Disusun Oleh :
Nim :
191212018152128
FAKULTAS TEKNIK
DESEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya sehinga penulisan Makalah dapat
terselesaikan dengan baik. Atas ijin-Nya laporan Makalah dapat selesai dengan
judul “Potensi dan Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia”.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................3
2.1 Pengertian Energi Surya ....................................................................3
2.2 Sejarah Energi Surya .........................................................................3
2.3 Potensi Energi Surya .........................................................................5
2.4 Peran Sumber Energi Surya Sebagai Sumber Energi Masa Depan....6
2.5 Konversi Energi Surya Menjadi Energi Listrik..................................6
2.5.1 Pembangkit Listrik Surya Termal .................................................6
2.5.2 Sel Surya Fotovoltaik ....................................................................7
2.4.3 Perbedaan Tenaga Surya Termal Dengan Sel Surya Fotovoltaik...9
2.6 Konversi Energi Surya Sebagai Bahan Bakar..................................10
2.6.1 Mobil Tenaga Surya .....................................................................10
2.6.2 Kompor Tenaga Surya..................................................................12
BAB III
PENUTUP...................................................................................................15
3.1 Kesimpulan .....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dan semua mahluk hidup yang ada di bumi sangat bergantung
terhadap energi. Energi yang saat ini banyak digunakan adalah energi fosil.
Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak
seketika. Energi fosil, seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku
sekolah dasar, adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat akan
habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru sebagai cadangan
dan mencari alternatif - alternatif lainnya selain fosil yang sifatnya dapat
diperbaharui untuk mencukupi kebutuhan energi masa depan.
1
diatas penggunaan energi melalui solar cell atau sel surya merupakan alternatif
yang paling potensial untuk diterapkan di wilayah Indonesia.
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan
saat ini oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia
mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran
matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia
dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan
timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI)
sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan
Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar
9%. Dengan demikian, potesi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8
kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Melihat besarnya potensi tersebut maka perlu adanya perhatian yang lebih
dalam upaya pengembangannya. Sehingga dengan demikian, pemakaian energi
dalam kehidupan dapat dapat dimaksimalkan.
1. Apa yang dimaksud dengan energi surya serta bagaimana potensi energi
surya di Indonesia?
2. Apa saja jenis-jenis pemanfaatan energi surya tersebut di Indonesia?
3. Bagaimana pemanfaatan energi surya bagi daerah sekitar?
4. Apa dampak positif dan negatif dari pemanfaatan energi surya tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari
(radiasi energi dalam bentuk panas dan cahaya yang dipancarkan oleh matahari).
Didapat dengan mengubah energi panas surya melalui perlatan tertentu menjadi
sumberdaya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi salah satu sumber
pembangkit daya selain air, uap, angin, biogas, batubara, dan minyak bumi.
Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti
pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya, dan
fotosintesis buatan. Tanpa energi yang datang dari matahari, planet kita tidak akan
mampu mendukung kehidupan dan energi surya adalah bentuk energi paling
berlimpah yang tersedia di planet kita.
Energi surya merupakan energi yang sedang giat dikembangkan saat ini
oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
potensi energi surya yang cukup besar. Energi surya adalah energi yang sangat
luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan
tidak membeli. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.
Embargo minyak pada tahun 1973 dan krisis energi pada tahun 1979
menyebabkan perubahan kebijakan energi di dunia dan teknologi surya kembali
dilirik. Strategi pemasangan difokuskan pada program insentif seperti program
pengunaan fotovoltaik di Amerika Serikat dan program Sunshine di Jepang.
Usaha lain yang dilakukan meliputi pembentukan fasilitas riset di Amerika Serikat
(SERI, sekarang NREL), Jepang (NEDO), dan Perkembangan, penggunaan, dan
ekonomiJerman (Institut Fraunhofer untuk sistem energi surya). Pemanas air
surya komersil mulai dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1890an.
Penggunaan pemanas ini meningkat sampai dengan tahun 1920 tapi kemudian
digantikan oleh pemanas berbahan bakar yang lebih murah dan diandalkan.
Seperti fotovoltaik, pemanas air surya kembali dilirik setalah krisis minyak tahun
1970, namun permintaan menurun pada tahun 1980an dikarenakan menurunnya
harga minyak Bumi. Perkembangan pemanasan air surya berkembang secara
berangsur selama tahun 1990an dan laju pertumbuhan sekitar 20% per tahun sejak
1999.
Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai
sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebaga sensor cahaya. Tahun
1905 Albert Einsten mempublikasikan tulisanya mengenai photoelectric effect.
4
Tuisanya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau
quanta of energy yang sekarang ini lazim disebut photon. Teorinya ini
sangat sederhana namun revolusioner. Kemuian tahun 1916 pendapat Einsten
megenai photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan
seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk
karya photoelectric effect yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.
Pada tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun
waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan adalah
minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan
energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan
untuk mengubah energi surya menjadi sumberdaya mulai diperhitungkan sebagai
metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa
luar.
Hingga tahun 1980 an efisien dari hasil penelitian terhadap solar cell
masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik.
Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil berenaga surya
pertama untuk jarak 4000 Km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum
72 Km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor
efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun
2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang
efisiensinya mencapai 42,8%. Hal ini merupakan rekor terbaru untuk thin film
photovoltaicsolar cell. Perkembangan dalam riset solar cell telah mendorong
komersialisasi dan produksi solar cell untuk penggunaanya sebagai sumber daya
listrik. Walaupun umumnya diremehkan, pemanas dan pendingin air surya adalah
teknologi surya yang paling banyak digunakan dengan perkiraan kapasitas 154
GW pada tahun 2007.
5
terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia yaitu energi surya. Potensi
energi surya di Indonesia sebesar 207,8 GWp.
2.4 Peran Sumber Energi Surya Sebagai Sumber Energi Masa Depan
6
2.5.2 Sel Surya Fotovoltaik
Sel surya fotovoltaik merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi
sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut
merupakan suatu diode semikonduktor yang bekerja menurut suatu proses khusus
yang dinamakan proses tidak seimbang (non-equibilirium process) dan
berlandaskan efek fotovoltaik (photovoltaic effects). Efek fotovoltaik ini
ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839, dimana Becquerel mendeteksi adanya
7
tegangan foto ketika sinar matahari mengenai elektroda pada larutan elektrolit.
Pada tahun 1954 peneliti di Bell Telephone menemukan untuk pertama kali sel
surya silikon berbasis p-n junction dengan efisiensi 6%. Sekarang ini, sel
surya silikon mendominasi pasar sel surya dengan pangsa pasar sekitar 82% dan
efisiensi lab dan komersil berturut-turut yaitu 24,7% dan 15%.
8
perbedaan muatan pada daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya
medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik
tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Namun arus ini terimbangi oleh
arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada
semikonduktor p-n junction. tersebut. Ketika junction disinari, photon yang
mempunyai energi sama atau lebih besar dari lebar pita energi material tersebut
akan menyebabkan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan
meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam
material sehingga menghasilkan pasangan elektronhole. Apabila ditempatkan
hambatan pada terminal sel surya, maka elektron dari arean akan kembali ke area-
p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir. Skema cara
kerja sel surya silikon ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
9
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.
Mobil Tenaga Surya Solar Car atau tenaga matahari, yaitu tipe
kendaraan listrik yang memakai tenaga matahari untuk sumber dayanya. Daya
matahari di tangkap dengan memakai panel cell surya lalu dipakai untuk
menggerakkan motor listrik yang berperan untuk memutar roda. Supaya bisa
dipakai dengan cara stabil maka pada mobil surya dilengkapi dengan area untuk
menyimpan energy (energy storage) biasanya dipakai accu/aki atau batterai.
Dilengkapai dengan alat control pengatur kecepatan maka mobil ini bisa melaju
sesuai sama dengan kecepatan sesuai sama dengan kecepatan yang dirancang.
10
kekuatan sebesar 100 ampere. Jadi, penggunaan 3 baterai dalam sebuah mobil
bertenaga surya ini bisa mencapai 300 ampere. Sebuah solar cell akan mampu
bertahan menyimpan tenaga sebanyak 6 ampere dalam mobil bertenaga surya.
Jika kekuatan baterai 100 ampere, maka mobil ini akan bisa menempuh jarak 100
km dalam 40 km/jam.
Salah satu kekurangan mobil ini yaitu hanya mampu bertahan dimusim
kemarau. Jika musim penghujan datang inilah kekurangan mobil tenaga surya
diuji. Tidak adanya sinar matahari yang cukup membuat mobil ini susah bergerak.
Jadi pemakaian mobil tenaga surya ini sangat terbatas, bisa saja mobil ini melaju
tanpa tenaga surya, tetapi belum adanya perkembangan lebih lanjut dan belum
adanya standarisasi dari mobil ini.
Mobil ini diproduksi oleh produsen mobil Ford Motors Amerika Serikat.
Mobil ini dapat memanfaatkan tenaga surya dengan menggunakan konsentrator
khusus yang bertindak seperti kaca pembesar, mengarahkan sinar matahari ke
11
panel-panel surya pada atap mobil. Sebuah sel surya mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik. Konversi ini didasarkan pada fenomena efek fotovoltaik.
Sinar matahari terdiri dari foton dengan tingkat energi yang berbeda, tergantung
darimana spektrum mereka berasal. Ketika sinar matahari datang, permukaan
bahan fotovoltaik menyemburkan elektron yang menghasilkan generasi listrik.
Fenomena ini dikenal sebagai efek fotovoltaik.
12
kebakaran menjadi pertimbangan penting. Semuanya menggunakan panas dari
dan cahaya matahari untuk memasak makanan.
13
Namun demikian, salah satu kerugiannya adalah karena kompor surya
umumnya mematangkan makanan pada saat hari panas, ketika orang-orang
cenderung enggan memakan makanan yang panas. Bagaimanapun, penggunaan
panci tebal yang lambat menghantarkan panas (seperti panci dari besi tuang/cor)
dapat mengurangi kecepatan hilangnya panas dan dengan menggabungkannya
dengan penggunaan pengisolasi panas, kompor dapat tetap menghangatkan
makanan sampai malam hari. Penutup kompor biasanya dapat dibuka untuk
menempatkan panci ke dalamnya. Kotak kompor umumnya mempunyai satu atau
lebih pemantul cahaya dari bahan kertas alumunium atau bahan reflektif lainnya
untuk memantulkan lebih banyak cahaya ke bagian dalam kotak. Panci pemasak
dan bagian dalam bawah kompor sebaiknya berwarna gelap atau hitam. Dinding
bagian dalam kompor harus dapat memantulkan cahaya untuk mengurangi
hilangnya panas dan mengarahkan pantulan cahaya ke arah panci dan dasar
kompor yang berwarna gelap, yang bersentuhan langsung dengan panci.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari
(radiasi energi dalam bentuk panas dan cahaya yang dipancarkan oleh
matahari).
2. Energi surya dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian
teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya,
arsitektur surya, dan fotosintesis buatan.
3. Energi surya merupakan energi yang sedang giat dikembangkan oleh
pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
potensi energi surya yang cukup besar yaitu sebesar 207,8 GWp.
4. Konversi energi surya menjadi energi listrik meliputi ; pembangkit listrik
surya termal, sel surya fotovoltaik.
5. Konversi energi surya sebagai bahan bakar meliputi ; mobil tenaga surya,
kompor tenaga surya.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29772179/Makalah_Energi_Surya
https://www.researchgate.net/publication/
315599141_PEMANFAATAN_ENERGI_SURYA
file:///C:/Users/User/Downloads/23-Article%20Text-53-1-10-20201124.pdf
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/matahari-untuk-plts-di-
indonesia
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/solar-cell-sumber-energi-
terbarukan-masa-depan
16