Anda di halaman 1dari 15

MONITORING DAN EVALUASI

PENGELOLAAN SATUAN
PENDIDIKAN
20/01/2014 AFID BURHANUDDIN 10 KOMENTAR

Satuan pendidikan atau yang biasa kita sebut sekolah adalah institusi atau lembaga untuk
belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran.
Menurut Sagala (2004), sekolah merupakan kerja sama sejumlah orang yang menjalankan
seperangkat fungsi mendasar untuk melayani kelompok umur tertentu dalam ruang kelas
yang pelaksanaannya dibimbing oleh guru melalui kurikulum yang bertingkat untuk
mencapai tujuan instruksional dengan terikat akan norma dan budaya yang mendukungnya
sebagai suatu sistem nilai. Jadi, Sagala menjelaskan bahwa sekolah bukan hanya tempat
anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan.

Sedangkan dalam pasal 1 butir 10 UU No. 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Berbagai kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah manejemen pendidikan. Dalam kenyataan, manajemen pendidikan yang
selama ini bersifat sentralistik telah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang
berdaya, kurang mandiri, dan bahkan terpasung kreativitasnya. Untuk itu, Depdiknas
terdorong untuk melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dari manajemen
pendidikan mutu.

Dalam pengelolannya, sekolah memerlukan adanya monitoring dan evaluasi guna


mencapai tujuan dari pendidikan agar prosesnya dapat terlaksana dengan baik. Monitoring
dan evaluasi merupakan bagian integral dari pengolahan pendidikan, baik di tingkat mikro
(sekolah), meso (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Dinas Pendidikan Propinsi),
maupun makro (Departemen). Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa dengan monitoring
dan evaluasi, kita dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan pada tingkat sekolah,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, dan Departemen.

Tanpa pengukuran, tidak ada alasan untuk mengatakan apakah suatu sekolah mengalami
kemajuan atau tidak. Monitoring dan evaluasi, pada umumnya menghasilkan informasi
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, monitoring dan
evaluasi yang bermanfaat adalah monitoring dan evaluasi yang menghasilkan informasi
yang cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan.

Dari definisi dan ringkasan tersebut tentu memunculkan pertanyaan bagaimana sistem
pengelolaan sekolah serta bagaimana cara memonitor dan mengevaluasi pengelolaan
sekolah sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya? Berikut akan dijelaskan
mengenai materi tentang monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan.
1.      Pengelolaan Satuan Pendidikan
Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sekolah dalam mengelola
masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan (output sekolah). Proses
berlangsungnya sekolah pada intinya adalah berlangsungnya pembelajaran yaitu terjadinya
interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Daya dukung tersebut adalah satu kesatuan aksi yang menciptakan
sinergi proses belajar mengajar, yaitu:

1. Proses kepemimpinan yang menghasilkan keputusan-keputusan kelembagaan,


pemotivasian staf, dan penyebaran inovasi.
2. Proses manajemen yang menghasilkan aturan-aturan penyelenggaraan, pengelolaan
kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian kegiatan, memonitoring, dan
evaluasi.
Kepemimpinan sekolah yang diharapkan dapat dipenuhi oleh sekolah antara lain: adanya
kepala sekolah yang memenuhi persyaratan, minimal satu wakil kepala sekolah yang
dipilih secara demokratis, kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin (pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku) sekolah, dan terdapat pendelegasian sebagian tugas dan
kewenangan kepada wakilnya.

Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,


pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan
rencana kerja.

Selain itu, pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan
pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, dan
pembiayaan. Disamping itu, pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan
lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat.

Sebagaimana juga telah ditetapkan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor
19 Tahun 2005, dan lebih dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bahwa,
“Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku
secara nasional.”

Standar perencanaan program sekolah meliputi: rumusan visi sekolah, misi sekolah, tujuan
sekolah, dan rencana kerja sekolah.

Dalam standar pelaksanaan rencana kerja sekolah, maka harus terpenuhi dan terealisasi
beberapa aspek dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu:

1. Kepemilikan pedoman-pedoman sekolah yang mengatur berbagai aspek


pengelolaan secara tertulis,
2. Struktur organisaisi sekolah,
3. Pelaksanaan kegiatan,
4. Bidang kesiswaan,
5. Bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran,
6. Bidang pendidik dan tenaga kependidikan,
7. Bidang sarana dan prasarana,
8. Bidang keuangan dan pembiayaan,
9. Budaya dan yang berlaku secara nasional lingkungan sekolah,
10. Dan peran serta masyarakat dan kemitraan.
 

2.      Pengertian Monitoring dan Evaluasi


1.   Monitoring

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif
program atau memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring
melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan dan pengamatan atas kualitas dari
layanan yang kita berikan.

2)      Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program. Dalam bidang pendidikan, Ralph Tyler (1950) mengatakan bahwa evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Proses evaluasi bukan sekedar
untuk mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

Evaluasi memerlukan desain studi atau penelitian, dan terkadang membutuhkan kelompok
kontrol atau kelompok pembanding. Evaluasi melibatkan pengukuran seiring dengan
berjalannya waktu.

1. Kaitan dan perbedaan monitoring dan evaluasi


Kaitan antara monitoring dan evaluasi adalah, evaluasi memerlukan hasil dari monitoring
yang digunakan untuk kontribusi program. Monitoring bersifat spesifik program,
sedangkan evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan varibel-
varibel dari luar.

Berikut adalah tabel yang memuat perbedaan antara monitoring dan evaluasi:

Monitoring Evaluasi
 

Waktu Terus menerus Akhir setelah program

Output dan proses, tetapi


sering fokus ke input,
kegiatan, dan Dampak jangka panjang,
Apa yang diukur kondisi/asumsi. kelangsungan.

Siapa yang terlibat Umumnya orang dalam Orang luar dan dalam

Sumber informasi Sistem rutin, survey Dokumen internal dan


kecil, dokumen internal, eksternal, laporan tugas,
dan laporan. dan riset evaluasi.

Manajer, staf, donor,


Pengguna Manajer dan staf klien, organisasi lain.

Koreksi mayor program,


perubahan kebijakan,
strategi, masa
Koreksi minor program mendatang, termasuk
Penggunaan hasil (feedback) penghentian program.
 

1. 3.      Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan


 

Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya mengenai pengelolaan


satuan pendidikan dan pengertian monitoring dan evaluasi, maka kini akan dibahas
mengenai monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan.

Monitoring dan evaluasi sekolah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu internal dan
eksternal. Yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi internal adalah yang dilakukan
oleh sekolah sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, dan warga sekolah
lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya sendiri
(sekolah) sehubungan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Dengan cara ini
diharapkan sekolah memahami tingkat ketercapaian sasaran, menemukan kendala-kendala
yang dihadapi dan catatan-catatan bagi penyusunan program selanjutnya.

Sedangkan monitoring dan evaluasi eksternal dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah,
misalnya, pengawas, dinas pendidikan yang hasilnya dapat digunakan untuk rewards
system terhadap individu, sekolah dalam rangka meningkatkan iklim kompetisi sehat antar
sekolah, kepentingan akuntabilitas publik, bagi perbaikan sistem yang ada keseluruhan dan
membantu sekolah dalam mengembangkan dirinya.

1. Pegawas Satuan Pendidikan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa semua pihak untuk terus mengadakan
inovasi-inovasi dalam bidangnya, terlebih-lebih pada pengelola dan penanggung jawab
pendidikan. Dalam hal ini termasuk pengawas satuan pendidikan yang selanjutnya di sebut
dengan pengawas.

Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di
sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah (Kepmendikbud RI
Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Pebruari 1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan
fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya).

Pengawas mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan tertentu
dan sekaligus berfungsi sebagai mitra guru dan kepala sekolah, inovator, konselor,
motivator, kolaborator, dan asesor.

Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan sekolah adalah dengan
melakukan pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi).

Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri dari: program
pengawasan tahunan, program pengawasan semester, rencana kepengawasan manajerial
(RKM), dan rencana kepengawasan akademik (RKA).

Berikut adalah tabel tugas pengawas satuan pendidikan:

Tugas Pengawasan Akademik Pengawasan Manajerial

1. Proses dan hasil


belajar siswa.
2. Penilaian hasil
belajar.
3. Ketahanan
Pembelajaran.
4. Standar Mutu hasil
belajar siswa.
5. Pengembangan
profesi guru.
6. Pengadaan dan
pemanfaatan sumber-
sumber belajar.
7. Penjaminan/
standar mutu
pendidikan.
8. Penerimaan siswa
baru.
9. Rapat guru dan
staf skolah.
10. Hubungan sekolah
dengan masyarakat.
11. Pelaksanaan ujian
sekolah.
12. Program-program
1.Moni-toring
pengembangan sekolah.
 
13. Administrasi
sekolah. 8.     Manajemen sekolah.

2. Supervisi 1. Kinerja guru


2. Pelaksanaan
kurikulum/mata
pelajaran
3. Pelaksanaan
pembelajaran
4. Praktikum/ studi
lapangan
5. Kegiatan ekstra
kurikuler
6. Penggunaan
media, alat bantu.
7. Kemajuan belajar
siswa.
8. Lingkungan
belajar.
9. Kinerja sekolah,
kepala sekolah dan staf
sekolah.
10. Pelaksanaan
kurikulum sekolah.
11. Manajemen
sekolah.
12. Kegiatan antar
sekolah binaan.
13. Kegiatan in
service training bagi
kepala sekolah, guru
dan staf sekolah
lainnya.
14. Pelaksanaan
kegiatan inovasi
sekolah.
15. Penyelenggaraan
administrasi sekolah.

1. Proses
pembelajaran dan
bimbingan.
2. Lingkungan
belajar.
3. Sistem penilaian.
4. Pelaksanaan
inovasi pembelajaran.
5. Kegaitan
peningkatan
kemampuan profesi
guru.
6. Peningkatan mutu
SDM sekolah.
7. Penyelenggaraan
inovasi di sekolah.
8. Akreditasi
sekolah.
9. Pengadaan sumber
daya pendidikan.
3. Evaluasi / 10. Kemajuan
Penilaian pendidikan.

4.  Pembinaan/ 1. Guru dalam


Pengembangan pengembangan media
dan alat bantu
pembelajara.
2. Memberikan
contoh inovasi
pembelajaran.
3. Guru dalam
pembelajaran/
bimbingan yang efektif.
4. Guru dalam
meningkatkan
kompetensi profesional.
5. Guru dalam
melaksanakaj penilaian
proses dan hasil belajar.
6. Guru dalam
melaksanakan
penelitian tindakan
kelas.
7. Guru dalam
meningkatkan
kompetensim pribadi,
sosial dan paedagogi.
8. Kepala Sekolah
dalam mengelola
pendidikan.
9. Tim kerja dan staf
sekolah dalam
meningkatkan kinerja
sekolah.
10. Komite sekolah
dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat
dalam pendidikan.
11. Kepala sekolah
bdalam melaksanakan
inovasi pendidikan.
12. Kepala sekolah
bdalam meningkatkan
kemampuan
profesionalnya.
13. Staf sekolah dalam
melaksanakan tugas
administrasi sekolah.
14. Kepala sekolah
dan staf dalam
kesejahtraan sekolah.

5.   Pelaporan 1. Kinerja Guru


dan tindak dalam melaksanakan
lanjut pembelajaran
2. Kemajuan belajar
siswa.
3. Pelaksanaan dan
hasil inovasi
pembelajaran.
4. Pelaksanaan tugas
kepengawasan
akademik.
5. Tindak lanjut hasil
pengawasan untuk
program pengawasan
selanjutnya.
6. Kinerja sekolah,
kinerja kepala dan staf
sekolah.
7. Standar mutu
pendidikan dan
pencapaiannya.
8. Pelaksanaan dan
hasil inovasi
pendidikan.
9. Pelaksanaan tugas
kepengawasan
manajerial dan hasil-
hasilnya.
10. Tindak lanjut
untuk program
pengawasan
selanjutnya.
 

1. Standar Pengelolaan
Adanya monitoring dan evaluasi dalam mengelola sekolah diperlukan untuk membentuk
sekolah yang efektif, sehingga telah ditetapkan suatu standar. Standar pengelolaan adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Sehingga
dalam hal ini, pengelolaan satuan pendidikan akan menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan.

Berikut adalah standar monitoring dan evaluasi yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh
sekolah:

–       Aspek-aspek program pengawasan,

–       Evaluasi diri,

–       Evaluasi dan pengembangan,

–       Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan,

–       Serta akreditasi sekolah.

Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal


dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS), otonomi, akuntabel, jaminan mutu,
dan evaluasi yang transparan.
Evaluasi, pengembangan, dan pejaminan mutu dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen
berbasis sekolah menitik beratkan pada kegiatan di bawah ini:

–       Menerapkan standar berbasis data,

–       Meningkatkan otonomi sekolah,

–       Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu,

–       Melaksanakan sistem penjaminan mutu,

–       Dan melakukan evaluasi berkelanjutan.

Untuk menciptakan pengelolaan manajemen sekolah yang baik, tentu juga harus
memperhatikan proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Dalam proses pengelolaan
pendidikan di sekolah juga harus memiliki standar. Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1).

1. Komponen Sekolah yang Harus Dimonitoring


Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang harus selalu dimonitor yang
mengatur tentang:

–       Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus,

–       Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan


pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan,

–       Struktur organisasi satuan pendidikan,

–       Pembagian tugas di antara pendidik,

–       Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan,

–       Peraturan akademik,

–       Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana,

–       Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat,

–       Serta biaya operasional satuan pendidikan.

 
1. Monitoring Rencana Kerja Tahunan
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi
masa 4 tahun, yaitu:

–       Kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,


kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.

–       Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran
berikutnya.

–       Mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal, semester
genap, dan semester pendek bila ada.

–       Penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya.

–       Buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran.

–       Jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran.

–       Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai.

–       Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi
sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program.

–       Jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang
tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah/madrasah, untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.

–       Jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang pendidikan
tinggi.

–       Rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu
tahun.

–       Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk satu
tahun terakhir.

1. Monitoring Program Sekolah


Selanjutnya adalah monitoring program yang harus dilaksanakan sekolah, antara lain:

–       Menyusun pedoman sekolah,


–       Menetapkan struktur oranganisasi sekolah,

–       Melaksanakan kegiatan sekolah,

–       Melaksanakan pembinaan kesiswaan,

–       Melaksanakan kegiatan kurikulum dan pembelajaran,

–       Mengeloa Pendidik dan tenaga kependidikan,

–       Mengelola sarana dan prasarana,

–       Mengelola keuangan dan pembiayaan

–       Mengelola budaya

–       Mengelola lingkungan

–       Mengelola kerja sama kemitraan

–       Mengelola sistem informasi manajemen sekolah

–       Komponen plus

Semua pedoman dan rencana kerja tersebut menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan. Selain pengawas sekolah, kepala sekolah disini memiliki wewenang untuk
selalu mengawasi jalannya proses pengelolaan pendidikan di sekolah. Untuk itu, selain ada
monitor terhadap target kinerja pengawas juga harus ada monitor terhadap indikator target
kinerja sekolah untuk meningkatkan mutu standar pengelolaan dengan indikator
operasional sebagai berikut:

1. Indikator target kinerja pengawas:


–          Melaksanakan tugas sesuai jadwal pelaksanakan tugas dengan jadwal yang
disepakati bersama dengan sekolah,

–          Memiliki bukti kehadiran,

–          Mendapatkan data profil penerapan standar pengelolaan sekolah binaan melalui
pengisian instrumen penjaminan mutu kinerja,

–          Mengelola sistem informasi kinerja pembinaan,

–          Dan melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Dinas Pendidikan.

 
1. Indikator target kinerja sekolah
Melalui kegiatan supervisi, sekolah meningkatkan kinerja dalam meningkatkan mutu dan
melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan dengan indikator operasional sebagai
berikut:

 Menerapkan standar berbasis data:


–       Melakukan evaluasi kinerja,

–       Mengolah data hasil evaluasi kinerja,

–       Mengelola data kinerja yang diintegrasikan pada sistem informasi sekolah,

–       Menafsirkan hasil evaluasi,

–       Menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan perbaikan mutu,

 Meningkatkan otonomi sekolah:


–       Menetapkan keputusan bersama,

–       Meningkatkan akurasi keputusan berbasis data,

–       Menetapkan target mutu dengan dasar pertimbangan hasil evaluasi,

–       Menetapkan standar pengelolaan tingkat satuan pendidikan,

–       Mensosialisasikan data secara trasparan,

 Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu:


–       Menetapkan indikator pencapaian target,

–       Menetapkan kriteria minimal pencapai target,

–       Serta mengembangkan pentahapan kegiatan meliputi plan, do, check, dan act.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas mengajar dilaksanakan untuk menjawab dua
pertanyaan mendasar, yaitu pada batasan mana sebaiknya guru mengimplementasikan dan
melaksanakan model pengajaran dan bagaimana siswa mencapai hasil belajar. Ini
merupakan contoh evaluasi yang menekankan pada kualitas hasil belajar siswa di sekolah.

Dalam konteks pendidikan, monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk


mendapatkan informasi tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jadi,
fokus monitoring adalah pemantauan pada pelaksanaan pengelolaan sekolah, bukan pada
hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring adalah pada komponen proses pengelolaan sekolah,
baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan
program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar.
Sedangkan evaluasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil
pengelolaan sekolah. Jadi, fokus evaluasi adalah pada hasil pengelolaan. Informasi hasil ini
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan, berarti pengelolaan sekolah berlangsung efektif. Sebaliknya,
jika hasil tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, maka pengelolaan sekolah
dianggap tidak efektif atau gagal.

Monitoring dan evaluasi satuan pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa atau
peserta pendidikan, pengajar maupun manajemen, serta pengelolaan satuan pendidikan.
Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan
upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

1. 4.      Tujuan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan dan


Tuntutan Evaluator
 

1. Tujuan Monitoring dan Evaluasi


Dalam melaksanakan proses monitoring dan evaluasi penglolaan satuan pendidikan, tentu
ada tujuan di dalamnya. Tujuan di adakannya monitoring dan evaluasi dalam mengelola
sekolah antara lain:

1)      Untuk kepentingan pengambilan keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau
tidaknya suatu sistem, strategi atau metode.

2)      Penelitian evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data secara sistematis guna
membantu para pengambil keputusan. Para peneliti evaluasi yakin bahwa hasil kerjanya
akan bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan yang lebih
baik jika dibandingkan dengan apabila tidak ada penelitian yang dilakukan.

3)      Untuk menyempurnakan program, kelayakan program, program dilanjutkan atau


dihentikan, diubah atau diganti.

4)      Sedangkan Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin (2004) menyatakan bahwa ada dua
macam tujuan evaluasi yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan umum diarahkan
pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing
komponen.

Hasil monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan
pelaksanaan pengelolaan sekolah. Sedangkan hasil evaluasi dapat memberikan informasi
yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap keseluruhan komponen
pengelolaan sekolah, baik pada konteks, input, proses, output, maupun outcome-nya.

1. Tuntutan Terhadap Pengawas


Agar dapat melakukan tugasnya, maka seorang evaluator atau pengawas dituntut untuk
mampu mengenali komponen-komponen program. Program kerja yang dianggap sebagai
perwujudan kinerja dan pengembangan sumber daya pengurus dalam menjalankan
perannya. Dengan mengelolanya secara wajar dan berhasil, akan dapat membantu
meningkatkan partisipasi masyarakat di daerah sekitar sekolah.

Karena itu, ketika program yang ada di sekolah tersebut tidak memperlihatkan hasil yang
maksimal, maka diperlukan evaluasi terhadapnya. Pendapat-pendapat tersebut dapat
digolongkan ke dalam dua tujuan pokok, yakni sebagai penyempurnaan program yang
biasanya disebut formatif dan untuk memutuskan apakah program diteruskan atau
dihentikan, yang sering disebut sumatif.

Kegiatan monitor dan evaluasi program tidak hanya ingin melanjutkan program, tetapi juga
menghentikan program. Disamping meningkatkan prosedur-prosedur pelaksanaannya,
mengalokasikan sumber-sumber kelemahan, tetapi juga menentukan strategi serta teknik-
teknik tertentu untuk memperbaiki program di masa yang akan datang.

PENUTUP

1. 1.      Kesimpulan
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan
rencana kerja.

Dalam pengelolannya, sekolah memerlukan adanya monitoring dan evaluasi guna


mencapai tujuan dari pendidikan agar prosesnya dapat terlaksana dengan baik dan untuk
mengetahui apakah suatu sekolah mengalami kemajuan atau tidak. Monitoring dan
evaluasi, pada umumnya menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi yang bermanfaat adalah
monitoring dan evaluasi yang menghasilkan informasi yang cepat, tepat, dan cukup untuk
pengambilan keputusan. Standar monitoring dan evaluasi yang harus dipenuhi dan
dilaksanakan oleh sekolah antara lain: aspek-aspek program pengawasan, evaluasi diri,
evaluasi dan pengembangan, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan,
serta akreditasi sekolah.

Monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan sekolah bertujuan untuk mendapatkan


informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil monitoring dapat
digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan pelaksanaan pengelolaan
sekolah. Sedangkan hasil evaluasi dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
untuk memberi masukan terhadap keseluruhan komponen pengelolaan sekolah, baik pada
konteks, input, proses, output, maupun outcome-nya. Masukan-masukan dari hasil
monitoring dan evaluasi akan digunakan untuk pengambilan keputusan.
2.      Saran

Pembaca hendaknya mengetahui tentang bagaimana proses pengelolaan satuan pendidikan


agar dapat membentuk sekolah yang efektif. Disini, salah satu faktor dari keefektivan
sekolah adalah dengan adanya monitor dan evaluasi yang dilakukan oleh pengawas dan
kepala sekolah. Maka, bagi calon pendidik tentu harus memahami tentang komponen atau
standar yang harus dipenuhi oleh sekolah agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Disamping itu, tugas seorang pendidik tidak hanya melakukan tugasnya untuk
menyampaikan pendidikan yang baik terhadap siswa, namun juga perlu mematuhi
peraturan yang mengatur tentang standar pengelolaan satuan pendidikan. Tujuannya adalah
untuk dapat membentuk sekolah yang didalamnya terdapat kepala sekolah dan pengajar
yang inovatif bagi kemajuan sekolahnya

Anda mungkin juga menyukai