Anda di halaman 1dari 22

Kelainan pada Sistem Reproduksi Manusia

Disusun Oleh:
Muhammad Azriel

Sekolah Menengah Pertama Negeri 131


TAHUN AJARAN 2023-2024
Gangguan pada sistem reproduksi laki laki
1. Ejakulasi dini
-Ejakulasi dini adalah ketika seorang pria mencapai orgasme (mengeluarkan
sperma) dan berejakulasi terlalu cepat dan tanpa kontrol. Dengan kata lain,
ejakulasi terjadi sebelum seorang pria menginginkannya. Kondisi ini
kemungkinan terjadi sebelum atau setelah memulai foreplay atau hubungan
seksual. Beberapa pria mengalami banyak kesulitan pribadi karena kondisi ini.

Sebanyak satu dari lima pria mengalami kesulitan dengan ejakulasi dini atau
tidak terkontrol. Ketika ejakulasi dini terjadi begitu sering sehingga mengganggu
kenikmatan seksual pria atau pasangannya, ini menjadi masalah medis.
Beberapa faktor dapat menyebabkan ejakulasi dini. Masalah psikologis seperti
stres, depresi dan faktor-faktor lain yang memengaruhi kesehatan mental dan
emosional dapat memperburuk kondisi ini.

Penyebab Ejakulasi Dini


Beberapa faktor secara psikologis dan fisik dapat menyebabkan pria mengalami
ejakulasi dini, berikut di antaranya:
·Penyakit
Dalam beberapa kasus, ejakulasi dini dapat disebabkan oleh kondisi medis yang
lebih serius. Penyakit ini termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes
dan multiple sclerosis.
Penyakit prostat dan hipotiroidisme (memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif)
juga dapat mengurangi durasi ereksi pria.

·Kepekaan berlebihan

Pada beberapa pria, penyebab ejakulasi dini dapat diakibatkan oleh sensitivitas
penis yang berlebihan. Jika oversensitivitas adalah penyebab masalah seksual,
menggunakan krim anestesi atau kondom yang lebih tebal dapat membantu
memperpanjang hubungan intim karena mengurangi tingkat st imulasi.
Jika Anda telah mengalami ejakulasi dini sejak awal memasuki dunia seks,
kemungkinan kepekaan yang berlebihan. Jika ejakulasi dini mulai di kemudian
hari, ini lebih cenderung karena stres atau masalah medis.
·Stres

Stres dan kecemasan adalah penyebab ejakulasi yang sangat umum terjadi pada
pria. Terutama pada pria muda, kurang pengalaman dan kecemasan dala
kemampuan seksual dapat menentukan berapa lama mereka “bertahan”. Trauma
sebelumnya atau pengalaman seksual negatif juga dapat menyebabkan gejala
ejakulasi dini.
Kurang tidur dan kesulitan dalam suatu hubungan biasanya memiliki dampak
negatif pada fungsi seksual dan dapat menyebabkan masalah ejakulasi.
Pria yang menderita depresi lebih mungkin mengalami kesulitan, seperti pria
yang minum alkohol secara berlebihan. Jika penyebab ejakulasi dini bersifat
psikologis, obat ejakulasi dini seperti pengobatan oral (Priligy) lebih cocok untuk
Anda daripada penggunaan krim.
Bagi remaja pria yang jarang melakukan seks atau masturbasi, kemungkinan
dapat menikmati hubungan seksual di usia dewasa.
Sementara asumsi lain menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, pria yang
sering masturbasi selama masa remajanya, mengakibatkan mereka kesulitan
bertahan lebih lama saat berhubungan seks di usia dewasa.
·Narkoba dan alkohol
Alkohol dan obat-obatan penyalahgunaan seperti amfetamin dan kokain yang
tidak hanya dapat menyebabkan disfungsi ereksi tetapi juga diketahui
menyebabkan ejakulasi dini.
Anda harus menghindari terlalu banyak minum alkohol atau menyalahgunakan
obat-obatan (narkoba) melebihi batas harian yang disarankan yaitu 2 – 3 gelas
alkohol dan menghindari zat ilegal jika Anda mengalami masalah dengan ereksi.
·Disfungsi ereksi
Pria yang merasa cemas tentang mempertahankan ereksi selama berhubungan
seksual mungkin dapat membentuk kebiasaan segera untuk ejakulasi.
·Gelisah
Tidak sedikit pria yang mengalami ejakulasi dini juga memiliki masalah dengan
kecemasan, baik secara khusus tentang kemampuan seksualnya atau tentang
masalah lainnya.
·Masalah hubungan
Jika Anda berhubungan seksual yang memuaskan dengan pasangan lainnya, di
mana ejakulasi dini jarang terjadi atau tidak sama sekali, ada kemungkinan
bahwa masalah antarpribadi antara Anda dan pasangan saat ini dapat
menyebabkan masalah tersebut.
Gejala Ejakulasi Dini
Bentuk ejakulasi dini yang lebih persisten, primer atau ejakulasi dini seumur
hidup, ditentukan oleh tiga ciri-ciri ejakulasi dini berikut ini:
 Ejakulasi dini hampir selalu terjadi sebelum mendapatkan penetrasi seksual,
atau dalam sekitar satu menit penetrasi.
 Ketidakmampuan pria untuk menunda ejakulasi setiap saat, atau hampir
setiap waktu.
 Konsekuensi pribadi negatif muncul, seperti masalah dan frustrasi, atau
menghindari keintiman seksual.
 Gejala psikologis adalah sekunder dari ejakulasi fisik. Ini terjadi pada pria,
pasangannya, atau bahkan keduanya. Sementara ciri -ciri ejakulasi dini yang
bersifat sekunder dalah:
 Kepercayaan diri menurun dalam berhubungan seks
 Kesulitan interpersonal (komunikasi antar-pasangan)
 Tekanan mental

 Gelisah
 Merasa malu
 Depresi
Pria yang mengalami ejakulasi terlalu dini dapat mengalami tekanan psikologis,
tetapi berdasarkan satu penelitian terhadap 152 pria dan pasangannya,
menunjukkan bahwa pasangannya cenderung kurang khawatir tentang ejakulasi
dini daripada pria yang mengalami ejakulasi.
Cara Mengatasi Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini dapat terjadi pada semua pria, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi.
Dan berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan pria untuk mengatasi ejakulasi dini:

 Melakukan senam kegel secara rutin. Senam kegel bermanfaat untuk meningkatkan
otot pelvis bawah. Jika otot ini kuat, kemungkinan dapat mengurangi Anda untuk
mengalami ejakulasi dini.

 Menghindari stres dan kelelahan yang berlebihan.

 Menjaga kesehatan penis setiap hari dan rutin memeriksakannya ke dokter. Pria
yang rutin menjaga penisnya, peluang mengalami gangguan seperti ejakulasi dini
akan rendah.

 Rutin melakukan olahraga setiap hari.

 Menjaga pola makan sehat.

2. Varikokel
Varikokel adalah kondisi ketika pembuluh darah vena di dalam skrotum
mengalami pembesaran atau pembengkakan. Kondisi ini bisa terjadi pada salah
satu atau kedua sisi skrotum. Varikokel serupa dengan varises pada kaki,
sehingga disebut juga varises testis.

Penyebab Varikokel
Pada beberapa kasus, penyebab varikokel adalah sumbatan pada pembuluh
darah vena di perut. Darah yang tersumbat pada pembuluh tersebut dapat
memberikan tekanan balik pada vena kecil di skrotum dan varikokel pun terjadi.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan ol eh tumor ginjal yang menekan
pembuluh vena di skrotum
Gejala Varikokel
Varikokel umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu. Bahkan, kondisi ini
sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Meski begitu, beberapa keluhan
yang biasanya dirasakan oleh penderita varikokel adalah sebagai berikut:
 Munculnya benjolan kecil yang bisa diraba di atas testis.
 Pembengkakan atau pembesaran skrotum.
 Rasa nyeri yang timbul-hilang dan terjadi berulang.

 Pembesaran pada vena bisa teraba dan tampak banyak guratan seper ti
cacing.
 Rasa tidak nyaman di skrotum.
 Nyeri pada testis yang bisa memburuk ketika berdiri atau sedang melakukan
aktivitas fisik dalam waktu lama.
Cara Mencegah Varikokel
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab varikokel. Sehingga,
belum ada cara yang dinilai efektif untuk mencegah kondisi ini. Meski begitu,
pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan testis mandiri secara rutin.
Pemeriksaan testis secara mandiri dilakukan dengan beberapa langkah berikut
ini:
 Merasakan bentuk testis. Namun, Anda perlu mengingat bentuk normal testis
Anda agar bisa mengetahui jika ada perubahan.
 Periksa testis setelah mandi air hangat. Dalam kondisi ini, skrotum dan testis
sedang rileks dan lembut.
 Lakukan gerakan melingkar. Lakukan gerakan melingkar menggunakan ibu jari
dan jari lainnya untuk merasakan apakah ada benjolan atau pembengkakan
pada testis.
 Perhatikan apakah ada sensasi aneh, seperti gatal, berat, geli, atau nyeri.
 Usapkan tangan pada skrotum untuk merasakan apakah ada sensasi bersisik,
perubahan warna, atau kondisi abnormal lainnya. Pasalnya, perubahan pada
skrotum bisa menjadi salah satu gejala varikokel.
Selain melakukan pemeriksaan mandiri, Anda juga disarankan untuk
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
 Menjaga kesehatan secara rutin dengan memeriksa kondisi organ vital.
 Menghindari paparan zat kimia, radiasi, atau listrik secara terus -menerus.

 Kurangi kebiasaan berendam di air panas.


 Hindari pemakaian celana yang terlalu ketat.
 Memperbanyak konsumsi makanan kaya antioksidan, terutama sayuran
dan buah-buahan yang mengandung berbagai vitamin dan zinc.

3. Kanker Prostat
Prostat merupakan kelenjar dalam organ reproduksi pria yang mengelilingi
uretra atau saluran kemih.
Fungsi kelenjar prostat yaitu untuk memproduksi cairan semen yang keluar
bersama sel sperma serta membawa urine keluar dari kandung kemih menuju
uretra.
Jadi, kanker prostat adalah pertumbuhan sel abnormal pada kelenjar prostat
yang membuat salah satu organ reproduksi pria tersebut tidak dapat berfungsi
secara optimal.
Penyebab Kanker Prostat
Penyebab kanker prostat adalah adanya mutasi genetik dari sel -sel di dalam
kelenjar prostat. Dengan begitu, sel tersebut dapat tumbuh secara abnormal
bahkan mengganas.
Namun, penyebab terjadinya mutasi genetik dari sel kanker in i belum diketahui
secara pasti. Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker prostat, di antaranya:
 Berusia di atas 50 tahun
 Memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker prostat
 Obesitas
 Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol
berlebihan
 Pernah melakukan operasi vasektomi
 Terkena paparan bahan kimia yang berbahaya serta bersifat karsinogen
 Pernah menderita infeksi menular seksual (IMS), seperti penyakit sifilis, HPV,
gonore, dan lain sebagainya
Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat adalah jenis kanker yang cenderung sulit dideteksi secara dini.
Lantaran, kanker prostat awalnya tidak menunjukkan gejala yang jelas. Setelah kelenjar
sudah mulai membengkak, gejala kanker prostat baru akan timbul dan dapat dirasakan
oleh penderitanya. Beberapa gejala kanker prostat tersebut antara lain:

 Aliran urine melemah

 Sulit menahan buang air kecil

 Munculnya darah pada air mani maupun urine

 Cenderung sering buang air kecil, terlebih di malam hari

 Muncul rasa panas dan nyeri pada penis saat sedang ejakulasi atau buang air kecil

Cara Mencegah Kanker Prostat


·Mengonsumsi Buah dan Sayur Berwarna Merah
Salah satu cara mencegah kanker prostat pada pria adalah dengan mengonsumsi
buah dan sayur berwarna merah. Contoh buah dan sayur yang dapat kamu
konsumsi adalah tomat, semangka, serta buah-buahan dan sayuran lainnya yang
berwarna merah. Pasalnya, buah-buahan dan sayuran tersebut mempunyai
antioksidan kuat yang disebut dengan likopen.
·Mengonsumsi Kedelai dan Teh
Cara lainnya untuk mencegah kanker pros tat yang mungkin terjadi adalah
dengan mengonsumsi kedelai dan teh secara rutin. Makanan tersebut
mengandung nutrisi isoflavon yang berhubungan dengan penurunan risiko
terhadap kanker prostat. Kandungan isoflavon juga dapat ditemukan pada tahu,
buncis, kacang-kacangan, dan kecambah.
·Rutin Berolahraga
Seseorang yang rutin berolahraga dapat menurunkan risiko terhadap kanker
prostat. Kelebihan berat badan atau obesitas berhubungan dengan peningkatan
risiko kanker prostat yang agresif.
Olahraga teratur dapat membantu kamu untuk mempertahankan berat badan
yang sehat. Manfaat olahraga dapat memberi dampak baik, seperti peningkatan
massa otot dan metabolisme yang lebih baik. Ada beberapa olahraga yang bisa
kamu lakukan secara rutin, seperti jalan santai, jogging atau lari, bersepeda,
hingga berenang.
·Berhenti Merokok
Pria yang memiliki kebiasaan merokok memiliki risiko kanker prostat lebih besar
dibandingkan pria yang tidak merokok. Jika kamu memiliki kebiasaan merokok,
sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut untuk menurunkan risiko penyakit ini.
·Batasi Pengonsumsian Lemak
Sebaiknya pastikan makanan yang kamu konsumsi memiliki tingkat lemak yang
rendah. Mengonsumsi lemak berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker
prostat, apalagi jika kamu memiliki faktor risiko yang tidak dapat dicegah.
Pastikan perbanyak konsumsi sayur, buah, dan daging tanpa llemak. Batasi juga
mengonsumsi makanan yang pengolahannya dengan cara dibakar, karena dapat
memicu munculnya karsinogen.

4. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie adalah kondisi medis yang ditandai dengan bentuk penis
membengkok karena terdapat jaringan parut di dalamnya. Kondisi ini dapat
menimbulkan rasa nyeri saat penderitanya mengalami ereks
Penyebab Peyronie
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab dari penyakit Peyronie.
Namun, terdapat dugaan bahwa Peyronie dipicu oleh cedera pada penis yang
terjadi lebih dari satu kali, seperti saat olahraga atau berhubungan seksual.
Cedera tersebut dapat menyebabkan perdarahan yang berisiko menimbulkan
jaringan parut di dalam penis.
Gejala Peyronie

Gejala utama dari Peyronie adalah gangguan ereksi yang menyebabkan penis
tidak dapat ereksi dengan sempurna. Selain itu, sejumlah gejala yang umum
dialami oleh penderita Peyronie adalah sebagai berikut:
 Nyeri pada penis, terutama saat mengalami ereksi.

 Terdapat jaringan parut (plak) di bawah kulit penis.


 Terdapat benjolan pada penis.
 Bentuk penis membengkok dan memendek.
 Disfungsi ereksi (impotensi).
Cara Mencegah Penyakit Peyronie

Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, Anda dapat mencegah


terjadinya Peyronie dengan melakukan sejumlah cara berikut ini:
 Berolahraga secara rutin.
 Berhenti merokok.

 Membatasi konsumsi minuman beralkohol.


 Menghindari posisi berhubungan seksual yang berisiko menyebabkan cedera
pada penis.
 Menggunakan pakaian khusus saat berolahraga guna meminimalkan risiko
cedera pada penis.

Gangguan Pada Sistem Reproduksi Perempuan


1. Sifilis
Raja singa atau sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
Umumnya, sifilis adalah penyakit yang diawali dengan luka di sekitar alat
kelamin, dubur, ataupun mulut. Awal kemunculan luka tersebut cenderung tidak
disertai dengan rasa nyeri.
Karena lukanya tidak terasa nyeri, sifilis kadang tidak langsung disadari oleh
penderitanya. Walau begitu, penderita sifilis tersebut tetap bisa menularkan
infeksinya ke orang lain.
Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, sifilis berisiko menyebabkan
komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan
gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil.

Penyebab Sifilis

Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah jenis Treponema


pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat
kelamin, anus, bibir, maupun mulut.
Penularan sifilis dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderitanya,
seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal.
Karena itulah, sifilis adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan
menggunakan alat pengaman, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual.
Selain itu, sifilis adalah penyakit yang juga berpotensi ditularkan dari ibu
penderita ke bayinya. Sifilis bawaan pada bayi baru lahir disebut dengan istilah
sifilis kongenital.
Gejala Penyakit Sifilis
Kondisi sifilis kongenital pada bayi dapat dikurangi risikonya dengan mengobati
penyakit tersebut sebelum ibu hamil memasuki umur kehamilan 4 Gejala
Penyakit Sifilis
Gejala penyakit sifilis terdiri dari 4 tahap. Adapun gejala penyakit sifilis adalah
sebagai berikut.
·Sifilis Primer
Ciri-ciri penyakit sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat
kelamin, dubur, bibir, maupun mulut. Munculnya luka tersebut akan terjadi 10
sampai dengan 90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam
tubuh.
Lama waktu pemulihan sifilis primer yaitu kurang lebih 3 hingga 6 minggu.
Namun, bila sejak muncul luka tidak diobati, hilangnya luka ini justru
menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin
pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat
tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.
Selain luka, dapat juga ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di
daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh
melawan infeksi sifilis.
·Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka
di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.
Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa
bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki. Di samping itu, penderita sifilis
sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
 Flu
 Sakit kepala
 Nyeri sendi
 Demam

 Merasa lelah secara berlebihan


 Pembesaran kelenjar getah bening
 Rambut rontok
 Penurunan berat badan

·Sifilis Laten
Di tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di
12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan
infeksinya.
Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab
sifilis masih ada di dalam tubuh.
Apabila tidak segera ditangani, sifilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya,
yaitu tersier.
·Sifilis Tersier
Infeksi sifilis tahap tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang
paling berbahaya. Tahap ini biasanya muncul 10 – 30 tahun setelah infeksi
primer. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau
tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.
Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain,
seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah.
Karena itulah, penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan
stroke.
Pencegahan Sifilis pada Wanita
Siapa pun bisa menderita penyakit sifilis. Namun, penyakit ini lebih berisiko
dialami oleh orang yang bergonta-ganti pasangan dan tidak menggunakan
kondom saat berhubungan seksual, orang dengan HIV, dan orang yang
berhubungan seksual dengan penderita sifilis.
Oleh karena itu, menerapkan perilaku seksual yang aman menjadi cara terbaik
untuk mencegah penularan penyakit sifilis. Anda dianjurkan untuk selalu
menggunakan kondom setiap berhubungan seksual dan tidak berbagai sex toys
dengan orang lain.

2. Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan kesehatan yang terjadi karena adanya
pertumbuhan jaringan tidak normal dari endometrium pada bagian luar dinding
rahim. Pertumbuhan jaringan endometrium yang tidak normal ini dapat terjadi
pada ovarium, vagina, saluran kemih, hingga usus.
Endometriosis juga dapat mengalami penebalan dan peluruhan seperti siklus
menstruasi. Akan tetapi, endometriosis berisiko tinggi membuat darah yang
luruh terjebak dan mengendap di dalam tubuh karena terletak pada bagian luar
rahim. Jika terus dibiarkan, endometriosis berisiko menyebabkan komplikasi
tertentu, seperti radang panggul, kanker ovarium, dan infertilitas (kemandulan)
Penyebab Endometriosis
Penyebab endometriosis hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun,
ada beberapa kondisi yang diduga menjadi faktor risiko endometriosis, seperti:
 Retrograde menstruation , yaitu kondisi medis ketika aliran darah
menstruasi tidak keluar menuju vagina, melainkan masuk ke dalam rongga
panggul.
 Gangguan sistem imun.

 Tindakan bedah tertentu, seperti operasi caesar dan histerektomi.


 Belum pernah melahirkan.
 Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit endometriosis.
 Mengonsumsi alkohol berlebih.

 Bentuk vagina, leher rahim, atau rahim yang tidak normal sehingga memb uat
siklus menstruasi terhambat.
 Siklus menstruasi yang pendek, seperti kurang dari 27 hari.
 Mendapatkan siklus menstruasi pertama di usia yang tergolong sangat muda,
seperti di bawah 12 tahun.
 Berat badan di bawah normal.
Gejala Endometriosis
Gejala utama dari endometriosis adalah munculnya rasa nyeri hebat pada area
pinggul dan bagian bawah perut. Selain itu, gejala umum dari endometriosis
adalah sebagai berikut:
 Nyeri haid yang hebat hingga mengganggu aktivitas.
 Nyeri saat berhubungan seksual.
 BAB berdarah.

 Muncul darah pada urine.


 Volume darah yang keluar saat menstruasi melebihi batas normal.
 Perdarahan di luar dari siklus menstruasi.
 Gangguan diare.

 Sembelit atau konstipasi.


 Perut terasa begah dan kembung
Cara Mencegah Endometriosis
Anda dapat mencegah endometriosis dengan melakukan pemeriksaan kesehatan
organ reproduksi di rumah sakit secara berkala. Langkah ini penting untuk Anda
lakukan terutama apabila sering mengalami keluhan nyeri haid setiap bulan.
Anda juga dapat menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari risiko
penyakit endometriosis, seperti:
 Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.

 Menjaga berat badan agar tetap ideal.


 Membatasi konsumsi alkohol dan kafein.
 Berhenti merokok.
 Rutin berolahraga.

3. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim
sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina.
Penyebab Kanker Serviks
Beberapa perilaku utama yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita
terkena infeksi HPV dan menjadi penyebab kanker serviks adalah:
 Perilaku Seksual
Berganti pasangan lebih dari 6 kali atau berhubungan intim sejak usia di bawah
17 tahun dapat meningkatkan risiko hingga lebih dari 10 kali lipat. Berhubungan
seksual dengan pria yang sering berganti pasangan juga berisiko tinggi mengidap
kondiloma akuminata (kutil di sekeliling kelamin).
 Pil KB
Mengkonsumsi pil KB dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun) meningkatkan
risiko hingga 2 kali lebih besar.
Riwayat Kehamilan
Tahukah Anda bawah riwayat kehamilan juga bisa menjadi penyebab kanker
serviks?
Ya, hamil terlalu muda (sebelum 17 tahun) berisiko 2 kali lebih besar terkena
kanker serviks dibandingkan dengan hamil pada usia di atas 25 tahun.
Selain itu, perempuan yang hamil lebih dari 3 kali semasa hidup juga berisiko
tinggi mengidap kanker serviks karena sistem hormonal yang tidak stabil serta
lemahnya kekebalan tubuh saat hamil.
 Merokok

Kandungan zat kimia pada rokok bisa merusak sel jaringan serviks dan
menurunkan kekebalan tubuh.
Tubuh perokok (baik aktif maupun pasif) lebih rentan terinfeksi HPV 2 kali lipat
dibandingkan yang tidak.
Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Terlalu sering stres, malas olahraga, dan pola makan tidak sehat mengakibatkan
daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga tidak maksimal menghadang infeksi
HPV.
 Faktor Genetik
Terlalu sering stres dan memiliki keluarga sedarah pengidap kanker serviks
meningkatkan risiko hingga 2 – 3 kali lipat. Sebab, ketidakmampuan tubuh
menangkal infeksi HPV bisa diturunkan ke generasi selanjut nya.
Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang membutuhkan waktu 10 – 20 tahun untuk


berkembang dari sel sehat menjadi sel kanker.
Dalam masa awal, gejala penyakit ini sangat samar, bahkan bisa tanpa gejala
sama sekali. Hal ini sering menjadi penyebab banyak perempuan lalai akan
gejala kanker serviks dan bahayanya.
Sebagian besar perempuan baru tersadar untuk memeriksakan diri setelah ada
gejala kanker serviks yang menonjol (terjadi pendarahan atau flek dari vagina).
Padahal, keterlambatan diagnosis menjadikan angka kematian akibat kanker
serviks sangat tinggi.
Cara Mencegah Kanker Serviks
 Gaya hidup sehat (nutrisi terjaga, olah raga, tidak merokok)
 Tidak berganti-ganti pasangan seksual
 Menjaga kebersihan area genital

 Vaksin HPV
 Deteksi dini melalui papsmear dan IVA secara rutin

4. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah salah satu jenis penyakit organ reproduksi wanita berupa
tumbuhnya tumor jinak di bagian dalam maupun luar rahim. Mioma uteri sering
kali muncul pada bagian dinding dan
permukaan rahim. Ukuran tumor jinak yang tumbuh pada organ rahim ini
umumnya beragam, mulai dari seukuran kelereng hingga bola tenis.
Mioma uteri adalah kondisi medis yang dapat dialami oleh wanita di berbagai
kalangan usia. Namun, mioma uteri lebih sering dialami oleh wanita yang telah
memasuki masa pra-menopause

Penyebab Mioma Uteri


Penyebab mioma uteri hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Akan
tetapi, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena mioma uteri, di antaranya:
 Riwayat keluarga dengan kondisi mioma uteri.
 Berusia lebih dari 40 tahun.
 Belum pernah hamil.
 Mendapatkan siklus menstruasi pertama kali di usia yang tergolong muda,
yaitu di bawah 12 tahun.
 Obesitas atau berat badan berlebih.
 Kebiasaan merokok.
 Konsumsi alkohol berlebih.
 Wanita ras kulit hitam. Wanita ras kulit hitam cenderung berisiko tinggi
terkena mioma uteri dibandingkan dengan wanita ras lain. Wanita ras kulit
hitam kerap mengalami mioma uteri saat berusia muda karena faktor genet ik
dan hormon.
 Gangguan hormon reproduksi, yaitu estrogen dan progesteron.
 Kekurangan vitamin D.

Pencegahan Mioma Uteri


Pencegahan mioma uteri umumnya dilakukan untuk menghindari faktor
pemicunya. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadi nya
mioma uteri adalah sebagai berikut:
 Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan berkala. Anda bisa melakukan
aktivitas ringan, seperti jalan pagi, berenang, bersepeda, dan lain -lain.
 Berhenti merokok.
 Membatasi konsumsi alkohol.

 Menjaga berat badan ideal.


 Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
 Menghindari konsumsi makanan tinggi gula dan tinggi lemak
5. HIV dan AIDS
Human Immunodeficiency Virus atau biasa disingkat dengan HIV adalah salah
satu jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit serius bagi penderitanya.
Lantaran, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Lebih tepatnya, Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini menyerang salah satu
sel di dalam sel darah putih, yaitu sel T atau CD4. Di mana, sel terse but memiliki
peran penting untuk menjaga imun tubuh dan memerangi infeksi yang masuk ke
dalam tubuh

Penyebab Penularan HIV dan AIDS

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. Di samping itu, ada beberapa
faktor risiko yang dapat memicu penularan HIV. Berikut di antaranya:
 Bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual serta tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
 Menggunakan jarum suntik yang telah dipakai oleh orang lain.

 Menggunakan alat makan bersama-sama dengan penderita HIV.


 Transfusi darah yang alatnya tidak steril.
 Mengidap penyakit STD atau penyakit menular seksual lainnya
Tidak bisa dipungkiri saat ini masih banyak orang yang salah kaprah dalam
memahami penularan HIV.
Penularan HIV sejatinya hanya bisa terjadi karena adanya kontak dengan cairan
tubuh penderita. Kontak cairan tersebut adalah darah, sperma, cairan vagina,
cairan anus, serta ASI. HIV tidak dapat ditularkan melalui udara, air, keringat, air
mata, air liur, gigitan nyamuk, ataupun sentuhan fisik.

Gejala HIV dan AIDS


Penyakit HIV/AIDS biasanya menimbulkan gejala yang terbagi menjadi beberapa
tahap. Adapun tahapan dari gejala HIV adalah sebagai berikut:
Tahap 1
Tahap pertama terjadi ketika virus HIV baru menjangkiti tubuh penderitanya.
Umumnya, pada tahap pertama ini gejala HIV belum muncul di tahun-tahun
awal. Adapun gejala HIV pada tahap pertama yaitu:
 Mudah terserang penyakit flu
 Demam
 Sakit tenggorokan
 Timbul ruam
 Nyeri otot
Tahap 2
Memasuki tahap 2, gejala HIV yang timbul masih serupa dengan tahap pertama.
Tahap kedua ini biasanya akan berlangsung kurang lebih selama 10 tahun.
Apabila tidak menjalani pengobatan, pada tahap kedua ini virus akan mulai
menyebar dan semakin merusak sistem kekebalan tubuh. Penderita HIV di tahap
kedua juga sudah bisa menularkan virus ini kepada orang lain.
Tahap 3
Di tahap ketiga, infeksi HIV sudah semakin parah dan memasuki kondisi AIDS.
Maka dari itu, beberapa gejala yang timbul di antaranya:
Demam yang berkepanjangan, bahkan bisa sampai lebih dari 10 hari.
Tubuh selalu merasa lemas dan tidak berdaya.
Kesulitan untuk bernapas.
Mengalami gangguan diare kronis dan terjadi dalam kurun waktu lama.
Mudah terserang infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan alat kelamin.
Berat badan turun drastis karena kehilangan nafsu makan.

Cara Mencegah HIV/AIDS


Infeksi HIV/AIDS ini cukup rentan terjadi karena dapat menular dengan mudah
melalui kontak langsung cairan tubuh penderitanya, seperti darah, sperma,
cairan vagina, cairan anus, dan ASI. Oleh karena itu, ada beberapa cara
mencegah HIV/AIDS yang dapat dilakukan untuk menghindari risiko terinfeksi.
Beberapa cara mencegah HIV/AIDS tersebut di antaranya dengan melakukan
hubungan seksual yang aman, menghindari penggunaan alat pribadi bersama,
melakukan sunat untuk pria, rutin melakukan skrining HIV, dan lain sebagainya.
Adapun penjelasan lengkap tentang cara mencegah HIV/AIDS adalah sebagai
berikut:
 Melakukan Hubungan Seksual yang Aman
 Penting untuk diketahui, cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan
melakukan hubungan seksual yang aman. Anda disarankan untuk melakukan
hubungan seksual menggunakan kondom sebagai upaya pencegahan
penularan HIV/AIDS. Selain itu, hindari juga melakukan hubungan seksual
dengan bergonta-ganti pasangan.
 Selain HIV/AIDS, cara ini juga dapat mencegah terjadinya penularan sexually
transmitted disease atau penyakit seksual lain, seperti infeksi HPV, penyakit
gonore.
 Menghindari Penggunaan Alat Pribadi Bersama Orang Lain
 Alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, sebaiknya tidak digunakan
bersama dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko
penularan berbagai penyakit dan infeksi akibat kontak langsung dengan
cairan tubuh orang lain yang tidak diketahui riwayat penyakitnya.
 Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama

 Penggunaan jarum suntik bersama dapat menjadi jalur penularan HIV/AIDS.


Pasalnya, jarum suntik yang sempat digunakan oleh orang lain akan
menyisakan darah. Apabila jarum suntik tersebut telah digunakan oleh orang
dengan HIV/AIDS, tentu risiko penularan HIV/AIDS menjadi lebih tin ggi.
 Apabila Anda sedang melakukan donor darah, sebaiknya perhatikan
penggunaan jarum suntiknya. Pastikan bahwa jarum suntik yang digunakan
baru dikeluarkan dari pembungkus bersegel agar bisa dipastikan
kesterilannya.

Anda mungkin juga menyukai