Infertilitas Pria
Andi Ammar R. A.
Pembimbing: dr. Wendy Rahman, SpU
Pendahuluan
2
Tipe ereksi :
Ereksi refleksogenik
Ereksi psikogenik
Ereksi nokturnal
4
2 • disfungsi ereksi,
• ejakulasi premature,
• ejakulasi retrograd (ER),
• hematospermia,
• priapismus,
• dan penyakit peyroni.
8
Disfungsi Ereksi
Ketidakmampuan yang menetap pada seorang pria untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup guna
melakukan aktifitas seksual yang memuaskan
Etiologi Disfungsi Ereksi
9
Inflamasi Prostatitis
Mekanis Penyakit peyroni
Psikogenik Ansietas, depresi, konflik rumah tangga, perasaan bersalah, dan norma agama
Oklusif Vaskuler Arteriogenik : hipertensi, rokok, hiperlipidemia, diabetes mellitus, penyakit pembuluh
darah perifer
Venogenik : kegagalan mekanisme veno-oklusif (karena perubahan anatomis dan
degeneratif)
Trauma Fraktur pelvis, cedera korda spinalis, trauma penis
Ekstra faktor Iatrogenik : pembedahan pada daerah pelvis, prostatektomi
Lain-lain : usia lanjut, gagal ginjal kronik, sirosis hepar, priapismus, aliran rendah
Neurogenik Kelainan pada otak : tumor, cedera otak, epilepsi, CVA, parkinson
Kelainan pada medula spinalis : tumor, cedera, tabes dorsalis
Kelainan pada saraf perifer : diabetes melitus dan defisiensi vitamin.
Metabolik Hipotiroid
Diagnosis Disfungsi Ereksi
International Index of Erectile Function-5 10
(IIEF-5)
11
Diagnosis Disfungsi Ereksi
12
Faktor Kelainan
neurologi vaskular
1. Kaversonografi / kavernosometri 13
Snap Gauge
Seutas pita dilingkarkan pada penis sebelum pasien berangkat tidur,
keesokan harinya dilihat perubahan panjang pita yang melingkar pada
penis dapat diamati.
Terapi Disfungsi Ereksi
• Medikamentosa : golongan penghambat enzim
Lini fosfodiesterase-5 (inhibitor PDE-5) sildenafil,
tadalafil dan vardenafil
pertama • alat vakum penis
DAMPAK PROGNOSIS
Komplikasi dari DE persisten dapat
disfungsi ereksi dapat menyebabkan gangguan
berupa stress atau hubungan antara suami
istri dan dapat
kecemasan, sebuah menyebabkan terjadinya
kehidupan seks yang depresi. DE yang
tidak memuaskan, persisten dapat
malu atau rendah diri, merupakan suatu gejala
perkawinan atau dari kondisi medis yang
hubungan masalah serius seperti diabetes,
penyakit jantung,
dan ketidakmampuan hipertensi, gangguan
untuk mendapatkan tidur, atau masalah
pasangan hamil sirkulasi.
18
Ejakulasi Prematur
salah satu disfungsi seksual laki-laki yang ditandai dengan
ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi sebelum atau
dalam waktu kurang lebih satu menit saat penetrasi penis ke
dalam vagina.
19
1.Farmakologi
2.Pemberian obat topikal
Behavioural berupa lidokain-prilokain
Manuver stop-start, yaitu (5%) dalam bentuk krim, jel
menghambat rasa akan ataupun semprot.
ejakulasi dengan cara 3.Pemberian Inhibitor
menghentikan dan memulai Selektif reuptake atau
lagi rangsangan seksual selective serotonin (5-HT)
secara berulang reuptake inhibitor (SSRI)
4.Pemberian Inhibitor
fosfodiesterase-5 (PDE-5)
22
• Tidak keluarnya cairan semen (dry ejaculate) dari meatus uretra eksternum
Hematospermia
didapatkannya darah pada semen.
Umumnya sebagian besar hematopsermia
merupakan kondisi benigna yang dapat sembuh
sendiri
Etiologi Hematospermia
Inflamasi & infeksi
• Prostatitis, seminal vesikulitis, uretritis,
epididimo-orkitis Obstruksi duktus & kista
• Batu pada vesikula seminalis, prostat, • Dilatasi vesikula seminalis,
uretra, buli-buli dan ureter kista duktus ejakulatorius,
• Penyakit menular seksual: gonoroika, obstruksi duktus ejakulatorius,
trikomoniasis, herpes, klamidia striktur uretra
• Tuberkulosis, skistosomiasis, virus
sitomegalo
• Divertikulus vesikula seminalis
Tumor
• Trauma iatrogenic: biopsi prostat,
• Benigna: kondiloma akuminata, BPH, tumor
injeksi prostat, vasektomi,
funikulus spermatikus, utrikulus prostatikus,
orkidektomi, sklero terapi hemoroid,
leiomyoma vesikula seminalis
trauma perineum, trauma genitalia
• Maligna: karsinoma vesikula seminalis,
atau trauma pelvis.
prostat, dan testius, sarcoma vesikula
• Faktor sistemik: hipertensi berat,
seminalis atau prostat, karsinoma
hemophilia, purpura von wilebrand,
intraduktus, karsinoma sekunder dari
leukimia, limfoma, sirosis hepar,
metastasi
amiloidosis vesikula seminalis
27
Diagnosis Hematospermia
28
Priapismus
Priapismus adalah ereksi penis yang berkepanjangan
tanpa diikuti dengan hasrat seksual dan sering
disertai dengan rasa nyeri
31
Priapismus sekunder
yang dapat disebabkan
Priapismus oleh kelainan
Etiologi primer atau pembekuan darah,
Priapismus idiopatik trauma para perineum
atau genitalia,
sebanyak 60%
gangguan neurogen,
penyakit keganasan,
pemakaian obat
tertentu, dan pasca
injeksi intrakavernosa
dengan zat vasoaktif.
32
Klasifikasi
Priapismus
33
Jalan pintas
(shunting) keluar
Aspirasi dan
dari korpora
Terapi irigasi
kavernosa
intrakavernosa
Priapismus Aspirasi darah Pintas korporo-
kavernosa glandular.
diindikasikan pada
Pintas korpora
pariapismus non
iskemik atau spongiosum
priapismus iskemik Pintas safeno-
yang masih baru kavernosum
saja terjadi
35
Terapi Peyroni
Penyakit peyroni adalah didapatkannya plaque atau indurasi
pada tunika albuginea korpus kavernosum penis sehingga
menyebabkan terjadinya angulasi (pembengkokan) batang
penis pada saat ereksi
Gambaran Klinis Penyakit Peyroni 36
Penyebab yang pasti dari penyakit ini belum diketahui. Secara histopatologi, plak yang ada
mirip dengan vaskulitis pada kontraktur dupuytren yang disebabkan oleh reaksi imunologik.
Hasil anamnesis pada pasien penyakit peyroni menyebutkan bahwa sebelumnya mereka
mengalami trauma pada penis yang berulang pada saat senggama.
Terapi Penyakit Peyroni
37
Konservatif
• Tamoxifen 20 mg dua kali sehari selama 6 minggu
• Nyeri yang berkepanjangan dapat diberikan vitamin
3 200 mg tiga kali sehari
• Obat yang dipakai berupa verapamil, interferon
Operasi
Indikasi operasi penyakit peyroni adalah deformitas
penis yang mengganggu senggama atau disfungsi
ereksi akibat peyroni.
38
Infertilitas Pria
Infertilitas adalah suatu keadaaan pasangan suami istri yang telah
kawin satu tahun atau lebih (2 tahun) dan telah melakukan
hubungan seksual secara teratur dan adekuat tanpa memakai
kontrasepsi tapi tidak memperoleh kehamilan atau keturunan.
39
a. Riwayat seksual:
Libido/potensi seksual, frekuensi senggama, dan penggunaan lubrikan pada saat
senggama
b. Riwayat penyakit dahulu:
- Penyakit sistemik (kencing manis, gangguan faal ginjal, faal liver, dan fungsi tiroid),
infeksi saluran kemih, mump (gondongen), sering menderita episode febris, trauma,
atau torsio testis
- Riwayat pemakaian obat-obatan dalam jangka lama : marijuana dan steroid
- Riwayat operasi: pasca herniorafi, orkidopeksi, dan pembedahan pada
retroperitoneal
- Pekerjaan dan kebiasaan: perokok, alkohol, terpapar oleh radiasi, dan pestisida
c. Riwayat reproduksi pasangannya (isteri).
Evaluasi dan Diagnosis Infertilitas Pria
41
d. Pemeriksaan Umum:
Fisik tubuh kekar, ginekomasti, galaktore, anosmia, atau penyenpitan lapangan
pandang (visualfield)
e. Pemeriksaan genitalia
Jaringan parut (bekas herniotomi atau bekas orkidopeksi / orkidektomi), keadaan
testis (jumlah, ukuran, dan konsistensinya), varikokel, epididimis atau vas deferens
menebal atau tak teraba, adanya hipospadi, atau penyempitan muara uretra
f. Colok dubur
Menilai pembesaran/nyeri pada prostat, keadaan vesikula seminalis, dan reflek
bulbokavernosus.
Evaluasi dan Diagnosis Infertilitas Pria
42
Evaluasi dan Diagnosis Infertilitas Pria
43
Pria
Tatalaksana Infertilitas Pria
45
Medikamentosa
• Pada hipogonadotropik-hipogonadismus
(hipogonadismus sekunder) dapat dicoba diberikan
LH
• Pada pemeriksaan imunologik dapat dicoba
dengan pemberian kortikosteroid
• Untuk mengurangi aliran retrograd semen, dapat
dicoba diberikan golongan adrenergik alfa atau
trisiklik antidepresan (imipramin)
Tatalaksana Infertilitas Pria
46
Pembedahan
• Adenomektomi hipofisis pada adenoma hipofisis.
• Varikokel yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
pada spermatogonium dilakukan operasi vasoligasi tinggi
atau varikokelektomi.
• Jika terdapat penyumbatan pada vas deferens karena
infeksi atau setelah menjalani vasektomi dilakukan
penyambungan kembali vas deferens atau vaso-
vasostomi, Penyumbatan pada duktus ejakulatorius
dilakukan reseksi transuretral.
• Penyumbatan pada duktus ejakulatorius dilakukan reseksi
transuretral.
Teknik Reproduksi Artifisial 47
Thanks!
Terima Kasih