Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Salah satu kebutuhan paling dasar manusia ialah keamanan dan kesejahteraan. Agar dapat
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan
sarana, diantaranya ciptaan manusia yang menyangkut tentang kebutuhan keamanan, yakni cara
dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG), salah satunya adalah jurus dan senjata. Jurus adalah teknik gerak fisik
berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa ataupun dengan senjata.
Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang
disesuaikan dengan anatomi manusia yang kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan
perkembangan budaya manusia, sama halnya dengan senjata yang digunakan.
Agar mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan
berbagai cara dan sarana, diantaranya dengan mengembangkan jurus menjadi bentuk seni dan
olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan bagi hidup mereka. Salah satu bentuk
pengembangan seni jurus tersebut ialah pencak silat.
Silat atau Pencak Silat, yaitu berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri.
Sementara itu ada pendapat lain yang mengatakan bahwa silat adalah bergerak cepat untuk
melumpuhkan lawan. Pada umumnya silat mengandalkan kecepatan gerak dalam melawan
musuh.Menurut Asikin, Pencak silat kini telah berkembang pesat, tidak hanya menjadi jawara di
negeri sendiri melainkan sudah ke mancanegara. Pencak Silat sebagai ilmu pengetahuan yang
merupakan permainan rakyat asli di Indonesia yang dipengaruhi oleh kodrat Illahi dan budaya
daerah yang menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.1Pencak Silat sebagai bagian dari
kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia, dengan
aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh
bangsa Indonesia. Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisi serta Pencak Silat kita kenal
dengan wujud dan corak yang beraneka ragam. Dengan demikian, PencakSilat merupakan unsur-
unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun
bahkan Pencak Silat ini sudah membudaya ke Mancanegara. Di tatar Sunda keberadaan Pencak
Silat tumbuh pesat bersamaan dengan persebaran pendudukdi berbagai daerah. Hal ini ditandai
dengan munculnya perguruan perguruan yang khusus membina dan mengajarkan seni Pencak
Silat atau seni beladiri.

1
B.     Rumusan Masalah (5W+1H)
1. Apa yang dimaksud dengan Pencak silat / Persilatan Cimande dan apa tujuannya ?
2. Siapa Penemu dan pencipta Persilatan Cimande pertama kali ?
3. Kapan Pertama kali Persilatan Cimande diperkenalkan ?
4. Dimana Persilatan Cimande disebarkan?
5. Mengapa Persilatan Cimande begitu dikenal masyarakat ?
6. Bagaimana upaya kita ikut serta dalam melestarikan Persilatan Cimande ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian pencak silat dan Persilatan Cimande


Pencak silat adalah olahraga berkelahi yang menggunakan teknik pertahanan diri. Pencak
silat merupakan seni bela diri Asia yang berawal dari budaya Melayu. Olahraga bela diri ini
secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, namun juga dapat ditemukan
dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di
Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini
Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia),
sedangkan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa) adalah nama organisasi yang
dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasi-
federasi pencak silat di berbagai negara. Di dunia internasional, pencak silat menjadi istilah
resmi sejak dibentuknya Persilat di Jakarta pada tahun 1980.
Suatu seminar mengenai pencak silat pernah diadakan oleh pemerintah pada tahun 1973 di Tugu,
Bogor. Dalam seminar ini dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bangsa
Indonesia dengan nama "pencak silat" yang merupakan kata majemuk, karena tidak semua
daerah di Indonesia menggunakan istilah pencak silat di masa lalu. Di beberapa daerah di Jawa
digunakan nama pencak, sedangkan di Sumatera orang menyebutnya dengan silat. Pencak
dan silat merupakan kata yang berbeda. Kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus,
begitu pula dengan kata silat. Pencak berarti gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan,
dan digunakan dalam belajar, latihan, serta pertunjukan. Silat berarti gerak bela diri yang
sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama, menghindarkan diri dari bencana. Istilah pencak silat mengandung unsur-
unsur olahraga, seni, bela diri, dan kebatinan. Menurut IPSI bersama BAKIN pada tahun 1975,
pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan
eksistensi (kemandirian) dan integritasnya terhadap lingkungan hidup atau alam sekitarnya untuk
mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pencak silat Cimande adalah jenis pencak silat yang mengandalkan tangan kosong untuk
membela diri. Dalam arti, gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pendekar menjadi gerakan
yang mengeksploitasi anggota tubuh manusia sebagai anugerah Tuhan.
Ada juga jurus atau gerakan yang menggunakan tongkat, itu lebih dimaksudkan sebagai
simbol pengakuan: tubuh manusia, khususnya kedua tangan tetap saja memiliki berbagai
keterbatasan. Selain membentuk kekuatan fisik, silat Cimande juga membentuk kekuatan batin
dengan meningkatkan rasa kepercayaan diri dan menimbulkan kerendahan hati. Sebenarnya,
makna yang terkandung dalam ilmu silat Cimande adalah penjabaran dari sebuah filosofi yang
menuturkan bahwa di atas langit masih ada lagi langit lain yang lebih tinggi. Di atas puncak

3
gunung, ada puncak gunung yang lebih tinggi. Sehebat apapun manusia, pasti ada manusia lain
yang lebih hebat dan kuat. Dengan dasar filosofi itulah ajaran silat Cimande menuntun seseorang
menjauhkan diri dari sifat kesombongan.

Tujuan Persilatan/Silat Cimande :


1) Terwujudnya kesadaran yang mendalam tentang jiwa pencak silat Cimande sehingga dapat
mengamalkan secara konsekuen. Sebagai insan hamba Allah, sebagai insan Sosial Budaya,
sebagai insan pencak silat Cimande, dan sebagai insan Warga Negara Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2) Terwujudnya keluarga besar pencak silat Cimande yang taat dan saleh dalam melaksanakan
ibadah sesuai dengan agama yang diyakini masing-masing.
3) Terwujudnya pembinaan tradisi, adat istiadat dan ajaran yang mempunyai nilai-nilai luhur
yang selaras dengan kehidupan dan tata kehidupan pancasila dan UUD 1945.
4) Terwujudnya sikap dan prilaku hidup serta amal perbuatan keluarga besar pencak silat
Cimande yang berpedoman pada Taleq.
5) Terwujudnya dan terpeliharanya identitas anggota keluarga besar pencak silat Cimande
dimana saja mereka berada.

2. Penemu dan Pencipta Persilatan/silat Cimande


Awalnya silat Cimande dipopulerkan oleh Abah Kahir. Dialah yang pertama kali
menciptakan aliran Cimande. Lelaki yang hidup sekitar abad ke-17 dan tinggal di tepian sungai
Cimande, Bogor, Jabar ini, menurut cerita, menciptakan jurus berdasarkan gerakan seekor
monyet dan harimau.
Abah Khaer diceritakan sebagai murid dari Abah Buyut, masalahnya dalam budaya
Sunda istilah Buyut dipakai sebagaimana "leluhur" dalam Bahasa Indonesia. Jadi Abah Buyut
sendiri merupakan sebuah misteri terpisah, darimana dia belajar Maenpo ini, apakah hasil
perenungan sendiri atau ada yang mengajari? Yang pasti, di desa tersebut, tepatnya di Tanah
Sareal terletak makam leluhur Maenpo Cimande yaitu Abah Buyut, Abah Rangga, Abah Khaer,
dan lain-lain.
Abah Khaer awalnya berprofesi sebagai pedagang (kuda dan lainnya), sehingga sering
bepergian ke beberapa daerah, terutama Batavia. Saat itu perjalanan Bogor-Batavia tidak
semudah sekarang, bukan hanya perampok, tetapi juga Harimau, Macan Tutul dan Macan
Kumbang. Tantangan alam seperti itulah yang turut membentuk beladiri yang dikuasai Abah
Khaer ini. Disamping itu, di Batavia Abah Khaer berkawan dan saling bertukar jurus dengan
beberapa pendekar dari Cina dan juga dari Sumatera. Dengan kualitas basic beladirinya yang
matang dari Guru yang benar (Abah Buyut), juga tempaan dari tantangan alam dan keterbukaan
menerima kelebihan dan masukan orang lain, secara tidak sadar Abah Khaer sudah membentuk
sebuah aliran yang dahsyat dan juga mengangkat namanya.

4
3. Pertamakali Persilatan cimande diperkenalkan
Pada pertengahan abad ke XVIII (kira-kira tahun 1760), Mbah Kahir pertama kali
memperkenalkan kepada murid-muridnya jurus silat. Oleh karena itu, ia dianggap sebagai Guru
pertama silat Cimande. Pahlawan Betawi yaitu Si Pitung dipercaya juga berasal dari aliran
perguruan silat ini. Mbah Khair juga memiliki murid bernama Mbah Datuk dan Mbah Jago dari
Sumatera Barat. Kemudian keduanya menyebarkan silat Cimande di tempat mereka berasal,
sehingga bisa dikatakan bahwa Pencak Silat Cimande adalah saudara tua dari pencak silat,
termasuk Silek Minang yang berasal dari Sumatera Barat.

4. Tempat dimana Persilatan cimande disebarkan


Pencak Silat Cimande untuk pertamakalinya disebarkan oleh Sakir penduduk Kecamatan
Mande Kabupaten Cianjur. Sakir adalah salah seorang tokoh Pencak Silat, serta ilmu kebatinan
Sakir dikenal tinggi, Karenanya, Sakir sangat disegani masyarakat. Penduduk setempat
menganggap Sakir sebagai orang tua mereka sendiri.
Banyak pula muridnya yang sengaja belajar Pencak Silat. Pada saat itu yang memerintah
Kabupaten Cianjur ialah Bupati R. Aria Wiratanudatar II sebagai Bupati yang ke V dari
keturunannya. R. Aria Wiratanudatar II juga dikenal dengan sebutan Dalem Enoh, memerintah
Kabupaten Cianjur antara tahun 1776-1813. Setelah diketahui Dalem, diangkatlah Sakir menjadi
guru Pencak Silat dan keamanan di Kabupaten.

5. Eksistensi Persilatan Cimande di dalam dan luar negeri


Nusantara yang dahulu terdiri dari beberapa kerajaan mewarisi pencak silat sebagai ilmu
bela diri. Aliran cimande atau silat cimande di antaranya. Di kabupaten Bogor, desa Cimande,
yang terkenal dengan pencak silatnya, mampu menarik perhatian masyarakat pada umumnya.
Tentu saja, pencak silat Cimande ini adalah seni budaya yang telah diwariskan oleh para
pendahulu Cimande. Jurus yang melegenda yang melahirkan banyak pendekar tangguh.
Pencak Silat, Cimande, masih memprioritaskan tradisi dan merupakan yang tertua di
Jawa Barat. Ada elemen yang membedakan pencak silat ini dari desa Cimande dan pencak silat
lainnya. Anak-anak di desa Cimande dilahirkan untuk wajib mengikuti Pencak Silat di Cimande.
Tidak mudah jika anak-anak ini ingin belajar pencak silat di Cimande, mereka harus
menceritakan terlebih dahulu dan meminta izin dari orang tua mereka.
Sebelum mempelajari ilmu pencak silat Cimande, umumnya, ada beberapa langkah yang
harus diikuti. Yang pertama dan yang pasti adalah mengucapkan sumpah janji Cimande, orang-
orang cimande menyebut ini Talek Cimande. Setelah melakukan Talek, kemudian diikuti oleh
Peuruh, ini merupakan tradisi pembersihan (mensucikan) mata.

6. Upaya melestarikan Persilatan Cimande

5
Pencak silat sudah lama dikenal di Indonesia, namun budaya itu perlahan kalah tenar
dengan olahraga bela diri lain dari luar negeri, agar pencak silat tetap diminati dan bahkan
dikenal ke penjuru dunia seorang antropolog dari Italia, Rosalia Sciortino Sumaryono, berusaha
mengedukasi masyarakat mengenai pencak silat.
Rosalia Sciortino Sumaryono bercerita bahwa O'ong Maryono, suaminya dan seorang
tokoh pencak silat Indonesia, sempat khawatir bahwa pencak silat tidak dihargai di Indonesia.
Dan kini dua tahun setelah O'ong Maryono tiada, Rosalia berusaha melestarikan budaya
Indonesia tersebut, asal usul pencak silat tidak terlalu diketahui, kata Rosalia.
Tetapi pencak silat diyakini berawal dari peniruan gaya-gaya hewan seperti monyet,
macan dan lain sebagainya.
Berikut upaya yang bisa kita lakukan dalam melestarikan Persilatan/silat cimande
1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut
mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan
3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah
dan tetap dapat bertahan.
4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

6
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencak silat merupakan olahraga bela
diri yang menuntut kosentrasi, kelincahan, dan pertahanan diri yang baik. Permainan pencak silat
membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya dan dapat dilakukan oleh pria
maupun wanita. Dalam permainan pencak silat, pesilat wajib menguasai berbagai macam teknik,
mulai dari pukulan, sikuan, elakan, hingga tangkisan guna tercapainya hasil yang maksimal dan
sesuai harapan, serta terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi agar tidak gugur.
Pencak silat Cimande adalah jenis pencak silat yang mengandalkan tangan kosong untuk
membela diri. Dalam arti, gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pendekar menjadi gerakan
yang mengeksploitasi anggota tubuh manusia sebagai anugerah Tuhan.
Penemu silat cimande adalah Abah Kahir, lelaki yang hidup sekitar abad ke-17 dan
tinggal di tepian sungai Cimande, Bogor, Jabar ini, menurut cerita, menciptakan jurus
berdasarkan gerakan seekor monyet dan harimau.
Pencak Silat Cimande untuk pertamakalinya disebarkan oleh Sakir penduduk Kecamatan
Mande Kabupaten Cianjur.
Upaya yang bisa kita lakukan dalam melestarikan Persilatan cimande yaitu mau
mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut
mempraktikkannya dalam kehidupan kita, Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka
pelestarian kebudayaan, Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga
kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan, Mencintai budaya sendiri tanpa
merendahkan dan melecehkan budaya orang lain

3.2. Saran
Silat dan persilatan cimande merupakan warisan dari kebudayaan asli Nusantara yang
harus senantiasa kita jaga dan lestarikan agar tidak pudar. Olahraga pencak silat harus
diperkenalkan sedini mungkin guna menghasilkan bibit-bibit penerus budaya dan atlet yang
berpotensi. Untuk itu, atlet-atlet pencak silat Indonesia perlu mengajarkan aspek-aspek mengenai
olahraga pencak silat sejak anak usia dini agar dapat membagikan wawasannya dan mengangkat
nama baik bangsa Indonesia. Diharapkan akan muncul kader-kader baru dalam olahraga pencak
silat yang mau melestarikan kebudayaan asli Nusantara, dapat mengangkat nama baik

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Silat_Cimande
https://www.merdeka.com/peristiwa/gerakan-macan-dan-monyet-berkelahi-jurus-andalan-silat-
cimande.html
http://agenik.blogspot.com/2014/09/sejarah-singkat-silat-cimande.html

7
https://vita-project.blogspot.com/2018/05/makalah-pencak-silat.html

Anda mungkin juga menyukai