PENGELOLAAN SATUAN
PENDIDIKAN
20/01/2014 AFID BURHANUDDIN 10 KOMENTAR
Satuan pendidikan atau yang biasa kita sebut sekolah adalah institusi atau lembaga untuk
belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran.
Menurut Sagala (2004), sekolah merupakan kerja sama sejumlah orang yang menjalankan
seperangkat fungsi mendasar untuk melayani kelompok umur tertentu dalam ruang kelas
yang pelaksanaannya dibimbing oleh guru melalui kurikulum yang bertingkat untuk
mencapai tujuan instruksional dengan terikat akan norma dan budaya yang mendukungnya
sebagai suatu sistem nilai. Jadi, Sagala menjelaskan bahwa sekolah bukan hanya tempat
anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan.
Sedangkan dalam pasal 1 butir 10 UU No. 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Berbagai kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah manejemen pendidikan. Dalam kenyataan, manajemen pendidikan yang
selama ini bersifat sentralistik telah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang
berdaya, kurang mandiri, dan bahkan terpasung kreativitasnya. Untuk itu, Depdiknas
terdorong untuk melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dari manajemen
pendidikan mutu.
Tanpa pengukuran, tidak ada alasan untuk mengatakan apakah suatu sekolah mengalami
kemajuan atau tidak. Monitoring dan evaluasi, pada umumnya menghasilkan informasi
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, monitoring dan
evaluasi yang bermanfaat adalah monitoring dan evaluasi yang menghasilkan informasi
yang cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan.
Dari definisi dan ringkasan tersebut tentu memunculkan pertanyaan bagaimana sistem
pengelolaan sekolah serta bagaimana cara memonitor dan mengevaluasi pengelolaan
sekolah sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya? Berikut akan dijelaskan
mengenai materi tentang monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan.
1. Pengelolaan Satuan Pendidikan
Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sekolah dalam mengelola
masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan (output sekolah). Proses
berlangsungnya sekolah pada intinya adalah berlangsungnya pembelajaran yaitu terjadinya
interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Daya dukung tersebut adalah satu kesatuan aksi yang menciptakan
sinergi proses belajar mengajar, yaitu:
Selain itu, pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan
pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, dan
pembiayaan. Disamping itu, pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan
lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat.
Sebagaimana juga telah ditetapkan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor
19 Tahun 2005, dan lebih dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bahwa,
“Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku
secara nasional.”
Standar perencanaan program sekolah meliputi: rumusan visi sekolah, misi sekolah, tujuan
sekolah, dan rencana kerja sekolah.
Dalam standar pelaksanaan rencana kerja sekolah, maka harus terpenuhi dan terealisasi
beberapa aspek dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif
program atau memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring
melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan dan pengamatan atas kualitas dari
layanan yang kita berikan.
2) Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program. Dalam bidang pendidikan, Ralph Tyler (1950) mengatakan bahwa evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Proses evaluasi bukan sekedar
untuk mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Evaluasi memerlukan desain studi atau penelitian, dan terkadang membutuhkan kelompok
kontrol atau kelompok pembanding. Evaluasi melibatkan pengukuran seiring dengan
berjalannya waktu.
Berikut adalah tabel yang memuat perbedaan antara monitoring dan evaluasi:
Monitoring Evaluasi
Siapa yang terlibat Umumnya orang dalam Orang luar dan dalam
Monitoring dan evaluasi sekolah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu internal dan
eksternal. Yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi internal adalah yang dilakukan
oleh sekolah sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, dan warga sekolah
lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya sendiri
(sekolah) sehubungan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Dengan cara ini
diharapkan sekolah memahami tingkat ketercapaian sasaran, menemukan kendala-kendala
yang dihadapi dan catatan-catatan bagi penyusunan program selanjutnya.
Sedangkan monitoring dan evaluasi eksternal dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah,
misalnya, pengawas, dinas pendidikan yang hasilnya dapat digunakan untuk rewards
system terhadap individu, sekolah dalam rangka meningkatkan iklim kompetisi sehat antar
sekolah, kepentingan akuntabilitas publik, bagi perbaikan sistem yang ada keseluruhan dan
membantu sekolah dalam mengembangkan dirinya.
Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di
sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah (Kepmendikbud RI
Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Pebruari 1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan
fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya).
Pengawas mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan tertentu
dan sekaligus berfungsi sebagai mitra guru dan kepala sekolah, inovator, konselor,
motivator, kolaborator, dan asesor.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan sekolah adalah dengan
melakukan pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi).
Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri dari: program
pengawasan tahunan, program pengawasan semester, rencana kepengawasan manajerial
(RKM), dan rencana kepengawasan akademik (RKA).
1. Proses
pembelajaran dan
bimbingan.
2. Lingkungan
belajar.
3. Sistem penilaian.
4. Pelaksanaan
inovasi pembelajaran.
5. Kegaitan
peningkatan
kemampuan profesi
guru.
6. Peningkatan mutu
SDM sekolah.
7. Penyelenggaraan
inovasi di sekolah.
8. Akreditasi
sekolah.
9. Pengadaan sumber
daya pendidikan.
3. Evaluasi / 10. Kemajuan
Penilaian pendidikan.
1. Standar Pengelolaan
Adanya monitoring dan evaluasi dalam mengelola sekolah diperlukan untuk membentuk
sekolah yang efektif, sehingga telah ditetapkan suatu standar. Standar pengelolaan adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Sehingga
dalam hal ini, pengelolaan satuan pendidikan akan menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan.
Berikut adalah standar monitoring dan evaluasi yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh
sekolah:
Untuk menciptakan pengelolaan manajemen sekolah yang baik, tentu juga harus
memperhatikan proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Dalam proses pengelolaan
pendidikan di sekolah juga harus memiliki standar. Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1).
– Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana,
– Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat,
1. Monitoring Rencana Kerja Tahunan
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi
masa 4 tahun, yaitu:
– Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran
berikutnya.
– Mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal, semester
genap, dan semester pendek bila ada.
– Penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya.
– Buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran.
– Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi
sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program.
– Jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang
tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah/madrasah, untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
– Jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang pendidikan
tinggi.
– Rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu
tahun.
– Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk satu
tahun terakhir.
Semua pedoman dan rencana kerja tersebut menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan. Selain pengawas sekolah, kepala sekolah disini memiliki wewenang untuk
selalu mengawasi jalannya proses pengelolaan pendidikan di sekolah. Untuk itu, selain ada
monitor terhadap target kinerja pengawas juga harus ada monitor terhadap indikator target
kinerja sekolah untuk meningkatkan mutu standar pengelolaan dengan indikator
operasional sebagai berikut:
– Mendapatkan data profil penerapan standar pengelolaan sekolah binaan melalui
pengisian instrumen penjaminan mutu kinerja,
1. Indikator target kinerja sekolah
Melalui kegiatan supervisi, sekolah meningkatkan kinerja dalam meningkatkan mutu dan
melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan dengan indikator operasional sebagai
berikut:
– Mengelola data kinerja yang diintegrasikan pada sistem informasi sekolah,
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas mengajar dilaksanakan untuk menjawab dua
pertanyaan mendasar, yaitu pada batasan mana sebaiknya guru mengimplementasikan dan
melaksanakan model pengajaran dan bagaimana siswa mencapai hasil belajar. Ini
merupakan contoh evaluasi yang menekankan pada kualitas hasil belajar siswa di sekolah.
Monitoring dan evaluasi satuan pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa atau
peserta pendidikan, pengajar maupun manajemen, serta pengelolaan satuan pendidikan.
Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan
upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
1) Untuk kepentingan pengambilan keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau
tidaknya suatu sistem, strategi atau metode.
2) Penelitian evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data secara sistematis guna
membantu para pengambil keputusan. Para peneliti evaluasi yakin bahwa hasil kerjanya
akan bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan yang lebih
baik jika dibandingkan dengan apabila tidak ada penelitian yang dilakukan.
4) Sedangkan Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin (2004) menyatakan bahwa ada dua
macam tujuan evaluasi yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan umum diarahkan
pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing
komponen.
Hasil monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan
pelaksanaan pengelolaan sekolah. Sedangkan hasil evaluasi dapat memberikan informasi
yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap keseluruhan komponen
pengelolaan sekolah, baik pada konteks, input, proses, output, maupun outcome-nya.
Karena itu, ketika program yang ada di sekolah tersebut tidak memperlihatkan hasil yang
maksimal, maka diperlukan evaluasi terhadapnya. Pendapat-pendapat tersebut dapat
digolongkan ke dalam dua tujuan pokok, yakni sebagai penyempurnaan program yang
biasanya disebut formatif dan untuk memutuskan apakah program diteruskan atau
dihentikan, yang sering disebut sumatif.
Kegiatan monitor dan evaluasi program tidak hanya ingin melanjutkan program, tetapi juga
menghentikan program. Disamping meningkatkan prosedur-prosedur pelaksanaannya,
mengalokasikan sumber-sumber kelemahan, tetapi juga menentukan strategi serta teknik-
teknik tertentu untuk memperbaiki program di masa yang akan datang.
PENUTUP
1. 1. Kesimpulan
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan
rencana kerja.
Disamping itu, tugas seorang pendidik tidak hanya melakukan tugasnya untuk
menyampaikan pendidikan yang baik terhadap siswa, namun juga perlu mematuhi
peraturan yang mengatur tentang standar pengelolaan satuan pendidikan. Tujuannya adalah
untuk dapat membentuk sekolah yang didalamnya terdapat kepala sekolah dan pengajar
yang inovatif bagi kemajuan sekolahnya