Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI

A. DEFENISI
Ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi
dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, sedangkan ejakulasi sendiri
adalah peristiwa penyemburan air mani ke luar secara mendadak yang menandai klimaks
bagi pria.
Ejakulasi dini adalah sebuah fenomena yang dialami oleh kaum adamketika
berhubungan seks dimana sang pejantan terlalu cepat mengalami orgasme atau orgasme
dalam waktu singkat dan tentu saja akan memberikan dampak negatif terhadap
pasangannya (Infokesehatan.com)

B. JENIS EJAKULASI DINI


Ejakulasi dini di bagi menjadi tiga derajat berdasarkan ringan beratnya gangguan yaitu
meliputi:
1. Ejakulasi Dini Ringan terjadi setelah beberapa kali gesekan singkat.
2. Ejakulasi Dini Sedang terjadi setelah penis masuk ke vagina.
3. Ejakulasi Dini Berat terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar atau
ejakulasi terjadi sebelum penisnya menyentuh kelamin wanita bagian luar.

C. PENYEBAB EJAKULASI DINI


1. Penyebab psikis seperti stress berkepanjangan, kebiasaan ingin cepat selesai ketika
melakukan hubungan seksual.
2. Penyebab fisik terutama kurang berfungsinya serotonin yang berfungsi menghambat.
3. Gangguan kontrol saraf yang mengatur peristiwa ejakulasi juga diduga menjadi
penyebab terjadinya ejakulasi dini.

D. FAKTOR RESIKO

1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi adalah gaangguan proses ereksi pada laki-laki. Ejakulasi dini dapat
terjadi jika seseorang sering mengalami gangguan dalam mempertahankan ereksi
secara konsisten.Perasaan takut kehilangan ereksi, menyebabkan seseorang terburu-
buru untuk menyelesaikan hubungan seksual.
2. Masalah kesehatan
Masalah medis menyebabkan seseorang merasa cemas selama melakukan hubungan seks,
seperti masalah jantung, dapat menyebabkan seseorang secara sadar terburu-buru untuk
ejakulasi. Aterosklerosis ( penyempitan pembuluh darah ) menyebabkan aliran darah menuju
penis, diabetes menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga mempengaruhi aliran darah
menuju penis.

3. Stress
Stress dan tekanan emosional atau mental di segala bidang kehidupan dapat mempengaruhi
terjadinya ejakulasi dini, sering membatasi keemampuan seseorang untuk menikmati dan focus
selama hubungan seksual.

4. Obat tertentu
Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi neurotransmitter dalam otak seperti trifluoperazine
( stelazine ) yang di gunakan untuk mengatasi kegelisahan dan masalah kesehatan mental.
(Infokesehatan.com)

E. MANIFESTASI EJAKULASI DINI

Ejakulasi dini terbagi atas 2 jenis yaitu ejakulasi primer ( seumur hidup ) dan ejakulasi
sekunder ( di peroleh ).
a. Gejala ejakulasi primer :
1. Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau kurang pada saat
melakukan penetrasi vagina.
2. Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir saat melakukan
penetrasi vagina.
3. Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress, frustasi atau menghindari keintiman
seksual.
b. Gejala ejakulasi primer :
4. Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau kurang pada saat
melakukan penetrasi vagina.
5. Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir saat melakukan
penetrasi vagina.
6. Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress, frustasi atau menghindari keintiman
seksual.

F. PATOFISIOLOGI EJAKULASI DINI

Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom. Asetilkolin berperan sebagai
neurotransmitter ketika saraf simapatis mengaktifasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesika
seminalis dan vas deferens. Reflex ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan
ischiokavernosus serta di control oleh saraf pudendus.

Singkatnya, ejakulasi terjadi karena mekanisme reflex yang di cetuskan oleh rangsangan
pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang (
T12-L2 ) dan korteks sensorik ( salah satu bagian otak).

Mengapa reflex ini dapat terjadi sebelum pria tersebut menginginkannya? Penelitian terakhir
mengemukakan bahwa terdapat gangguan respon penis pria dengan ejakulasi dini. Penelitian
yang dilakukan oleh Xin dan kawan-kawan serta di muat di dalam J.Urol mengukur kadar
sensorik penis menggunakan biothesiometry pada pria dengan ejakulasi dini dan
membandingkannya dengan kadar yang normal. Pada pria tanpa ejakulasi dini, pengukuran kadar
sensitivitas penis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Nemun pada pria dengan
ejakulasi dini , justu sensitivitas semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Penelitian
lanjutan mengemukakan bahwa pria dengan ejakulasi dini memiliki sensitivitas lebih tinggi
daripada pria tanpa ejakulasi dini.
(metroaktual.com).

Anda mungkin juga menyukai