Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH AGAMA ISLAM

“SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA”

Disusun Oleh :
Mara Ayu Prabaningrum
Nis : 18222304

TEKNIK GEOMATIKA
SMK NEGERI 1 BALIKPAPAN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan


nikmatnya kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.

Dan kami ucapkan terima kasih kepada Ibu guru dan teman-teman yang telah memberikan saran
dan bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas pelajaran Penididikan Agama Islam (PAI).

Saya mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan-
kekurangannya, dan saya sangat berbesar hati dan berlapang dada sekali apabila Ibu Guru, teman-teman
serta para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya.

Balikpapan, 22 November 2020

Mara Ayu Prabaningrum


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
2. Permasalahan ................................................................................................................. 4
3. Tujuan ............................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
1. Proses masuknya Islam ke Indonesia .............................................................................. 5
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia .............................................................................. 10
3. Organisasi-organisasi Dakwah di Indonesia ...................................................................... 21
4. Peranan Umat Islam di Indonesia ...................................................................................... 23
5. Keteladanan dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia ........................................... 26
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................................................. 27
2. Saran dan kritik .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan
seperti Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indonesia.
Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu
dan Budha.

2.Permasalahan
a. Menjelaskan tentang bagaimana Islam datang ke Indonesia.
b. Menjelaskan tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.
c. Menjelaskan tentang apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.

3.Tujuan
a. Untuk mengingat kembali btentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia
b. Supaya kita bisa mencpontoh bagaimana cara berdakwah yang baik
c. Mengenang krmbali jasa-jasa para pejuang terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Proses masuknya Islam di Indonesia


Ketika Islam datang di Indonesia berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme
dan dinamisme,Hindu dan Budha sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat ,
kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke beberapa wilayah-
wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-
prinsip perdamaian, persamaan antara manusia tidak ada kasta , menghilangkan perbudakan
dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan
membaca dua kalimat syahadat dan tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan ‘’seminar
masuknya Islam di Indonesia ‘’ pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain
menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur
Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

 Ada beberapa teori perkembangan Islam di Indonesia yang dikemukakan oleh


ahli. Teori yang paling populer adalah teori Gujarat , Persia, dan Arab .

1. Teori Gujarat
Teori masuknya Islam dari Gujarat India ini dikemukakan oleh peneliti di Belanda,
seperti Pijnappel, Snouck Hurgronje dan Moquette.
Berdasarkan teori ini diceritakan bahwa orang-orang Islam di Arab melakukan
perjalanan ke Gujarat India. Di sana, Islam mazhab Syafi'i berkembang diajakan
oleh orang-orang ini.
Lalu, orang-orang dari Gujarat membawanya ke Indonesia.Orang Gujarat
sebelumnya telah memiliki hubungan dagang dengan  Nusantara, sehingga Islam
pun sedikit demi sedikit menyebar diantara kaum pedagang.
Inilah mengapa mazhab di Indonesia dan Gujarat memiliki kesamaan yaitu
mazhab Syafi'i.

Sementara itu, Moquetta menuliskan bahwa masuknya Islam dari Gujarat


ini diperkuat dengan adanya batu nisan milik Sultan Malik Al-Saleh di Pasai. Batu
nisan model serupa juga ditemukan di Semenanjung Malaya, dan Gresik.

2. Teori Mekkah
Teori ini menyebutkan bahwa Islam masjuk ke Indonesia pada abad pertama
Hijriah atau abad ke-7 Masehi. Ulama Buya Hamka mengemukakan bahwa Islam berasal
dari tanah Arab atau Mesir yang dibawa para kaum musafir oleh kaum Sufi. Kaum Sufi ini
pernah diungkapkan oeh A. H Johns bahwa mereka sering mengembara ke temat-tempat
di dunia untuk mendirikan kumpulan atau tarekat. Buya menuliskan dalam
bukunya Membongkar Kejumudan: Menjawab Tuduhan-Tuduhan Salafi Wahhabi , bahwa
Gujarat hanyalah tempat singgah sementaa para pedagang Arab sebelum masuk ke
Indonesia.

3.Teori Persia
P.A. Hosein Djajadiningrat mengemukakan teori datangnya Islam dari Persia ini
karena banyaknya persamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia. Peringatan
Assyura arau 10 Muharram untuk memperinhati syahidnya Huesein ini terdaat di kedua
negara. Penggunaan ejaan membaca huruf Arab antara orang Persia dan Indonesia pun
memiliki kemiripan. Selain itu, ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi  Iran Al-Hallaj
juga memiliki kesamaan yang berkembang dalam bentuk puisi. Teori ini juga
menunjukkan bahwa Islam Persia mempengaruhi perkembangan mazhab Syafi'i yang
dianut umat muslim Nusantara.
a. Cara masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia melalui cara-cara berikut ini:

1. Jalur Perdagangan

Berbeda dengan sejarah perkembangan Islam di Eropa yang masuk melalui jalur kekuasaan,
sejarah mencatat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan.

Bukti-bukti yang dikemukakan oleh para ahli menunjukkan adanya jalur perdagangan Arab-
Indonesia-Tiongkok lima abad sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lahir.
Dalam perkembangannya, para pedagang muslim yang berasal dari Arab memanfaatkan jalur
perdagangan ini sebagai media penyebaran agama Islam yang efektif.

2. Jalur Perkawinan

Metode penyebaran agama Islam di Indonesia berikutnya adalah perkawinan.


Para pedagang Arab-Muslim menikah dengan perempuan pribumi yang sebelumnya telah
diislamkan terlebih dahulu termasuk keluarganya. Mereka kemudian membentuk sebuah
komunitas muslim di lingkungan mereka sendiri.

Ada juga perempuan muslim yang menikah dengan kaum bangsawan pribumi. Metodenya
sama, sang bangsawan harus diislamkan terlebih dahulu.
Contoh metode penyebaran agama Islam di Indonesia adalah perkawinan antara Raden Rahmat
atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila atau Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten.

3. Jalur Pendidikan Agama

Penyebaran Islam melalui pendidikan dilakukan melalui pesantren-pesantren, khususnya oleh para
kyiai. Semakin terkenal kyiai yang mengajar di sebuah pesantren itu,semakin besar pula pengaruh
pesantren tersebut di tengah-tengah masyarakat. Beberapa pesantren yang terkenal di Indonesia
diantaranya Pesantren Ampel Denta, milik Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Pesantren Sunan Giri
milik Sunan Giri, yang kebanyakan muridnya berasal dari Maluku. Disamping mengajar di pesantren-
pesantren, para kyiai juga sering kali menjadi penasehat para raja ataupun bangsawan.

4. Jalur Kesenian

Metode penyebaran agama Islam di Indonesia lainnya yang tak kalah menarik adalah kesenian.
Di Jawa, agama Islam disebarluaskan juga melalui kesenian, utamanya wayang. Salah satu
tokoh yang menyebarkan agama Islam melalui kesenian wayang adalah Sunan Kalijaga.
Kisah-kisah yang ditampilkan biasanya diambil dari kisah Ramayana atau Mahabarata namun
dengan muatan berisi ajaran Islam dengan tokoh nama-nama pejuang muslim.

Kesenian lainnya yang dijadikan metode penyebaran agama Islam adalah seni pahat, seni ukir,
seni arsitektur, seni tari, seni musik, dan seni sastra.

Adapun contoh bangunan arsitektur bercorak Islam adalah Mesjid Agung Demak, Masjid Kudus,
Mesjid Agung Banten, dan lain sebagainya.

5. Jalur Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan penting
dalam proses penyebaran agama Islam tersebut. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama
Islam, maka rakyatnya akan memeluk agama Islam juga.
Alasannya karena masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap rajanya. Demi
kepentingan politik maka Raja akan mengadakan perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti
dengan penyebaran agama Islam.

2.kerajaan - kerajaan Islam di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini tidak
lain karena syiar Islam yang masuk ke Indonesia diterima dengan baik oleh penduduk saat itu.
Keterlibatan Kerajaan islam di Indonesia pun turut memberikan peran dalam penyebaran islam
ke seluruh penjuru Indonesia.
Berikut adalah beberapa kerajaan – kerajaan Islam di Indonesia :

1. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh persisnya di Aceh Utara kabupaten Lhokseumawe.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan
oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di
kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat
kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur
Lhokseumawe. Diantara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja
Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan
merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M).
Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja
pertama Malik al-Saleh.

Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting yang dikunjungi oleh
para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama
adalah lada. Pada masa pemerintahan Sultan Malik At-Tahir, Kerajaan Samudera Pasai
mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di
kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan
pusat perkembangan agama Islam.
2. Kerajaan Aceh Darusaalam

Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903) berdiri pada masa runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai.
Kerajaan Aceh Darussalam atau yang disebut juga sebagai Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh
terletak di utara pulau Sumatra  dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam.

Sultan pertama Kerajaan Aceh Darussalam,Sultan Ali Mughayat Syah, dinobatkan pada hari
Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H bertepatan dengan tanggal  8 September 1507 kalender Masehi.
Kerajaan Aceh Darussalam mengalami kejayaan pada masa perintahan Sultan Iskandar Muda
atau Sultan Meuku Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh mengalami masa ekspansi dan
pengaruh luas hingga menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama.

3. Kesultanan Malaka

Kesultanan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam Melayu yang berdiri di tanah Malaka.
Kerajaan ini pertama kali dibentuk dan didirikan oleh Parameswara pada tahun 1405. Kerajaan
ini tercatat memiliki hubungan baik dengan Cina yang dimana tercatat sudah banyak hubungan
yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Kerajaan Malaka terkenal sebagai penguasa jalur
pelayaran dan perdagangan di selat Malaka sekitar abad 15. Runtuhnya Kesultanan Malaka
akibat dari invasi Portugis pada tahun 1511 dan peristiwa tersebut menjadi salah satu awal
mula invasi militer Eropa ke Nusantara.

4. Kesultanan Perlak

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang terletak di Peureulak Aceh Timur
pada tahun 840-1292 Masehi. Perlak atau Peureulak merupakan sebuah area produksi kayu
perlak, sejenis kayu yang sangat cocok digunakan untuk pembuatan kapal.

Pada masa itu, daerah tersebut dikenal sebagai negeri Perlak. Oleh karena itu, daerah tersebut
ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dari negara Arab dan Persia. Hal ini menyebabkan
perkembangan komunitas Islam di daerah ini hingga pernikahan campuran pedagang Muslim
dengan wanita asli daerah Perlak.

Raja pertama Kerajaan Perlak adalah Alaidin Sayyid Maulana Aziz Syah. Namun, masa
kekuasaannya tidak banyak diketahui. Raja terakhir Muhammad Amir Syah mengawinkan
putrinya dengan Malik Shaleh lalu Malik Shaleh mendirikan Kerajaan Samudra Pasai.

5. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama dan terbesar di pulau Jawa yang berdiri
pada tahun 1478 yang dipimpin oleh Raden Patah. Kerajaan Demak terletak di wilayah Demak
daerah pesisir utara Jawa Tengah. Kerajaan Demak merupakan pelopor penyebaran agama
Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Hal ini lantaran dukungan dari para Wali
Songo kala itu. Munculnya Kerajaan Demak terjadi pada masa kemunduran Kerajaan
Majapahit yang kala itu beberapa wilayah kekuasaan Majapahit memisahkan diri.

Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja yang pernah berkuasa yaitu Raden Fatah, Pati Unus, Sultan
Trenggono, Sunan Prawata dan Arya Penangsang. Pada masa kejayaannya kerajaan ini menjadi
kerajaan yang tak tersaingi di pulau Jawa khususnya. Kemunduran Kerajaan Demak dipicu olehh
perang saudara antara Pangeran Surowiyoto dan Trenggana yang berujung saling bunuh antar
saudara untuk merebut tahta Kerajaan Demak. Pada tahun 1554 Kerajaan Demak mengalami
keruntuhan akibat pemberontakan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Oleh Hadiwijaya pusat kekuasaan
Kerajaan Demak dialihkan ke daerah Pajang sehingga berdirilah Kerajaan Pajang.

6. Kerajaan Islam Pajang

Kerajaan Pajang berdiri sebagai kelanjutan Kerajaan Demak setelah mengalami keruntuhan.
Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau biasa disebut Jaka Tingkir yang berasal dari
Pengging yakni di lereng Gunung Merapi. Ia adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi
kekuasaan di Pajang. Pasca membunuh dan merebut kekusaan Demak dari Aria Penangsang,
seluruh kekuasaan dan benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Jaka Tingkir mendapat
gelar Sultan Hadiwijaya dan sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Pajang.

Islam yang semula berpusat di pesisir utara Jawa (Demak) dipindahkan ke pedalaman
membawa pengaruh yang besar dalam penyebarannya. Selain Islam yang mengalami
perkembangan, politik juga mengalami perkembangan.
Pada masanya, Jaka Tingkir memperluas kekuasaannya ke arah timur hingga Madiun di area
pedalaman tepi aliran sungai Bengaawan Solo. Pada tahun 1554 Jaka Tingkir mampu
menduduki Blora dan Kediri pada 1577. Karena Kerajaan Pajang dengan raja-raja di Jawa Timur
sudah bersahabat, pada tahun 1581 Jaka Tingkir mendapat pengakuan sebagai sultan Islam
oleh raja-raja penting di Jawa Timur.

7. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa pada
abad ke-16. Pusat pemerintahan Kerajaan Matarama Islam terletak di Kotagede Yogyakarta.
Kerajaan ini dipimpin oleh dinasti yang mengaku sebagai keturunan Majapahit yaitu Keturunan
Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.

Awal mula Kerajaan Mataram Islam adalah dari Kadipaten yang berada di bawah Kesultanan
Pajang dan berpusat di Bumi Mentaok. Kemudian diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan
sebagai hadiah atas jasa yang diberikannya. Raja yang berdaulat pertama adalah Sutawijaya
(Penembahan Senapati), yang merupakan putra Ki Ageng Pemanahan. Pada masa
pemerintahan Sutawijaya, kerajaan ini menjadi kerajaan independen.

Kerajaan Islam Mataram mengalami masa kejayaan pada masa pemeritahan Mas Rangsang
atau Sultan Agung (1613-1645 Masehi). Sultan Agung berhasil melakukan ekspansi dan
menguasai hampir seluruh wilayah di tanah Jawa. Ia juga melakukan perlawanan kepada VOC
dengan bekerja sama bersama Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon.

Kerajaan Mataram Islam atau yang disebut dalam Bahasa Jawa Nagari Kasultanan
Mataram menerapkan kerajaan berbasis pertanian dengan berasaskan ajaran Islam. Kerajaan
Mataram meninggalkan beberapa peninggalan seperti kampung Matraman di Batavia  / Jakarta,
sistem persawahan di Pantura, Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dan lainnya.
8. Kerajaan Islam Cirebon

Kerajaan Cirebon atau Kasultanan Cirebon adalah Kasultanan Islam yang cukup besar di Jawa
Barat pada abad 15-16 Masehi. Kasultanan Cirebon pertama kali di didirikan pada tahun 1430
dan penguasa atau Sultan pertama yang menjabat di kerajaan adalah Pangeran
Walangsungsang sebagai Sultan Cirebon I dan menjabat dari tahun 1430 – 1479.

Kemudian pada tahun 1479 Sultan Cirebon I menyerahkan jabatan dan kekuasaannya kepada
Sunan Gunung Jati yang tidak lain ada keponakannya sendiri dan menjabat sebagai Sultan
Cirebon II.

Sultan atau penguasa Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Sultan Abdul Karim yang merupakan
penguasa Kasultanan Cirebon terakhir sebelum terbagi menjadi dua yaitu kesultanan
Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.

9. Kerajaan Islam Banten


Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa tepatnya di
Pasundan, Banten pada tahun 1526. Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan
Maulana Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan Banten sebelum dipaksa bubar oleh
kolonial Inggris adalah Sultan Maulana Muhammad Syafiudin.

Raja atau sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung Tirtayasa yang
dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di masa kepemimpinannya.

Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak faktor salah satunya adalah
adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana Sultan Haji anak dari Sultan Ageng
Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dari tangan sang ayah.

Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas pada pembubaran Kesultanan Banten pada tahun
1813 oleh pemerintah Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.

Didirikan oleh Hasanuddin pada tahun 1552 di Banten. Pada masa kepemimpinannya Kerajaan
Banten mengalami masa kejayaan. Setelah Hasanuddin wafat kemudian digantikan oleh
putranya yang bernama Pangeran Yusuf. Kemunduran Kerajaan Banten terjadi pada masa
kepemimpinan Sultan Abdul Muffakir.

10. Kerajaan Islam Banjar

Kesultanan Banjar berdiri sejak tahun 1520 dan bertahan hingga tahun 1905. Sultan atau
pemimpin pertama dari Kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah yang dilantik pada tahun 1526 dan
memimpin hingga tahun 1550. Masa keemasan dari Kesultanan Banjar terjadi sejak periode awal
tahun 1526 hingga 1787 yang dimana kerajaan ini terkenal akan aktivitas pertanian dan juga agensi
militernya.
Pada tahun 1860, Belanda secara langsung membubarkan Kesultanan Banjar yang mengharuskan
Kesultanan Banjar ditiadakan kembali. Namun sejarah mencatat bahwa pemerintahan Banjar tetap
ada hingga tahun 1905 yang dimana rakyat Banjar meyakini adanya pemerintahan darurat. Pemimpin
atau sultan terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Muhammad Seman.

11. Kerajaan Sukadana atau TanjungPura

Kerajaan Tanjungpura meruapkan kerajaan tertu adi Kalimantan Barat yang berdiri pada abad ke-8.
Kerajaan ini mengalami beberapa kali pemindahan ibukota kerajaan. Ibukota pertama terletak di
Negeri Batu (saat ini dikenal sebagai Kabupaten Ketapang), kemudian pindah ke Sukadana (saat ini
kota di Kabupaten Kayong Utara) pada abad ke-14 dan berubah menjadi Kerajaan Matan pada abad
ke-15 semenjak Sorgi (Giri Kesuma) berkuasa dan memeluk islam.

12. Kerajaan Islam Ternate


Kerajaan Islam Ternate didirikan oleh Sultan Marhum. Keberadaan Kerajaan ini adalah di
Maluku Utara. Di Maluku sendiri terdapat 4 Kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari
keempat Kerajaan tersebut Ternate dan Tidore merupakan Kerajaan yang berkembang cepet karena
sumber rempah-rempah yang sangat besar.

Banyak para saudagar yang datang untuk melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, dan
selain bertransaksi perdagangan mereka juga menyebarkan agama islam. Setelah Sultan
Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Sultan Harun kemudian digantikan oleh putranya
yang bernama Sultan Baabullah.

Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Sultan
Baabulah kemudian meninggal pada tahun 1583. Tampu kekuasaan kemudian digantikan
putanya yang bernama Sahid Barkat. Kerajaan Ternate mengalami kemunduran karena tidak
mampu melawan Spanyol dan VOC.

13. Kerajaan Islam Tidore

Berdiri pada tahun 1801 yang dipimpin oleh raja Muhammad Naqil. Kerajaan Islam Tidore
terletak di sebelah selatan Kerajaan Ternate Agama islam menjadi agama resmi Kerajaan Tidore
dan disahkan oleh raja Tidore ke-11 yaitu Sultan Djamalludin berkat dakwah dari Syekh Mansur
dari Arab.

Kerajaan Tidore menjadi pusat perdagangan karena banyaknya bangsa Eropa yang melakukan
transaksi perdagangan. Bangsa tersebut seperti Spanyol, Portugis dan Belanda. Kerajaan
Islam Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).
14. Kerajaaan Islam Makassar

Terdapat beberapa Kerajaan yang berada  di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Gowa,
Bone, Waju, Luwu, Tallo, dan Soppeng. Diantara kerajan tersebut yang berkembang sangat
pesat hanya Kerajaan Gowa dan Tallo saja. Hal tersebut dikarenakan letak Gowa dan Tallo  yang
berada ditengah jalur pelayaran yang strategis. Oleh karena itu raja kedua Kerajaan maju itu
memutuskan untuk bergabung dan mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja
pertamanya adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Islam Makassar ini gemar menyebarkan dakwah
Islam. Masa puncak kejayaan Kerajaan Islam Makassar ini ialah pada saat pemerintahan Sultan
Hasanuddin. Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin.

15. Kerajaan Bone


Kerajaan Bone dikenal dengan Akkarungen ri Bone, merupakan kerajaan islam yang terletak di
Sulawesi bagian barat daya yang sekarang dikenal dengan provinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan
Bone berdiri pada awal abad ke-16 dengan datangnya Tomanurung ri Matajang Matasilompoe
mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa. Bone meraih puncak kejayaan setelah
berakhirnya perang Makassar pada tahun 1667-1669. Bone kemudian menjadi kerajaan paling
dominan di wilayah selatan Sulawesi. Perang Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung
Palakka Sultan Saadudin menjadi penguasa tertinggi. Selanjutnya tahta diwariskan ke
keponakannya yaitu La Patau Matnna Tikka dan Batari Toja. La Patau Matanna Tikka kemudian
menjadi leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.

16. Kerajaan Gowa – Tallo

Menurut catatan sejarah, kerajaan Gowa-Tallo menjai kerajaan pertama di Pulau Sulawesi yang
menerima Islam. Tarikh 22 September 1605 jadi tahun di mana raja Gowa saat itu, I Mangari
Daeng Manrabbia I Tumingana ri Gaukanna, mengucap dua kalimat syahadat, kemudian
mengubah namanya menjadi Sultan Alauddin. 

Perubahan ini turut berdampak pada perluasan wilayah agar sejumlah kerajaan tetangga mau
menerima Islam. Kendati demikian, mereka masih melakukan hubungan dengan Kerajaan
Portugis sebagai kekuatan dagang dan maritim Eropa waktu itu. Kebijakan ini dilanjutkan oleh
sang anak, yakni Sultan Muhammad Said (1639-1653).

Sayang, masuknya serikat dagang VOC membawa serta taktik monopoli pada masa
pemerintahan Sultan Hasanuddin (1639-1669) berimbas pada Perang Makassar.
Namun jika dirunut lebih jauh, pemukiman Muslim yang ditinggali oleh para saudagar dari
tanah Campa, Pattani hingga Minangkabau sudah berdiri di wilayah Gowa sejak masa
pemerintahan raja ke-10, yakni I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tonipalangga
Ulaweng (1546-1565).

3.Organisasi – Organisasi Dakwah di Indonesia

A. Muhammadiyah

Ketika KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 di


Yogyakarta, kondisi umat Islam sedang berada pada titik rendahnya. Hampir seluruh rakyat
mengalami keterbelakangan pendidikan, kemakmuran dan tingkat ekonomi yang parah,
terlebih lagi tidak memiliki kekuatan dalam bidang politik. Tujuan Muhammadiyah adalah untuk
menegakkan dakwah Islamiyah seluas – luasnya mencakup segala bidang termasuk ekonomi,
sosial, kesehatan, pendidikan dan dakwah dengan mendirikan banyak sekali sekolah formal,
madrasah, rumah sakit, balai pengobatan, rumah yatim piatu atau panti asuhan dan universitas.
Beberapa tokohnya diakui sebagai pahlawan nasional yaitu KH Ahmad Dahlan, KH Mas Mansur,
Ny. H. Walidah Ahmad Dahlan dan K.H. Fakhruddin.

B. Al – Irsyad
Ormas dalam sejarah organisasi Islam di Indonesia ini didirikan pada tahun 1913 oleh
para keturunan Arab yang dipimpin oleh Syaikh Ahmad Syurkati, seorang ulama yang berasal
dari Sudan. Tujuan Al Irsyad adalah untuk pergerakan di bidang pendidikan dan dakwah,
memperlancar bahasa Arab dan bahasa al Qur’an. Simak juga mengenai sejarah berdirinya
organisasi islam yang lain seperti sejarah berdirinya al washliyah, sejarah berdirinya HMI,
dan sejarah berdirinya Hizbut Tahrir.

C.Persatuan Islam (PI)

Persis merupakan bagian dari sejarah organisasi Islam di Indonesia yang didirikan oleh
para ulama pembaharu di Bandung pada 12 September 1923. Ulama pendirinya adalah KH.
Zamzam dan A. Hassan untuk menghilangkan bid’ah, khufarat, takhayul, taqlid dan syirik yang
masih dipraktekkan sebagian umat Islam. Tujuan awal yang bagus pada akhirnya berkembang
menjadi sesuatu yang meresahkan bagi kelompok lain yang tidak setuju dengan pemikiran
Persis. Bahkan tokoh – tokoh yang muncul belakangan tidak lagi memiliki kualifikasi yang setara
dengan pendahulunya dalam hal keilmuan, akhlak dan kecerdasan sehingga masyarakat
menunjukkan penolakan. Persis juga mendirikan masjid tersendiri yang diberi stempel Persis.

D. Nahdlatul Ulama

Arti namanya adalah Kebangkitan Ulama, suatu ormas Islam yang didirikan oleh para ulama
yang berasal dari pesantren pimpinan KH. Hasyim Asy’ari di Surabaya pada 31 Januari 1926.
Sangat banyak pondok pesantren besar yang didirikan NU di berbagai wilayah di Indonesia,
selain itu juga mengelola sekolah – sekolah formal seperti SD, SMP, SMA sampai tingkat
perguruan tinggi. Ketika bergabung dalam MIAI, NU akhirnya terlibat dalam dunia politik
sampai pembubaran MIAI pada 1943.

Peran Umat Islam dalam Kemerdekaan Bangsa


Indonesia
Perjuangan untuk memperolah kemerdekaan Indonesia tidaklah muncul begitu saja. Namun
melalui proses perjuangan panjang yang telah mendahuluinya. Perjuangan umat Islam melawan
penjajahan kolonial Portugis, Belanda, dan Inggris dimulai dari kerajaan-kerajaan. Kemudian
diteruskan oleh perjuangan rakyat semesta yang dipimpin sebagian besar oleh para ulama.
Jadi, perjuangan ini dirintis sejak dari perlawanan kerajaan-kerajaan Islam. Kemudian
diteruskan dengan munculnya pergerakan sosial di daerah-daerah, yaitu perlawanan rakyat
terhadap kolonial/penjajahan dan para agen-agennya, sampai dengan munculnya kesadaran
bernegara yang merdeka.
Dalam perjuangan di kawasan nusantara, khususnya Indonesia yang mayoritas penduduknya
muslim, maka peranan ajaran Islam dan sekaligus umat Islamnya punya arti yang sangat
penting dan tidak dapat dihapus dalam panggung sejarah Indonesia.

1. Masa Penjajahan

Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia sebagian besar masyarakat Nusantara sudah
memeluk Agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling menghormati dan tidak saling
berburuk sangka terhadap bangsa asing. Semula bangsa asing seperti Portugis dan Belanda
datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu
berubah menjadi keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni dibawah kekuasaan dan
jajahannya. Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka
di tahun 1511 sehingga mereka akhirnya dapat masuk ke Maluku, Ternate dan Tidore.

Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia lainnya sepertio
didaerah Demak. Pada tahun 1527 M, Demak dibawah pimpinan Fathahilah berhasil menguasai
Banten. Banten dan Aceh kemudian berganti menjadi pekabuhan yang ramai menggantikan
Bandar Malaka.

Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren menyebabkan
semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi pengayom masyarakat. Kaum
bangsawan dan kaum adat yang semula tidak memahami niat para ulama untuk
mempertahnkan Indonesia dari cengkraman penjajah secara perlahan bersatu padu untuk
mempertahankan Nusantara dari ekspedisi Belanda.

Ajaran Islam yang dipeluk oleh sebagian besar rakyat Indonesia telah memberikan kontribusi
besar, serta dorongan semangat dan sikap mental dalam perjuangan kemerdekaan.
Tertanamnya Ruhul Islam yang didalamnya memuat antara lain :

1. Jihad finSabilillah, telah memperkuat semangat rakyat untuk berjuang melawan penjajah
(Sartono Kartodirjo, 1982).dengan semangat jihad, umat akan melawan penjajah yang dzolim
termasuk perang suci , bila wafat syahid, sorga imbalannya.

2. Ijin berperang dari Allah SWT (Q.S Al-haj : 39 ) “ Telah diijinkan berperang bagi orang-orang
yang diperangi, sesungguhnya mereka itu dijajah / ditindas, maka Allah akan membela
mereka(yang diperangi dan ditindas) “

3. Symbol begripjen (Simbol kalimat yang dapat menggerakan rakyat), yaitu “Takbir” Allahu
Akbar selalu berkumandang dalam perjuangan umat Islam di Indonesia

4. “Khubul Wathon minal Iman”. Cinta tanah air sebagian dari Iman, menjadikan semangat
patriotik bagi Umat Islam dalam melawan penjajahan.

Pada kesimpulan Dr.Douwwes Dekker (Setyabudi Danuardja) menyatakan bahwa “apabila


tidak ada semangat Islam di Indonesia, sudah lama kebangsaan yang sebenarnya lenyap dari
Indonesia” (dalam Aboebakar Atjeh: 1957, hlm.729). Contoh perlawanan yang dilakukan oleh
Tokoh – tokoh tersebut antara lain :

a. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatra barat


b. Panferan Diponegoro (1825-1830) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah
c. Perang Aceh (1873-1904) dibawah pimpinan Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku
Umar dan Cut Nyak Dien.
Dengan demikian ajaran Islam yang sudah merakyat di Indonesia ini punya peranan yang
sangat penting, berjasa dan tidak dapat diabaikan dalam perjuangan rakyat Indonesia.

3. Masa awal kemerdekaan

Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, bisa kita sebut sebagai


Rezim Orde lama, dimana Soekarno bertindak sebagai Kepala Negara. Pemerintahan
Soekarno yang berlangsung sejak tahun 1945 nyatanya bisa katagorikan ke dalam dua
kelompok besar, yakni masa Demokrasi Liberal (1945-1958) dan Demokrasi Terpimpin
(1959-1966).

4. Masa setelah kemerdekaan

Pada babak ini proses da’wah (Islamisasi) di Indonesia mempunyai ciri


terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh gerakan Islam
internasional secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh
yang meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia tidak terjajah
maka proses Islamisasi di Indonesia akan berlangsung dengan damai karena
bersifat kultural dan membangun kekuatan secara struktural. Hal ini dikarenakan
awal masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat membangun martabat
masyarakat yang sebagian besar kaum sudra (kelompok struktur masyarakat
terendah pada masa kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat. Sejarah
membuktikan bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan) yang merupakan
kota-kota yang perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota muslim.
Dengan kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan merupakan
wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian Allah
mentakdirkan di Indonesia merupakan jumlah peduduk muslim terbesar didunia,
tetapi masih menjadi tanda tanya besar apakah kualitasnya sebanding dengan
kuantitasnya.
5.Keteladanan dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia

a. Kesadaran akan kewajiban berdakwah


Dalam Isam setiap individu diwajibkan untuk berdakwah. Dakwah disini
mengandung arti yang luas, tidak sekedar mengajak untuk menyembah kepada
Allah Swt. semata dengan menjalankan kewajiban agamanya, tetapi mengajak
untuk berbuat kebajikan. Hal inilah yang dalam tahap selanjutnya justru akan
menumbuhkan simpati masyarakat sehingga mereka dengan sukarela menganut
agama ini.

b. Menerapkan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan

Ajaran Islam bersikap terbuka sehingga dapat masuk dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti politik, hukum, ekonomi, dan sosial. Dengan berpedoman pada
Alquran dan hadis, umat Islam dapat menerapkan prinsip-prinsip pada kedua
sumber tersebut untuk diterapkan dalam bidang lain. Sebagai contoh, dalam bidang
hukum kita dianjurkan untuk menegakkan keadilan, selalu berbuat jujur, dan
menempatkan kedudukan yang sama di depan hukum.

c. Menyebarkan misi Islam sebagai Rahmat bagi semesta

Seorang muslim harus bertanggungjawab menjalankan misi rahmatan lil


alamin, Islam sama sekali tidak melarang umatnya untuk berinteraksi dengan
komunitas agama lain. Rahmat Allah yang diberikan melalui Islam, tidak mungkin
dapat kita sampaikan kepada umat lain, jika komunikasi kita dengan mereka
tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu para ahli fuqaha atau Ahli Fiqih dari
berbagai madzhab membolehkan seorang muslim memberikan sedekah sunnat
kepada non muslim yang bukan kafir harbi. Demikian pula sebagai seorang
muslim juga diperbolehkan oleh Non Muslim .
Sementara disisi lain, karena seorang muslim juga bertanggungjawab
terhadap basyiran wa nadziran lil –‘alamin (pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan kepada seluruh alam ), Islam melarang umatnya berinteraksi
dengan non – muslim dalam hal-hal yang dapat menghapus misi dakwah Islam

Terhadap mereka. Selain itu juga mayoritas ahli fuqaha tidak memperbolehkan seorang Muslim
menjadi pekerja tempat ibadah agama lain, karena hal itu termasuk menolong orang lain dalam
hal kemaksiatan .
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Sesungguhnya Allah mwnciptakan manusia untuk berpasang –pasangan menjadikan umat
bersuku – suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu diingat untuk menyebarkan
perkembangan umat di Indonesia perlu waktu berangsur – angsur lamanya dan adanya
perlakuan sewenang – wenang antar sesama manusia.

2. Kritik dan Saran


Demikianlah makalah yang saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin disampaikan silahkan hubungi saya .
DAFTAR PUSTAKA

1. https://umma.id/post/sejarah-perkembangan-islam-di-indonesia-2255475?lang=id
2. https://saintif.com/kerajaan-islam-di-indonesia/
3. https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-organisasi-islam-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai