PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disfungsi seksual lebih sering muncul pada laki-laki daripada
wanita. Sekitar 10% terjadi di segala umur, meningkat lebih dari 50%
pada laki-laki diantara mereka yang berumur 50 dan 70 tahun. Hal tersebut
terjadi karena jumlah sel Leydig menurun sekitar 40%, dan kekuatan hormon
pulsatile lutenizing melepaskan kekuatannya. Sejalan dengan peristiwa ini,
tingkat testosterone bebas menurun sekitar 1,2% per tahun.
Afrodisiaka dapat digambarkan sebagai beberapa zat yang dapat
meningkatkan rangsangan seks dan atau kesenangan seksual. Afrodisiaka
dapat
juga
dipandang
sebagai
makanan,
obat,
adegan
atau
seksual).
hiperprolactinemia).
Insufisiensi
Defisiensi
androgen
vaskuler
(aterosklerosis,
(defisiensi
testosteron,
mellitus,
hipertensi).
kebiasaan
mengkonsumsi
alkohol
dan
merokok;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Aprodisiaka
Istilah afrodisiaka berasal dari kata Aphrodite dalam mitologi
Yunani yang berarti dewi cinta dan kecantikan yang berkhasiat
meningkatkan gairah seks dan berhubungan erat dengan libido seksual,
secara hormonal libido dipengaruhi oleh hormon androgen (Arzani, 1990).
energi dan berupa sesuatu yang bersifat seksual. Dalam arti luas adalah suatu
dorongan atau kekuatan yang bersifat produktif, konstruktif dan bertujuan
kepada integrasi (penyempurnaan yang menyeluruh) daripada kepribadian.
Jadi libido seksual dapat dipengaruhi dengan cara hormonal maupun non
hormonal (Arzani, 1990).
B. Disfungsi Seksual
Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya gangguan pada salah
satu atau lebih aspek fungsi seksual. Bila didefinisikan secara luas, disfungsi
seksual adalah ketidakmampuan untuk menikmati secara penuh hubungan
seks. Secara khusus, disfungsi seksual adalah gangguan yang terjadi pada
salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons seksual yang normal.
Proses akivitas fungsional selama siklus seksual, yaitu libido, ereksi,
ejakulasi, orgasme, dan detumescence (Yakubu, et al., 2007 dalam Yuwanti,
2010) :
1. Libido
Libido adalah dorongan atau kekuatan yang bersifat produktif,
konstruktif, dan bertujuan kepada integrasi (penyempurnaan yang
menyeluruh), bersifat seksual, dan dapat dipengaruhi dengan cara
hormonal maupun non hormonal. Libido merupakan kebutuhan biologis
minimal
retrograde
menyebabkan
perubahan
psikologis
d. Lingkungan
Kurangnya privacy, terbatasnya kesempatan untuk beraktivitas
seksual dan lingkungan yang tidak nyaman (bising, gaduh dll) akan
mempengaruhi seksualitas seseorang.
Sedangkan menurut Odendaal, et al (2007) ada 3 faktor yang
menyebabkan masalah seksual yaitu organik, psikologis dan interpersonal.
Begitu banyak penyebab organik muncul diantaranya yang penting dalam
bahasan ini adalah gangguan cardiovaskular (pada diabetes dan hipertensi),
penyakit sistemik antara lain diabetes, dan gangguan sistem syaraf (stroke,
dan neuropathy perifer). Faktor psikologispun menempati posisi penting
diantaranya cemas, adaya konflik, rasa bersalah, diabaikan, pertahanan diri,
kedekatan ikatan yang buruk dengan pasangan, trauma dan faktor pemicu
lainnya. Sedangkan interpersonal sebagai pola hubungan antar pasangan,
komunikasi dan pola interpersonal yang tidak interaktif resiprokal saat
berhubungan seksual menjadi titik utama penyebab gangguan seksual.
C. Morfologi Hifofisis Anterior dan Hormon yang Dihasilkan
Hipofisis tampak secara berwarna relatif kelabu kemerah-merahan
berukuran kecil sekitar 10 mm pada manusia. Hipofisis berhubungan dengan
hipotalamus, hipofisis terletak pada otak tepat dibelakang kiasma optikum dan
merupakan bagian penonjolan dari dasar hipotalamus. Hipofisis anterior
adalah lobus anterior dari hipofisis yang merupakan bagian paling besar dan
penting dari organ hipofisis (Gambar 1) pada mamalia dan manusia, lobus ini
kira-kira hampir 70 % dari bobot total kelenjar. Hipofisis anterior secara
histologi terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk terususn dalam jalur-jalur
yang relatif luas dan sirkuler serta dipisahkan oleh sinusoid-sinusoid yang
mengandung darah. Dengan pewarnaan umum dibedakan atas tiga jenis sel,
yaitu: 1. Sel kromofob (neutrofil) sukar diwarnai, 2. Sel kromatin mengambil
warna asam (eosinofil), seperti sel penghasil prolaktin adalah asidofilik
sehingga
berkaitan
dengan
terletak
diluar
jalur
dan
oleh
itu
berdekatan
dengan
sinusoid-
karena
sinusoid darah
dan
relatif mudah
diwarnai
(Harper
Norman and Litwack 1987).
et al. 1979;
Testis pada semua mamalia dan manusia dibungkus oleh selubung tunika
vaginalis suatu jaringan seosa yang merupakan perluasan dari
peritonium.Jaringan serosa ini menyelubungi testis sampai turun ke skrotum
dan menyentuh sepanjang epididimis.Lapisan luar testis adalah tunika
albugenia suatu membran putih tipis dan merupakan jaringan pengisi yang
elastis.Pembuluh kapiler darah banyak tampak persis di bawah tunika
albugenia.Lapisan di bawah tunika albugenia adalah lapisan parenkim suatu
lapisan fungsional testis.Parenkim berwarna kekuningan dan di bagi atas
segmen-segmen dengan sekat-sekat jaringan pengisi (connective
tissue).Bertempat di dalam segmen-segmen jaringan parenkim terdapat
tubulus seminiferus.Tubulus seminiferus yang berliku-liku (gambar 3)
merupakan pembuluh kelamin primer, mengandung sel-sel germinal
(spermatogonia) dan sel-sel perawat (sel sertoli).Sel-sel Sertoli berukuran
lebih basar dan jumlahnya kurang sedikit dibandingkan dengan
spermatogonia.Sel sel tersebut terhubung erat dengan membran dasar atau
membran basalis yang membentuk blood testis barrier.Dengan stimulasi oleh
FSH, sel-sel sertoli memproduksi androgen binding protein (ABP) dan inhibin
Tubulus seminiferus merupakan tempat produksi spermatozoa (Bearden et al
2004).
F. Testosteron
Testosteron merupakan hormon steroid dari kelompok androgen yang
dominan pada pria..Testosteron pada manusia terutama disekresikan oleh
testis dan sejumlah kecil oleh ovarium.Sejumlah kecil testosteron disekresikan
juga oleh kelenjar adrenal.Sifat utama hormon ini adalah sebagai hormon
kelamin jantan dan steroid anabolik (Cox & John 2005; Reed et al. 2006).
Testosteron mempunyai bobot molekul 288,41 Dalton. Proses sintesis
testosteron berlangsung di sel Leydig adalah suatu sel interstisial pada testis
yang memberikan tanggapan pada luteinizing hormone (LH). Pada jantan
sebagian dihidrotestosteron dibentuk di jaringan perifer. Rumus kimia
testosteron adalah C19H28O2 dengan waktu paruh yang dimiliki adalah 2-4
jam .testosteron yang tak terpakai akan disekresikan ke luar tubuh melalui
urin (90%) dan feses (6%) (Greenspan & Strewler 1997; Morgentaler &
schulman 2009).Rumus bangun testosteron pada gambar 3.
Gambar 3. Testosteron
Pengaruh testosteron terjadi pada kira-kira sejumlah 7% testosteron yang
beredar direduksi menjadi 5a-dihidrotestosteron (DHT) oleh kerja enzim 5areduktase sitikrom P450. Enzim 5a- reduktase sitokom P450 adalah enzim
yang banyak diekspresikan pada organ-organ asesori kelamin jantan dan
folikel rambut. Sementara itu sekitar 0,3% testosteron diubah menjadi
estradiol oleh enzim aromatase (CYP19A1) suatu enzim yang diekspresikan
pada otak, hati, dan jaringan adiposa. Senyawa DHT adalah bentuk yang lebih
poten dibandingkan testosteron, sedangkan estradiol sangat berbeda
aktivitasnya yang berfungsi utama pada reproduksi hewan betina
dibandingkan dengan testosteron yang berfungsi utama pada reproduksi
hewan jantan.Hormon testosteron dan DHT dapat dinetralkan fungsinya oleh
enzim hidroksilase yang bekerja pada posisi 6,7,15 atau 16 (Mooradian et al.
1987; Randall 1994; Meinhardt & Mullis 2002).
Testosteron dihasilkan dari biosentesis kolesterol. Biosentesis testosteron
dipicu oleh LH yang dilepaskan oleh hipofisis dan akan terikat pada
reseptornya di sel-sel interstetial testis. Setelah terjadi ikatan antara LH dan
reseptornya maka akan terbentuk mesenger kedua yang berupa cAMP.
Terbentuknya cAMP mengaktifkan protein kinase yang akan mempengaruhi
inti sel agar gen-gen yang mengatur biosentesis testosteron menjadi aktif dan
mulailah terjadi sintesis testosteron. Tahap pertama dalam biosentesis
melibatkan pembelahan oksidasi dari satu sisi rantai kolesterol oleh CYP11A
suatu enzim oksidase sitokrom P450 pada mitokondria dengan hilangnya
enam atom karbon untuk menjadi pregnenolon.Tahap berikutnya dua atom
karbon pindah oleh enzim CYP17A di dalam retikulum endoplasma untuk
menghasilkan variasi dari steroid C19.Di samping itu, grup 3-hidroksil
dioksidasi oleh 3-B-HSD untuk menghasilkan androstenedion.Pada tahap
akhir, atom C-17 grip keto anfrostenedion direduksi oleh enzim 17-B
rantai DNA. Selanjutnya terjadi proses yang mengatur transkripsi gen, yang
dapat menyebabkan proses diferensiasi dan perkembangan prostat, alat genital
eksternal dan pematangan karakter sekunder kelamin pria atau jamtan
(Squires 2003; Bearden et al. 2004).
G. Semen
Semen adalah cairan intraselular semigelatin yang terdiri atas plasma
semen dan sel germinatif spermatozoa. Sebagian besar cairan semen berasal
dari kelenjar asesori jantan, dan sebagian kecil dari epididimis. Semen yang
mengandung cairan yang melindungi dan membawa spermatozoa yang akan
bergerak sampai ke tempat tujuan di dalam saluran kelamin betina. Semen
mengandung nutrisi yang lengkap antara lain: fruktosa, sorbitol, asam
askorbat, kalsium, chlorin, kolesterol,asam sitrat, kreatin, asam
deoksiribonukleat (DNA), glutathion, hyaluronidase, inositol, asam laktat,
magnesium, nitrogen, fosfor, potasium, purin, pirimidin, asam piruvat,
natrium, sorbitol, spermidin, spermin, urea, asam urat, vitamin B12, zinc
(Johnson & Barry 1998; Krisfalosi et al.2006.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tanaman Tanaman Bersifat Aprodisiaka
1. Daun Katuk (Sauropus androgynus)
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Order
: Malpighiales
Family
: Phyllanthaceae
Tribe
: Phyllantheae
Sub Tribe
: Flueggeinae
Genus
: Sauropus
Species
: Sauropus androgynous
b. Deskripsi Tanaman
Katuk merupakan sayuran berdaun yang paling populer di
daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Penyebaran tanaman ini
berasal dari pulau Jawa. Tanaman katuk merupakan tanaman perdu
yang tingginya dapat mencapai hingga 3.5 meter, dengan cabangcabang yang agak lemah dan agak terbagi. Tanaman ini tumbuh liar di
hutan-hutan dan ladang-ladang. Kondisi tumbuh terbaik untuk
tanaman katuk adalah di daerah dengan ketinggian 1300 di atas
permukaan 17 laut . Di daerah Jawa, tanaman katuk sering ditanam
dan terdapat di sepanjang jalan pada pagar-pagar .
Bagian tanaman yang biasa dikonsumsi adalah daunnya. Ciriciri dari daun katuk adalah daunnya majemuk, bulat telut, ujung
runcing, pangkal tumpul, tepi rata, panjang 5-6 cm, pertulangan
menyirip, dan berwarna hijau tua.
c. Gambar Tanaman dan Struktur Kimia
androstan-17-one
3-ethyl-3-hydroxy-
(5.alpha.)
d.
Kandungan Kimia
Daun katuk memiliki
massa
tulang.
daun
katuk
adalah
mengandung
senyawa
elkosanoid,
prostaglandin,
dan
pria
dengan
meningkatkan
pelepasan
dopamin
dan
neurotransmitter nitrergic.
Peningkatan libido dapat disebabkan oleh adanya peningkatan
angka konsentrasi dari beberapa hormon
pituitari dan
serum
daun
katuk
langsung pada sistem saraf pusat dan jaringan gonad. Aksi sentral dari
saponin
ini,
saponin
dalam
semua
b. Deskripsi Tanaman
Pasak bumi (Eurycoma longifolia) adalah salah satu jenis
tumbuhan asli Indonesia. Namun tumbuhan ini juga tersebar di hutan
hutan Malaysia, Thailand, Philiphina, Vietnam dan Birma (Minorsky,
2004). Pasak bumi merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh liar
di hutan hutan Indonesia. Pasak bumi merupakan tanaman yang
tumbuh subur di Kalimantan dan sangat terkenal dikalangan
masyarakat Dayak.
Pasak bumi tumbuh tegak lurus dan tidak bercabang tingginya
bisa mencapai 15 meter dengan diameter pohon mencapai 20 cm dan
jarang sekali mencapai daerah yang letaknya pada ketinggian 500
meter diatas permukaan laut. Pasak bumi memiliki tipe daun majemuk
dengan daun berbentuk lanset atau bundar telur dan ujung sedikit
meruncing. Tipe perbungaan malai dan bunganya berwarna merah
serta seluruh bagian bunga berbulu halus, buahnya berwarna hijau
ketika muda dan berubah menjadi kuning kemerah merahan ketika
masak (Supriadi, 2001). Akarnya tunggang dan tumbuh tegak lurus
menusuk kedalam tanah.
c. Gambar Tanaman dan Struktur Senyawa
d. Kandungan
Kimia
Hasil menunujukkan bahwa di dalam ekstrak methanol akar
pasak bumi dilaporkan terkandung 65 ragam senyawa, termasuk di
d.
Kandungan Kimia
Alkaloid: piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2trans-4-dienamida; saponin, polifenol, minyak atsiri, asam palmitat,
asam tetrahidropiperat, 1-undesilenil-3,4 metilendioksibenzena, dan
sesamin.
e. Mekanisme Kerja
Cabe jawa bersifat androgenik. Androgen digunakan untuk
bahan-bahan yang kerja biologiknya sama dengan testosterone. Fungsi
utama hormon testosteron adalah merangsang perkembangan dan
aktivitas organ-organ reproduksi dan sifat seks sekunder. Testosterone
adalah androgen utama pada kaum pria. Androgen diperkirakan
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2010. Acuan Sediaan Hebal vol.5. Direktorat obat asli indonesia Badan
POM RI: Jakarta
Batari, Ratna 2007. Skripsi Identifikasi Senyawa Flavanoid pada Sayuran Indigenous
Jawa Barat.
Eristyadi Taufan. 2013. Jurnal Efek Daun Katuk (Saoropus androgynus(L.)Merr.)
Terhadap Kualitas Spermatozoa Kelinci Jantan (Orytolagus cuniculus)
secara Histologi Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1.
Novianti, Shinta., 2015. Pemberian Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma
Lonifolia) Secara Oral Dapat Meningkatkan Kadar Hormon Testosteron pada
Tikus (Rattus Novergicus) Wistar Jantan Tua.Program Pasca sarjana
Universitas Uyanda denpasar.
Pratomo, Hurip., 2012. Kinerja Pasak Bumi (Eurycoma lingifolia). Tesis Kinerja
Pasak Bumi Dalam peningkatan Kualitas Reproduksi Tikus (Rattus
novergicus) Jantan., Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor
Yuliadi, I., 2010, Strategi Coping Untuk Mempertahankan Perkawinan Pada Wanita
Yang Suaminya Mengalami Disfungsi Seksual, Testis, Program Pasaca
Sarjana Magister Sains Psikologi. Program Pasca Sarjana. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Yuwanti, R., 2010, Uji Afrodisiaka Raksi Kloroform Ekstrak Etanol 70% Kuncup
Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum (L.) Merr.& Perry) Terhadap Libido
Tikus Jantan, Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.