Anda di halaman 1dari 26

PATOFISOLOGI

SISTEM
REPRODUKSI
PRIA DAN WANITA
Kelompok 1 :

1. Irfan Arya Hidayatulloh (P1337437118048)


2. Afriana Indah Sari (P1337437118064)
3. Laili Nisa Kartikawati (P1337437118080)
4. Elvara Vahyu Febriliana (P1337437118085)
5. Ayu Sulistyoningsih (P1337437118095)
6. Giovanda Alda Justisia (P1337437118097)

Kelas: 2B RMIK
Patofisiologi
Sistem
01 Reproduksi
Wanita

Patofisiologi
02 Sistem
Reproduksi Pria
PATOFISIOLOGI
SISTEM
REPRODUKSI
WANITA
Penyakit Infeksi Sistem Reproduksi
Wanita
1. Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan rasa
gatal di vagina dan keputihan.
Gejala :
Penyebab :
• Keputihan berwarna putih atau kuning
• Infeksi bakteri
kehijauan yang berbau tidak sedap.
• Jamur Candida Albicans, bakteri Gardnerella, • Gatal di area vagina atau di sekitarnya,
parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus. misalnya pada vulva atau labia
• Iritasi atau reaksi alergi pada vagina akibat
mayora.
penggunaan pembersih kewanitaan • Kemerahan dan nyeri di sekitar vagina
• Penyakit menular seksual seperti trikomiasis,
(vulvitis)
klamidia, dan herpes genital • Flek atau perdarahan pada vagina
• Penipisan dinding vagina akibat penurunan • Nyeri saat buang air kecil dan
kadar esterogen berhubungan seks
Pencegahan :
Pengobatan : • Bersihkan vagina dengan air tanpa menggunakan
sabun, dan hindari membasuh bagian dalam
• Pemberian obat antibiotic vagina.
Metronidazole dan clindamycin • Selalu bersihkan vagina dari arah depan ke
• Pemberian obat antijamur belakang setiap kali selesai buang air, dan pastikan
• Vaginitis akibat infeksi jamur menyeka vagina hingga benar-benar kering.
dapat diatasi dengan obat • Hindari penggunaan benda yang bisa
antijamur, seperti miconazole, menyebabkan iritasi atau alergi pada vagina
clotrimazole, atau fluconazole. • Lakukan hubungan seks yang aman dengan
• Terapi pengganti hormon menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti
• Terapi pengganti hormon pasangan.
digunakan untuk mengatasi • Gunakan air hangat bila ingin berendam, jangan air
vaginitis yang dipicu oleh yang terlalu panas.
penurunan hormon estrogen. • Pilih celana dalam yang tidak ketat dan berbahan
katun.
• Kontrol kadar gula darah bila menderita diabetes.
2. Bartolinitis
Bartolinitis adalah infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita.

Gejala :
Penyebab : • Pada vulva mengalami perubahan warna kulit,
membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri
• jamur Candida Albicans, tekan.
• bakteri Neiseria Gonore, • Kelenjar bartholin membengkak, terasa nyeri sekali
• virus (Kondiloma bila penderita berjalan atau duduk, juga dapat disertai
Akuminata dan Herpes demam.
Simpleks) • Keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat
• protoazoa (Amoebiasis dan  berhubungan seksual, rasa sakit saat buang air kecil,
Trikomoniasis). atau ada benjolan di sekitar kelamin.
• Terdapat absess pada daerah kelamin.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid
berbau dan bercampur dengan darah.
Pengobatan :

• Duduk berendam di air hangat


• Obat pereda nyeri. Paracetamol dan ibuprofen
• Obat antibiotik
• Prosedur pemasangan kateter
• Pengangkatan kelenjar Bartholin

Pencegahan :

• Menjaga kebersihan area sekitar alat kelamin dengan baik


• Penggunaan kondom saat berhubungan seksual untuk menghindari infeksi menular seksual
dan kista Bartholin terinfeksi.
3. Candiloma Accuminata
Kutil kelamin, atau dalam bahasa medis disebut dengan kondiloma akuminata adalah salah satu gejala yang
paling umum muncul akibat infeksi menular seksual. Kutil kelamin umumnya muncul akibat infeksi HPV
(human papillomavirus) tertentu, yaitu HPV 6 dan 11. Selain kutil pada vagina atau penis, HPV juga bisa
menyebabkan kanker serviks pada wanita.

Penyebab : Gejala :

• Infeksi virus HPV • Bengkak kecil di daerah kemaluan.


• Kencing manis atau diabetes melitus membuat • Beberapa kutil berdekatan yang menyerupai
pengidapnya mudah terserang infeksi kelamin. bentuk kembang kol.
• Stres yang menyebabkan keringat keluar terus.
• Memiliki sistem imun yang lemah, misalnya
• Rasa gatal atau rasa tidak nyaman di daerah
penderita HIV/AIDS sehingga mudah terserang kemaluan.
virus. • Perdarahan saat hubungan seksual
• Perlu dipahami bahwa penyakit kutil kelamin • Perempuan dapat terkena penyakit kutil
tidak dapat ditularkan melalui ciuman, pelukan, kelamin di bagian paha bagian atas, vulva,
dudukan toilet, handuk, alat makan, dan lain dinding vagina, daerah antara alat kelamin luar
sebagainya. dan anus, saluran anus, dan leher rahim.
Pengobatan :
Pencegahan : • Obat oles
• Imiqumoid (Aldara, Zyclara) digunakan untuk
• Cara terbaik untuk mencegah meningkatkan kemampuan sistem imun guna
berkembangnya kutil kelamin dengan tidak melawan virus penyebab kutil
melakukan hubungan intim dengan • Sinechatechin (Veregen). Salep ini digunakan
pengidap. untuk obat kutil kelamin di bagian luar kulit
• Lakukan vaksin HPV (Human Papiloma
dan kutil yang berada di sekitar anus
Virus). • Asam trikoloasetat (TCA) atau asam
• Gunakan pengaman ketika melakukan
bikloroasetat (BCA) 80–90%. Asam
hubungan intim. trikloroasetat (TCA) atau asam bikloroasetat
• Lakukan tes kesehatan
80-90 persen merupakan pengobatan kimia
• Jangan berganti pasangan, karena yang bekerja dengan menghancurkan kutil
penularan dan penyebaran virusnya akan kelamin melalui pembekuan protein secara
sangat mudah terjadi terlebih untuk kimia
melakukan hubungan intim. • Operasi
Penyakit Non Infeksi Sistem Reproduksi
Wanita
1. Kanker Ovarium
Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit di mana ovarium yang dimiliki wanita
memiliki perkembangan sel-sel abnormal.

Penyebab : Gejala :
• Adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-
sel ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta • Sering marasakan nyeri di perut
tumbuh dengan cepat atau tidak terkontrol. • Ukuran perut semakin besar
• Susah makan atau tidak nafsu makan
Pengobatan : • Sering merasa kekenyangan
• Operasi untuk mengangkat ovarium • Sering muntah dan buang air besar
• Kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat- • Kembung terus-menerus
obatan untuk membunuh sel kanker • Terjadi pendarahan pada vagina
• Terapi pendukung, seperti obat pereda nyeri atau • Berat badan turun secara signifikan
anti mual • Sering merasa lelah dan sakit kepala
2. PCOS (Sindrom Polikistik Ovarium)
Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah penyakit ketika ovum atau sel telur pada
perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon.

Penyebab :
• Faktor genetik dikaitkan dengan terjadinya peningkatan androgen yang tinggi
• Siklus menstruasi tidak teratur

Gejala :
• Siklus menstruasi tidak teratur
• Pertumbuhan rambut berlebih pada wajah, dagu, bawah hidung (kumis), yang disebut dengan
hirsutisme. Hirsutisme ditemukan pada 70 persen perempuan dengan PCOS.
• Jerawat pada wajah, dada, dan punggung bagian atas.
• Kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.
• Penipisan rambut atau kebotakan dengan pola kebotakan laki-laki
• Kulit menjadi gelap, terutama pada daerah lipatan leher, selangkangan, dan lipatan payudara.
• Tonjolan daging bersifat jinak yang disebut skin tag, biasanya di daerah ketiak atau leher.
Pengobatan :
• Perubahan gaya hidup (olahraga dan diet rendah kalori untuk 
menurunkan berat badan)
• Obat-obatan. Dokter dapat memberikan kombinasi pil KB dengan
obat lain untuk mengontrol siklus menstruasi
• Electrolysis untuk menghilangkan rambut di tubuh

Pencegahan :
• Batasi konsumsi makanan manis
• Perbanyak konsumsi serat
• Olahraga secara teratur
3. Prolaps Uteri
Turun peranakan (prolaps uteri) adalah suatu kondisi ketika otot dasar dan jaringan ikat
(ligamen) dari pelvis melemah dan meregang sehingga tidak bisa menyangga rahim.
Akibatnya, rahim menjadi turun atau menonjol ke vagina.

Penyebab : Gejala :
Turun peranakan terjadi saat otot, ligamen, dan
jaringan penyangga dalam rongga panggul (pelvis) • Rongga panggul atau pelvis terasa
melemah dan meregang. Kondisi rahim yang turun ke penuh, terutama saat berdiri,
liang vagina karena otot yang lemah, dapat terbagi mengangkat beban, atau batuk.
dalam 4 tahap: • Nyeri punggung bagian bawah.
• Tahap pertama - leher rahim berada dalam vagina. • Terasa seperti ada yang keluar dari
• Tahap kedua - leher rahim lebih turun hingga vagina.
menuju pintu vagina. • Mengalami masalah buang air kecil,
• Tahap ketiga - posisi leher rahim sudah berada di Konstipasi atau sembelit.
luar vagina. • Tidak nyaman saat berjalan.
• Tahap keempat - turun peranakan dimulai, di mana • Memiliki kesulitan saat melakukan
seluruh rahim sudah berada di luar vagina hubungan seksual.
(procidentia). • Perdarahan vagina.
Pengobatan :

• Menurunkan berat badan.


• Mengatasi masalah konstipasi
• Melakukan gerakan senam Kegel untuk menguatkan otot pelvis
• Operasi perbaikan posisi rahim
• Histerektomi atau pengangkatan rahim

Pencegahan :

• Berolahraga secara teratur, termasuk melakukan gerakan senam Kegel, terutama


setelah melahirkan anak.
• Menghindari berolahraga atau mengangkat beban yang berlebihan.
• Mengatasi sembelit, dengan mengkonsumsi cukup serat dan banyak minum air
putih.
• Mengatasi batuk.
• Mempertahankan berat badan ideal.
PATOFISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI
PRIA
Penyakit Infeksi Sistem Reproduksi
Pria
1. Prostatitis Gejala :
Prostatitis adalah kondisi saat kelenjar prostat
mengalami pembengkakan dan peradangan Prostatitis • Demam
adalah peradangan pada kelenjar prostat yang bisa • Menggigil
terjadi tiba-tiba (akut) atau berkembang secara • Aliran urine melemah
bertahap dalam waktu yang lama (kronis). • Urine berbusa dan berbau tidak sedap
Penyebab : • Terdapat darah dalam urine atau sperma
• Terus-menerus merasa ingin buang air
kecil atau malah sulit buang air kecil
• Prostatitis bakteri akut (Esherichia coli,
• Sering buang air kecil di malam hari
Pseudomonas, Neisseria gonorrhoeae, dan
(nokturia)
Chlamydia trachoma)
• Nyeri saat buang air kecil, BAB, atau
• Prostatitis bakteri kronis. Penyebab prostatitis
ejakulasi
bakteri kronis sama dengan prostatitis bakteri akut.
• Nyeri di perut, pangkal paha, penis,
• Chronic prostatitis/chronic pelvic pain
testis, perineum (area antara pangkal
syndrome (CP/CPPS)
testis dan anus), atau punggung bawah
• Asymptomatic inflammatory prostatitis
Pengobatan :
• Pemberian obat-obatan
• Pemasangan kateter
• Operasi

Pencegahan :
• Rutin menjaga kebersihan area kelamin.
• Menghindari duduk terlalu lama dan melakukan perubahan posisi dari duduk ke berdiri
secara berkala
• Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu
• Banyak minum air putih
• Banyak mengonsumsi buah dan sayur untuk menjaga daya tahan tubuh
• Tidak mengonsumsi makanan pedas, minuman berkafein, dan minuman beralkohol
• Menjaga berat badan ideal
• Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan meditasi atau relaksasi
• Melakukan hubungan seks yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom dan tidak
bergonta-ganti pasangan
2. Orchitis
Orchitis adalah peradangan pada testis akibat infeksi bakteri dan virus. Peradangan ini bisa terjadi
pada salah satu atau kedua testis sekaligus.

Gejala :
Penyebab :
• Demam
• Orchitis bakteri. Beberapa jenis bakteri yang sering • Mual dan muntah
menyebabkan orchitis, yaitu: • Tubuh mudah lelah
- Escherichia coli • Bengkak pada satu atau kedua testis
- Staphylococcus • Testis terasa berat
- Streptococcus • Nyeri di area selangkangan
• Orchitis virus. Orchitis virus paling sering • Nyeri pada testis
disebabkan oleh virus penyebab gondongan yang • Pembengkakan kelenjar getah
disebut paramyxoviruses. Orchitis virus paling bening di selangkangan
sering terjadi pada anak laki-laki yang berusia 10 • Nyeri saat buang air kecil,
tahun ke bawah. berhubungan seks dan ejakulasi
• Terdapat darah pada sperma
Pengobatan :

• Pengobatan untuk orchitis bakteri. Antibiotik minum diberikan untuk dikonsumsi


selama 10 hari. Jenis antibiotik akan disesuaikan dengan bakteri penyebab orchitis.
• Pengobatan untuk orchitis virus. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti
ibuprofen dan naproxen, akan diberikan untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri
yang terjadi pada orchitis.

Pencegahan :

• Pastikan mendapatkan vaksin MMR untuk mencegah penyakit gondongan.


• Selalu gunakan kondom saat berhubungan seks jika tidak yakin pasangan bersih dari
penyakit menular seksual.
• Jangan melakukan seks bebas atau berganti-ganti pasangan seks.
Penyakit Non Infeksi Sistem Reproduksi
Pria
1. Hipospadia
Hipospadia adalah suatu kelainan di mana letak lubang kencing pada bayi laki-laki tidak
normal. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Pada kondisi normal, uretra
terletak tepat di ujung penis. Tetapi pada bayi dengan hipospadia, uretra berada di bagian
bawah penis.

Penyebab :
Gejala :
• Mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas.
• Menderita obesitas dan diabetes saat hamil • Percikan urine tidak normal saat
• Menjalani terapi hormon untuk merangsang buang air kecil.
kehamilan. • Kulup hanya menutupi bagian
• Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil. atas kepala penis.
• Memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia • Bentuk penis melengkung ke
• Anak yang terlahir secara prematur bawah.
Pengobatan :
Jika posisi lubang kencing sangat dekat dari posisi yang seharusnya, dan
bentuk penis tidak melengkung, penanganan tidak diperlukan. Namun bila
letak lubang kencing jauh dari posisi normalnya, operasi perlu dilakukan.

Pencegahan :
Ibu hamil dapat mengurangi risiko hipospadia pada janin dengan melakukan
beberapa hal yaitu
• Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
• Konsumsi suplemen asam folat sesuai anjuran dokter kandungan.
• Pertahankan berat badan ideal.
• Rutin ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan.
Disfungsi ereksi atau 2.
impotensi adalah kondisi Impoten
ketika penis tidak mampu si
ereksi atau mempertahankan Penyebab :
ereksi, walaupun terdapat • Gaya hidup yang tidak baik
rangsangan seksual. • Gangguan psikologis
Impotensi merupakan masalah • Efek samping obat-obatan
seksual yang rentan terjadi • Gangguan hormon
pada pria berusia 40 tahun ke • Diabetes
atas. Meskipun tidak • Hipertensi
berbahaya, kondisi ini sangat • Penyakit jantung
mengganggu penderita Gejala :
maupun pasangannya. • Kesulitan mendapatkan
ereksi
• Kesulitan mempertahankan
ereksi
• Hasrat seksual berkurang
Pengobatan :

Untuk mengetahui penyebabnya, dokter perlu melakukan


pemeriksaan lanjutan yang meliputi tes darah, tes urine, atau
USG penis. Setelah penyebabnya dipastikan, dokter dapat
menentukan pengobatan yang tepat. Impotensi dapat diobati
dengan mengatasi penyebabnya terlebih dahulu, baik melalui
obat-obatan, suntikan hormon, maupun operasi. Jika
impotensi disebabkan oleh gangguan psikologis, impotensi
perlu ditangani dengan psikoterapi yang dilakukan
oleh psikiater atau psikolog.
KESIMPULAN
1. Patofisiologi Sistem Reproduksi Wanita
a. Infeksi: Vaginitis (Keputihan), Bartolinitis, dan Candiloma Accuminata
(Kutil Kelamin).
b. Non Infeksi: Kanker Ovarium, Sindrom polikistik ovarium (PCOS), Prolaps
Uteri (Rahim turun).
2. Patofisiologi Sistem Reproduksi Pria
a. Infeksi: Prostatitis (Radang pada kelenjar prostat), dan Orchitis (Radang
pada testis).
b. Non Infeksi: Hipospadia (Lubang kencing dibawah penis), dan Impotensi
(Disfungsi ereksi).
THANKS

Anda mungkin juga menyukai