Anda di halaman 1dari 3

Aktivitas seksual pria

Anda perlu tahu ....

Disfungsi seksual bisa mempengaruhi dorongan seks atau kemampuan untuk mengalami ereksi, untuk
ejakulasi, atau mengalami orgasme.

Seberapa besar disfungsi seksual berhubungan dengan faktor fisik dan seberapa besar berhubungan
dengan faktor psikologi bisa jadi sulit atau mustahil untuk dibedakan.

Penyebab-penyebab psikologi pada disfungsi seksual

Marah dengan pasangan.

Gelisah.

Depresi.

Berselisih atau bosan dengan pasangan.

Takut menghamili, bergantung kepada orang lain, atau kehilangan kendali.

Cuek dari kegiatan seks atau pada pasangan.

Merasa bersalah.

Terhalang atau terganggu mengenai tingkah laku seks.

Cemas (khawatir mengenai performa selama hubungan).

Mengalami trauma seks sebelumnya (misal, diperkosa, hubungan sedarah, kekerasan seks, atau
disfungsi seks sebelumnya).

Aktivitas seksual dan penyakit jantung

Kegiatan seks biasanya sedikit membebani daripada kegiatan fisik berat dan menengah oleh karena itu
biasanya aman untuk pria dengan penyakit jantung. Meskipun resiko serangan jantung tinggi selama
kegiatan seks dibandingkan selama istirahat, resiko masih sangat rendah sepanjang aktivitas seks.

Juga, pria yang aktif secara seksual dengan penyakit pada jantung dan sistem cardiovascular (termasuk
angina, tekanan darah tinggi, gagal jantung, irama jantung yang tidak normal, dan penyumbatan pada
klep aortic (aortic stenosis)) membutuhkan konsultasi dengan dokter mereka. Biasanya, aktivitas seks
adalah aman jika penyakit ringan, jika penyebabnya hanya beberapa gejala, dan jika tekanan darah
normal. Jika penyakit dalam tingkat menengah keparahan atau jika pria memiliki kondisi lain yang
membuat serangan jantung terjadi, pemeriksaan kemungkinan diperlukan untuk memastikan seberapa
aman kegiatan seks tersebut. Jika penyakitnya parah atau jika pria tersebut memiliki pembesaran
jantung yang menyumbat aliran darah meninggalkan ventrikel sebelah kiri (obstructive
cardiomyopathy), kegiatan seks harus ditunda sampai setelah pengobatan mengurangi keparahan pada
gejala-gejala. Aktivitas seks harus ditunda sampai setidaknya 2 sampai 6 minggu setelah serangan
jantung.

Penggunaan sildenafil, vardenafil, dan tadalafil kemungkinan berbahaya pada pria yang menggunakan
nitrogliserin, seharusnya tidak menggunakan obat-obatan ini.

Paling sering, pemeriksaan untuk memastikan keamanan pada kegiatan seks meliputi memantau
jantung sebagai tanda suplai darah yang kurang ketika orang tersebut berolahraga atau di atas treadmill.
Jika suplai darah tercukupi selama olahraga, serangan jantung selama aktifitas seks sangat tidak
mungkin sekali.

DEFINISI

Pada laki-laki, disfungsi seksual mengacu kepada kesulitan terlibat dalam hubungan seks. Disfungsi
seksual meliputi berbagai gangguan yang mempengaruhi gairah seks (libido), kemampuan untuk
mencapai atau menjaga ereksi (disfungsi ereksi, atau impoten), ejakulasi, dan kemampuan untuk
mencapi orgasme.

Disfungsi ereksi bisa diakibatkan dari baik faktor fisik atau psikologi. Banyak masalah seks diakibatkan
dari kombinasi faktor fisik dan psikologi. Masalah fisik bisa menyebabkan masalah psikologi (seperti
gelisah, takut, atau stress), yang bisa menjadi masalah fisik yang menjengkelkan. Para pria kadangkala
menekan dirinya sendiri atau merasa tertekan oleh pasangannya untuk melakukan seks dengan baik dan
menjadi terganggu ketika tidak dapat melakukannya (menunjukkan kecemasan). Menunjukkan
kecemasan bisa jadi menyusahkan dan tambah memperburuk kemampuan laki-laki untuk menikmati
hubungan seks.

Disfungsi ereksi adalah disfungsi seksual paling sering terjadi pada pria. Penurunan libido juga
mempengaruhi beberapa pria. Masalah dengan ejakulasi termasuk ejakulasi yang tidak terkendali
sebelum atau segera setelah penetrasi vagina (ejakulasi premature), ejakulasi di dalam kandung kemih
(ejakulasi retrograde), dan ketidakmampuan untuk ejakulasi (anejaculation).

Fungsi Seksual Normal

Fungsi seksual normal adalah interaksi kompleks meliputi baik pikiran (pikiran, ingatan, dan emosi) dan
tubuh. Saraf, sirkulasi, dan sistem kelenjar endokrin (hormonal) seluruhnya berinteraksi dengan pikiran
untuk menghasilkan reaksi seks. Kelembutan dan keseimbangan saling mempengaruhi di antara seluruh
bagian sistem saraf yang mengendalikan reaksi seks pada pria.

Hasrat (juga disebut gairah seks atau libido) adalah keinginan untuk terlibat di dalam aktifitas seks. Hal
itu kemungkinan dipicu oleh pikiran, perkataan, penglihatan, penciuman, atau sentuhan. Hasrat
menyebabkan siklus tahap awal pada reaksi seks, terangsang.

Terangsang adalah hasrat seks yang timbul. Selama terangsang, otak mengirimkan sinyal saraf melalui
tulang belakang menuju penis. Arteri mensuplai darah menuju jaringan ereksi (corpora cavernosa dan
corpus spongiosum) bereaksi dengan pelebaran (dilating). Arteri yang membesar secara dramatis
meningkatkan aliran darah menuju daerah ini, dimana menjadi penuh dengan darah dan meluas. Otot
lebih ketat di sekitar vena yang secara normal menahan darah dari penis, memperlambat aliran darah
dan meningkatkan tekanan darah pada penis. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan penis
bertambah dalam panjang dan diameternya, menghasilkan ereksi. Juga, tegangan otot meningkat di
seluruh tubuh.

Pada tahap plateau, rangsangan dan otot bertahan atau lebih intensif. Orgasme adalah puncak atau
klimaks pada rangsangan seks. Ketika orgasme, otot menegang di seluruh tubuh lebih meningkat. Pria
tersebut mengalami kontraksi pada otot panggul diikuti pelepasan otot yang tegang. Semen biasanya,
tetapi tidak selalu, diejakulasi dari penis. Ejakulasi terjadi ketika saraf merangsang kontraksi otot di
dalam organ reproduksi pria seperti seminal vesicle, prostat, dan pembuluh pada epididimid dan vas
deferens. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam urethra. Kontraksi pada otot di sekitar urethra lebih
lanjut menggerakkan semen melalui dan keluar dari penis. Leher kantung juga menegang untuk menjaga
semen mengalir kembali menuju kantung.<

Meskipun ejakulasi dan orgasme seringkali terjadi hampir serempak, peristiwanya beda. Ejakulasi bisa
terjadi tanpa orgasme. Juga, orgasme bisa terjadi tanpa ejakulasi, khususnya sebelum pubertas, atau
dengan menggunakan obat-obatan tertentu (seperti beberapa antidepresan) atau setelah operasi
(seperti pengangkatan kelenjar prostat). Kebanyakan pria mendapatkan orgasme sebagai kenikmatan
yang tinggi.

Pada resolusi, seorang pria kembali dalam keadaan tidak bangun. Sekali ejakulasi terjadi atau orgasme
terjadi, arteri penile mengkerut dan pembuluh relaks, mengurangi aliran darah, meningkatkan aliran
darah keluar dan menyebabkan penis menjadi lemas (detumescence). Setelah orgasme, ereksi tidak bisa
diperoleh untuk suatu jangka waktu (periode refractory), sering selama 20 menit atau kurang pada pria
muda tetapi lebih lama pada pria yang lebih tua. Waktu diantara ereksi biasanya meningkat sesuai usia
pria.

Anda mungkin juga menyukai