Anda di halaman 1dari 8

Disfungsi Seksual Pria

• Gairah seksual rencah (Hypoactive Sexual Desire)

• Disfungsi Ereksi

• Ejakulasi Premature

• Disfungsi Orgasme

• Kelainan Fisik Penis

Disfungsi Seksual Pria : Disfungsi Ereksi


Definisi Epidemologi
• Disfungsi ereksi (DE) adalah • 1995 – 152 juta pria
ketidakmampuan untuk mencapai atau • 2025 – 322 juta pria
mempertahankan ereksi penis untuk • Pria 40 tahun - 22%
melakukan senggama yang memuaskan
• Konsisten : 3 bulan
Etiologi
Organic : Psychogenic : paling banyak Kombinasi Organic &
 VascularNeurogenic pada 80% pasien Psychogenic :
 Hormonal  Depression Disfungsi Ereksi
 Penile injury/disease  Performance umumnya melibatkan
 Medications anxiety/kecemasan kombinasi faktor
Ex : Diabetes, coronary artery diseas,  Relationship problems psikogenik dan organik
stroke, testosteron turun,  Psychosocial problems
 Psychological distress
Fisiologi Ereksi
Ereksi : Penis menegang akibat pembuluh darahnya terisi penuh

Stimulasi erektogenik : visual dan sentuhan


Anamnesis
 Riwayat medis, seksual dan psikoseksual Kuisioner 5-Item International Index of Erectile
penting dalam menentukan diagnosis DE. Function (IIEF-5).
 Tujuan dari anamnesis : menentukan Derajat DE diklasifikasikan menjadi 5
penyebab dari DE (psikogenik, organik berdasarkan skor IIEF, yaitu:
atau campuran) • berat (5-7),
• sedang (8-11),
• ringan-sedang (12-16),
• ringan (17-21),
• tidak ada DE (22-25).
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Tambahan
 Ginekomastia  Pemeriksaan Psikologis
 Distribusi rambut tubuh  Penile Angiography
 Ukuran penis dan lemak suprapubis  Tes Injeksi intrakavernosus dengan
 Pulsasi femoral Ultrasound Doppler
 Hernia inguinalis  Bulbocavernous Reflex Latency (BRL)
 Penyakit menular seksual  Nocturnal Penile Tumescene (NPT)
 Kulit penis
 Glan penis Sejarah Pengobatan Disfungsi Ereksi
 Uretra • 1960s – sex therapy, counselling
 Ukuran dan konsistensi testis • 1970s – implants, vacuum devices
 Varikokel • 1980s – penile injections
 Korda spermatikus dan vas deferens • 1990s – oral medication - Viagra
 Prostat • 2000s – Cialis, Levitra
 Rektum (hemoroid, keganasan, anal • 2010s – gene & stem cell therapies
stenosis dan tonus sphincter ani)

Pengobatan Saat Ini


St
1 First Line : Sex Consoling
• Treat reversible causes
• Lifestyle modification (weight loss,
tobacco cessation, exercise, diet,
management stress, rest)
• PDE-5 inhibitor

2nd Second Line


• Vacuum constrictions device
• Intracavernous injection :
-Papaverine +/- Phentolamine
-Prostaglandin E1 (Caverject)
-Combination therapies
• Medicated Urethral System for Erection

3rd Third Line


• Surgical prosthesis
• Penile revascularization
Disfungsi Seksual Pria : Ejakulasi Prematur/Dini
Definsis Etiologi
• Suatu keadaan yang menetap atau  Masih belum jelas1)
berulang, dimana ejakulasi yang terjadi  Psikogenik2)
dengan rangsangan minimal sebelum atau Anxietas
segera setelah penetrasi dan sebelum Frekuensi sanggama
dikehendakinya. Persepsi kontrol ejakulasi
• Kondisi ini juga harus menyebabkan Masalah intrapsikis dan interpersonal
distress atau masalah interpersonal.  Organik2)
• Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu Penis hipersensitif
terjadi sebelum atau kurang dari ´satu Hipereksitabilitas refleks ejakulasi
menit` setelah penetrasi vagina (penis Rangsangan seksual yang meningkat
berada dalam vagina) Endokrinopathy
• Ketidakmampuan untuk menunda Kelainan genetik atau kelainan reseptor 5-
ejakulasi pada semua atau hampir semua HT di SSP
penetrasi vagina
• Disertai gangguan antar-individu seperti
tekanan jiwa, merasa terganggu, perasaan
kecewa, dan/atau menghindarkan diri dari
sanggama.
• IELT/ Intravaginal Ejaculation Latency
Time : Waktu antara penetrasi dan
ejakulasi
Klasifikasi

Epidemologi : Prevalensi
Fisiologi Ereksi
Terdiri dari dua fase:
 Emisi
Penumpukan cairan semen dan spermatozoa dari epididimis distal, VD, SV, dan Prostat di
urethra pars prostatika
 Ejakulasi
Ekspulsi kuat dari komposisi cairan semen ke meatus urethra

Anamnesis EP/Ejakulasi Prematur


 Mungkin di identifikasi pada pria atau  Frekuensi sanggama
pasangannya yang memiliki masalah  Intravaginal ejaculatory latency time
dalam hubungan mereka. Perkiraan (Detik atau menit)
 Sering ditemukan pada pasangan wanita Stopwatch
yang mengalami gangguan seksual  Efek EP terhadap pasien
 Harus dibedakan dengan DE Hilangnya rasa “kontrol”
 Awitan Distress atau menghindar sanggama
Primer Masalah hubungan pasangan
Sekunder Penilaian kepuasan seksual
 Faktor Presipitat Quality of life
Minimnya edukasi seksual Kualitas hubungan secara umum
Rasa bersalah saat masturbasi  Efek EP terhadap pasangan
Masalah agama dan budaya Sama dengan diatas
 Seberapa sering EP muncul
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaaan Tambahan
 Praktekan “The art of Medicine”  Jarang diperlukan pada pasien muda
 Periksa tanda dan gejala: dengan EP “Lifelong”
Penyakit kronis sistemik  Pada pasien lebih tua dengan EP,
Disfungsi endokrin terutama sekunder dari ED
Ginekomastia Penyakit kardiovaskuler
 Periksa juga: Hipertensi
Kekuatan otot Hiperlipidemia
Refleks Sakral Diabetes
Refleks umum Obesitas
Sleep apnoea obstruktif
Peyronie’s diesase
LUTS
Hipertiroidsme

Tatalaksana
1)
1. Konseling psikologi dan perilaku
• Terapi psikologi untuk pasangan
• Teknik Squeeze
2. Terapi lokal 2)
• TEMPE (Topical Eutetic Mixture for Premature Ejaculation)
• EMLA (Eutetic Mixture of Local Anaesthetic Agents)
• Lignocaine spray
• Krim Severance Secret (SS)
3. Terapi obat sistemik
• Tricyclec antidepressant (Non Spesific SRI)
• SSRI
• PDE 5
4. Bila bersamaan dengan Disfungsi Ereksi terapi DE terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai