Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian persatuan dan kesatuan


Persatuan dan kesatuan berasal dari satu yang berarti utuh atau tidak
terpecah. Persatuan mengandung arti “bsersatunya macam-macam corak
yang beragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Persatuan bangsa adalah suatu tujuan politik yang mesti dipunyai dan
diwujudkan oleh suatu negara, khususnya negara kebangsaan. Tanpa
persamaan itu tujuan-tujuan yang lebih luhur, seperti terciptanya
kesejahteraan umum dan keadilan sosial tidak akan terlaksana. Namun
persatuan yang berhikmah dan produktif ialah persatuan yang dinamis yang
tumbuh di atas kesadaran warga masyarakat berdasarkan persepsi yang
benar tentang kenyataan-kenyataan kehidupan sosial manusia. Salah satu
kenyataan itu ialah adanya perbedaan alamiah antarpribadi dan
antarkelompok yang membuat mustahilnya penyatuan dan penyeragaman
sempurna antarmereka
Penyebutan perbedaan itu sebagai perbedaan alamiah untuk
menunjukkan segi orsinalitas dan kesejatiannya sebagai kelanjutan hakikat
kemanusiaan itu sendiri, dengan hikmah-hikmah yang terkandung dan
tersembunyi di dalamnya. Disebut perbedaan alamiah juga untuk tidak
memasukkan perbedaan-perbedaan buatan atau artifisal, seperti yang
muncul karena dorongan dendam kusumat, dengki, iri hati dan sebagainya.
Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang
dari 95° sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11o Lintang
Selatan atau wilayah yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke.Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa
senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu.Persatuan
dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan
dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa
Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena
masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi (percampuran
kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam,
Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua
unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa
Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan
dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong
terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa
gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling
menonjol ialah sebagai berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan

B. Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa


Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia
apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati
serta kita pahami lalu kita amalkan.
Prinsip-prinsip itu adalah :
1. Prinsip bhineka tunggal ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan
adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai
bangsa Indonesia
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-
agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa
kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin
memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti
itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya,
terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha
Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan
dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta
pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa
satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta
mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita   Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang
adil dan Makmur
punya orang pintar alias kaum inteletual yang ilmunya bahkan diperoleh
dari sekolah-sekolah tinggi di luar negeri, sebuah kata, yaitu “pluralisme”
yang artinya sama dengan keberagaman, tiba-tiba saja menjadi istilah
yang begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang yakin dengan
keintelekannya bila tidak menyebut kata pluralisme setiap kali bicara,
berdiskusi, berpidato dan lain sebagainya.
C. Peranan Agama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Agama kelihatan telah menjadi faktor pemecah-belah. Selama setahun
terakhir ini, telah terjadi banyak kasus kebringasan massal dalam masyarakat
yang sering kelihatan terkaitkan dengan sentimen keagamaan. Sebab itu,
persatuan bangsa kedengaran ironis.Tetapi kerukunan dan kerjasama antar
berbagai kelompok agama merupakan keharusan, kalau dengan membentuk
Indonesia merdeka sebagai negara-bangsa, kita semua bertekad untuk terus
hidup demokratis, dan damai. Kini rasanya kita mengalami kemunduran
dalam pemeliharaan persatuan bangsa, terutama dalam pengertian ras dan
keagamaan, kalaupun dalam arti etnis dan budaya kita sudah banyak
mencapai kemajuan. Yang seringkali dilupakan orang kelihatannya adalah
bahwa kebangsaan Indonesia merupakan konsep politik, tidak didasarkan
atas ikatan etnis, rasial, keagamaan, kultural, bahasa, atau ikatan-ikatan
sektarian atau “primordial” lainnya. Bangsa Indonesia dibentuk oleh kehendak
“bangsa-bangsa” dalam arti sempit (Jawa, Sunda, Minangkabau, dsb.) untuk
hidup bersama dan senasib-sepenanggungan dalam suatu bangsa baru, yaitu
bangsa Indonesia, sehingga Indonesia merdeka yang hendak didirikan akan
merupakan negara-bangsa, dalam wilayah tanah air Indonesia, dan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang merupakan konsensus atau
kompromi antara bahasa berbagai “bangsa” dalam pengertian sempit tadi.
Itulah yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928

Agama memberikan penerangan kepada manusia dalam hidup


Bersama termasuk berperan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa :
1. Perintah untuk Bersatu
Islam melalui Al-Quran menganjurkan agar antar kelompok, antar
golongan maupun antar partai saling melakukan ta’aruf
(perkenalan). Allah berfirman:
Artinya :
“ Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal “.
( QS. Al Hujurat : 13 ).

Pemahaman terhadap Al-Quran surat al-Hujarat ayat 13 menunjukkan


bahwa manusia diciptakan bersuku-suku, dan surat al-Mukminun ayat 52
menjelaskan bahwa manusia adalah umat yang satu. Ini berarti berbagai
suku, berbagai golongan, berbagai kelompok, termasuk di dalamnya
kelompok politik atau yang lainnya supaya tetap bersatu. Pengikat persatuan
adalah takwa. Karakter takwa antara lain menjalankan semua perintah Allah
sejauh yang diketahui dan menjauhi larangan-Nya. Jadi, ukurannya gampang
kalau orang itu takwa pasti iman dan senang bersatu dan menjaga persatuan
dan kesatun..

D. Peran Agama dalam persatuan dan kesauan bangsa menurut islam


Menurut Al-Attas Nusantara adalah satu kesatuan peradaban Melayu,
dengan menempatkan faktor Islam sebagai unsur yang dominan. Wilayah
inilah yang saat sekarang dihuni lebih dari 200 juta kaum Muslim. Memang
sudah banyak cendekiawan yang menyatakan bahwa agama adalah unsur
pokok dari suatu peradaban. Misalnya, Bernard Lewis menyebut Peradaban
Barat dengan sebutan “Christian Civilization” dengan agama Kristen sebagai
unsur utama. Samuel P. Huntington menulis: “Religion is a central defining
characteristic of civilizations.” Bahkan Christopher Dawson menyatakan: “The
great religions are the foundations of which the great civilizations rest.” Lebih
lanjut apabila kita mencermati dan memaknai Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945 secara objektif, sudah jelas bahwa sebenarnya Islam-lah spirit
Bangsa Indonesia sebenarnya. Hal ini nampak dari penyebutan frase “atas
berkat rahmat Allah”. Siapa lagi umat yang menyebut Tuhannya “Allah” kalau
bukan seorang Muslim? Bahkan Sila pertama ,Ketuhanan Yang Maha Esa,
sebenarnya juga semakin menegaskan bahwa spirit Islam yang dahulu
menjadi pemersatu dan pematik semangat perjuangan. Bukankah hanya
Islam yang mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa atau Tunggal.

Anda mungkin juga menyukai