Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REVIEW

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata


Kuliah Penjaminan Mutu Pndidikan

Dosen Pengampu : Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc

Oleh:

Josari Siamanjuntak
(3173331024)

A 2017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat
yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Critical Book ini dengan baik. ,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayahnya kepada, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book dengan tema
buku Penjaminan Mutu Pendidikan.
Critical Book ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical Book ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Critical Book ini.
Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki Critical Book yang selanjutnya akan saya susun agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya berharap semoga Critical Book Review ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

Medan, Januari 2021

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Perkembangan suatu ilmu pengetahuan terkhusus pada bidang kajian grografi


harus sejalan dengan perkembangan zaman dan sejauh mana koreksi dan kritikan
terhadap pandangan dan teori yang telah disajikan sebelumnya untuk memperoleh
pengetahuan yang selalu perkembang dan bersifat ilmiah. Oleh sebab itu suatu
pengetahuan yang telah disusun, untuk ditinjau kembali apakah teori-teori yang
dikemukakan masih bisa berlaku sesuai dengan perkembangan zaman atau tidak,
sehingga dilakukanlah kritik terhadap suatu konsep ilmu pengetahuan yang ada dengan
mengusulkan pandangan dan teori serta analisis baru yang bersifat ilmiah.

Kritik terhadap suatu sumber pengetahuan berupa buku teks merupakan salah
satu hal yang dapat dilakukan dengan praktis untuk memperbaharui sebuah konsep dan
teori lama yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman sekarang ini. Selain itu sistematika
penulisan pada sebuah buku juga harus diperbaharui, untuk menarik minat pembaca
disamping kritik terhadap isi buku berupa konsep dan pandangan serta teori yang ada
pada buku. Pada critical book ini akan dikritik sebuah sumber pengetahuan buku teks
dengan tema penjaminan mutupendidikan.

B. RumusanMasalah

Bagaimana buku Manejemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Di Indonesia


karya Dr. A. Hanief Saha Ghafur dan buku Manajemen Mutu Pendidikan Karya Lantip
Diat Prasojo serta apa kekurangan dan kelebihan dari kedua buku tersebut ?

C. Tujuan

Adapun tujuan critical book ini yaitu mengetahui dan memahami buku
Manejemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Di Indonesia karya Dr. A. Hanief Saha
Ghafur dan buku Manajemen Mutu Pendidikan Karya Lantip Diat Prasojo serta
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari kedua buku tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Buku Utama
Judul: Manajemen Mutu Pendidikan

Penulis : Lantip DiatPrasojo

Penerbit : UNYPress

TahunTerbit 2016

ISBN :978-602-6338-11-2

B. Buku Pembanding
Judul : Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi DiIndonesia
Penulis : Dr. A. Hanief SahaGhafur
Penerbit : BumiAksara

TahunTerbit 2008

ISBN :978-979-110-550’-8

4
BAB III
ISI BUKU

A. Buku utama
Manajemen mutu (QM) adalah perencanaan dan kontrol kualitas produk dan jasa
dalam sebuah perusahaan secara eksplisit dan sistematis. Tanggung jawab atas
kualitas dan jaminan kualitas menjadi tugas dari manajemen menengah hingga
manajemen puncak serta pekerja di lantai toko. Petugas inspektur atau pengawas
kontrol kualitas seringkali menjadi petugas yang paling bertanggung jawab atas
manajemen kualitas. Dalam TQM semua tanggung jawab perusahaan akan
mempengaruhi secara langsung terhadap kualitas kerja, proses, dan produk yang
dihasilkan. Manajemen mutu modern lebih terkait dengan ekonomi, perilaku
manusia, dan isu-isu organisasi perusahaan, dan persaingan di pasar. Kualitas dan
jaminan kualitas telah dianggap penting untuk mengangkat ekonomi keluar dari
resesi. Komponen organisasi pendidikan makin menyadari pentingnya kualitas
dengan perubahan tatanan dunia telah menciptakan tantangan baru bagi mereka.
Dalam kualitas, permintaan dan jaminan kualitas bertujuan untuk menarik dan
memuaskan pelanggan. Organisasi pendidikan berusaha merancang output
mereka dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan merencanakan serta
mengendalikan semua proses dan kegiatan dengan standar kualitas tinggi.
Pencegahan kegagalan telah dilakukan di semua fungsi dan tahapan proses
manajemen pendidikan. Cara ini disebut Total Quality Management (TQM) yang
telah merevolusi organisasi pendidikan dan melibatkan setiap anggota staf dalam
perbaikan mutu berkelanjutan. Input dan stakeholder pendidikan ikut
berpartisipasi untuk memperoleh manfaat dari kualitas yang baik.

Mutu dalam dunia pendidkan sendiir masih tergolong baru. Peningkatan mutu
menjadi semakin penting bagi institusi yang digunakan untuk memperoleh control
yang lebih baik melalui usahanya sendiri. Awal mutu dalam dunia pendidikan susah
untuk diterapkan. Ini dikarenakan siswa sebagai produk mutu pendidikan berubah
tidak dapat diukur sejauh mana siswa tersebut dapat dikatakan bermutu. Mutu
terkadang hanya menjadi satu-satunya factor pembeda bagi sebuah institusi. Focus
terhadap kebutuhan pelanggan, yang merupakan poin inti dari mutu, merupakan salah

5
satu cara paling efektif dalam menghadapi kompetisi dan bertahan di dalamnya.
Namun, dengan adanya penempatan guru dalam dunia industry dan berkembangnya
kerjasama pendidikan dan bisnis (education buseniss partnership) telah membuat
hubungan hubungan keduanya semakin dapat diterima dalam dunia pendidikan. Pada
akhirnya ada keinginan yang terus meningkat dari pelaku pendidikan untuk
mengeksploitasi pelajaran-pelajaran dari dunia industry.
Jarang jaminan mutu dapat diterapkan di dunia pendidikan, hail ini
dikarenakan pendiidkan merupakan jasa, bukan seperti halnya barang yang
merupakan mutu dan dapat di control mutunya. Philip Crosby mengajukan 14 langkah
untu meraih mutu. 14 langkah tersebut adalah:
1. Langkah mendasar adalah komitment Langkah mendasar adalah komitmen
manajemen (ManagementCommitment).
2. Membangun tim peningkatan mutu (Quality Improvement Team) di atas dasar
komitmen.
3. Pengukuran mutu (Quality Measurement). Hal ini dibutuhkan untuk mengukur
ketidak-sesuain yang saat ini atau yang akan muncul, dengan cara evaluasi dan
perbaikan.
4. Mengukur biaya mutu (The Coast of Quality). Baiaya mutu terdiri dari biaya
kesalahan, biaya kerja ulangm biaya pembongkaran, biaya inspeksi, dan biaya
pemeriksaan.
5. Membangun kesadaran mutu (Quality Awareness), yaitu langkah untuk
menumbuhkan kesadaran setiap orang dalam organisasi tentang biaya mutu
dan keharusan untuk mengimplementasikan program yang dirancang tim
peningkatanmutu.
6. Kegiatan perbaikan (CorrectiveAction).

6
7. Perencanaan tanpa cacat (Zero Defects Planning), Crosby berpendapat bahwa
seluruh staf harus mendatangi kontrak formal untuk mewujudkan tanpa cacat
dalam tugas dan kerjamereka.
8. Pelatihan pengawas (Supervisor Training), pelatihan ini penting bagi manajer
agar mereka memahami peranan mereka dalam proses peningkatan mutu dan
pelatihan ini bisa dilakukan melalui program pelatihanformal.
9. Menyelenggarakan hari tanpa cacat (Zero Defects Day), ini adalah kegiatan
sehari penuh yang memperkenalkan ide tanpacacat.
10. Penyusunan tujuan (Goal Setting), tujuan yang hendak dituju oleh tim harus
spesifik danterukur.
11. Penghapusan sebab kesalahan (Error-Cause Removal) hal ini dimaksud agar
para staf dapat mengkomunikasikan jepada manajer tentang situasi-situasi
tertentu yang mempersulit implementasi metode tanpacacat.
12. Pengakuan (Recognition), menurut Crosby orang0orang tidak bekerja untuk
uang, karena pada saat gaji mereka sudah stabil, ada sebuah hal yang lebih
penting bagi mereka, dan hal tersebut adalah penghargaan terhadap prestasi
dan kontribusimereka.
13. Mendirikan dewan-dewan mutu (Quality Councils). Mengikutsertakan para
tenaga professional mutu untuk menentukan bagaimana masalah dapat
ditangani dengan tepat danbenar,.
14. Lakukan lagi (Do It Over Again), program mutu adalah proses yang tidak
pernah berakhir. Ketika tujuan telah tercapai, maka program tersebut harus
dimulailagi.

B. Buku Pembanding
Titik Penting dari permasalahan penjaminan mutu dan akreditasi perguruan tinggi di
Indonesai adalah sering terjadinya perubahan dan pergantian, baik pada tingkat
perencanaan mutu stratejik, tingat kebijakan, maupun tingkat implementasinya.
Perubahan dan pergantian sering terjadi sepanjang rentang sejarah penjaminan mutu dan
akreditasi di Indonesia. Perubahan dan pergantian menjadi penyebab munculnya
serangkaian masalah structural dengan efek yang berantai. Banyaknya perubahan dan
pergantian yang terputus (discontinued)menyebabkan

7
perencanaan, kebijakan, dan implemetasinya bukan lagi alur structural yang mengalir dan
berkelanjutan. Masalah structural ini, sering menjadi penghambat, juga berdampak
terhadap perencanaa dan kebijakan menjadi incremental dan ad-hod sehingga
membuta kebijakan penjaminan mutu dan akreditasi perguruan tinggi di Indonesia
berjalan tidak efektif dan kinerjanya tidakoptimal.
Dampak structural dan efek berantai dari rentang perubahan dan pergantian perencanaan,
kebijakan, dan implementasi penjaminan mutu dan akreditasi di Indonesai dapat
ditemukan pada banyaknya : a) fakta bahasa kebijakan yang saling bertentangan, b)
inkonsistensi antarkebijakan, c) inkoherensi logis, d)sudut pandang yang saling
bertentangan. Tidak efektifnya kebijakan pada gilirannya menjadi penyebab tidak
efektifnya imlementasi penjaminan mutu dan akreditasi, tidak akuntabilitas perguruan
tinggi di Indonesia. Kesimpulan atas hasil temuan ini terkait masalah penjaminan mutu dn
akreditasi perguruan tinggi di Indonesia yang tidak efektif dan kinerja yang tidak optimal,
1) factor penyebab pada tingkat perencanaan mutu stratejik, 2) factor penyebab pada
tingkat kebijakan penjaminan mutu dna akreditasi perguruan tinggi, 3) factor penyebab
pada tingkat implementasi kebijakan dan pelaksanaan dilapangan.

8
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Keunggulan Buku

2.2.1 Keunggulan Buku I

Adapun keunggulan dari buku ini yakni :

a. Buku ini menampilkan mutu pendidikan diberbgai belahan dunia sehingga


pembaca tahu bagaimana saja mutu pendidikan di berbagai belahan dunia.

b. Materi ataupun argument yang terdapat hampir diseluruh isi buku selalu
disertakan argumen yang sangat mendukung dan bukti nya yang ada di
lapangangan (halaman 23,28,34,54,55,60,80).
c. Terdapat peta konsep yang membantu pembaca utuk lebih memahami isi
buku setiap bab sehingga membantu pembaca (halaman 10,29,33,46,67)
d. Juga terdapat tabel yang memudahkan untuk mengetahui garis besar isi
buku.
e. Kalimat yang digunakan mudah dipahami
f. Terdapat gambar yang memjelaskan isi dari judul buku

2.2.2 Keunggulan Buku II

Adapun keunggulan dari buku ini adalah sebagai berikut :

a. Buku ini secara keseluruhan membahasa mutu pendidikan yang ada di


Indonesia baik dari SD-SMA yang lengkap.

b. Setiap akhir bab akan dilampirakn berbagai referensi sehingga memudahkan


pmbaca untuk mencari materi lebih

c. Pada setiap bab menampilakan kesimpulan yang runtut


d. Cover buku menarik untuk dibaca
e. Sangat bagus untuk dibaca oleh para guru karena sesuai dengan kondisi
pendidikan di Indonesia
9
2.3 Kelemahan Buku
2.3.1 Kelemahan Buku I

a. Karena memuat mutu pendidikan hampir di seluruh dunia sehingga banyak

10
menggunakan istilah asing,jadi karena terlalu banyak seharsnya memakai catatan
kaki sehingga para pembaca tidak kesulitan.

b. Sangat diperlukan pemahaman yang baik dalam pembacaan buku ini

2.3.2 Kelemahan Buku II

a. Adanya pengulangan penjelasan yang berulang ulang dantidak efektif

b. Tidak memiliki catatan kaki

11
BAB V
PENUTUP
3.1 Simpulan

Sekolah adalah sebuah organisasi di dalam konteks sosial yang terus berubah
dan bersifat kompleks. Setiap sekolah memiliki sumber daya yang terbatas dan terdiri
dari banyak komponen yaitu guru, siswa, orang tua, masyarakat, dan sebagainya. Di
dalam konteks sosial, diskusi sekolah yang efektif tidak terpisah dari diskusi tentang
fungsi sekolah. Sekolah memiliki performa dan efektivitas yang berbeda untuk fungsi
atau tujuan yang berbeda pula. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara
pemerintah dn masyarakat untuk mengtasi segala permasalahan pendidikan di
Indonesia

3.2 Saran

Pendidikan merupakan aset suatu bangsa,maka dari itu perlu perhatian khusus
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah sebagai pihak yang paling
berperan dalam dunia pendidikan hendaknya selalu berupaya terus meningkatakan
mutu pendidikan di Indonesia dengan terobosan – trobosan ataupun program
terbarunya. Dengan demikian pendidikan di Indonesia tidak lagi mengalami
keterpurukan. Guru sebagi penyelenggara pendidikan di sekolah juga tidak kalah
penting peranannya. Untuk itu diharapkan guru – guru di sekolah seterusnya membuat
inovasi – inovas

12

Anda mungkin juga menyukai