Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Satuan pendidikan atau yang biasa kita sebut sekolah adalah institusi atau
lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi
pelajaran.
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Sekolah memerlukan adanya monitoring dan evaluasi guna mencapai tujuan
dari pendidikan agar prosesnya dapat terlaksana dengan baik. Monitoring dan
evaluasi merupakan bagian integral dari pengolahan pendidikan, baik di tingkat mikro
(sekolah), meso (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Dinas Pendidikan Propinsi),
maupun makro (Departemen). Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa dengan
monitoring dan evaluasi. kita dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan pada
tingkat sekolah,

B.  Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengelolaan satuan pendidikan?
2. Apa saja pengertian monitoring dan evaluasi?
3. Bagaimana monitoring dan Evaluasi pengelolaan satuan pendidikan?
4. Apa saja tujuan monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan dan
tuntutan evaluator?

C.  Manfaat Dan Tujuan


1. Agar mengetahui satuan pendidikan
2. Agar mengetahui monitoring dan evaluasi
3. Agar mengetahui monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan
4. Agar mengetahui tujuan monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan
pendidikan dan tuntutan evaluator
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengelolaan Satuan Pendidikan


Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sekolah dalam
mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan
(output sekolah). Proses berlangsungnya sekolah pada intinya adalah
berlangsungnya pembelajaran yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru
yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari proses pembelajaran. Daya
dukung tersebut adalah satu kesatuan aksi yang menciptakan sinergi proses belajar
mengajar, yaitu:
1. Proses kepemimpinan yang menghasilkan keputusan-keputusan kelembagaan,
pemotivasian staf, dan penyebaran inovasi.
2. Proses manajemen yang menghasilkan aturan-aturan penyelenggaraan,
pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian kegiatan,
memonitoring, dan evaluasi
Kepemimpinan sekolah yang diharapkan dapat dipenuhi oleh sekolah antara lain:
adanya kepala sekolah yang memenuhi persyaratan, minimal satu wakil kepala
sekolah yang dipilih secara demokratis, kepala sekolah memiliki kemampuan
memimpin (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) sekolah, dan terdapat
pendelegasian sebagian tugas dan kewenangan kepada wakilnya.
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan
rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem
informasi manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari
penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja.
Selain itu, pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur
organisasi dan pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum
dan kegiatan pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, keuangan, dan pembiayaan. Disamping itu, pelaksanaannya juga
mempertimbangkan budaya dan lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta
masyarakat.
Sebagaimana juga telah ditetapkan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 dan
PP Nomor 19 Tahun 2005, dan lebih dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 bahwa, “Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan
pendidikan yang berlaku secara nasional.
Dalam standar pelaksanaan rencana kerja sekolah, maka harus terpenuhi dan
terealisasi beberapa aspek dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
1. Kepemilikan pedoman-pedoman sekolah yang mengatur berbagai aspek
pengelolaan secara tertulis,
2. Struktur organisaisi sekolah,
3. Pelaksanaan kegiatan,
4. Bidang kesiswaan,
5. Bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran,
6. Bidang pendidik dan tenaga kependidikan,
7. Bidang sarana dan prasarana,
8. Bidang keuangan dan pembiayaan,
9. Budaya dan yang berlaku secara nasional lingkungan sekolah
10. Dan peran serta masyarakat dan kemitraan.

B.  Pengertian Monitoring dan Evaluas


a.    Pengertian monitoring dan evaluasi
1.    Monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas objektif program atau memantau perubahan
yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan
perhitungan atas apa yang kita lakukan dan pengamatan atas kualitas
dari layanan yang kita berikan.
2.    Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu program. Dalam bidang pendidikan, Ralph Tyler
(1950) mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Proses evaluasi
bukan sekedar untuk mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi
digunakan untuk membuat keputusan.

Evaluasi memerlukan desain studi atau penelitian, dan terkadang membutuhkan


kelompok kontrol atau kelompok pembanding. Evaluasi melibatkan pengukuran
seiring dengan berjalannya waktu.
1.    Kaitan dan perbedaan monitoring dan evaluasi
Kaitan antara monitoring dan evaluasi adalah, evaluasi memerlukan hasil dari
monitoring yang digunakan untuk kontribusi program. Monitoring bersifat spesifik
program, sedangkan evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh program itu sendiri,
melainkan variabel-variabel dari luar.
C.   Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan
 Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya mengenai
pengelolaan satuan pendidikan dan pengertian monitoring dan evaluasi, maka kini
akan dibahas mengenai monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan.
Monitoring dan evaluasi sekolah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi internal
adalah yang dilakukan oleh sekolah sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orang
tua siswa, dan warga sekolah lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat kemajuan dirinya sendiri (sekolah) sehubungan dengan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan. Dengan cara ini diharapkan sekolah memahami tingkat
ketercapaian sasaran, menemukan kendala-kendala yang dihadapi dan catatan-
catatan bagi penyusunan program selanjutnya.
Sedangkan monitoring dan evaluasi eksternal dapat dilakukan oleh pihak luar
sekolah, misalnya, pengawas, dinas pendidikan yang hasilnya dapat digunakan
untuk rewards system terhadap individu, sekolah dalam rangka meningkatkan iklim
kompetisi sehat antar sekolah, kepentingan akuntabilitas publik, bagi perbaikan
sistem yang ada keseluruhan dan membantu sekolah dalam mengembangkan
dirinya.

1.     Pegawas Satuan Pendidikan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa semua pihak untuk terus
mengadakan inovasi-inovasi dalam bidangnya, terlebih-lebih pada pengelola dan
penanggung jawab pendidikan. Dalam hal ini termasuk pengawas satuan pendidikan
yang selanjutnya di sebut dengan pengawas.
Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan
dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah,
dasar dan menengah (Kepmendikbud RI Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Pebruari 1998
tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan
angka kreditnya).
Pengawas mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan
penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan
pendidikan tertentu dan sekaligus berfungsi sebagai mitra guru dan kepala sekolah,
inovator, konselor, motivator, kolaborator, dan asesor.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan sekolah
adalah dengan melakukan pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi).
Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara berkelompok maupun secara
perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan
terdiri dari: program pengawasan tahunan, program pengawasan semester, rencana
kepengawasan manajerial (RKM), dan rencana kepengawasan akademik (RKA).
2.      Standar Pengelolaan
Adanya monitoring dan evaluasi dalam mengelola sekolah diperlukan untuk
membentuk sekolah yang efektif, sehingga telah ditetapkan suatu standar. Standar
pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Sehingga dalam hal ini, pengelolaan
satuan pendidikan akan menjadi tanggung jawab kepala satuan pendidikan.
Berikut adalah standar monitoring dan evaluasi yang harus dipenuhi dan
dilaksanakan oleh sekolah:
1. Aspek-aspek program pengawasan
2. Evaluasi diri,
3. Evaluasi dan pengembangan,
4. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan,
5. Serta akreditasi sekolah.
Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS), otonomi, akuntabel,
jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.
Evaluasi, pengembangan, dan pejaminan mutu dalam penerapan prinsip-
prinsip manajemen berbasis sekolah menitik beratkan pada kegiatan di bawah ini:
1. Menerapkan standar berbasis data,
2. Meningkatkan otonomi sekolah,
3. Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu,
4. Melaksanakan sistem penjaminan mutu,
5. Dan melakukan evaluasi berkelanjutan.
Untuk menciptakan pengelolaan manajemen sekolah yang baik, tentu juga
harus memperhatikan proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Dalam proses
pengelolaan pendidikan di sekolah juga harus memiliki standar. Standar Nasional
Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Bab I Pasal 1 butir 1).
3.     Komponen Sekolah yang Harus Dimonitoring
Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang harus selalu dimonitor
yang mengatur tentang:
1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus
2. Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori
aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan, dan mingguan,
3. Struktur organisasi satuan pendidikan,
4. Pembagian tugas di antara pendidik,
5. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan,
6. Peraturan akademik,
7. Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana,
8. Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat
9. Serta biaya operasional satuan pendidikan.

4.   Monitoring Rencana Kerja Tahun


Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan
yang meliputi masa 4 tahun, yaitu:
1. Kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran,
ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.
2. Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun
ajaran berikutnya.
3. Mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal,
semester genap, dan semester pendek bila ada.
4. Penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan
lainnya.
5. Buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran.
6. Jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran.
7. Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai.
8. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang
meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara
program.
9. Jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan
orang tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite
sekolah/madrasah, untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
10. Jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang
pendidikan tinggi.
11. Rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk
masa kerja satu tahun.
12. Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan
untuk satu tahun terakhir.

5. Monitoring Program Sekolah


Selanjutnya adalah monitoring program yang harus dilaksanakan sekolah, antara
lain:
1. Menyusun pedoman sekolah,
2. Menetapkan struktur oranganisasi sekolah,
3. Melaksanakan kegiatan sekolah,
4. Melaksanakan pembinaan kesiswaan,
5. Melaksanakan kegiatan kurikulum dan pembelajaran,
6. Mengeloa Pendidik dan tenaga kependidikan,
7. Mengelola sarana dan prasarana,
8. Mengelola keuangan dan pembiayaan
9. Mengelola budaya
10. Mengelola lingkungan
11. Mengelola kerja sama kemitraan
12. Mengelola sistem informasi manajemen sekolah
13. Komponen plus

D.   Tujuan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan dan


Tuntutan Evaluator
1.    Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Dalam melaksanakan proses monitoring dan evaluasi penglolaan satuan
pendidikan, tentu ada tujuan di dalamnya. Tujuan diadakannya monitoring dan
evaluasi dalam mengelola sekolah antara lain:
1. Untuk kepentingan pengambilan keputusan, misalnya tentang akan
digunakan atau tidaknya suatu sistem, strategi atau metode
2. Penelitian evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data secara
sistematis guna membantu para pengambil keputusan. Para peneliti
evaluasi yakin bahwa hasil kerjanya akan bermanfaat bagi para pengambil
keputusan dalam mengambil keputusan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan apabila tidak ada penelitian yang dilakukan.
3. Untuk menyempurnakan program, kelayakan program, program dilanjutkan
atau dihentikan, diubah atau diganti.
4. Sedangkan Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin (2004) menyatakan
bahwa ada dua macam tujuan evaluasi yaitu tujuan khusus dan tujuan
umum. Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan,
sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen.
Hasil monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi
perbaikan pelaksanaan pengelolaan sekolah. Sedangkan hasil evaluasi dapat
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap
keseluruhan komponen pengelolaan sekolah, baik pada konteks, input, proses,
output, maupun outcome-nya,

2.    Tuntutan Terhadap Pengawas


Agar dapat melakukan tugasnya, maka seorang evaluator atau pengawas
dituntut untuk mampu mengenali komponen-komponen program. Program kerja yang
dianggap sebagai perwujudan kinerja dan pengembangan sumber daya pengurus
dalam menjalankan perannya. Dengan mengelolanya secara wajar dan berhasil,
akan dapat membantu meningkatkan partisipasi masyarakat di daerah sekitar
sekolah.
Karena itu, ketika program yang ada di sekolah tersebut tidak memperlihatkan
hasil yang maksimal, maka diperlukan evaluasi terhadapnya. Pendapat-pendapat
tersebut dapat digolongkan ke dalam dua tujuan pokok, yakni sebagai
penyempurnaan program yang biasanya disebut formatif dan untuk memutuskan
apakah program diteruskan atau dihentikan, yang sering disebut sumatif.
Kegiatan monitor dan evaluasi program tidak hanya ingin melanjutkan program,
tetapi juga menghentikan program. Disamping meningkatkan prosedur-prosedur
pelaksanaannya, mengalokasikan sumber-sumber kelemahan, tetapi juga
menentukan strategi serta teknik-teknik tertentu untuk memperbaiki program di masa
yang akan datang.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan
rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem
informasi manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari
penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja
Dalam pengelolannya, sekolah memerlukan adanya monitoring dan evaluasi
guna mencapai tujuan dari pendidikan agar prosesnya dapat terlaksana dengan baik
dan untuk mengetahui apakah suatu sekolah mengalami kemajuan atau tidak.
Monitoring dan evaluasi, pada umumnya menghasilkan informasi yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi
yang bermanfaat adalah monitoring dan evaluasi yang menghasilkan informasi yang
cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan. Standar monitoring dan
evaluasi yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh sekolah antara lain: aspek-
aspek program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi dan pengembangan, evaluasi
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, serta akreditasi sekolah.

B.  Saran
Guru-guru SMP Negeri 2 ................ hendaknya mengetahui tentang bagaimana
proses pengelolaan satuan pendidikan agar dapat membentuk sekolah yang efektif.
Disini, salah satu faktor dari keefektivan sekolah adalah dengan adanya monitor dan
evaluasi yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah. Maka, bagi calon
pendidik tentu harus memahami tentang komponen atau standar yang harus
dipenuhi oleh sekolah agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai