Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

SEKOLAH ISLAM TERPADU

Nama : Nabil Sidqi Ath-Thoriq

NIM : 1212010112

KELAS : MPI 5-A

1. Apa yang anda pahami Kebijakan Pemerintah tentang Pendidikan agama dan
Pendidikan keagamaan dan berikan contoh!

Di dalam kebijakan pemerintah yang diatur dalam PP. Nomor 55 Tahun 2007
mempunyai tujuan kebijakan seperti:

- Mewujudkan pendidikan yang berakar pada nilai-nilai agama dan menjunjung


tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Menumbuhkembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, berilmu, dan berketerampilan.

Dari kebijakan tersebut melahirkan sebuah kebijakan yang mengatur dua jenis
pendidikan, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan,


keterampilan, dan sikap kepada peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Pendidikan agama ini diselenggarakan
pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Contoh dari pendidikan ini
adalah seperti mata pelajaran agama yang wajib diterapkan di sekolah-sekolah. Pada
mata pelajaran agama ini mengajarkan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap
beragama sesuai dengan agama yang dianut peserta didik.

Adapun pendidikan keagamaan, adalah pendidikan yang menyelenggarakan


pendidikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama. Pendidikan keagamaan
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pondok
pesantren merupakan salah satu pendidikan yang menjalankan pendidikan keagamaan.
Pada penerapannya, pondok pesantren mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama, seperti
ilmu Al-Qur'an, ilmu hadits, ilmu fikih, ilmu tafsir, dan ilmu tasawuf.

Lebih jauh dari itu, kebijakan pemerintah tentang pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan telah memberikan dampak positif bagi perkembangan di
Indonesia. Seperti, menurunnya angka putus sekolah, meningkatnya jumlah peserta
didik yang aktif mengikuti kegiatan keagaaman, hingga Meningkatnya jumlah lulusan
pendidikan agama yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Menurut anda bagaimana penerapan Total Quality Managemen pada


Lembaga Pendidikan?

Pandangan saya, penerapan Total Quality Management (TQM) pada lembaga


pendidikan sangat penting untuk diterapkan. TQM merupakan pendekatan manajemen
yang berfokus pada peningkatan kualitas secara terus menerus. Pendekatan ini dapat
diterapkan pada semua aspek lembaga pendidikan, mulai dari kurikulum,
pembelajaran, sarana dan prasarana, hingga sumber daya manusia.

Dengan mengaplikasikan konsep TQM, lembaga pendidikan dapat


meningkatkan kualitas pendidikannya secara menyeluruh, mulai dari kualitas lulusan,
kualitas proses pembelajaran, hingga kualitas layanan pendidikan. Selain itu, lembaga
pendidikan yang menerapkan TQM juga akan lebih memiliki daya saing di era
golbalisasi yang semakin kompetitif.

Pengimplementasian TQM pada lembaga pendidikan dapat dilakukan dengan


langkah-langkah seperti;

a. Membentuk tim TQM. Tim TQM terdiri dari perwakilan dari berbagai unsur di
lembaga pendidikan, mulai dari pimpinan, guru, staf, hingga peserta didik.
b. Menetapkan visi dan misi TQM. Visi dan misi TQM haruslah sejalan dengan visi
dan misi lembaga pendidikan.
c. Menetapkan sasaran TQM. Sasaran TQM haruslah spesifik, terukur, dapat
dicapai, relevan, dan berbatas waktu.
d. Melakukan analisis terhadap kondisi saat ini. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh
lembaga pendidikan.
e. Merumuskan rencana tindakan. Rencana tindakan haruslah disusun secara
realistis dan dapat dilaksanakan.
f. Melaksanakan rencana tindakan. Pelaksanaan rencana tindakan haruslah
dipantau dan dievaluasi secara berkala.
g. Melakukan perbaikan secara terus menerus. Perbaikan secara terus menerus
haruslah dilakukan untuk mencapai tujuan TQM.

3. Apa latar belakang, konsep dan karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah?

Manajemenen Berbasis Sekolah atau pada singkatannya disebut MBS,


merupakan sebuah konsep manajemen pendidikan yang memberikan otonomi yang
lebih besar kepada sekolah dalam mengelola pendidikan. Latar belakang dari
terbentuknya MBS ini adalah karena masih ditemukan kualitas pendidikan yang belum
memuaskan. Selain itu, kesenjangan kualitas pendidikan antar sekolah dan partisipasi
masyarakat yang masih rendah di dalam pendidikan, juga menjadikan latar belakang
cikal bakal terbentunknya MBS.

Konsep MBS didefinisikan sebagai sebuah sistem pengelolaan sekolah yang


memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam pengambilan keputusan.
Otonomi ini mencakup otonomi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pendidikan. Konsep di dalam MBS meliputi;

• Otonomi.
Sekolah diberikan otonomi dalam pengambilan keputusan, baik dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pendidikan.
• Partisipasi.
Masyarakat dan orang tua siswa dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan sekolah.
• Transparansi.
Sekolah harus transparan dalam pengelolaannya, baik dalam hal perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi.
• Akuntabilitas.
Sekolah harus bertanggung jawab atas hasil kinerjanya.

Karakteristik MBS berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan harapan


masyarakat, baik masyarakat internal maupun eksternal sekolah. MBS juga berfokus
pada peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, mulai dari kualitas lulusan,
kualitas proses pembelajaran, hingga kualitas layanan pendidikan. Karakteristik lainnya
dari MBS adalah berorientasi pada peningkatan partisipasi masyarakat dan pada
akuntabilitas.

4. Apa yang dimaksud dengan Konsep Manajemen Strategis dan apa pula yang
dimaksud Prinsip manajemen sekolah?

David (2016) memberikan pandangan tentang manajemen strategis, yaitu seni


dan ilmu untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan
lintas fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Ringkasnya, manajemen strategis adalah suatu proses yang sistematis untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan strategi yang bertujuan untuk mencapai
tujuan organisasi. Manajemen strategis sendiri mencakup empat langkah utama, yaitu:

a. Perumusan strategi. Langkah ini meliputi penyusunan visi, misi, dan tujuan
organisasi, serta analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi.
b. Implementasi strategi. Langkah ini meliputi pengembangan kebijakan, prosedur,
dan program untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi strategi. Langkah ini meliputi pemantauan dan penilaian kemajuan
organisasi dalam mencapai tujuannya.
d. Pengendalian strategi. Langkah ini meliputi penyesuaian strategi yang
diperlukan untuk mengatasi perubahan lingkungan

Sedangkan Mulyasa (2013) berpendapat bahwa prinsip manajemen sekolah


adalah pedoman yang digunakan dalam pengelolaan sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Secara spesifiknya, Prinsip manajemen sekolah adalah pedoman yang
digunakan dalam pengelolaan sekolah. Prinsip-prinsip manajemen sekolah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Prinsip manajemen umum.


Prinsip-prinsip ini berlaku umum untuk semua organisasi, termasuk sekolah.
Prinsip-prinsip manajemen umum meliputi:
➢ Perencanaan. Sekolah harus memiliki rencana yang jelas untuk
mencapai tujuannya.
➢ Pengorganisasian. Sekolah harus memiliki struktur organisasi yang
efektif untuk mencapai tujuannya.
➢ Kepemimpinan. Sekolah harus memiliki pemimpin yang efektif untuk
mengarahkan dan menggerakkan sumber daya sekolah untuk mencapai
tujuannya.
➢ Pengarahan. Sekolah harus memberikan pengarahan yang jelas kepada
semua stafnya untuk mencapai tujuannya.
➢ Pengawasan. Sekolah harus melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatannya untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut
berjalan sesuai dengan rencana.
2. Prinsip manajemen pendidikan.

Prinsip-prinsip ini khusus berlaku untuk pengelolaan sekolah. Prinsip-prinsip


manajemen pendidikan meliputi:

➢ Berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Sekolah harus berorientasi pada


kebutuhan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
➢ Berorientasi pada peningkatan mutu. Sekolah harus berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, mulai dari kualitas lulusan,
kualitas proses pembelajaran, hingga kualitas layanan pendidikan.
➢ Berorientasi pada partisipasi masyarakat. Sekolah harus melibatkan masyarakat
dalam pengelolaannya.
➢ Berorientasi pada akuntabilitas. Sekolah harus bertanggung jawab atas hasil
kinerjanya.
5. Apa saja cakupan administrasi pendidikan? Jelaskan! Apa yang anda ketahui
tentang evaluasi pendidikan dan bagaimana menerapkannya di sekolah?
Jelaskan!
Cakupan administrasi pendidikan meliputi:
➢ Perencanaan pendidikan. yang merupakan proses penyusunan rencana
pendidikan yang meliputi tujuan, sasaran, strategi, dan sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan.
➢ Pengorganisasian pendidikan. yang merupakan proses penyusunan
struktur organisasi pendidikan yang meliputi pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab.
➢ Pengarahan pendidikan. dimana pemberian bimbingan dan petunjuk
kepada seluruh komponen pendidikan agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
➢ Pelaporan pendidikan. adalah proses menyampaikan informasi tentang
pelaksanaan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
➢ Pengkoordinasian pendidikan. Pengkoordinasian pendidikan adalah
proses menyatukan dan menyelaraskan berbagai kegiatan pendidikan
agar berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya.
➢ Pengawasan pendidikan adalah proses pemantauan dan penilaian
terhadap pelaksanaan pendidikan untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut berjalan sesuai dengan rencana.
➢ Pembiayaan pendidikan adalah proses penyediaan dana yang
diperlukan untuk melaksanakan pendidikan.
Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan adalah proses pengumpulan dan analisis
data untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Evaluasi pendidikan dapat dilakukan pada berbagai aspek pendidikan,
seperti kurikulum, pembelajaran, sarana dan prasarana, pendidik dan
tenaga kependidikan, serta peserta didik. Tujuan evaluasi pendidikan
adalah untuk:
➢ Menilai keberhasilan pendidikan. Evaluasi pendidikan dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuannya
➢ Meningkatkan mutu pendidikan. Evaluasi pendidikan dapat digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang perlu diperbaiki untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
➢ Mengembangkan kebijakan pendidikan. Evaluasi pendidikan dapat
digunakan untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam
penyusunan kebijakan pendidikan.

Terdapat beberapa contoh evaluasi pendidikan yang dapat dilakukan di


sekolah:

➢ Evaluasi kurikulum. Yang bertujuan untuk menilai sejauh mana


kurikulum telah memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Evaluasi kurikulum dapat dilakukan dengan menggunakan tes, angket,
observasi, dan wawancara.
➢ Evaluasi pembelajaran. bertujuan untuk menilai sejauh mana
pembelajaran telah mencapai tujuannya. Evaluasi pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara.
➢ Evaluasi sarana dan prasarana. Evaluasi sarana dan prasarana bertujuan
untuk menilai sejauh mana sarana dan prasarana pendidikan telah
memenuhi kebutuhan pembelajaran. Evaluasi sarana dan prasarana
dapat dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara.
➢ Evaluasi pendidik dan tenaga kependidikan. Evaluasi pendidik dan
tenaga kependidikan bertujuan untuk menilai sejauh mana pendidik dan
tenaga kependidikan telah memenuhi standar kompetensi. Evaluasi
pendidik dan tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan
menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara.
➢ Evaluasi peserta didik. Evaluasi peserta didik bertujuan untuk menilai
sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.
Evaluasi peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan tes,
angket, observasi, dan wawancara.

Anda mungkin juga menyukai