Anda di halaman 1dari 7

MENGENAL MIMPI BASAH DAN

REPRODUKSI PRIA

Mimpi Basah

Mimpi basah atau emisi nokturnal (bahasa Inggris: nocturnal orgasm) adalah
pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering
dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai menjadi tanda bahwa ia telah memasuki
masa pubertas. Hal ini bisa dipicu mimpi yang erotis maupun tidak, tergantung dari yang
mengalami mimpi itu sendiri (khususnya bila ia seorang pria dewasa). Pengeluaran ini dapat
terjadi tanpa disertai ereksi atau ejakulasi Mimpi basah akan terjadi pada cowok berumur 9-
14 tahun,umumnya terjadi secara periodik berkisar sekitar 2-3 minggu sekali. Semakin
bertambahnya umur maka mimpi basah ini semakin jarang dialami.
Mimpi basah tergantung dari respons fisik orang yang mengalami mimpi tadi.
Peristiwa ini adalah mekanisme yang alami akibat vesikula seminalis(kantong sperma) telah
penuh dengan sperma yang dihasilkan oleh testis. Akibatnya kantong sperma yang telah
penuh tidak bisa menampung lagi, dan akhirnya dikeluarkan melalui penis pada saat seorang
laki laki mengalami mimpi basah.

Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria


Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi
eksternal. Organ reproduksi internal meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar Cowper) yang mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan
pergerakan sperma. Sedangkan organ reproduksi eksternal meliputi penis dan skortum.
organ reproduksi pria tampak dari samping

Testis
Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval terletak
dalam skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam
skrotum 2oC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-
saluran tubulus seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel
penghasil hormone testosterone) yang tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus
seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan
epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).

Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar
permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma.
Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.

Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung
salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).

Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya
mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis).
Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus
(lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan
hormon prostagladin.

Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan
uretra.

Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang
keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.

Kelenjar prostat.
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara
langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim
antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).

Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.


Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan
getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir
urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.

Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena
dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu
buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama
penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan
kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan
pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh
oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi
sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.

penampang lintang penis


Skrotum (kantung pelir)
Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Antara kantung sebelah
kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan berkerut.

Spermatogenesis
atau pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Dua
sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan epithelium germinal, sel-selnya
berdeferensiasi menjadi spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.

penampang lintang tubulus seminiferus

Spermatogonia terus-menerus memperbanyak diri dengan membelah secara mitosis.


Spermatogonium (tunggal) mengandung kromosom diploid (2n) atau mengandung 23 pasang
kromosom. Setelah berulangkali membelah akhirnya berubah menjadi spermatosit primer
yang masih diploid.

Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis 1) menjadi 2
buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah kromosom. Spermatosit
sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.

Spermatid merupakan calon sperma, belum mempunyai ekor dan mengandung kromosom
haploid. Ketika pertama kali terbentuk; spermatid memiliki bentuk seperti sel epithelium.
Namun setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi sperma yang
memiliki kepala dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi

Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang secara perlahan-lahan didorong ke


arah tengah tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma mendapatkan
motilitasnya (kemampuan bergerak).
Di antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus terdapat
sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur proses spermatogenesis.

spermatogenesis dalam tubulus seminiferus

Disfungsi seksual
Disfungsi seksual adalah istilah yang dikenal sebagai gangguan seksual. Disfungsi
seksual pada pria adalah semua gangguan yang bisa menyebabkan penurunan fungsi seksual
pada pria. Gangguan fungsi seksual ini bisa terjadi pada satu atau lebih siklus respon seksual.
Pada pria, menurut Master and Johnson, respon seksual lebih bersifat linier, yaitu exitasi,
plateu, orgasme dan resolusi. Salah satu saja dari keempat respon seksual tersebut mengalami
hambatan akan dapat menimbulkan disfungsi seksual pada pria. Walaupun masalah atau
disfungsi seksual pada perempuan lebih sering terjadi, namun tidak sedikit pria yang
mengalaminya dan kebanyakan tidak terungkap. Padahal sebagian besar disfungsi seksual
pada pria sangat mudah disembuhkan apabila dilakukan konsultasi kepada ahlinya. Adanya
mitor-mitos tentang keperkasaan pria menyebabkan para pria yang mengalami disfungsi
seksual kemudian mengambil jalan pintas tanpa terlebih dahulu mengetahui apa penyebab
masalahnya.

Penyebab disfungsi seksual pada pria


Hampir sama dengan perempuan, penyebab disfungsi seksual pada pria bisa
disebabkan oleh gangguan fisiologis atau psikologis. Penyebab fisiologis misalnya
dikarenakan adanya masalah kesehatan secara umum yang juga bisa menyebabkan gangguan
fungsi seksual. Misalnya diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan
neurologis, ketidakseimbangan hormon, dan berbagai macam penyakit kronis lain misalnya
gagal ginjal, penyakit hati, alkohlisme dan penyalahgunaan napza jangka panjang. Penyebab
psikologis termasuk diantaranya adalah depresi, stress, kecemasan, kegalauan terhadap
vitalitas seksual, permasalahan rumah tangga, masalah relasi, perasaan bersalah, dan juga
karena masalah trauma seksual di masa lampau.
Baik pria maupun perempuan dapat mengalami disfungsi seksual. Gangguan ini juga
bisa terjadi pada usia berapapun setelah akil baliq. Umumnya mereka yang sering terkena
gangguan ini adalah pada usia-usia tua (geriatri), dan dihubungkan dengan menurunnya
fungsi fisiologis tubuh dikarenakan pengarug penuaan. Pada pria berbeda dengan pada
perempuan. Perempuan akan mengalami menopause, dimana terjadi penurunan fungsi
reproduksi namun tidak terjadi penurunan fungsi seksual. Sedangkan pada pria dapat terjadi
andropause, dimana terjadi penurunan fungsi seksual namun tidak terjadi penurunan fungsi
reproduksi. Penurunan fungsi seksual yang paling sering terjadi pada pria adalah gangguan
ejakulasi, disfungsi ereksi dan gangguan libido.

Gangguan ejakulasi
Ada beberapa jenis gangguan ejakulasi, yaitu :
 Ejakulasi dini atau disebut dengan premature ejaculation. Gangguan ini dikenal secara
umum untuk semua keluhan ejakulasi yang terjadi sebelum atau segera setelah
penetrasi. Ini merupakan bentuk paling umum dari disfungsi seksual pada pria.
Umumnya disebabkan karena faktor psikologis atau kurangnya pengalaman seksual
seseorang.
 Ejakulasi terhambat atau disebut retarded ejaculation. Ini merupakan kebalikan dari
ejakulasi dini, dimana ejakulasi terjadi untuk waktu yang sangat lama atau tidak terjadi
sama sekali. Ini bentuk yang kurang umum terjadi. Beberapa obat-obatan anti depresan
dapat menyebabkan gangguan ini. Trauma pada tulang belakang juga menyebabkan
berkurang atau hilangnya respon rangsangan pada daerah seksual pria sehingga
menyebabkan ejakulasi yang terhambat.
 Ejakulasi retrogade adalah kelainan ejakulasi dimana sperma yang seharusnya
terpancar keluar melalui urethra namun malah berbalik menuju ke kandung kemih.
Sehingga pada pria yang mengalami keluhan ini biasanya disertai dengan gangguan
infertilitas. Gangguan ini sangat umum terjadi pada pria-pria dengan diabetes yang
mengalami neuropati diabetik. Gangguan persarafan ini menyebabkan
ketidakmampuan saraf-saraf pada kandung kemih untuk berespon terhadap siklus
seksual. Selain diabetes, gangguan ini juga bisa disebabkan karena penggunaan obat-
obatan anti depresan tertentu.
Pada sebagian besar kasus, ejakulasi dini atau ejakulasi terhambat umumnya disebabkan
oleh faktor psikologis, misalnya pandangan tentang seks yang kaku, kurangnya daya tarik
terhadap pasangan dan pasca traumatik. Sedangkan retrogade ejaculation umumnya
disebabkan karena gangguan fisik.

Disfungsi Ereksi
Gangguan ini kemudian dikenal sebagai impotensi. Disfungsi ereksi didefinisikan
sebagai ketidakmampuan untuk bisa atau mempertahankan ereksinya sehingga dengan
ketidakmampuannya tersebut menjadi tidak dapat melakukan penetrasi secara terus menerus
dalam jangka waktu minimal tiga bulan. Penyebab disfungsi ereksi berbagai macam,
termasuk diantaranya menurunnya aliran darah ke pembuluh darah penis (misalnya
atherosclerosis), gangguan persarafan, gangguan psikologis, stress, depresi, kecemasan,
kegalauan seksual dan trauma pada penis. Berbagai macam penyakit kronis juga bisa
menimbulkan gangguan ini, termasuk juga penggunaan atau penyalahgunaan napza jangka
panjang. Disfungsi ereksi merupakan indikator kesehatan secara umum karena umumnya
disfungsi ereksi berhubungan dengan endethelial dysfunction atau gangguan dinding kapiler
pembuluh darah. Ada beberapa penelitian yang mengkaitkan hubungan antara mumculnya
nyeri dada dan disfungsi ereksi. Seseorang dengan nyeri dada yang berhubungan dengan
gangguan jantung umumnya akan berlanjut dengan disfungsi ereksi.

Gangguan Libido
Gangguan ini didefinisikan sebagai penurunnya hasrat atau keinginan untuk
berhubungan seksual dan terlibat dalam setiap aktifitas seksual apapun. Gangguan ini bisa
disebabkan oleh karena gangguan fisik dan psikis. Secara fisik, penurunan libido bisa
disebabkan karena rendahnya hormon testosteron. Sedangkan penyebab psikis biasanya
dikarenakan kecemasan dan depresi. Beberapa penyakit kronis juiga mampu menurunkan
libido, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi. Hubungan pernikahan dan relasi pasangan
yang buruk juga dapat meningkatkan risiko gangguan libido pada pria.

Anda mungkin juga menyukai