Anda di halaman 1dari 26

Adenomi

osis Rahmi Safira


2106112040

Preseptor : dr. Teuku Yudhi Iqbal, Sp. OG


PENDAHULUAN
• Adenomiosis, dikenal pula dengan nama
endometriosis interna, merupakan kelainan jinak
uterus yang ditandai oleh adanya komponen epitel
dan stroma jaringan endometrium fungsional di
miometrium.

• Istilah adenomiosis diperkenalkan pertama kali oleh


Frankl (1925) dua tahun sebelum istilah endometriosis
diperkenalkan oleh Sampson (1927).
Definisi

• Istilah pertama mengenai kondisi yang awalnya disebut sebagai “ adenomyoma”


diberikan pada tahun 1860 oleh ahli patologi Jerman Carl Von Rokitansky,
yang menemukan kelenjar endometrium di myometrium dan kemudian
menyebut temuan ini sebagai “cystosarcoma adenoids uterinum”

Definisi modern dari adenomiosis diberikan pada tahun 1972 oleh Bird yang
menyatakan :

Invasi jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang


menyebabkan pembesaran uterus difus dengan gambaran mikroskopis kelenjar dan
stroma endometrium ektopik non neoplastik dikelilingi oleh jaringan miometrium
ANATOMI

Uterus terdiri Dinding uterus


atas : terdiri atas :
• Fundus • Endometrium
• Corpus • Myometrium
• Servix • Perimetrium

Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang


uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5
cm dan tebal dinding uterus adalah 1,25 cm.
Epidemiologi

Prevalensi adenomiosis sangat bervariasi, mulai dari 5 hingga


70% dengan frekuensi rata-rata pasien dengan adenomiosis
yang menjalani histerektomi sekitar 20-30%>
Epidemiologi

Global • Prevalensi adenomiosis menggunakan


TVUS di Inggris  206 dari 985 (20,9%)
pasien terdiagnosis adenomiosis dan terjadi
peningkatan prevalensi menjadi 32% pada
wanita berumur 40-49 tahun.

• Berdasarkan studi lainnya di Italia yang


meneliti wanita dengan umur 18-30 tahun,
prevalensi adenomiosis sebesar 34%
didapatkan dari 156 wanita .
• Adenomiosis merupakan penyakit yang bergantung terhadap estrogen
e s i k o sehingga usia reproduksi merupakan usia dengan kejadian adenomiosis
k t o r R
F a paling tinggi.
• Kejadian pada wanita paskamenopause lebih sedikit dibandingkan
dengan kejadian adenomiosis pada wanita usia reproduksi.
Peningkatan Usia

Riwayat operasi (kuretase, operasi


sesar, dan operasi terkait keganasan • Kejadian adenomiosis pada wanita yang kuretase dan terminasi
sebelumnya pada uterus) kelahiran dengan cara pembedahan (operasi sesar) lebih tinggi >>
wanita yang tidak menjalani kuretase / operasi sesar

Hasil penelitian di Amerika pada tahun 2010, sebanyak 91,8% adenomiosis terjadi
pada wanita dengan riwayat pernah melahirkan setidaknya satu kali. Wanita yang pernah
melahirkan memiliki risiko 1,3 kali menderita adenomyosis.
e s i k o
k t o r R
F a Kehamilan dapat mengakibatkan perkembangan adenomiosis
karena trofoblas yang menginvasi lapisan myometrium. Seiring
dengan perkembangan kehamilan, melemahnya myometrium.

Multiparitas

terjadi akibat uterus yang terdistensi sehingga mempermudah


invasi lapisan basal endometrium ke dalam myometrium.
Penyebab tidak diketahui pasti,ada beberapa teori diduga
sebagai penyebabnya

ETIO L O G

I • Invaginasi dari endometrioum basal ke

myometrium
• Teori Pertumbuhan

• Peradangan rahim akibat proses persalinan


PATOFISIOLOGI

Empat teori mekanisme terjadinya adenomyosis :


(1) Invasi lapisan basal endometrium ke dalam miometrium.
(2) Mikrotrauma yang dipicu oleh TIAR
(3) Metaplasia de novo dari sel punca
(4) Invasi dari luar ke dalam yang dipicu oleh menstruasi
retrograde.
PATOGENESIS
Gejala Klinis
Gejala Klinis Adenomiosis
1. Asimtomatis

Ditemukan tidak sengaja (pemeriksaan abdomen atau pelvis; USG

transvaginal atau MRI; bersama dengan patologi yg lain)


2. Perdarahan uterus abnormal

Dikeluhkan perdarahan banyak, berhubungan dengan beratnya proses

adenomiosis (pada 23-82% wanita dengan penyakit ringan – berat)

Perdarahan ireguler relatif jarang, hanya terjadi pada 10% wanita

dengan
3. adenomiosis
Dismenorea pada >50% wanita dengan adenomiosis
4. Gejala penekanan pada vesica urinaria & usus dari uterus bulky

(jarang)
5. Komplikasi infertilitas, keguguran, hamil (jarang)
Pemeriksaan
Penunjang Klasifikasi adenomiosis berdasarkan ciri-ciri histologisnya :

Focal adenomyosis adalah sekumpulan nodul yang


terdiri atas kelenjar dan stroma endometrium
dengan batas yang jelas serta dikelilingi dengan
Diagnosis pasti adenomiosis adalah
jaringan miometrium normal.
pemeriksaan histologi dari jaringan
uterus yang diambil secara Adenomyoma adalah sekumpulan jaringan
histerektomi. endometrium ektopik yang dikelilingi oleh jaringan
otot polos yang mengalami hipertrofi.

Terdapat kelenjar dan stroma


endometrium dalam miometrium dan Diffuse adenomyosis adalah jaringan endometrium
berupa kelenjar dan stroma yang terlihat tersebar
terdapat hiperplasia atau hipertrofi
merata hampir diseluruh jaringan miometrium dengan
dari jaringan otot polos miometrium pembesaran uterus yang merata juga
yang mengelilingi.
Gambaran Histopatologis Adenomiosis
Pemeriksaan
Penunjang

USG Transvaginal

Kriteria diagnostik dengan USG transvaginal untuk


adenomiosis yaitu tekstur miometrium yang
heterogen/distorsi, echotekstur miometrium yang
abnormal dengan batas yang tidak tegas, stria
linier miometrium dan kista miometrium.
Pemeriksaan
Penunjang
MRI

• Kriteria diagnosis adenomiosis yang dapat dilihat melalui MRI


yaitu : uterus globuler dengan kontur regular, penebalan dinding
myometrium yang asimetris, penebalan JZ ≥ 12 mm, rasio
perbandingan ketebalan maksimum JZ terhadap myometrium
total > 40%-50%, dan foci dengan intensitas sinyal tinggi pada
T2 weighted MRI.

• Kriteria MRI yang paling spesifik untuk adenomiosis yaitu


adanya daerah miometrium dengan intensitas yang tinggi dan
penebalan junctional zone >12 mm
Gambaran adenomiosis pada pencitraan T2 weighted MRI

(A) Penebalan myometrium junctional zone (JZ) (panah putih) dengan


perbandingan JZ maksimum terhadap ketebalan dinding myometrium
melebihi 40%.
(B) Adenomiosis pada dinding uterus anterior (panah putih) dengan kista
miometrium (hiperekoik)

Gambaran kontraksi uterus sementara pada pencitraan T2 weighted MRI

(A) Kontraksi menghasilkan penebalan JZ semu (panah putih)


(B) Tidak tampak penebalan JZ 7 menit setelah MRI sebelumnya
D i a g n o s i s B a n d i n g

ENDOMETRIOSIS LEIMIOMA KARSINOMA


SUBMUKOSA ENDOMETRIUM

• Ada jaringan yang serupa • Tumor jinak yang berasal • Tumor ganas epitel di
dengan endometrium di luar dari sel otot polos endometrium berpotensi
uterus miometrium mengenai miometrium dan
• bentuk tidak beraturan, • bimanual : teraba massa menyebar jauh
batas tidak jelas tumor dan tumor berbatas
tegas
Tata Penatalaksanaan adenomiosis bergantung pada usia pasien dan fungsi
reproduksi selanjutnya
Laksana

Pemberian obat hormonal hanya mengurangi gejala dan efeknya akan hilang
Terapi Hormonal setelah pemberian obat dihentikan.

• Agonis GnRH
• OCs Paling Klasik  Agonis GnRH
• Progestin
• Danazol
• SERMs
• SPRMs menekan ekspresi sitokrom P450, suatu enzim yang mengkatalisis konversi androgen menjadi estrogen.
• AIs Pada pasien dengan adenomiosis dan endometriosis enzim ini diekpresikan secara belebihan.
• LNG-IUS

• Terapi hormonal mensupresi kemampuan sel-sel endometrium untuk berproliferasi dengan cara membuat lingkungan
menjadi hipoestrogenik (agonis GnRH dan AIs), hiperandrogenik (danazol dan gestrinone), atau hiperprogestogenik (OCs
dan progestin).

• LNG-IUS dan GnRH menjadi pilihan utama dalam penanganan adenomiosis karna terbukti secara signifikan menurunkan
pembesaran uterus, nyeri, ketebalan JZ, dan dismenorhea
Tata
Laksana
pengangkatan uterus secara total dan tetap menjadi terapi definitif pada pasien adenomiosis apabila
Histerektomi pasien tidak ingin untuk mempertahankan fertilitasnya

Adenomiomektomi Terapi ini dapat mempertahankan fertilitas pasien

Jaringan abnormal sebelumnya diidentifikasi melalui teknik pencitraan dan kemudian


diangkat melalui teknik laparotomi atau laparoskopi.

Pertimbangan dalam melakukan adenomiomektomi


• Kemungkinan yang besar  menyebabkan jaringan parut yang meningkatkan potensi rekurensi dari adenomyosis

• Pertimbangan lainnya  kemungkinan komplikasi kehamilan ke depan seperti ruptur uterus, kelahiran prematur,
dan aborsi spontan akibat perubahan anatomi dari uterus
Tata
Laksana
• Dapat menyebabkan ablasi dan nekrosis pada jaringan endometrium yang abnormal tanpa mempengaruhi
jaringan normal sekitarnya.
HIFU
• Penggunan HIFU dapat digunakan pada pasien yang masih ingin untuk mempertahankan rahimnya.
Tata
Laksana
Uterine Artery Pemicuan nekrosis lebih dari 34% pada jaringan adenomiotik dengan kateter
transarterial
Embolization

Nekrosis dipicu dengan menurunkan aliran darah sehingga dapat mengurangi


ukuran uterus yang sebelumnya membesar.

Indikasi

Pada pasien yang tidak dapat menjalani histerektomi atau pasien


yang masih ingin mempertahankan fertilitasnya
Prognosis
Adenomiosis merupakan suatu penyakit yang
progresif selama masa reproduksi dan akan
mengalami regresi bila memasuki masa menopause.
Tidak mempunyai kecenderungan menjadi ganas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai