mereka “bertahan”. Trauma
sebelumnya atau pengalaman seksual negatif juga dapat menyebabkan gejala
ejakulasi dini.
Kurang tidur dan kesulitan dalam suatu hubungan biasanya memiliki dampak
negatif pada fungsi seksual dan dapat menyebabkan masalah ejakulasi.
Pria yang menderita depresi lebih mungkin mengalami kesulitan, seperti pria
yang minum alkohol secara berlebihan. Jika penyebab ejakulasi dini bersifat
psikologis, obat ejakulasi dini seperti pengobatan oral (Priligy) lebih cocok untuk
Anda daripada penggunaan krim.
Bagi remaja pria yang jarang melakukan seks atau masturbasi, kemungkinan
dapat menikmati hubungan seksual di usia dewasa.
Sementara asumsi lain menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, pria yang
sering masturbasi selama masa remajanya, mengakibatkan mereka kesulitan
bertahan lebih lama saat berhubungan seks di usia dewasa.
·Narkoba dan alkohol
Alkohol dan obat-obatan penyalahgunaan seperti amfetamin dan kokain yang
tidak hanya dapat menyebabkan disfungsi ereksi tetapi juga diketahui
menyebabkan ejakulasi dini.
Anda harus menghindari terlalu banyak minum alkohol atau menyalahgunakan
obat-obatan (narkoba) melebihi batas harian yang disarankan yaitu 2 – 3 gelas
alkohol dan menghindari zat ilegal jika Anda mengalami masalah dengan ereksi.
·Disfungsi ereksi
Pria yang merasa cemas tentang mempertahankan ereksi selama berhubungan
seksual mungkin dapat membentuk kebiasaan segera untuk ejakulasi.
·Gelisah
Tidak sedikit pria yang mengalami ejakulasi dini juga memiliki masalah dengan
kecemasan, baik secara khusus tentang kemampuan seksualnya atau tentang
masalah lainnya.
·Masalah hubungan
Jika Anda berhubungan seksual yang memuaskan dengan pasangan lainnya, di
mana ejakulasi dini jarang terjadi atau tidak sama sekali, ada kemungkinan
bahwa masalah antarpribadi antara Anda dan pasangan saat ini dapat
menyebabkan masalah tersebut.
Gejala Ejakulasi Dini
Bentuk ejakulasi dini yang lebih persisten, primer atau ejakulasi dini seumur
hidup, ditentukan oleh tiga ciri-ciri ejakulasi dini berikut ini:
Ejakulasi dini hampir selalu terjadi sebelum mendapatkan penetrasi seksual,
atau dalam sekitar satu menit penetrasi.
Ketidakmampuan pria untuk menunda ejakulasi setiap saat, atau hampir
setiap waktu.
Konsekuensi pribadi negatif muncul, seperti masalah dan frustrasi, atau
menghindari keintiman seksual.
Gejala psikologis adalah sekunder dari ejakulasi fisik. Ini terjadi pada pria,
pasangannya, atau bahkan keduanya. Sementara ciri -ciri ejakulasi dini yang
bersifat sekunder dalah:
Kepercayaan diri menurun dalam berhubungan seks
Kesulitan interpersonal (komunikasi antar-pasangan)
Tekanan mental
Gelisah
Merasa malu
Depresi
Pria yang mengalami ejakulasi terlalu dini dapat mengalami tekanan psikologis,
tetapi berdasarkan satu penelitian terhadap 152 pria dan pasangannya,
menunjukkan bahwa pasangannya cenderung kurang khawatir tentang ejakulasi
dini daripada pria yang mengalami ejakulasi.
Cara Mengatasi Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini dapat terjadi pada semua pria, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi.
Dan berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan pria untuk mengatasi ejakulasi dini:
Melakukan senam kegel secara rutin. Senam kegel bermanfaat untuk meningkatkan
otot pelvis bawah. Jika otot ini kuat, kemungkinan dapat mengurangi Anda untuk
mengalami ejakulasi dini.
Menjaga kesehatan penis setiap hari dan rutin memeriksakannya ke dokter. Pria
yang rutin menjaga penisnya, peluang mengalami gangguan seperti ejakulasi dini
akan rendah.
2. Varikokel
Varikokel adalah kondisi ketika pembuluh darah vena di dalam skrotum
mengalami pembesaran atau pembengkakan. Kondisi ini bisa terjadi pada salah
satu atau kedua sisi skrotum. Varikokel serupa dengan varises pada kaki,
sehingga disebut juga varises testis.
Penyebab Varikokel
Pada beberapa kasus, penyebab varikokel adalah sumbatan pada pembuluh
darah vena di perut. Darah yang tersumbat pada pembuluh tersebut dapat
memberikan tekanan balik pada vena kecil di skrotum dan varikokel pun terjadi.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan ol eh tumor ginjal yang menekan
pembuluh vena di skrotum
Gejala Varikokel
Varikokel umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu. Bahkan, kondisi ini
sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Meski begitu, beberapa keluhan
yang biasanya dirasakan oleh penderita varikokel adalah sebagai berikut:
Munculnya benjolan kecil yang bisa diraba di atas testis.
Pembengkakan atau pembesaran skrotum.
Rasa nyeri yang timbul-hilang dan terjadi berulang.
Pembesaran pada vena bisa teraba dan tampak banyak guratan seper ti
cacing.
Rasa tidak nyaman di skrotum.
Nyeri pada testis yang bisa memburuk ketika berdiri atau sedang melakukan
aktivitas fisik dalam waktu lama.
Cara Mencegah Varikokel
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab varikokel. Sehingga,
belum ada cara yang dinilai efektif untuk mencegah kondisi ini. Meski begitu,
pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan testis mandiri secara rutin.
Pemeriksaan testis secara mandiri dilakukan dengan beberapa langkah berikut
ini:
Merasakan bentuk testis. Namun, Anda perlu mengingat bentuk normal testis
Anda agar bisa mengetahui jika ada perubahan.
Periksa testis setelah mandi air hangat. Dalam kondisi ini, skrotum dan testis
sedang rileks dan lembut.
Lakukan gerakan melingkar. Lakukan gerakan melingkar menggunakan ibu jari
dan jari lainnya untuk merasakan apakah ada benjolan atau pembengkakan
pada testis.
Perhatikan apakah ada sensasi aneh, seperti gatal, berat, geli, atau nyeri.
Usapkan tangan pada skrotum untuk merasakan apakah ada sensasi bersisik,
perubahan warna, atau kondisi abnormal lainnya. Pasalnya, perubahan pada
skrotum bisa menjadi salah satu gejala varikokel.
Selain melakukan pemeriksaan mandiri, Anda juga disarankan untuk
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Menjaga kesehatan secara rutin dengan memeriksa kondisi organ vital.
Menghindari paparan zat kimia, radiasi, atau listrik secara terus -menerus.
3. Kanker Prostat
Prostat merupakan kelenjar dalam organ reproduksi pria yang mengelilingi
uretra atau saluran kemih.
Fungsi kelenjar prostat yaitu untuk memproduksi cairan semen yang keluar
bersama sel sperma serta membawa urine keluar dari kandung kemih menuju
uretra.
Jadi, kanker prostat adalah pertumbuhan sel abnormal pada kelenjar prostat
yang membuat salah satu organ reproduksi pria tersebut tidak dapat berfungsi
secara optimal.
Penyebab Kanker Prostat
Penyebab kanker prostat adalah adanya mutasi genetik dari sel -sel di dalam
kelenjar prostat. Dengan begitu, sel tersebut dapat tumbuh secara abnormal
bahkan mengganas.
Namun, penyebab terjadinya mutasi genetik dari sel kanker in i belum diketahui
secara pasti. Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker prostat, di antaranya:
Berusia di atas 50 tahun
Memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker prostat
Obesitas
Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol
berlebihan
Pernah melakukan operasi vasektomi
Terkena paparan bahan kimia yang berbahaya serta bersifat karsinogen
Pernah menderita infeksi menular seksual (IMS), seperti penyakit sifilis, HPV,
gonore, dan lain sebagainya
Gejala Kanker Prostat
Kanker prostat adalah jenis kanker yang cenderung sulit dideteksi secara dini.
Lantaran, kanker prostat awalnya tidak menunjukkan gejala yang jelas. Setelah kelenjar
sudah mulai membengkak, gejala kanker prostat baru akan timbul dan dapat dirasakan
oleh penderitanya. Beberapa gejala kanker prostat tersebut antara lain:
Muncul rasa panas dan nyeri pada penis saat sedang ejakulasi atau buang air kecil
4. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie adalah kondisi medis yang ditandai dengan bentuk penis
membengkok karena terdapat jaringan parut di dalamnya. Kondisi ini dapat
menimbulkan rasa nyeri saat penderitanya mengalami ereks
Penyebab Peyronie
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab dari penyakit Peyronie.
Namun, terdapat dugaan bahwa Peyronie dipicu oleh cedera pada penis yang
terjadi lebih dari satu kali, seperti saat olahraga atau berhubungan seksual.
Cedera tersebut dapat menyebabkan perdarahan yang berisiko menimbulkan
jaringan parut di dalam penis.
Gejala Peyronie
Gejala utama dari Peyronie adalah gangguan ereksi yang menyebabkan penis
tidak dapat ereksi dengan sempurna. Selain itu, sejumlah gejala yang umum
dialami oleh penderita Peyronie adalah sebagai berikut:
Nyeri pada penis, terutama saat mengalami ereksi.
Penyebab Sifilis
·Sifilis Laten
Di tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di
12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan
infeksinya.
Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab
sifilis masih ada di dalam tubuh.
Apabila tidak segera ditangani, sifilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya,
yaitu tersier.
·Sifilis Tersier
Infeksi sifilis tahap tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang
paling berbahaya. Tahap ini biasanya muncul 10 – 30 tahun setelah infeksi
primer. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau
tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.
Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain,
seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah.
Karena itulah, penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan
stroke.
Pencegahan Sifilis pada Wanita
Siapa pun bisa menderita penyakit sifilis. Namun, penyakit ini lebih berisiko
dialami oleh orang yang bergonta-ganti pasangan dan tidak menggunakan
kondom saat berhubungan seksual, orang dengan HIV, dan orang yang
berhubungan seksual dengan penderita sifilis.
Oleh karena itu, menerapkan perilaku seksual yang aman menjadi cara terbaik
untuk mencegah penularan penyakit sifilis. Anda dianjurkan untuk selalu
menggunakan kondom setiap berhubungan seksual dan tidak berbagai sex toys
dengan orang lain.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan kesehatan yang terjadi karena adanya
pertumbuhan jaringan tidak normal dari endometrium pada bagian luar dinding
rahim. Pertumbuhan jaringan endometrium yang tidak normal ini dapat terjadi
pada ovarium, vagina, saluran kemih, hingga usus.
Endometriosis juga dapat mengalami penebalan dan peluruhan seperti siklus
menstruasi. Akan tetapi, endometriosis berisiko tinggi membuat darah yang
luruh terjebak dan mengendap di dalam tubuh karena terletak pada bagian luar
rahim. Jika terus dibiarkan, endometriosis berisiko menyebabkan komplikasi
tertentu, seperti radang panggul, kanker ovarium, dan infertilitas (kemandulan)
Penyebab Endometriosis
Penyebab endometriosis hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun,
ada beberapa kondisi yang diduga menjadi faktor risiko endometriosis, seperti:
Retrograde menstruation , yaitu kondisi medis ketika aliran darah
menstruasi tidak keluar menuju vagina, melainkan masuk ke dalam rongga
panggul.
Gangguan sistem imun.
Bentuk vagina, leher rahim, atau rahim yang tidak normal sehingga memb uat
siklus menstruasi terhambat.
Siklus menstruasi yang pendek, seperti kurang dari 27 hari.
Mendapatkan siklus menstruasi pertama di usia yang tergolong sangat muda,
seperti di bawah 12 tahun.
Berat badan di bawah normal.
Gejala Endometriosis
Gejala utama dari endometriosis adalah munculnya rasa nyeri hebat pada area
pinggul dan bagian bawah perut. Selain itu, gejala umum dari endometriosis
adalah sebagai berikut:
Nyeri haid yang hebat hingga mengganggu aktivitas.
Nyeri saat berhubungan seksual.
BAB berdarah.
3. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim
sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina.
Penyebab Kanker Serviks
Beberapa perilaku utama yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita
terkena infeksi HPV dan menjadi penyebab kanker serviks adalah:
Perilaku Seksual
Berganti pasangan lebih dari 6 kali atau berhubungan intim sejak usia di bawah
17 tahun dapat meningkatkan risiko hingga lebih dari 10 kali lipat. Berhubungan
seksual dengan pria yang sering berganti pasangan juga berisiko tinggi mengidap
kondiloma akuminata (kutil di sekeliling kelamin).
Pil KB
Mengkonsumsi pil KB dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun) meningkatkan
risiko hingga 2 kali lebih besar.
Riwayat Kehamilan
Tahukah Anda bawah riwayat kehamilan juga bisa menjadi penyebab kanker
serviks?
Ya, hamil terlalu muda (sebelum 17 tahun) berisiko 2 kali lebih besar terkena
kanker serviks dibandingkan dengan hamil pada usia di atas 25 tahun.
Selain itu, perempuan yang hamil lebih dari 3 kali semasa hidup juga berisiko
tinggi mengidap kanker serviks karena sistem hormonal yang tidak stabil serta
lemahnya kekebalan tubuh saat hamil.
Merokok
Kandungan zat kimia pada rokok bisa merusak sel jaringan serviks dan
menurunkan kekebalan tubuh.
Tubuh perokok (baik aktif maupun pasif) lebih rentan terinfeksi HPV 2 kali lipat
dibandingkan yang tidak.
Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Terlalu sering stres, malas olahraga, dan pola makan tidak sehat mengakibatkan
daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga tidak maksimal menghadang infeksi
HPV.
Faktor Genetik
Terlalu sering stres dan memiliki keluarga sedarah pengidap kanker serviks
meningkatkan risiko hingga 2 – 3 kali lipat. Sebab, ketidakmampuan tubuh
menangkal infeksi HPV bisa diturunkan ke generasi selanjut nya.
Gejala Kanker Serviks
Vaksin HPV
Deteksi dini melalui papsmear dan IVA secara rutin
4. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah salah satu jenis penyakit organ reproduksi wanita berupa
tumbuhnya tumor jinak di bagian dalam maupun luar rahim. Mioma uteri sering
kali muncul pada bagian dinding dan
permukaan rahim. Ukuran tumor jinak yang tumbuh pada organ rahim ini
umumnya beragam, mulai dari seukuran kelereng hingga bola tenis.
Mioma uteri adalah kondisi medis yang dapat dialami oleh wanita di berbagai
kalangan usia. Namun, mioma uteri lebih sering dialami oleh wanita yang telah
memasuki masa pra-menopause
Lebih tepatnya, Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini menyerang salah satu
sel di dalam sel darah putih, yaitu sel T atau CD4. Di mana, sel terse but memiliki
peran penting untuk menjaga imun tubuh dan memerangi infeksi yang masuk ke
dalam tubuh
HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. Di samping itu, ada beberapa
faktor risiko yang dapat memicu penularan HIV. Berikut di antaranya:
Bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual serta tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
Menggunakan jarum suntik yang telah dipakai oleh orang lain.