Anda di halaman 1dari 5

Adenomiosis : Kompetensi 1

 Kelainan ginekologi jinak usia reproduksi


 Endometriosis = Endometrium Ektopik
 Jaringan kelenjar dan stroma dari endometrium terdapat diluar cavum uteri
 Adenomiosis termasuk salah satu jenis endometriosis
 Adenomiosis = Endometriosis Interna
 Kondisi dimana jaringan kelenjar dan stroma dari endometrium yang masih berfungsi
terdapat didalam myometrium
 Sering didapat pada peritoneum pelvis, ovarium, septum rektovaginalis, ureter
 Berpengaruh pada kualitas hidup wanita, dengan keluhan perdarahan yang banyak
(menoragia) serta nyeri berlebih saat haid (dismenorea)
 Pertumbuhan tergantung estrogen
 Insidensi sulit dikuantifikasi karena sering asimtomatis
 Prevalensi 22% (infertilitas dan dismenorea, prevalensinya 20-50%)
 30% dari pasien ditemukan adanya endometriosis secara bersamaan

Definisi secara Histologi Struktur Normal Uterus

Secara Histologi, adenomiosis ditegakkan ketika


ditemukan nya kelenjar dan stroma Endometrium ≥ Klasifikasi Adenomiosis
4 mm dibawa Endometrium Junction sedangkan, Menurut Siegler & Camilien
Grade 1 : Mengenai 1/3 miometrium
Menurut Sula dek disebut adenomiosis jika batas (Adenomiosis Superficial)
bawah Endometrium dengan daerah Miometrium Grade 2 : Mengenai 2/3 miometrium
yang terkena kurang lebih 2,5 mm. Grade 3 : Mengenai seluruh miometrium
(Deep Adenomiosis)
Adenomiosis sup basalis diartikan sebagai invasi
minimal kelenjar Endometrium kurang dari 2 mm
dibawa Stratum basalis dari Endometrium
Gambaran Histopatologi

• Pertumbuhan endometrium menembus membrana basalis. Pada pemeriksaan histologis


sebagian menunjukkan pertumbuhan endometrium menyambung ke dalam fokus
adenomiosis, sebagian ada di dalam miometrium dan sebagian lagi ada yang tidak tampak
adanya hubungan antara permukaaan endometrium dengan fokus adenomiosis. Hal ini
mungkin disebabkan oleh hubungan ini terputus oleh adanya fibrosis.
• Seiring dengan berkembangnya adenomiosis, uterus membesar secara difus dan terjadi
hipertrofi otot polos. Kadang-kadang elemen kelenjar berada dalam lingkup tumor otot polos
yang menyerupai mioma. Kondisi ini disebut sebagai adenomioma.
• Fundus uteri merupakan tempat yang paling umum dari adenomiosis. Pola mikroskopik
dijumpai adanya pulau-pulau endometrium yang tersebar dalam miometrium.
• Endometrium ektopik dapat memperlihatkan adanya perubahan seiring dengan adanya siklus
haid, umumnya jaringan ini bereaksi dengan estrogen tapi tidak dengan progesteron.
• Penyebab adenomiosis sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Kemungkinan
disebabkan adanya erupsi dari membrana basalis dan disebabkan oleh trauma berulang,
persalinan berulang, operasi caesar ataupun kuretase.

Etiologi Faktor Risiko !!!


• Teori Pertumbuhan Endometrium Invasif • Usia Produktif
Akibat invasi sel endometrium secara • Menarche Dini (<10 Tahun)
langsung dari lapisan luar ke otot yang • Polimenorea (Siklus haid pendek)
• Menoragia
membentuk uterus. Ini bisa terjadi saat • Multiparitas
Operasi Sectio Caesaria • Riwayat Operasi Uterus (+)
• Teori Tumbuh Kembang : • Riwayat Merokok
Jaringan endometrium sudah berada
didalam miometrium pada saat mulai
terbentuk saat masih janin
• Teori Inflamasi :
Peradangan pada saat masa nifas dapat
menyebabkan terjadinya celah pada batasan
normal sel-sel yang melapisi uterus
• Teori Stem Cell :
Stem cell dari sumsum tulang dapat
menginvasi miometrium.

Patofisiologi

Invaginasi basalis endometrium: hiperestrogenisme, hiperperistalsis, dan aktivasi mekanisme TIAR.


(A) Suatu kondisi hiperestrogenik dalam uterus eutopik dapat menyebabkan peningkatan proliferasi
pada basalis endometrium dan mikrotrauma jaringan di sekitar Junction/subendometrial
myometrium, sehingga memungkinkan invaginasi intramyometrium endometrium.
(B) Sebagai konsekuensi dari mikrotrauma jaringan, mekanisme TIAR diaktifkan (panah biru),
menghasilkan mekanisme umpan balik positif di mana produksi estrogen mempromosikan peristaltik
uterus dan autotraumatization lebih lanjut, semakin memperburuk mikrotrauma dan invaginasi
endometrium dan akhirnya mengarah pada pembentukan adenomiosis.
Teori tentang asal usul adenomiosis
(A) Invaginasi basalis endometrium ke miometrium,
setelah aktivasi mekanisme TIAR.
(B, C) Pembentukan lesi secara de novo:
(B) setelah metaplasia sisa-sisa pluripoten embrionik
yang dipindahkan atau
(C) dari diferensiasi sel-sel induk endometrium dan
stroma yang disimpan di miometrium setelah
menstruasi retrograde.

Gejala Subjektif Gejala Objektif


• Menoragia (+) • Bimanual : Uterus membesar
50% mengalami menoragia (darah haid reguler, lunak, nyeri tekan
berlebih), kemungkinan disebabkan oleh • Halban sign (+)
gangguan kontraksi miometrium akibat Pada pemeriksaan dalam, dijumpai
adanya fokus-fokus adenomiosis ataupun rahim yang membesar secara reguler.
makin bertambahnya vaskularisasi di dalam Rahim biasanya nyeri tekan dan
rahim. sedikit lunak bila dilakukan
• Dismenorea (+) 30% pemeriksaan bimanual sebelum
30% dari pasien mengeluh dismenorea (nyeri prahaid (Halban Sign).
haid berlebih) yang semakin lama semakin
berat, hal ini akibat gangguan kontraksi Komplikasi
miometrium yang disebabkan oleh
• Anemia atau kurang darah
pembengkakan prahaid dan perdarahan haid
• Abortus
di dalam kelenjar endometrium.
• Partus Preterm
• Subfertilitas (+)
• Perkembangan Janin Terhambat
dengan makin beratnya adenomiosis
(PJT)
biasanya pasien semakin sulit untuk
• Pre Eklampsia
mendapatkan keturunan.
• Distress (penderitaan)
• Riwayat partus >30 tahun

Pemeriksaan Khusus Penatalaksanaan


Secara medik agak sulit. Bila pasien masih
ingin mempunyai anak dan usia muda, maka
pertimbangan yang perlu dilakukan adalah
melakukan pengobatan hormonal GnRH-
agonis selama 6 bulan dengan/atau disertai
penanganan bedah reseksi minimalisasi
jaringan adenomiosis, dilanjutkan dengan
program teknologi reproduksi berbantu.
Penanganan secara medik sehubungan
dengan keluhan perdarahan ataupun nyeri
USG : Uterus membesar difus, hyperechoic, kantung dapat dilakukan dengan:
kista sarang lebah • GnRH Agonis Oral. Diberikan selama
6 bulan, tapi ini bersifat sementara
yang dalam beberapa waktu
kemudian akan kambuh kembali.
• Suntikan Progesteron intramuskular.
Pemberian suntikan progesteron
depot seperti suntikan KB dapat
membantu mengurangi gejala nyeri
dan perdarahan.
• IUD progesteron (Mirena). Penelitian
menunjukkan penggunaan IUD yang
mengandung hormon dapat
MRI : Penebalan miometrium difus mengurangi gejala dismenorea dan
menoragia seperti Mirena yang
mengandung levonorgestrel yang
dilepaskan secara perlahan-lahan ke
dalam rongga rahim.
• Aromatase inhibitor
(Anastrazole/Letrozole). Fungsinya
menghambat enzim aromatase yang
menghasilkan estrogen
• Histerektomi. Dilakukan pada
perempuan yang tidak membutuhkan
Biopsi PA Post Histerektomi fungsi reproduksi.
Prognosis
• Progresif selama masa reproduksi
• Mengalami regresi bila memasuki masa menopause
• Tidak mempunyai kecenderungan menjadi ganas

Anda mungkin juga menyukai