Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM


“Kebijakan Energi Baru,Terbaruka Dan Potensi Penerapannya Di
Indonesia”

Disusun oleh Kelompok 7:


Muhammad Aldi Rutama
Salisna Anggita
Sondang Sinaga
Veronika Debora Sinaga

Dosen Pengampu :
Meilinda Suryani Harefa,S.Pd.,M.Si
Sendi Permana, M. Pd., M. Sc

Mata Kuliah : Konservasi Sumber Daya Alam


Kelas : D Pendidikan Geografi 2020

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen Drs. Mbina Pinem, M. Si & Sendi
Permana, M. Pd., M. Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Geografi Negara Maju , yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita bersama. Jika terdapat kekurangan pada makalah
yang kami buat, kami seluruh anggota kelompok 9 menerima kritik dan saran.

Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata
yang kurang berkenan.

Medan, April 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Pengertian Energi..........................................................................................................3

B. Jenis-Jenis Energi Baru................................................................................................4

C. Potensi Penerapan Energi Baru Terbarukan di Indonesia.......................................6

BAB III......................................................................................................................................8

PENUTUP.................................................................................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan energi baru terbarukan semakin menjadi perhatian utama di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia. Ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan seperti
minyak bumi dan gas alam semakin menimbulkan masalah lingkungan dan sosial-ekonomi
yang kompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan kebijakan dan pengembangan
teknologi untuk memanfaatkan sumber energi yang lebih berkelanjutan dan ramah
lingkungan.Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kontribusi
energi baru terbarukan dalam pembangkit listrik nasional hingga 23% pada tahun 2025.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai target tersebut, seperti
kendala teknologi, biaya investasi yang tinggi, serta kurangnya infrastruktur dan kebijakan
yang mendukung.

Dalam makalah ini, akan dibahas potensi penerapan energi baru terbarukan di Indonesia,
termasuk sumber daya yang tersedia dan teknologi yang dapat digunakan. Selain itu, juga
akan membahas kebijakan dan strategi yang dapat diterapkan untuk memfasilitasi
pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, seperti insentif fiskal dan non-fiskal,
pengembangan jaringan transmisi dan distribusi, serta pengembangan pasar energi baru
terbarukan. Dengan mengembangkan energi baru terbarukan, diharapkan Indonesia dapat
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca,
meningkatkan keamanan energi, dan meningkatkan akses terhadap listrik bagi masyarakat
yang belum teraliri listrik. Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
potensi penerapan energi baru terbarukan di Indonesia serta strategi kebijakan yang dapat
dilakukan untuk mencapai target nasional yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Energi?

2. Apa yang dimaksud dengan Energi Baru?

3.Apa yng di maksud dengan Energi Terbarukan?

4.apa Saja Jenis jenis Energi Baru?

5. Apa saja Contoh dan Jenis jenis Energi Terbarukan?


1
6.Bagaiman Potensi Penerapan Energi Terbarukan di Indonesia?

C. Tujuan
Adapun Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian dari energi, energi
baru, dan energi Terbarukan, serta untuk menjelaskan apa saja jenis dan contoh energi baru
dan terbarukan, dan bagaimana penerapan nya di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Energi
Menurut UU No.30 Tahun 2007, energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006, energi merupakan daya yang
dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan meliputi listrik, energi mekanik
dan panas. Sumber energi selalu mengalami konversi atau perubahan dari satu bentuk ke
bentuk energi lain agar energi dapat digunakan oleh konsumen. Beberapa bentuk penggunaan
energi yaitu dalam bentuk energi panas (binatu, masak, pengeringan), energi cahaya (lampu),
energi mekanik (putaran motor), energi gerak (hewan tarik), dan bentuk energi lainnya.
Aliran energi terbagi atas beberapa komponen sebagai berikut:

a. Energi primer: merupakan energi yang secara alami tersedia di lingkungan, yaitu
sumber energi primer.
b. Energi sekunder: merupakan energi yang siap untuk ditransmisikan atau diangkut.
c. Energi akhir: merupakan energi yang dibeli atau diterima konsumen.
d. Energi berguna: merupakan energi yang akan di input dalam aplikasi penggunaan
akhir.

Sebagai contoh aliran energi adalah: sumberdaya hidro sebagai bentuk energi primer,
listrik pada stasiun PLTA sebagai bentuk energi sekunder, energi listrik di pabrik sebagai
bentuk energi akhir, serta energi berguna dalam bentuk daya poros untuk penggergajian,
panas untuk memasak, atau cahaya lampu. Akan terdapat sebagian energi yang hilang pada
setiap tahap konversi, perubahan energi primer menjadi energi berguna yang relevan.
Eliminasi tahap yang tidak diperlukan dari aliran energi dilakukan untuk mengurangi ongkos
dan menghindari kehilangan yang tidak perlu (Sukandarrumidi, Kotta, Wintolo, 2015).

Pengertian Energi Baru

Energi baru merupakan bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, baik itu
berasal dari energi terbarukan maupun energi tidak terbarukan. Artinya, energi baru
dihasilkan melalui teknologi baru dan belum banyak dikonsumsi secara publik.

3
Pengelolaannya rata-rata juga masih dalam tahap pengembangan. Masih perlu tahap
pengujian kelayakan untuk digunakan secara massal.

Pengertian Energi Terbarukan

Energi terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam yang dapat digunakan
kembali dengan bebas, mampu diperbarui terus-menerus dan tak terbatas. Penciptaan energi
terbarukan dapat melalui perkembangan teknologi sehingga mampu menghasilkan sumber
energi alternatif. Sumber energi terbarukan sendiri tidak akan habis karena terbentuk lewat
proses alam yang berkelanjutan.

Jadi, energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy adalah sumber energi yang
berasal dari alam dan mampu memproduksi tingkat energi lebih tinggi daripada yang
dikonsumsi.

B. Jenis-Jenis Energi Baru


Sejumlah sumber energi baru dari energi tidak terbarukan seperti gas metana batubara
(coal bed methane), batubara tergaskan atau gasifikasi batu bara, dan batu bara tercairkan
(coal liquefaction). Contoh gasifikasi batu bara yang telah diterapkan yakni di Tanjung Enim.
Di sana, batu bara digerus serta digeprek hingga menjadi gas. Gasifikasi batu bara termasuk
energi baru dari energi tidak terbarukan karena batu bara akan habis suatu saat nanti.
Sementara itu, sumber energi baru seperti hidrogen dan nuklir memiliki sifat berkelanjutan
atau terbarukan. Hal ini karena air yang menjadi bahan utama secara alamiah tidak akan
pernah habis.. Adapun nuklir punya cadangan bahan bakar dan dapat beranak-pinak hingga
ribuan kali lipat apabila bahan utamanya yakni radioaktif bereaksi.

Pemerintah telah mengambil langkah untuk mengembangkan energi nuklir dengan


sosialisasi dan kerjasama dengan berbagai negara untuk meningkatkan adopsi teknologi.
Untuk pengembangan mikrohidro, pemerintah mengintegrasikan pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kegiatan ekonomi masyarakat,
memaksimalkan potensi saluran irigasi hingga mengembangkan pola kemitraan.

Jenis/Contoh Energi Terbarukan

Sudah cukup banyak contoh energi terbarukan yang berhasil ditemukan hingga saat
ini, antara lain sebagai berikut:

1. Energi surya

4
Energi surya adalah energi yang bersumber dari sinar matahari. Selain membantu
tumbuhan dalam melakukan fotosintesis, ternyata sinar matahari juga memiliki fungsi yang
tak kalah besar bagi kehidupan manusia yaitu sebagai salah satu alternatif pembangkit listrik.
Peran energi surya sebagai pembangkit listrik sudah dikembangkan secara massive oleh
berbagai negara seperti Jerman, Amerika Serikat, India, dan Jepang. Untuk mengubah energi
surya menjadi energi listrik dibutuhkan panel surya yang berfungsi sebagai perantara yang
menyerap sinar matahari, kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Selanjutnya, listrik
tersebut mengalir ke inverter yang berperan mengubah arus DC menjadi arus AC sebelum
kemudian bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan berbagai peralatan yang memanfaatkan
listrik sebagai sumber energi.

2. Energi air

Pemanfaatan air sebagai sumber energi sudah cukup lama dikenal. Jumlahnya yang
melimpah tentunya akan sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk mengairi lahan
pertanian, area rekreasi, dan untuk dikonsumsi. Proses mengkonversi energi air pun terbilang
cukup mudah, yakni dengan membuat kincir air yang kemudian ditempatkan pada daerah
aliran air yang memiliki arus kencang. Tujuannya agar semakin besar pula energi yang
dihasilkan. Putaran kincir air menghasilkan energi kinetik yang kemudian digunakan untuk
memutar generator. Nah, dari sanalah energi listrik dihasilkan.

3. Energi angin

Angin adalah udara yang bergerak dari wilayah yang memiliki tekanan udara tinggi
ke wilayah dengan tekanan udara rendah. Dengan sifatnya tersebut, sangat memungkinkan
bila angin juga dimanfaatkan sebagai sumber energi. Prinsip pemanfaatannya sama dengan
energi air, yakni dengan membuat kincir angin. Lalu, putaran kincir angin diteruskan untuk
memutar generator yang menghasilkan energi listrik.

4. Energi panas bumi

Panas bumi merupakan energi panas yang berasal dari dalam bumi. Umumnya
wilayah-wilayah yang memiliki potensi panas bumi ini adalah wilayah yang berada pada
kawasan yang dilalui cincin api pasifik, seperti Filipina, Indonesia, dan New Zealand. Untuk
memanfaatkan energi panas bumi tersebut, biasanya dilakukan dengan membuat galian
hingga kedalaman tertentu yang mencapai titik panas bumi. Kemudian energi panas tersebut

5
dialirkan untuk menggerakkan turbin. Gerakan turbin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk
memutar generator.

5. Bio energi

Bio energi merupakan sumber energi yang berasal dari makhluk hidup maupun
material organik, seperti kayu, rumput, kotoran hewan, limbah pertanian, dan limbah rumah
tangga atau yang dikenal dengan istilah biomassa. Untuk memanfaatkan material-material
tersebut menjadi sumber energi, ada yang bisa dilakukan secara langsung dan ada juga yang
harus melalui serangkaian proses. Material organik yang tidak perlu melewati rangkaian
proses tertentu misalnya kayu. Sedangkan kotoran hewan, limbah rumah tangga, dan limbah
pertanian biasanya melewati rangkaian proses tertentu untuk menghasilkan sumber energi.
Produk akhirnya ada yang menjadi biodiesel, bioetanol, biogas, bioavtur, dan lain-lain.
Hadirnya berbagai jenis energi terbarukan tersebut tentunya bisa menjadi angin segar bagi
kehidupan manusia. Selain agar pelan-pelan meninggalkan energi tak terbarukan, sekaligus
juga mengurangi dampak negatif dari pemanfaatan energi tak terbarukan

C. Potensi Penerapan Energi Baru Terbarukan di Indonesia


Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar
diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80
kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. Data potensi EBT terbaru
disampaikan Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dalam acara Focus
Group Discussion tentang Supply-Demand Energi Baru Terbarukan yang belum lama ini
diselenggarakan Pusdatin ESDM.

Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi
primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati
sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara
yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah
menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada
tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang
angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan
nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai
tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.

6
Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa adalah mendorong
pemanfaatan limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara
terintegrasi dengan industrinya, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan
ekonomi masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha
penunjang, dan meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah termasuk
sampah kota untuk energi.

Upaya untuk mengembangkan energi angin mencakup pengembangan energi angin


untuk listrik dan non listrik (pemompaan air untuk irigasi dan air bersih), pengembangkan
teknologi energi angin yang sederhana untuk skala kecil (10 kW) dan skala menengah (50 -
100 kW) dan mendorong pabrikan memproduksi SKEA skala kecil dan menengah secara
massal.

Pengembangan energi surya mencakup pemanfaatan PLTS di perdesaan dan


perkotaan, mendorong komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta,
mengembangkan industri PLTS dalam negeri, dan mendorong terciptanya sistem dan pola
pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan.

Untuk mengembangkan energi nuklir, langkah-langkah yang dambil pemerintah


adalah melakukan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan melakukan
kerjasama dengan berbagai negara untuk meningkatkan penguasaan teknologi.

Sedang langkah-langkah yang dilakukan untuk pengebangan mikrohidro adalah


dengan mengintegrasikan program pengembangan PLTMH dengan kegiatan ekonomi
masyarakat, memaksimalkan potensi saluran irigasi untuk PLTMH, mendorong industri
mikrohidro dalam negeri, dan mengembangkan berbagai pola kemitraan dan pendanaan yang
efektif.

Untuk mendukung upaya dan program pengebangan EBT, pemerintah sudah


menerbitkan serangkaian kebijakan dan regulasi yang mencakup Peraturan Presiden No.
5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, Undang-Undang No. 30/2007 tentang Energi,
Undang-undang No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan, PP No. 10/1989 sebagaimana yang
telah diubah dengan PP No. 03/2005 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik dan PP No. 26/2006 tentang
Penyediaan & Pemanfaatan Tenaga Listrik, Permen ESDM No. 002/2006 tentang
Pengusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan Skala Menengah, dan Kepmen
ESDM No.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit Skala Kecil tersebar. Saat ini sedang
7
disusun RPP Energi Baru Terbarukan yang berisi pengaturan kewajiban penyediaan dan
pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dan pemberian kemudahan serta insentif.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kebijakan energi baru
terbarukan memiliki potensi yang besar untuk diterapkan di Indonesia. Dalam beberapa tahun
terakhir, pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mendorong
penggunaan energi terbarukan, seperti memberikan insentif fiskal dan non-fiskal untuk
investasi di sektor energi terbarukan, menetapkan target nasional untuk penggunaan energi
terbarukan, dan meningkatkan akses ke teknologi energi terbarukan

Meskipun demikian, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi dalam
mempercepat adopsi energi terbarukan di Indonesia. Salah satunya adalah kebutuhan untuk
meningkatkan infrastruktur dan teknologi yang mendukung energi terbarukan, seperti
jaringan listrik yang andal dan sistem penyimpanan energi. Selain itu, juga diperlukan upaya
yang lebih besar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengubah pola pikir yang
masih cenderung mengandalkan bahan bakar fosill.

Dalam jangka panjang, penggunaan energi terbarukan dapat memberikan banyak


manfaat bagi Indonesia, seperti mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang
mahal dan tidak terbarukan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan
keberlanjutan sektor energi. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara pemerintah, industri,
dan masyarakat untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

B. Saran
Dengan selesainya Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami
kebijakan energi baru terbarukan yang ada di Indonesia, serta bagaimana potensi penerapan
nya di Indonesia

9
DAFTAR PUSTAKA
https://blogsandarticles.astra.co.id/artikel/apa-itu-energi-baru-terbarukan-
ebt#:~:text=Energi%20baru%20terbarukan%20(EBT)%20atau,lebih%20tinggi
%20daripada%20yang%20dikonsumsi.&text=Kepala%20Divisi%20SHE
%20PAMA%2C%20Herjadi,membantu%20keselamatan%20di%20area
%20pertambangan.

https://infopmb.itpln.ac.id/sudah-paham-apa-yang-dimaksud-energi-terbarukan/

https://www.nestle.co.id/kisah/perbedaan-energi-baru-dan-terbarukan

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/potensi-energi-baru-terbarukan-
ebt-indonesia#:~:text=Indonesia%20memiliki%20Potensi%20Energi
%20Baru,dan%20energi%20nuklir%203%20GW

10

Anda mungkin juga menyukai