Anda di halaman 1dari 18

Menurut Elizabeth J.

Corwin dalam buku sakunya, Handbook of Patofisiologi Impotensi adalah ketidak mampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang dapat timbul sekali-kali ,sering atau setiap kali pria berusaha untuk berhubungan kelamin.

Disfungsi Ereksi (DE, "impotensi laki-laki") adalah disfungsi seksual yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengembangkan atau mempertahankan ereksi pada penis selama kinerja seksual. Sebuah ereksi penis adalah efek hidrolik darah masuk dan dipertahankan dalam tubuh spons-seperti di dalam penis. Proses ini sering dimulai sebagai akibat dari gairah seksual, ketika sinyal tersebut dikirimkan dari otak ke saraf di penis. Disfungsi ereksi ditunjukkan ketika ereksi sulit untuk menghasilkan. Ada berbagai penyebab peredaran darah, termasuk perubahan saluran kalium tegangangated, seperti dalam keracunan arsenik dari air minum. Penyebab organik yang paling penting adalah penyakit jantung dan diabetes, masalah neurologis (misalnya, trauma dari operasi prostatectomy), insufficiencies hormonal (hipogonadisme) dan efek samping obat. impotensi psikologis adalah di mana ereksi atau penetrasi gagal karena pikiran atau perasaan (alasan psikologis) daripada kemustahilan fisik; ini agak kurang sering tetapi seringkali dapat membantu. Terutama di impotensi psikologis, ada respon yang kuat untuk pengobatan plasebo. Disfungsi ereksi, terikat erat karena tentang adanya ide konsekuensi kesejahteraan fisik, dapat memiliki psikologis yang parah. Selain merawat penyebab seperti kekurangan kalium atau kontaminasi arsenik air minum, perawatan baris pertama dari disfungsi ereksi terdiri dari uji coba obat inhibitor PDE5 (yang pertama adalah sildenafil atau Viagra). Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat melibatkan tablet prostaglandin pada urethra, suntikan ke dalam penis, prostesis penis, pompa penis (vacum penis) atau bedah rekonstruksi vaskular. The coeundi impotentia istilah Latin menggambarkan ketidakmampuan sederhana untuk "memasukkan penis ke dalam vagina". Saat ini sebagian besar diganti dengan istilah lebih tepat. [Jelas] Studi tentang disfungsi ereksi dalam pengobatan ditutupi oleh andrologi, sub-bidang dalam urologi.

mpotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.

Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi. Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berikut : 1. Impotensi Organik. Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi. Penyebab impotensi organik ini dapat berupa penyempitan pembuluh darah ke penis atau karena gangguan syaraf pada susunan syaraf pusat yang mengatur mekanisme ereksi.Pengobatan yang dapat dilakukan biasanya ditujukan untuk menghilangkan faktor penyebabnya, yaitu dengan cara pengobatan kedokteran barat dan tanaman obat. Pengobatan hanya diarahkan memperlancar peredaran darah atau mengurangi sumbatan pembuluh darah dan mengaktifkan fungsi syaraf yang terganggu.Tetapi pengobatan ini jarang bisa berhasil tanpa diikuti pengobatan tradisional lain seperti terapi pijat dan akupuntur. 2. Impotensi Fungsional. Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis .Pengobatan dapat dilakukan dengan tanaman obat yang ditujukan untuk menciptakan kesegaran fisik atau sebagai penyegar (analeptik). Dengan obat analeptik aktivitas tubuh dirangsang sedemikian rupa sehingga rasa lelah, letih dan lesu bisa tertunda untuk sementara.Biasanya dengan memberikan obat tenaga (tonikum). Obat tonikum dapat memperkuat tubuh, memberi tambahan tenaga dengan cara memperkuat sistem fisiologi tubuh.Atau juga dengan memberikan obat daya tahan tubuh (adaptogen). Obat adaptogen adalah obat untuk merangsang sistem pertahanan diri pada tubuh manusia agar selalu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu menahan segala tekanan (stress) dari dalam maupun dari luar tubuh sampai ketingkat sel. Senyawa adaptogen dapat meningkatkan stamina, energi, kualitas tidur, hasrat seksual serta dapat menghilangkan rasa lelah, letih, dan kecemasan emosional rendah. 3. Impotensi Psikis. Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.Pengobatan biasanya dilakukan dengan obat yang ditujukan untuk menyertai penyebuhan secara psikologis. Dengan obat pasien akan merasa lebih mampu dan segera dapat sembuh. Penggunaan obat yang dilakukan adalah obat yang bersifat analeptik, adaptogen dan tonik.

Faktor fisik penyebab impotensi antara lain:


1. Gangguan aliran darah: Penyakit yang dapat mengurangi aliran darah ke penis meliputi hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes (kencing manis), dan penyakit peyronie (terbentuknya jaringan parut pada penis). 2. Gangguan persarafan: Keadaan yang dapat mengurangi atau menghambat hantaran saraf ke penis antara lain diabetes, cedera tulang belakang, pembedahan daerah panggul, kecanduan alkohol, ruasaknya saraf karena penyakit kelamin atau akibat pembengkakan saraf-saraf yang terjadi oleh penyakit difteri.

3. Gangguan hormonal: Keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan hormon-hormon ini antara lain disfungsi testis (gangguan fungsi buah zakar), penyakit ginjal, liver, dan kecanduan alkohol. 4. Obat-obatan: Penyebab impotensi yang paling sering dijumpai adalah obat-obatan, seperti obat antihipertensi (obat tekanan darah tinggi), antidepresi, frankuilizer (obat penenang), diuretik (obat yang meningkatkan pengeluaran air seni),simetidin (obat maag), obat penurun berat badan, alkohol, opiat, heroin, amfetamin dan nikotin/rokok.

Faktor Psikis penyebab impotensi antara lain:


1. Stres: Stres karena masalah pekerjaan, pergaulan ataupun masalah keuangan dapat menyebabkan gangguan ereksi. Semakin keras usaha seorang pria untuk memperoleh ereksi ketika ia sedang mengalami ketegangan maka akan semakin buruk pula hasil yang dicapainya. Stres dapat menyebabkan impotensi begitu pula sebaliknya. 2. Depresi: Depresi dapat mengurangi tenaga pria dan menurunkan kemampuan seksualnya. Seorang pria yang depresi biasanya tidak mampu memperoleh ereksi dan ini akan menambah berat keadaan depresinya. 3. Kecemasan: Kecemasan memainkan peranan penting dalam terjadinya impotensi pada laki-laki, diantaranya kecemasan apakah dia akan mampu berereksi, mampu mempertahankannya dan mampu memuaskan pasangannya. Hal ini dapat dialami oleh sebagian besar kaum pria pada waktu tertentu. Tetapi bila terjadi terus-menerus maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya impotensi. Rasa takut terhadap kegagalan akan menimbulkan ketegangan. Dan ini akan menghambat terjadinya ereksi . 4. Informasi seks keliru: Informasi yang keliru mengenai seks juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Misalnya seorang pria yang mendapatkan pendidikan/pengertian seks yang negatif sehingga dia beranggapan bahwa seks itu merupakan perbuatan yang kotor/dosa. Atau seorang pria yang dibesarkan dalam lingkungan yang memiliki pemikiran keliru mengenai keperkasaan seorang pria sejati sehingga pria tersebut menjadi rendah diri dan hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang status sosial, ekonomi atau kontruksi tubuhnya lebih lemah darinya. Pria tersebut impoten bila berhubungan dengan isterinya tetapi tidak demikian halnya jika ia berhubungan dengan wanita lain, keadaan seperti ini tidak jarang mendorongnya untuk melakukan penyelewengan seksual dengan wanita lain.

Sumber: http://www.terindikasi.com/2012/04/pengertian-impotensiadalah.html#ixzz2lFdMgcqB

Disfungsi ereksi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Disfungsi ereksi atau impotensi (Bahasa Inggris: erectile dysfunction) adalah ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau mempertahankan ereksi.

Daftar isi

1 Penyebab 2 Diagnosa 3 Pengobatan 4 Lihat pula 5 Pranala luar

Penyebab
Impotensi biasanya merupakan akibat dari :

Kelainan pembuluh darah Kelainan persyarafan Obat-obatan Kelainan pada penis Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.

Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia, sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi. Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:

Cedera Diabetes melitus Sklerosis multiple Stroke Obat-obatan Alkohol Penyakit tulang belakang bagian bawah Pembedahan rektum atau prostat.

Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan). Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:

Anti-hipertensi Anti-psikosa Anti-depresi Obat penenang Simetidin Litium

Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido). Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:

Depresi Kecemasan Perasaan bersalah Perasaan takut akan keintiman Kebimbangan tentang jenis kelamin.

Gejala: Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi. Faktor yang menyebabkan kenapa banyak kasus disfungsi ereksi tidak terdeteksi adalah karena adanya beberapa persepsi yang salah dari kaum pria mengenai disfungsi ereksi itu sendiri, seperti :

Disfungsi ereksi terjadi karena masalah psikologis saja. Dengan bertambahnya usia, maka wajar saja bila mengalami disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi adalah masalah pribadi, jadi sebaiknya jangan diceritakan ke orang luar termasuk dokter. Hal-hal yang menyangkut masalah seksual masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Adanya penghalang dari segi psikologis yaitu rasa malu untuk mencari pertolongan. Adanya penghalang dari segi sosial-budaya yaitu lebih mempercayai bentuk pengobatan mistis untuk menangani masalah disfungsi ereksi.

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit. Untuk membedakan penyebab fisik atau psikis, dapat dilihat dari ereksi tidur yang biasanya dijumpai pula saat bangun pagi/morning erection. jika saat penderita masih mengalami morning

erction, berarti impotensinya disebabkan oleh masalah psikis dan sebaliknya, jika penderita tidak mengalami morning erection maka penyebab impotensinya adalah masalah fisik. Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan:

Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan gula darah untuk diabetes Pemeriksaan kadar TSH USG penis.

Pengobatan
Nutrisi yang dibutuhkan : Calcium I, Zinc, Cordyceps, Beneficial dan Vitality Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan dan jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap. Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan :

Tahap I : Bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan. Tahap II : Pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan. Tahap III : Melakukan hubungan badan.

Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.

Cara Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah disfungsi ereksi adalah membuat gaya hidup sehat dan mengatur masalah kesehatan yang anda miliki. Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan :

Bekerjasama dengan dokter anda untuk mengatur diabetes, penyakit jantung atau masalah kesehatan kronis lain.

Temui dokter anda untuk pemeriksaan medis secara berkala. Berhenti merokok, batasi atau hindari alkohol, dan jangan menyalahgunakan obat Berolahraga secara teratur. Ambil langkah untuk mengurangi stres. Cari pertolongan untuk kegelisahan atau depresi.

Gejala Impotensi
Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi. Tahapan yang dilakukan dalam proses diagnosis yang pertama adalah anamnesis, yaitu ditanyakan tentang penyakit-penyakit seperti diabetes mellitus (kencing manis), hiperkolesterolemia (meningkatnya kadar lemak di dalam darah), penaykti jantung, merokok, alkohol, obat-obatan, operasi yang pernah dilakukan, penyakit tulang punggung, penyakit neurologis, dan psikiatris. Selanjutnya, dokter akan menggali riwayat kehidupan seksual si penderita, baik tentang kehidupan seks, penyakit yang pernah diderita, maupun psikoseksual. Pada penderita akan ditanyakan hal-hal di bawah ini : 1. Gangguan ereksi dan gangguan dorongan seksual. 2. Ejakulasi, orgasme, dan neyri kelamin. 3. Fungsi seksual pasangan. 4. Faktor gaya hidup, seperti merokok, alkohol yang berlebihan, dan penyalahgunaan narkotika. 5. Penyakit kronis. 6. Riwayat trauma (cedera) dan operasi di daerah pelvis, perinum, maupun penis. 7. Radioterapi daerah penis. 8. Penggunaan obat-obatan. 9. Penyakit saraf dan penyakit hormonal. 10. Penyakit psikiatrik dan status psikologik. Selain itu, pencatatan daftar obat yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Sekitar 25% dari semua kasus impotensi terkait dengan obat-obatan. Penggunaan alkohol yang berlebihan dan pemakaian narkotika juga ditanyakan karena terkait dengan peningkatan resiko disfungsi seksual. Pasien juga ditanya adakah riwayat depresi karena merupakan faktor resiko impotensi.

Untuk mengetahui apakah seseorang telah mengalami gejala impotensi diperlukan evaluasi fungsi seksual lelaki. Evaluasi tersebut disusun dalam bentuk beberapa pertanyaan yang dikenal sebagai IIEF-5 (International Index of Erectile Function). Pada setiap pertanyaan telah disediakan pilihan jawaban. Orang yang sedang dievaluasi diminta memilih yang paling sesuai dengan kondisi orang tersebut selama enam bulan terakhir. Pilihan hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang diajukan. Skor IIEF-5 sebenarnya merupakan penyederhanaan dari the International Index of Erectile Function 15 (IIEF 15). Skor IIEF 15 memiliki 15 item pertanyaan, yang meliputi 5 komponen penilaian yaitu : fungsi ereksi (erectile function), fungsi orgasme (orgasmic function), keinginan berhubungan seksual (sexual desire), kepuasan bersenggama (intercourse satisfaction), dan kepuasan secara keseluruhan (overall satisfaction). Untuk memastikan seseorang menderita impotensi, selain pemeriksaan yang dilakukan diatas, ada pula pemeriksaan yang lain yaitu pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda hipogonadisme [termasuk testis kecil, ginekomasti (payudara membesar) dan berkurangnya pertumbuhan rambut tubuh dan janggut] memerlukan perhatian khusus. Pemeriksaan penis dan testis dikerjakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan bawaan atau induratio penis. Apabila perlu dilakukan palpasi transrektal (penekanan di dekat anus) dan USG transrektal (melalui dubur). Tidak jarang impotensi disebabkan oleh penyakit prostat jinak, prostat ganas, atau prostatitis (radang prostat). Pemeriksaan rectum (dubur) dengan jari (digital rectal examination), penilaian tonus sfingter ani (kekuatan atau daya cengkeram otot anus), dan bulbo cavernosus reflek (kontraksi muskulus bulbokavernous pada perineum setelah penekanan glands penis) untuk menilai keutuhan dari sacral neural outflow. Nadi perifer dipalpasi untuk melihat adanya tanda-tanda penyakit vaskuler, juga untuk melihat komplikasi penyakit diabetes mellitus (kencing manis), termasuk tekanan darah, ankle bracial index, dan nadi perifer. Selain itu, juga dapat dilakukan pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan laboraturium sesuai indikasi dan bila tersedia fasilitas. Biasanya yang diperiksa adalah kadar serum testosterone paga hari (perlu diketahui, kadar ini sangat dipengaruhi oleh kadar luteinizing hormone), pengukuran kadar glukosa (gula) dan lipid (lemak), hitung darah lengkap (complete blood count), dan tes fungsi ginjal. Sedangkan pengukuran vaskuler berdasarkan injeksi prostaglandin E1 pada corpora penis, duplex ultrasonography (jenis USG), biothesiometry, atau nocturnal penile tumescence tidak direkomendasikan pada praktek rutin sehari-hari. Namun dapat sangat bermanfaat bila informasi tentang vascular supply (suplai pembuluh darah) diperlukan, misalnya, untuk menentukan tindakan bedah yang tepat (implantation of a prosthesis vs. penile reconstruction). Dari uraian penjelasan tentang berbagai gejala impotensi, dapatlah diketahui bahwa untuk memastikan seseorang terkena impotensi, tidak dapat dilakukan dengan kira-kira atau sekali datang. Semuanya harus dilakukan dengan pemeriksaan yang benar dan menyeluruh.

Pada lelaki, pada umumnya pernah mengalami impotensi temporer (sementara) yang disebabkan karena faktor kelelahan fisik dan mental. Artinya, dalam masa tertentu tidak dapat melakukan ereksi disebabkan oleh kelelahan fisik dan mental tersebut. Namun ketika kelelahan tersebut sudah hilang, dirinya akan dapat kembali ber-ereksi secara sempurna. Jadi, untuk memastikan seseorang terkena impotensi secara permanen (menetap), haruslah ditentukan oleh dokter setelah melalui serangkaian pemeriksaan yang lengkap. Apabila seseorang lelaki pada masa tertentu tidak dapat ereksi maka belum dapat divonis begitu saja dia telah mengalami impotensi.

Penyebab Infertilitas Pada Wanita dan Pria (kemandulan)


October 23, 2013 | Filed under: Tips Hamil and tagged with: Penyebab Infertilitas

Gejala kemandulan atau ketidaksuburan setelah pasangan yang cukup lama menikah namun sang istri tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan mendapatkan sebuah kehamilan, dalam dunia kedokteran hal ini disebut Infertilitas (ketidaksuburan). Menurut dunia medis Definisi Infertilitas adalah : Istilah yang digunakan untuk menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun sudah berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun.

Infertilitas itu sendiri ada 2 jenis


Infertil Primer, masalah ketidaksuburan yang terjadi pada wanita yang memang belum pernah hamil. Infertil Sekunder, masalah ketidaksuburan yang juga terjadi pada wanita namun sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya.

Ada sedikit pandangan yang harus dirubah mengenai Infertilitas ditengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini, khususnya bagi sebagian orang tua yang masih menyalahkan pihak perempuan (wanita) penyebab ketidakmampuan pasangan memiliki keturunan.

Infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita saja tetapi juga pria. Dengan terganggunya sistem reproduksi pria juga akan menghambat (menunda) proses sebuah kehamilan wanita (pasangannya). Berdasarkan sebuah penelitian, masalah Infertilitas yang terjadi adalah 40% akibat pria, 40% akibat wanita serta 30% akibat keduanya. Baiklah, pada ulasan kali ini One Review akan coba membahas mengenai faktor penyebab sehingga terjadinya Infertilitas pada pria dan wanita secara singkat (sederhana).

A. Faktor Penyebab Infertilitas (kemandulan) pada Pria


1. Sperma Buruk Kualitas Sperma menentukan akan terjadinya kehamilan. Hal ini menyangkut bentuk sperma dan gerakannya yang tidak sempurna (normal), maka tidak akan mampu mencapai sel telur. Berikutnya adalah Konsentrasi Sperma yang rendah, secara medis ukuran normal (sehat) adalah 20 juta atau lebih sperma/ml semen. Hal ini bisa terjadi akibat memakai celana ketat, alkohol, merokok, kelelahan atau terlalu sering berejakulasi. 2. Kelainan Genetik Sindroma Klinefelter atau kelainan genetik menyebabkan seorang pria mempunyai satu kromoson Y dan dua kromoson X. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan testis sehingga pria tersebut sedikit saja atau bahkan tidak memproduksi sperma sama sekali. 3. Gangguan Hormonal Hormon Testosteron yang terganggu bisa menghambat produksi sperma. Untuk merangsang agar testis memproduksi sperma, diperlukan hormon dari kelenjar pituitari. Bila hormon tersebut terganggu, jumlah menurun atau bahkan tidak ada, maka testis tidak akan bekerja sempurna. 4. Impotensi Bila aliran darah ke penis tidak normal maka penis tidak bisa berdiri dan berejakulasi. 5. Varikokel Adalah pelebaran pembuluh darah vena didaerah buah zakar. 6. Saluran Sperma yang tersumbat Hal ini bisa saja merupakan bawaan lahir, atau adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri. 7. Pengaruh Radiasi dan Obat Radiasi serta obat-obatan tertentu bisa mempengaruhi kualitas sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah kesuburan.

B. Faktor Penyebab Infertilitas (kemandulan) Pada Wanita


1. Endometriosis Adalah ketidaknormalan pertumbuhan jaringan implan diluar rahim atau uterus, padahal normalnya hanya tumbuh didalam rahim.

2. Faktor Hormonal Terjadinya kelainan hormon reproduksi, seperti lutein dan perangsang folikel dapat menghalangi terjadinya pelepasan sel telur. Kelenjar hipotalamus-pituitari yang abnormal karena faktor genetik, tumor atau kanker juga dapat menghambat ovulasi. Kelainan kelenjar tiroid, kelebihan dan kekurangan hormon tiroid juga menyebabkan kacaunya siklus menstruasi. 3. Menopause Dini Menopause dini atau prematur yang terjadi bila wanita berhenti menstruasi kemudian folike ovariumnya telah menyusut sebelum berusia 40 tahun. Hal ini bisa disebabkan oleh kelainan imunitas, kemoterapi, radioterapi, dan merokok. 4. Penyumbatan Tuba Falopi Rusak atau tersumbatnya tuba falopi ini umumnya disebabkan oleh salpingitis, yang dapat menghambat kehamilan atau menyebabkan kehamilan diluar kandungan. 5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) Sindrom ini menyebabkan banyaknya kista ovarium dan berlebihnya produksi androgen, testosteron. Akibatnya tidak terjadi ovulasi. 6. Tumor dan Kanker Rahim Tumor dinding rahim yang jinak atau ganas bisa menyebabkan infertilitas. 7. Kelebihan Prolaktin Atau hormon yang merangsang produksi ASI. 8. Stress, anoreksia, dan kegemukan. Faktor-faktor ini juga sangat sering menjadi penyebab yang menghambat kinerja hormon reproduksi wanita Semoga informasi yang terkait dengan faktor penyebab infertilitas atau kemandulan pada wanita dan pria ini bisa membantu menjelaskan persoalan ketidaksuburan yang selama ini masih belum dipahami sepenuhnya dengan baik oleh pasangan yang bermasalah untuk mendapatkan kehamilan. Semua uraian diatas yang digunakan untuk materi artikel sepenuhnya diambil dari panduan yang diberikan oleh ahli kandungan yaitu dr. Rosdiana Ramli, SpOG. Bagi Anda yang ingin tau lebih banyak dan lengkap apa saja yang terkait dengan tips hamil bisa membaca semua rangkumannya yang telah dikemas pada Buku Tips Cara Cepat Hamil.

ribulus sudah diakui dan memang terbukti mampu menambah kejantanan pria dengan meningkatkan kadar hormon testosteron. Testosteron adalah hormon yang berperan penting

dalam pertumbuhan otot sebagai simbol keperkasaan / kejantanan. Ekstrak dari Tribulus Terrestris digunakan untuk menyembuhkan disfungsi seksual seperti gejala-gejala penurunan fungsi seksual diantaranya penurunan libido atau gairah seksual dan ejakulasi dini. Cara kerja Tribulus Terrestris yaitu dengan cara meningkatkan kadar LH (Luteinizing Hormon) hingga secara otomatis meningkatkan kadar hormon testosteron dalam darah sejumlah 30%-50%. Manusia sudah mengetahui fungsi Tribulus Terrestris untuk membantu masalah impotensi sejak 5000 tahun lalu. Manfaat Tribullus Teresteris:

Meningkatkan libido dan vitalitas tubuh Melancarkan peredaran darah Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otot Merangsang Hormone terstosterone Meningkatkan aktivitas sperma Meningkatkan testosteron dalam tubuh Menjaga agar hormon testosteron di dalam tubuh tidak terlalu rendah. Meningkatkan gairah seksual Meningkatkan kesuburan

Definisi Infertilitas : Pasangan suami istri dinyatakan infertile jika : melakukan senggama secara teratur (2-3 kali per minggu),Tanpa kontrasepsi,menikah minimal satu tahun. Penyebab infertilitas: 1.Faktor istri (40%) Kondisi vagina,mulut rahim,dan rahim Kondisi ovarium,dan rongga peritoneum Kondisi saluran telur dan tuba falopi 2.faktor Suami (40%) Kelainan organ genitalia pria Faal dan morfologi sel spermatozoa 3.Faktor gabungan suami istri (10%) Frekuensi senggama Antibodi anti sperma 4.faktor ideopatik (10%) Tata laksana pemeriksaan infertilitas berkaitan dengan factor istri : ANAMNESIS 1.Usia istri Prognosis akan baik bila usia wanita kurang dari 35 tahun,bila lebih dari 35 tahun sarankan tuk ke spesialis 2.Siklus haid : Siklus haid yang teratur antara 21-28 hari indikator kondisi ovulasi yang baik,siklus haid yang tak teratur bisa terkait dengan hipotiroid dan hiperprolaktenemia 3.Nyeri Haid

Haid yang sangat nyeri sampai menggunakan analgetik ataupun sampai mengganggu aktivitas sehari hari ,erat kaitannya dengan endometriosis,mioma uteri atau adenomiosis 4.frekuensi senggama Senggama yang baik 2-3 kali tiap minggu 5.Riwayat keguguran atau riwayat operasi sebelumnya Terkait dengan perlekatan pada saluran telur yang bisa menyebabkan infertilitas PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG TERHADAP ISTRI: 1.Berat Badan dan Tinggi badan IMT <19 (kurus) /IMT >25 (obesitas) sering terkait dengan infertilitas karena mengganggu ovulasi 2.Pertumbuhan rambut/bulu atau jerawat Perlu diperhatikan pertumbuhan rambut yang abnormal,seperti pertumbuhan jambang,kumis ,jenggot..serta jerawat yang berlebihan.Hal ini berkaitan dengan hiperandrogenemia yang sering dijumpai pada sindrom ovarium polikistik 3.kelenjar tiroid Pembesaran kelenjar tiroid sering terkait dengan gangguan fungsi hormone tiroid,yang berkaitan dengan infertilitas 4.Payudara Penting sekali memeriksa adanya galaktore,atau keluarnya cairan bening dari payudara.kondisi ini berkaitan dengan hiperprolaktinemia yang menyebabkan siklus tak berovulasi. 5.Abdomen Adakah benjolan di abdomen?kondisi benjolan di abdomen berkaitan dengan kista ovarium,mioma uteri,atau adenomiosis yang sering terkait dengan infertilitas 6.Penilaian organ genitalia Keputihan,perdarahan pasca senggama,polip endoserviks dapat menjadi penyebab infertilitas.kelainan ini dapat mudah diketahui hanya dengan melakukan pemeriksaan kedalam vagina menggunakan speculum.Hal ini mungkin dapat dijumpai pada pemeriksaan organ genitalia adanya hymen imperforate,agenesis,septum vagina,dsbg. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan histerosalpingografi yaitu pemeriksaan untuk menilai patensi kedua saluran tuba Pemeriksaan progesterone pada fase luteal madya (siklus haid hari ke 20-21) jika dijumpai rendah maka terdapat kemungkinan siklus tidak berovulasi. Pemeriksaan prolaktin,TSH dan free T4 terutama jika dijumpai siklus haid yang terganggu. ANJURAN KHUSUS Sangat penting melakukan pemeriksan kadar antibody anti rubella.Diharapkan seorang istri memiliki kadar igM yang negative dan IgG yang positif sebelum hamil.jika igM dan igG negative,maka perlu imunisasi MMR (morbili,mumps,dan rubella).kehamilan sebaiknya ditunda jika ditemui igM positif dan igG negative Selalu anjurkan istri minum asam folat dengan dosis 0,4 mg per hari,tuk cegah cacat pada tabung saraf pada janin yang dikandung TATA LAKSANA INFERTILITAS PADA SUAMI ANAMNESIS 1.Merokok Merokok menurunkan kemampuan renang sel spermatozoa 2.Riwayat infeksi kelenjar parotis Kejadian orchitis dapat menyebabkan infertilitas

3.Kesulitan Ereksi Kondisi ini berkaitan dengan stress psikis atau pada kelainan metabolic kronik seperti diabetes mellitus atau hipertensi PEMERIKSAAN FISIK 1.Payudara Payudara pria harus normal,jika terlihat pembesaran atau ginekomastia..mungkin ada peningkatan kadar estrogen pada pria 2.Penis Perlu diperhatikan letak uretra yang terkait dengan abnormalitas seperti hipospadia 3.penis Skrotum harus diraba untuk menilai kemungkinan skrotum terisi banyak cairan,terdapat hernia skrotalis atau terdapat varikokel.jumlah testis,volume testis,dan turunnya testis ke dalam skrotum juga perlu diperhatikan Pemeriksaan penunjang Analisis sperma : volume 2-6 ml,konsentrasi sperma > 20 juta per milliliter,motilitas sperma lurus dan cepat > 25%,Lurus lambat ditambah dengan lurus cepat > 50% ,morfologi normal >30% DAFTAR PUSTAKA Hestiantoro,Andon,Tatalaksana Pemeriksaan Dasar infertilitas,CDK,vol.36 no.4 juli-agustus 2009 Impotensi biasanya merupakan akibat dari :

Kelainan pembuluh darah Kelainan persyarafan Obat-obatan Kelainan pada penis Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.

Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia, sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi. Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:

Cedera Diabetes melitus Sklerosis multiple Stroke Obat-obatan

Alkohol Penyakit tulang belakang bagian bawah Pembedahan rektum atau prostat.

Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan). Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:

Anti-hipertensi Anti-psikosa Anti-depresi Obat penenang Simetidin Litium

Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido). Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:

Depresi Kecemasan Perasaan bersalah Perasaan takut akan keintiman Kebimbangan tentang jenis kelamin.

Gejala: Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi. Faktor yang menyebabkan kenapa banyak kasus disfungsi ereksi tidak terdeteksi adalah karena adanya beberapa persepsi yang salah dari kaum pria mengenai disfungsi ereksi itu sendiri, seperti :

Disfungsi ereksi terjadi karena masalah psikologis saja. Dengan bertambahnya usia, maka wajar saja bila mengalami disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi adalah masalah pribadi, jadi sebaiknya jangan diceritakan ke orang luar termasuk dokter. Hal-hal yang menyangkut masalah seksual masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Adanya penghalang dari segi psikologis yaitu rasa malu untuk mencari pertolongan. Adanya penghalang dari segi sosial-budaya yaitu lebih mempercayai bentuk pengobatan mistis untuk menangani masalah disfungsi ereksi.

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit. Untuk membedakan penyebab fisik atau psikis, dapat dilihat dari ereksi tidur yang biasanya dijumpai pula saat bangun pagi/morning erection. jika saat penderita masih mengalami morning erction, berarti impotensinya disebabkan oleh masalah psikis dan sebaliknya, jika penderita tidak mengalami morning erection maka penyebab impotensinya adalah masalah fisik. Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan:

Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan gula darah untuk diabetes Pemeriksaan kadar TSH USG penis.

Pengobatan
Nutrisi yang dibutuhkan : Calcium I, Zinc, Cordyceps, Beneficial dan Vitality Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan dan jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap. Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan :

Tahap I : Bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan. Tahap II : Pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan. Tahap III : Melakukan hubungan badan.

Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.

Caranya Agar Penis Bisa Ereksi Keras Penis adalah salah satu organ reproduksi pria yang berfungsi mengantarkan sel-sel sperma menuju rahim wanita. Syarat agar fungsi tersebut berjalan dengan sempurna adalah penis harus bisa ereksi keras agar penetrasi bisa dilakukan. Masalahnya adalah penis seperti organ tubuh lainnya kadang berada dalam kondisi yang tidak fit. Seluruh organ dalam tubuh saling terhubung satu sama lain, satu saja masalah pada organ yang lain akan berakibat ke seluruh tubuh termasuk penis. Pada penis gangguan yang paling sering terjadi dan paling umum dialami oleh semua pria disegala usia adalah tidak bisa ereksi, dan kalaupun bisa kadang tidak keras sehingga tidak mampu melakukan penetrasi. Oleh karena itu agar supaya penis bisa ereksi keras tubuh harus sehat. Fisik yang sehat di tentukan oleh beberapa faktor, mulai dari hormon sampai dengan kesehatan fisik. Secara umum, faktorfaktor fisik tersebut dibagi atas empat bagian, yaitu hormonal, neurologis, suplai darah, dan kesehatan fisik secara umum. Mari kita bahas satu per satu. 1. Faktor Hormonal Supaya penis bisa ereksi dengan keras, tubuh harus memiliki suplai hormon testosteron yang cukup. Testosteron disebut juga hormon seks pria karena bertanggung jawab meningkatkan gairah seksual. Banyak jenis hormon yang dibutuhkan untuk mendapatkan ereksi yang normal. Tetapi hormon yang utama ialah hormon seks testosteron. Testosteron mempengaruhi otak atau susunan syaraf pusat untuk memberi libido (nafsu), sekaligus membuat syaraf-syaraf panca indera sensitif terhadap stimulasi seks. Dengan testosteron yang cukup, seluruh panca indera akan aktif menerima stimulasi seks. Demikian juga otak akan lebih sensitif menerima impuls, mengolah dan menyalurkannya. Bila mata melihat wanita cantik, akan timbul perasaan tertarik. Bila telinga mendengar suara wanita yang enak didengar, akan menimbulkan gairah. Bila hidung mencium wangi wanita, timbul rasa tertarik. Demikian juga bila permukaan kulit bersentuhan dengan lawan jenis akan terasa nikmat. Hal itu terjadi karena pengaruh hormon testosteron. Pada orang muda di mana semua bagian-bagian badan masih segar dan hormon testosteron masih tinggi, respons seksual dengan ereksi yang kuat dan perasaan gairah yang tinggi langsung terjadi bila mendapat stimulasi seksual secara kombinasi misalnya melihat wanita cantik dari dekat sambil berbicara dan mendengarkan suaranya yang merdu sekaligus tercium wangi dari tubuhnya. Jelas fungsi testosteron dalam ereksi penis adalah vital. Tanpa testosteron yang cukup (2,5 mg/mililiter sampai 11,OOmg/mililiter) ereksi yang kuat tidak mungkin dicapai. Testosteron dalam tubuh terdapat sebagai: Free testosteron: 1% sampai 3%, Testosteron terikat pada albumin: 38%, dan Testosteron terikat pada sex hormone binding globulin (SHBG): 60% Antara 90% sampai 95% testosteron dihasilkan oleh interstitial (leydig) cells di testis. Konsentrasi testosteron dalam darah bersifat sirkadian, artinya konsentrasi testosteron lebih tinggi pada pagi hari lalu bergelombang waktu siang dan sore hari. Efek utama ialah di susunan syaraf pusat untuk libido dan sensitivitas atau respons seksual di permukaan tubuh (kulit) serta susunan syaraf. Makin besar konsentrasi testosteron dalam darah, makin sensitif susunan syaraf terhadap stimulasi seksual yang didapat. Bila jumlah testosteron dalam darah berkurang, libido seksual akan berkurang. Walaupun libido masih cukup, impuls

seksual tidak ditransmisikan ke organ seks sehingga ereksi tidak terjadi. Bila testosteron cukup, impuls seksual akan cepat ditransmisikan dan penis akan memberi reaksi yang cepat berupa ereksi yang keras. 2. Hormon Neurologis Penis dipersyarafi syaraf otonom (parasimpatis dan simpatis). Syaraf bersambung dari otak (hipotalamus) turun ke kolumna vertebralis dan ke luar dari vertebra sakralis 2-4 (S2-4) masuk ke pinggul dan menyatu dengan syaraf simpatis ke pleksus bipogastrika lalu membentuk nervus kavernosus yang membentuk syaraf di korpus kavernosa terutama otot-otot polos di trabekel. Syaraf inilah yang memegang peran untuk relaksasi. Syaraf inilah yang memegang peran untuk relaksasi otot-otot polos sehingga terjadi pengisian darah ke korpus kavernosa untuk menimbulkan ereksi. Bila terjadi kerusakan di sistem syaraf ini, maka akan langsung mengalami disfungsi ereksi yang sulit disembuhkan. 3. Suplai darah Untuk mencapai ereksi penis yang keras dibutuhkan sirkulasi darah yang lancar atau pembuluh darah arteri yang berfungsi normal. Sumber darah yang mengalir ke dalam penis berasal dari arteria pudenda internal. Arteri ini bercabang 3 yakni 2 cabang di kiri-kanan arteria penis profunda (arteria kavernosa) yang mengalirkan darah ke kedua korpus kavernosa kiri dankanan. Masing-masing arteria ini bercabang-cabang menjadi arrteria helicina yang banyak mensuplai darah ke sinusoid. Satu cabang lagi dari pudenda interua tadi, menjadi arteria bulbo uretralis yang mengalirkan darah ke korpus spongiosum. Dilatasi arteri-arteri inilah yang membawa darah ke sinusoid dan terjadi pembesaran dari kedua korpus kavernosa maupun korpus spongiosum sehingga terjadi ereksi penis. Adanya kerusakan terutama karena atberosclerosis (pengapuran) dari arteri-arteri di penis akan menyebabkan ereksi penis yang keras menjadi sulit diperoleh. 4. Kesehatan fisik umum Kekuatan fisik seluruh tubuh, dibutuhkan untuk mendukung ereksi penis. Penis adalah organ yang menyerupai balon. Bila penis terutama korpus kavernosa diisi penuh dengan darah, maka penis akan ereksi. Bila badan tidak mampu mengalirkan darah yang cukup maka penis akan mengecil. Untuk itu diperlukan fungsi tubuh yang normal sehingga badan mampu mengalirkan darah yang cukup. Sedikit saja fisik mengalami kelemahan misalnya adanya gangguan di organ-organ seperti ginjal, hati, perut dan lain-lain akan mengganggu tercapainya ereksi penis yang keras. Saat melakukan koitus, badan akan bergerak-gerak terus-menerus, mendorong dan menarik penis di dalam vagina dan penis harus selalu ereksi terus sampai tercapai ejakulasi. Untuk mendukung ereksi penis yang terus keras, dibutuhkan kesehatan semua organ di samping kesehatan dan kebugaran tubuh secara umum. Bila salah satu organ terganggu ereksi pun akan terganggu atau menurun. Mekanisme terjadinya ereksi pada penis memang rumit. Walaupun terlihat sederhana tetapi proses tersebut melibatkan banyak sistem dalam tubuh. Kesehatan fisik yang terganggu akan menghambat mekanisme terjadinya ereksi.

Anda mungkin juga menyukai