KONEKSI ANTARMATERI
Keberhasilan program sekolah tidak terlepas dari pemanfaatan sumber daya yang
menjadi modal dalam menunjang keberhasilan pembelajaran di sekolah. Sumber
daya atau aset yang dimiliki adalah kekuatan dalam melaksanakan program yang
mengedepankan kepentingan peserta didik atau program yang berdampak pada
murid. Program-program tersebut dijalankan secara berkelanjutan yang diselaraskan
dengan kekuatan atau aset yang dimiliki sekolah.
Dalam penyusunan program harus disesuaikan dengan visi dan misi sekolah yang
ada agar program dapat tersusun dan terencana dengan baik. Program yang
dilaksanakan sudah sewajarnya memiliki tahapan-tahapan yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, rencana tindak lanjut sebagai
perbaikan. Perencanaan yang matang akan menetukan keberhasilan dan
kesuksesan dari program tersebut. Rencana sebagai langkah awal akan menuntun
langkah-langkah selanjutnya yang mengarahkan terhadap pencapaian tujuan dan
cita-cita yang ingin dicapai dari program tersebut. Program harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan patokan dalam melaksanakan program
yang akan dijalankan.
BAGJA merupakan akronim (singkatan) dari 5 langkah utama yang digunakan dalam
sebuah proses Inkuiri Apresiatif. Inkuiri apresiatif merupakan sebuah pendekatan
kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam
mengembangkan perilaku suatu organisasi dan dijalankan dalam suasana yang
positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam BAGJA tersebut
adalah:
Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan
menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam
unsur yang berbeda maupun sama.
Langkah selanjutnya dalah gali mimpi bersama. Pada tahapan ini komunitas sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang
diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan
pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi, misal:
Atur Eksekusi
Resiko Strategis, resiko ini akan mepengaruhi terhadap pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
Resiko Keuangan, resiko yang berhubungan dengan keterbatasan finansial.
Resiko operasional, resiko terkait mengganggu terhadap keberlangsungan
proses manajemen.
Resiko pemenuhan, resiko yang mempengaruhi terhadap pemenuhan aturan
dan hukum yang dianut dalam melakukan proses dan prosedural internal.
Resiko Reputasi, resiko yang berpengaruh terhadap nama baik dan citra
lembaga.
Dalam melaksanakan manajemen risiko ada beberapa tahapan yang dilalui sebagai
berikut:
Pemetaan sekolah sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data terkait aset
atau kekuatan yang dimiliki sekolah. Kekuatan yang dimiliki sekolah dijadikan
sebagai modal dalam membantu sekolah menjalankan program-program yang
berdampak pada murid. Proses pemetaan yang dilakukan sebagai salah satu
upaya sekolah dalam menerapkan inkuiri apresiatif tahapan BAGJA.
Monitoring
Evaluasi merupakan proses yang dilakukan untuk menilai kefektifan suatu program
dan perubahan signifikan dari suatu program, kebutuhan perbaikan, rencana tindak
lanjut dan rekomendasi.
Learning
Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator
merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.
Keempat F adalah:
Reporting
Reporting atau Laporan adalah media bagi pemimpin untuk memberikan informasi
atau masukan atas keputusan yang diambilnya. Laporan haruslah valid, objektif,
dapat dipertanggungjawabkan dan lengkap. Laporan ini merupakan out put akhir
dari suatu kegiatan dalam bentuk dokumen.
Keterkaitan Modul 3.3 dengan Modul-modul lain pada Materi Pendidikan Guru
Prnggerak
Modul 3.3. Pengelolaan Program yang berdampak pada murid memiliki keterkaitan
dengan modul sebelumnya. Berikut adalah deskripsi keterkaitan modul 3.3 dengan
modul sebelumnya.
Proses menuntun yang dilakukan guru untuk memerdekakan belajar murid akan
cepat terrealisasi dengan program-program sekolah yang berdampak pada murid.
Program-program sekolah yang mengarahkan dan menuntun murid untuk bisa hidup
sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Segala potensi yang dimiliki murid akan
berkembang secara maksimal dengan adanya program yang berdampak pada
murid.
Dalam menyusun program, sekolah akan merancang sebuah program yang dapat
dirasakan dan berdampak pada pengembangan murid dan sekolah itu sendiri.
Program yang berdampak murid akan didapatkan dengan menyusun program
tersebut secara kolaboratif dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Kekuatan
yang dikembangkan agar memiliki kekhasan sendiri yang membedakan dengan
sekolah lainnya. Proses penyusunan program tersebut mengimplementasikan
tahapan BAGJA dengan menerapkan pendekatan inkuiri apresiatif.