PENDENGARAN
Oleh
Rahadian Guna Pambudi
Pembimbing
dr. Ismelia Fadlan, Sp. THT-KL
30% pekerja
Eropa terpapar
kebisingan 11% 19% terpapar
14% bekerja di
selama menghirup uap asap rokok,
Tahun 2005 bagian zat
seperempat seperti pelarut asap, bubuk,
kimia
waktu di dan pengencer atau debu
lingkungan
kerja
• Bergstr ¨om dan Nystr¨om (1986) mempublikasikan hasil seminalnya selama 20
tahun studi longitudinal dilakukan dengan 319 karyawan Swedia dari berbagai
sektor industri2. Temuannya menunjukkan bahwa sebagian besar (23%) dari
karyawan yang bekerja di divisi kimia menderita gangguan pendengaran,
meskipun paparan mereka terhadap kebisingan lebih rendah daripada divisi lain
Artikel ini menjelaskan yang berikut :
• Adanya faktor perancu (obat ototoxic, tembakau, konsumsi alkohol, penuaan, dan
eksposur di luar tempat kerja);
• Fakta bahwa paparan bahan kimia yang digunakan dalam penelitian eksperimental
secara kualitatif berbeda dari keadaan pekerjaan dilapangan.
Obat-obat Ototoksik
1. Aminoglikosida
Dapat menembus sawar
Angka kejadian
Digunakan sebagai darah labirin dan menetap
gangguan di perilymph dan sel
terapi bakteri gram rambut koklea (sensitif
pendengaran beberapa terhadap AB) ± 3 bulan dan
negatif meningkatkan sensitifitas
persen- 33% persen sel rambut koklea
• Ototoksisitas yang diinduksi oleh derivat platinum ditandai dengan hilangnya sel-
sel rambut koklear dan sel-sel ganglion spiral dan degenerasi stria vascularis
• Eksaserbasi pada cisplatin terjadi bila terdapat paparan kebisingan yang telah diuji
coba pada hewan
3. Loop Diuretic
• Analisis pada 9396 audiogram yang dikumpulkan oleh Quebec National Public
Health Institute antara tahun 1983 dan 1996 menunjukkan ambang pendengaran
pada kelompok pekerja dalam lingkungan bising dengan paparan karbon
monoksida jauh lebih tinggi pada frekuensi tinggi (3, 4 dan 6 kHz)
• 3. Timbal dan Merkuri
Beberapa penelitian pada pekerja yang terpajan timbal menunjukkan
bahwa timbal memiliki efek ototoxic melalui suatu mekanisme
neurotoksik dan merkuri juga terbukti menginduksi gangguan
pendengaran baik pada hewan laboratorium (methyl mercury chloride
dan mercuric sulfide) ataupun manusia.
• 4. Asap Rokok
• Tidak terbukti dapat mengganggu pendengaran secara langsung
• Selain itu, pada usia muda, subjek memiliki lebih banyak sel rambut koklear
daripada diperlukan sehingga dapat digunakan untuk memastikan pendengaran
tetap normal walaupun terjadi paparan.
• Oleh karena itu, efek zat zat ototoksik pada populasi yang terpapar tidak dapat
sepenuhnya ditentukan oleh audiologi nada murni (PTA) saja.
• Paparan suara bising atau keracunan kimia dapat memperburuk gangguan
pendengaran dan menyebabkan presbikusis dini, karena kelelahan kompensasi
sistem pendengaran.
• Dengan demikian, untuk orang yang terkena bahan kimia ototoxic atau ditambah
dengan paparan suara adalah penting untuk menggunakan tes yang mengevaluasi
sistem pendengaran secara lebih komprehensif, dari koklea ke jalur pendengaran
yang lebih tinggi. Tes-tes ini dapat membantu membedakan antara efek suara dan
ototoxicants (atau gabungan) saat mendengar.
• PTA harus dilengkapi dengan alat pencegahan tambahan seperti Distortion
Product Otoacoustic Emissions (DPOAEs).
• Inklusi DPOAEs dalam deretan tes untuk menilai pendengaran akan memfasilitasi
perbedaan antara gangguan pendengaran sensorik dan saraf. Dengan
menggabungkan pengukuran DPOAE dengan stimulasi akustik kontra-lateral,
saluran refleks stapedial dapat diukur.
• Oleh karena itu, dari sisi keselamatan, akan lebih efisien untuk mengumpulkan
dan mengukur penampilan baik di telinga tengah maupun di telinga bagian dalam.
• Salah satu contoh adalah Echo Scan, yang dapat memberikan pengukuran yang
sensitif, obyektif, cepat, dan dapat diandalkan baik pertunjukan telinga bagian
dalam maupun tengah, baik pria maupun wanita dan dari segi usia.
• Jika penggunaan alat pelindung diri diperlukan, harus dipakai sesuai petunjuk
Kesimpulan
• Risiko yang dihadapi oleh pekerja yang terpapar bahan kimia atau bahan kimia
dan kebisingan adalah nyata, dan data yang diperoleh dari hewan percobaan tidak
boleh diabaikan. Hari ini, pengetahuan ilmiah yang kami dapatkan cukup kuat
untuk merekomendasikan setidaknya langkah-langkah pencegahan untuk
digunakan dalam lingkungan kerja tempat para pekerja terpapar bahan kimia
Rekomendasi
• The U.S. Army Center for Health Promotion and Preventive Medicine juga
mengeluarkan rekomendasi untuk mempertimbangkan paparan zat ototoksik untuk
dimasukkan dalam program konservasi pendengaran dan untuk menyediakan
audiogram tahunan untuk pekerja yang terpapar bahan kimia ini, khususnya dalam
kombinasi dengan kebisingan marginal
• Tes untuk ototoksisitas harus distandarisasi dan dimasukkan ke dalam guideline
nasional, atau bahkan internasional. Lebih lanjut, frekuensi pemantauan medik
sebaiknnya dipertimbangkan untuk pekerja yang terpapar bahan ototoksik terlepas
dari tingkat paparan bising dan hasil cek kesehatan pekerja sebaiknya di catat
untuk mengetahui adanya perubahan kesehatann individu dan kelompok lebih
awal.
• Idealnya, setelah rawat inap dan sebelum kembali bekerja, karyawan
harus diwawancarai oleh seorang dokter okupasi dan obat yang
berpotensi ototoxic diberikan sebagai bagian dari pengobatan harus
dicatat.
THANKS