Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Tapak Suci. Makalah ini disusun untuk
melengkapi salah satu tugas pendidikan pancasila, sesuai dengan ketentuan yang telah
diberikan oleh dosen pengajar. Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
menjadi warga negara yang bertanggung jawab dalam kehidupan bernegara, serta memahami
mengenai ilmu bela diri berbasis Tapak Suci.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca, mohon maaf apabila
terdapat kekurangan penyusunan makalah ini, sebelumnya saya ucapkan terimakasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Tujuan ................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Tapak Suci................................................................................................4
B. Lahirnya Tapak Suci..............................................................................................6
C. Arti Lambang Tapak Suci.....................................................................................7
D. Kategori Tingkatan................................................................................................7
E. Jurus.......................................................................................................................9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu beladiri telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia, bahkan berpuluh - puluh
tahun sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang kita telah mampu meletakkan dasar -
dasar keilmuan beladiri. Sebagai warisan budaya bangsa ilmu beladiri akhirnya
berkembang pesat.
Pada dasarnya, ilmu beladiri terdiri dari dua macam aliran, yaitu :
1. Ilmu beladiri bardasarkan akal sehat (rasional)
2. Ilmu beladiri berdasarkan rasa (emosi)
Akal berfungsi sebagai wadah penghimpun ilmu Allah yang tidak terbatas, bahkan
semakin lama semakin dapat dikembangkan. Ilmu adalah penemuan yang tidak
diragukan lagi kebenarannya, dan ditemukan melalui proses uji coba. Ilmu beladiri
adalah ilmu untuk kesejahteraan dunia dan akhirat yang berdasarkan prinsip -prinsip
beladiri, yaitu membela diri sendiri, dan bila mampu juga dapat membela orang lain.
Sedangkan rasa (emosi) jika tidak dikendalikan dapat mematikan akal, sehingga kegiatan
yang hanya berdasarkan rasa belaka, semata - mata hanya akan mengumbar nafsu dan
emosi manusia.
B. Tujuan
1. Mendidik serta membina ketangkasan dan ketrampilan pencak silat sebagai bela
diri, seni olahraga, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Memelihara dan mengembangkan kemurnian pencak silat aliran TAPAK SUCI
sebagai budaya bangsayang luhur dan bermoral, sesuai dan tidak menyimpang
dari ajaran islam serta bersih dari syirik dan menyesatkan.
3. Mendidik dan membinaanggota untuk menjadi manusia yang dapat mengamalkan
dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dalam usaha mempertinggi ketahanan
nasional.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Sikap mental dsan gerak langkah anak murid harus merupakan tindak tanduk
kesucian
4. Paguron ini memilikai landasan agama dan kebangsaan yang kuat, dan
menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik (menyekutukan Allah)
serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.
Perguruan Cikauman banyak melahirkan pendekar-pendekar yang tangguh,
seperti M.Djuraini pada generasi pertama. Dari perguruan cikauman ini pula
kemudian lahir paguron Seranoman (Kauman sebelah utara), yang didirikan oleh
M.Syamsuddin pada generasi ke dua. Pada generasi ke tiga tampil M.Zahid pendekar
yang dikenal cemerlang akalnya. Generasi berikutnya tercatat Moh.Djamiat Dalhar
yang tidak asing lagi di dunia olahraga Indonesia sebagai macan bola yang belum ada
tandingannya. Pada generasi ini juga tampil Wasthon Sudjak dan M.Bakir Odrus.
Pada generasi ke lima ibu pertiwi mencatat dua puluh nama murid, di bawah
pimpinan KH.Burhan yang semuanya adalah anggota laskar angkatan perang sabil
(APS), yang gugur sebagai kusuma bangsa ketika perlawanan senjata melawan
Belanda di belahan barat Yogyakarta. Kelak untuk mewarisi jiwa patriotik itu, tapak
suci membentuk kelompok inti yang terdiri dari dua puluh orang anggota yang diberi
nama KOSEGU (Korps Serba Guna). Untuk pertama kali KOSEGU secara aktif
membantu penumpasan gerakan komunis sekitar tahun enam puluhan di Yogyakarta.
Paguron Cikauman yang dilanjutkan dengan paguron Seranoman kemudian
melahirkan paguron KOSEGU yang dididrikan oleh M.Barie Irsjad pada generasi ke
enam. Sekalipun melahirkan paguron-paguron yang namanya berbeda, namun
kesemua paguron berakar pada aliran pencak silat yang sama yaitu, aliran kauman-
banjaran, di samping kenyataan bahwa M.Barie Irsjad (Paguron Kosegu) memang
berasal dari murid seranoman dan juga memang sebagai murid Cikauman.
Pada era paguron Kosegu inilah atau tepatnya pada bulan Januari 1963 muncul
gagasan untuk merealisasikan rencana mendirikan suatu perguruan yang melebur
serta melanjutkan serta melanjutkan paguron-paguron yang sealiran itu, yaitu satu
paguron yang berorientasi lebih luas, diorganisir dengan AD & ART, dengan materi
latihan tersusun, teratur dan memakai seragam. Gagasan ini disampaikan kepada
pendekar M.Wahib yang kemudian menyatakan bersedia untuk menilai ilmu yang
akan diajarkan. Dari dasar kemudian mincul suatu wadah yang menyatukan sehingga
tidak selalu melahirkan paguron yang baru, pendekar besar A.Dimyati dan M.Wahib
5
merestui bahwa perguruan TAPAK SUCI adalah sebagai kelangsungan dari paguron
kauman yang didirikan pada tahun 1925dan berpusat di kauman, Yogyakarta.
Pada tahun 1963, murid-mirid dari masing-masing dari paguron inilah yang
bahu membahu mempersiapkan kelahiran TAPAK SUCI. Paguron TAPAK SUCI
merupakan amanat dari pendekar-pendekar Cikauman(kauman-banjaran) kepada
generasi penerus bangasa untuk dipelihara, dibina, dan dikembangkan dengan sebaik-
baiknya pada jalan kebenaran.Untuk merealisasikan rencana pendirian perguruan ini
pendekar M.Wahib mengutus tiga orang muridnya, yaitu: Ahmad Djakfar, Slamet,
dan M.Dalhar Suardi. Kemudian M.Syamsuddin mengirim dua orang muridnya yaitu
M.Zundar Wiesman dan Anis Susanto. Sedang murid yang berasal dari KOSEGU
antara lain, Drs.Irfan Hadjam, M.Djakfar kusuma, Sobri Ahmad, dan M.Rustam.
Keseluruhannya ini merupakan murid-murid pada generasi ke tujuh yang berperan
ketika TAPAK SUCI didirikan dan mulai berlatih pada tahun 1957. Berdasarkan
pernyataan tersebut menghasilkan gagasan untuk merealisasikan perguruan yang
menyatukan murid-murid dari ketiga perguruan tersebut menjadi organisasi yang
lebih besar, perguruan yang lebih kuat dan terorganisir, serta menjadi gerakan yang
mendunia.
D. Kategori Tingkatan
Pada perguruan Tapak Suci terdapat tingkatan-tingkatan yang harus dilalui
untuk mencapai jenjang pendidikan paling tinggi. Setiap tingkatan mempunyai lama
waktu pendidikan yang berbeda-beda. Perbedaab tingkat ditunjukkan melalui atribut
7
sabuk yang diknakan ketika memakai seragam tapak suci. Adapun secara umum
tingkatan Tapak Suci dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Siswa
2. Kader
3. Pendekar
Siswa merupakan tingkatan paling bawah di dalam jenjang pendidikan Tapak
Suci. Untuk naik ke tingkat selanjutnya, siswa diharuskan menjalani masa pelatihan
selama kurang lebih 6 bulan. Di akhir masa pelatihan akan diadakan ujian kenaikan
tingkat atau biasa disebut UKT. Setiap kenaikan tingkat ditandai dengan penambahan
jumlah bunga melati pada sabuk.
I. Pada tingkat siswa, atribut sabuk yang digunakan memiliki bentuk sebagai
berikut:
1. Warna dasar adalah kuning medium
2. Warna dasar tanda tingkat adalah kuning
3. Warna melati adalah coklat
4. Warna putik (bagian tenga melati) adalah kuning
II. Adapun tingkatan-tingkatan pada jenjang siswa dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Siswa dasar memakai sabuk kuning
2. Siswa satu memakai sabuk kuning dan melati satu
3. Siswa dua memakai sabuk kuning dan melati dua
4. Siswa tiga memakai sabuk kuning dan melati tiga
5. Siswa empat memakai sabuk kuning dan melati empat
Kader, merupakan jenjang pendidikan yang berada di tingkat kedua setelah
jenjang dasar atau siswa. Pada jenjang ini kenaikan tingkat akan bisa diraih jika telah
menempuh masa pelatihan minimal 1 tahun untuk setiap tingkatnya. Dimana terdapat
5 tingkat yang harus ditempuh untuk dapat lulus dari jenjang kader.
I. Bentuk dan ciri-ciri sabuk kader adalah sebagai berikut:
1. Warna dasar sabuk adalah biru
2. Warna dasar tanda tingkat adalah biru
3. Warna melati adalah merah (biasa juga disebut mawar)
4. Warna putik adalah kuning
II. Adapun tingkatan pada jenjang kader diabagi menajdi 5, yaitu:
1. Kader dasar (K.Dsr) memakai sabuk biru
2. Kader muda (K.Ma) memakai sabuk biru dan melatimerah satu
8
3. Kader madya (K.Mdy) memakai sabuk biru dan melati maerah dua
4. Kader kepala (K.Ka) memakai sabuk biru dan melati merah tiga
5. Kader utama (K.Ua) memakai sabuk biru dan melati merah empat
E. Jurus
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas Tapak Suci pada awalnya diberi nama
dengan nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada
tahun 1963, jurus-jurus itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar
penamaan ini agar senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan
segala mahluk. Selain itu hal ini mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang
9
kosong akan sama halnya dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri
dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan
Akhlak.
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam Tapak Suci, yaitu:
1. Jurus Mawar
2. Jurus Katak
3. Jurus Naga
4. Jurus Ikan
5. Jurus Lembu
6. Jurus Rajawali
7. Jurus Merpati
8. Jurus Harimau
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun
Bersenjata, baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini
memiliki Sikap Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan
jurus.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dasar keilmuan Tapak Suci sudah jelas adanya, yaitu tidak akan lepas dari sifat
manusia sebagai kalifatullah di bumi, serta yang tidak pernah lepas dari Al-Qur'an dan Sunah
Rasul. Dengan kenyataan tersebut sumber keilmuan Tapak Suci lebih dititik beratkan kepada
pengertian manusia sebagaimana pengertian yang dikandung Al-Qur'an serta tanggung
jawabnya sebagai hamba Nya untuk selalu beramar ma'ruf dan bernahi mungkar, serta
menjauhkan dirinya dari perbuatan syirik yang tercela. Dan pada hakekatnya beladiri Tapak
Suci adalah beladiri yang didasari pada penggunaan kecepatan, ketangkasan, Rasio, Iman
serta Ketakwaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Deny Rochman, Jimat Kekuatan Tapak Suci, Makalah Al Islam disampaikan dalam Ujian
Kenaikan Tingkat (UKT) siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kab. Cirebon di SMK
Farmasi Muhammadiyah 1 Cirebon pada Selasa-Rabu, 8-9 Maret 2016.
M. Barie Irsyad, Keilmuan Seni Beladiri Tapak Suci Sebuah Tinjauan Singkat, makalah
disampaikan pada acara Sarasehan Tapak Suci, 13 Agustus 1991 di Gedung Bina Manggala -
Yogyakarta
12