Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROSES PRODUKSI

PROSES BUBUT DAN MESIN BUBUT

DISUSUN OLEH :
FLORIANTO JIBRAIL DAPA
191212018152128

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERITAS WIDYAGAMA MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keadaan
mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur,
baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat
dihubungkan dengan mesin lainseperti mesin bor ( drilling machine ), mesin gerinda ( grinding
machine), mesinfrais ( milling machine ), mesin sekrap (  shaping machine), mesin gergaji
( sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang paling penting
dari sebuah mesin adalah perawatannya.
Tulisan ini dibuat karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang mesin bubut
dan pengertian kecepatan tersebut terutama masyarakat yang tinggal diluar perkotaan atau para
pemula yang mula belajar montir, sehingga sering terjadi kesalahan dalam pemakaian dan
kurang memperhatikan aspek-aspek keselamatan kerja.

1.2 Perumusan Masalah


Permasalah yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah masalah menyangkut prinsip
kerja mesin bubut, Keunggulan dan kelemahan mesin bubut, serta pemeliharaan mesin bubut.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusan masalah dalam
pembuatan perencanaan perawatan ini adalah :
a.Apa itu mesin bubut ? 
b.Apa fungsi utama komponen mesin bubut ?
c.Apa sajakah sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan mesin bubut
1.3 Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah satutugas mata kuliah
metodologi penelitian Fakultas Teknologi industri Jurusan Teknik Mesin Universitas
Gunadarma dan untuk mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dan
mengetahui prinsip kerja mesin bubut serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari .
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi literature yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari data kepustakaan diperoleh
dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan mesin bubut.

 
BAB II
2.1       PENGERTIAN MESIN BUBU
            Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan alat pahat
bergerak mendatar(searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk sudut secara perlahan dan
teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses pembubutan berlangsung, benda kerja
berputar dan pahat disentuhkan pada benda kerja sehingga terjadi penyayatan. Penyayatan dapat
dilakukan kearah kiri atau kanan,sehingga menghasilkan benda kerja yang berbentuk silinder.
Jika penyayatan dilakukan melintang maka akan menghasilkan bentuk alur, pemotongan  atau
permukaan yang disebut facing (membubut muka).
            Selain dapat dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan dapat juga
diarahkan miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga menghasilkan benda kerja yang
berbentuk konis/tirus. Penyayatan yang beralur dengan kecepatan dan putaran tertentu dapat
menghasilkan alur yang teratur seperti membubut ulir. Penyayatan dapat dilakukan dari luar
maupun dari dalam. Penyayatan yang dilakukan dari luar disebut membubut luar(outside
turning), sedangkan penyayatan yang dilakukan dibagian dalam atau pada lubang disebut
membubut dalam(inside turning). Bubut dalam berupa rongga, ulir dalam, lubang tembus, atau
lubang tidak tembus. 
2.2 Prinsip Kerja dan Gerakan Utama Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar
roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda
gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk
ulir.
Sedangkan gerakan-gerakan utama pada mesin bubut yaitu:
a.      Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakanpada pahat
dan dinamakan gerak potong.
b.      Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotonganna sejajar dengan
sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan pemakanan.
c.   Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu kerja. Gerakan ini disebut dengan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.
Ketiga bentuk gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

                      Gambar 2.2
Gerakan-gerakan dalam membubut

2.3       Jenis Geram (chip)


Dilihat dari ukuran pajang pendeknya adalah :
a.       Chip Discontinous

b.      Geram Continous

c.       Geram Continous dengan built up edge (BUE)
d.      BUE  akan hilang dengan meningkatnya kecepatan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1       Mesin Bubut dan Konstruksinya
            Mesin bubut termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar. Ditinjau dari  daya
penggerak dan ukurannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:

Jenis - jenis mesin bubut


1.      Mesin Bubut Ringan

Gambar 3.1 Mesin Bubut Ringan


Mesin bubut ringan adalah mesin bubut dengan daya dan ukuran  serta bobot yang ringan. Mesin
ini biasanya diletakkan diatas meja atau bangku, sehingga disebut mesin bubut lantai.2.      Mesin
Bubut Sedang

     
Gambar 3.2 Mesin Bubut Sedang
Mesin bubut sedang adalah mesin bubut yang mempunyai daya dan kapasitas serta
ukuran sedang. Mesin ini digunakan untuk memperbaiki peralatan-peralatan teknik yang
mempunyai ukuran yang sedang. Mesin bubut sedang terdiri atas mesin bubut Bantu dan mesin
bubut lantai. Pada mesin bubut sedang dimungkinkan untuk membubut produk yang mempunyai
benda kerja dengan bentuk yang lebih bervariasi.
3.      Mesin Bubut Standar
Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan peralatan yang lebih
lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk atau memperbaiki peralatan-peralatan
teknik dengan tingkat kekasaran yang standar. Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu
utamanya, terdiri atas     
a.        mesin bubut standar dengan transmisi roda sabuk: mesin bubut yang hubungan antara
putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya menggunakan sabuk(belt).
b.        Mesin bubut standar dengan transmisi roda rantai: mesin bubut standar yang hubungan
puatran motor penggerak ke poros utamanya menggunakan transmisi rantai dan roda rantai.
c.         Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi: mesin bubut standar yang hubungan
putaran dari motor penggerak kesumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada
roda gigi transmisi.
4.      Mesin Bubut Khusus
Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau memperbaiki alat-
alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar. Mesin bubut khusus terdiri
atas:
a.      Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan poros-poros atau benda kerja
yang berukuran panjang. Misalnya: poros-poros kapal laut, poros-poros untuk peralatan alat-alat
pada pekerjaan tambang, dan semacamnya.
b.      Mesin Bubut Carrousel
Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan cekam berbentuk
meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat dapat digerakan kearah vertikal
maupun kearah melintang.           
 Mesin bubut carrousel dgunakan untuk membubut benda-benda kerja yang mempunyai diameter
besar dengan ukuran antara 1 m s.d 2 m.
Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat membubut benda kerja yang
mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400mm.
Mesin bubut carrousel mempunyai keungulan dibandingkan dengan mesin bubut horizontal
biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut carrousel dibandingkan degan mesin bubut horizontal
biasa, antara lain:
 Mesin bubtu carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan mesin
bubut biasa karena arahnya vertical (keatas).
  Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar.
   Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan dengan
mesin bubut horizontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan diatas meja putar.
  Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran. Benda-
benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain: rumah-rumah
blower,rumah turbin dan semacamnya
c.       Mesin Bubut Revolver
Mesin bubut revorver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver terdapat
pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang berbeda dan dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan.
d.      Mesin poros engkol
Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk memperbaiki atau
membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik atau poros engkol.
e.       Mesin bubut copy
Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan menggunakan
contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengcopy dari maket yang telah
dibuat sebelumnya.
Bagian-bagian mesin bubut
Bed mesin / alas mesin: mempunyai bentuk profil memanjang yang berfungsi untuk
mendapatkan kedudukan eretan kepala lepas dan bril atau penyangga. Bed mesin harus dilumasi
supaya eretan dapat digeserkan kekiri dan kekanan dengan lancar dan terhindar dari korosi. Alur
yag mempunayi profil digunakan sebagai jalan dari eretan dan kepala lepas

Kepala tetap: mempunyai sumbu utama dengan gerak utama berputar. Sumbu utama merupakan
poros transmisi dengan pully bertingkat atau roda gigi bertingkat, sehingga pada kepala tetap
mesin bubut terdapat lemari roda gigi dengan handle-handle pengatur putaran sumbu utamanya.
Pengaturan putaran dapat menggunakan pully bertingkat yang dihubungkan dengan motor
penggerak dan roda gigi bertingkat yang berada pada lemari roda gigi.

Eretan: bagian mesin yang digunakan untuk penyetelan, pemindahan posisi pahat kearah
memanjang, yang dapat dilakukan dengan gerakan kekiri atau kekanan secara manual maupun
otomatis. Eretan ditempatkan diatas bed mesin yang dapat di gerakkan manual mau pun
otomatis.    
a.       Eretan memanjang biasanya digunakan untuk  menggerakkan atau menyetel posisi pahat
kearah sumbu memanjang pada saat mesin sedang berjalan maupun saat mesin dalam keadaan
mati.
b.      Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk mengatur posisi pahat
kearah melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda pemutar
diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan mendekati operator dan jika diputar kekanan
maka akan menjauhi operator.
c.       Eretan atas: antara eretan melintang dan eretan atas dipasang support yang dilengkapi
dengan skala derajat.
Kepala lepas mesin bubut
Adalah bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mendapatkan senter kepala lepas, bor, senter
bor, tap atau reamer. Untuk membubut benda kerja yang panjang, biasanya benda kerja ini
dipasang diantara dua senter kepala lepas dan kepala tetap. Kepala lepas juga berfungsi agar
benda kerja tetap berputar pada sumbunya.

Penyangga
Penyangga digunakan pada saat membubut batang ulir yang panjang,dapat juga berfungsi
sebagai penahan gaya sentrifugal akibat putaran tinggi.
a.       penyangga tetap: Penyangga ini dikunci pada bed mesin agar benda kerja dapat berputar
tetap pada sumbunya.
b.      Penyangga jalan: dipasang pada eretan yang dikunci dengan baut. Fungsinya untuk
menahan atau menyangga benda kerja dari lengkungan akibat gaya tekan dari pahat saat
pemotongan atau penyayatan berlangsung.

Batang transportur dan batang pengantar


Batang transportur dan batang pengantar berfungsi untuk menggerakkan eretan secara otomatis
kekiri atau kekanan saat operasi pembubutan berlangsung.batang transportur tidak berulir tetapi
mempunyai alur pasak yang berfungsi untuk memutarkan roda gigi yang berada pada eretan
sehingga dapat bergerak kekiri atau kekanan dengan teratur. Putaran pada poros transportur ini
dapat diatur sesuai dengan posisi putaran pada lemari roda gigi yang tersedia sehingga kecepatan
sayatnya dapat diatur.

Penjepit Pahat
Penjepit pahat yaitu rumah pahat yang dipasang diatas eretan. Penjepit pahat berfungsi sebagai
penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat benda tetap kuat sejajar dengan sumbu benda kerja.
Penjepit pahat ada yang mempunyai tempat pahat lebih dari satu sehingga untuk pembubutan
tertentu dapat dipasang beberapa macam pahat sekaligus pada penjepit pahat dan digunakan
sesuai dengan urutan operasi pembubutannya.  
Pahat bubut adalah penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja bergerak berputar,
disayat dengan pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau kedepan sesuai dengan
gerakkan penyayatan yang diperlukan.
1.      Bahan Pahat Bubut
Bahan pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat,yaitu:
·         Tahan panas agar ketajaman sisi potong tidak mudah aus pada suhu tinggi akibat gesekan
·         Ulet sisi potong tidak mudah patah
·         Keras agar dapat menyayat benda kerja
·         Ekonomis sehingga dalam perawatan mudah dan pangadaannya murah
Bahan yang memenuhi persyaratan untuk membuat pahat bubut, yaitu:
·         Baja karbon tinggi: baja yang mempunyai kandungan karbon 0,5 % sampai 1.5 %. Pahat
ini digunakan untuk membubut bahan benda kerja yang lunak.
·         Baja kecepatan tinggi: baja yang mengandung karbon, kromium,vanadium dan
molydenum
·         Paduan cor bukan besi: bahan yang mengandung wolfram 12-15 %, cobalt 40-50 %,
chrome 15- 35 % ditambah karbon 1-4 %.
·         Carbide: pahat bubut carbide mengandung wolfram-carbide dan cobalt dengan persentase
berkisar 94 % wolfram-carbide dn 6 % cobalt. Pahat ini cocok untuk membubut besi cor.
·         Intan: Biasa digunakan untuk finishing pada mesin-mesin khusus. Tahan sampai suhu
900oC.
·         Ceramic: bahan ini dicampur dengan srbuk aluminium-oksida , titanium, magnesium, dan
chrome dengan pengikat keramik. Bahan ini mempunyai kekuatan tekanan tinggi tetapi agak
rapuh.

2.      Bentuk pahat bubut dan fungsinya:


Ø  Pahat ISO 1(Staight Shank Tool)
Biasa digunakan pada proses roughing memanjang
Ø  Pahat ISO 2(Bent shank tool)
Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka muka(fancing) dan membuat
Chamfer
Ø  Pahat ISO 3(Offset corner cutting tool)
Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju luar
Ø  Pahat ISO 4(Board edge tool)
Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing memanjang dengan kedalaman
pemakanan yang kecil
Ø  Pahat ISO 5(Offset face turning tool)
Untuk proses facing dari arah luar menuju kedalam
Ø  Pahat ISO 6(Offset side cutting turning tool)
Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus miring sedikit untuk
facing kearah luar
Ø  Pahat ISO 7(parting tool)
Untuk membuat undercut,memotong ataupun untuk finshing memanjang
Ø  Pahat ISO 8(Boring tool)
Untuk boring dengan lubang tembus
Ø  Pahat ISO 9(Corner boring tool)
Digunakan untuk proses boring, dengan lubang tidak tembus
3.      Bentuk Mata Pahat Bubut
Bentuk –bentuk mata bubut harus disesuaikan dengan fungsi pengerjaannya, diantaranya:
 Pahat potong
 Pahat alur
 Pahat lurus kanan
 Pahat lurus kiri
 Pahat bengkok kiri
 Pahat bengkok kanan
 Pahat sisi kiri
 Pahat sisi kanan
 Pahat bubut dalam
 Pahat kerong
 Pahat profil
4.      Sudut Mata Pahat Bubut
Pahat bubut dalam perdagangan dapat berupa batangan dengan penampang bujur sangkar, segi
empat, bulat, atau bentuk-bentuk lain.
 Pada saat mengasah pahat bubut kita harus memperhatikan sudut mata pahatnya:  Sudut
tatal
   Sudut bebas sisi
  Sudut bebas muka
   Sudut bebas mata potong
5.      Pemasangan pahat bubut
Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga tenaga ni
tergantung dari daya tahan benda kerja dan penampang chip.
      Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt) , terjadilah getaran yang kuat di
antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Oleh karena itu pahat harus dipegang
dengan kuat dan aman.
      Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah center, maka besarmya sudut bebas dan
sudut buang akan berubah.
Pemasangan diatas center,maka :
Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan benda kerja menjadi lebih
besar,sehingga chip yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan pahat di
atas center kira-kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja.
Pemasanangan di bawah center,maka :
Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong menjadi lebih kecil,chip sukar
dihilangkan. Karena gaya atau tenaga potong, pahat tidak boleh dipasang terlalu menonjol karena
pahat dapat bengkok. Oleh karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan batas yang diijinkan.

3.3       Sistem Pencekaman
            Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam mesin bubut diperlukan alat
pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang pada spindle utama dengan beberapa metode, antara
laindengan spindle bentuk berulir, dengan pasak melintang, dengan pasangan mur dan baut.
Pencekaman denagan chuck
Macam-macam chuck:
Ø Three jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang persegi kelipatan
tiga yang simetri.
Ø Four jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang bersegi kelipatan
empat yang simetri.
Menurut gerakan rahang dari chuck maka dibedakan yaitu:
Ø  Universal chuck, dimana rahang-rahang dari chuck dapat bergerak maju/mundur secara
bersamaan.
Ø  Independet chuck, dimana rahang-rahang dari chuck bergerak maju / mundur secara sendiri-
sendiri. Keuntungannya yaitu bias mencekam benda kerja yang mempunyai bentuk tidak
teratur,eksentrik dan lebih kuat.

Pemasangan benda kerja pada cekam


Ø  Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar.
Ø  Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya pada diameter dalam.
Ø  Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.

3. 4      Parameter-Parameter Pemotongan Logam Dalam Pemesinan Bubut dan Perhitungan


Putaran Mesin
Kecepatan Potong
Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong pada putaran utama. Bila benda
kerja berputar satu kali, panjang yang dilalui oleh pahat sama dengan keliling benda kerja.
            Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan
memakan waktu dalam dalam mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan
kehilangan kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu kecepatan potong
harus ditentukan sesuai dengan tabel.
Rumus
Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per menit), maka rumusnya
adalah :
                        V=       π .d .n   (m/min)
                                    1000
            Keterangan : V = Kecepatan potong
                                  d = Diameter benda kerja
                                  n = Putaran benda kerja
3.      Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut)
Kedalaman pemotongan adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu sumbu benda.
Dalam proses pembubutan depth of cut dapat diukur dengan menggunakan persamaan:

            Kedalaman pemotongan diukur tegaklurus terhadap sumbu benda kerja.


4.      Waktu Pemesinan (Machining Time)
Waktu pemesinan adalah banyaknya waktu nyata yang dibutuhkan untuk mengerjakan
(membentuk atau memotong) suatu benda kerja. Waktu pemesina dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Tm =

Dimana:
L = panjang total yang akan dibubut
I = jumlah pemotongan
n = rpm
s = Total Feed (mm/put.)
3.5   Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Dengan Mesin Bubut
3.5.1          Membubut Tirus
Untuk   membuat   tirus   luar   maupun   dalam   caranya   sama   yaitu dengan menggunakan
cara-cara sebagai berikut :
Ø Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang besar, tidak dapat
dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus : Membuat tirus dengan eratan atas

Dimana :
 D = diameter besar
 d  = diameter kecil
 p  = panjang tirus

Gambar  Membuat tirus dengan eretan atas


Setelah diketahui Tg a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:
Tabel 1.1 Pembuatan sudut tirus
X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg
1 20 1 19 2 38 3 60 4 869 5 123 6 180 7 290 8 631
1 4 1 3 1 0 1 1 4 1 4 1 4 1 3
2 38 1 21 2 40 3 62 4 900 5 127 6 188 7 307 8 711
2 2 2 4 2 4 2 2 9 2 0 2 7 2 5
3 52 1 23 2 42 3 64 4 932 5 132 6 196 7 327 8 811
i 3 0 3 4 3 9 3 3 7 3 2 3 0 3 4
4 70 1 24 2 44 3 67 4 965 5 137 6 205 7 348 8 981
4 9 4 5 4 4 4 4 8 4 0 4 7 4 4
5 87 1 26 2 46 3 70 4 100 5 142 6 214 7 401 8 114
5 7 5 6 5 0 5 0 5 8 5 4 5 0 5 3
6 10 1 28 2 48 3 72 4 103 5 148 6 224 7 433 8 143
5 6 6 6 7 6 6 6 5 6 2 6 6 6 1 6 0
7 12 1 30 2 50 3 75 4 107 5 154 6 235 7 470 8 J
2 7 5 7 9 7 3 7 2 7 0 7 5 7 4 7 908
8 14 1 32 2 53 3 78 4 111 5 160 6 247 7 514 8 286
0 8 4 8 1 8 1 8 0 8 0 8 5 8 4 8 3
9 15 1 34 2 55 3 80 4 775 5 166 6 260 7 514 8 572
8 9 4 9 4 9 9 9 0 9 4 9 5 9 4 9 9
1 17 2 36 3 57 4 83 5 119 6 173 7 274 8 567 9
0 8 0 4 0 7 0 9 0 1 0 2 0 7 0 1 0

Keterangan :
Angka Tg didalam table untuk :
X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus luar dengan sudut kecil
dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:
P = panjang seluruh kerjaan
p = panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
X = penggeseran dari kepala lepas

Ø  Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil,


dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan rumus seperti cara
pertama.
Gambar  Pembuatan tirus dengan menggunakan tapperaltachments

3.5.2        Membubut Ulir
            Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik dengan sudut 60° dan
ulir withworth 55°), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29°). Cara membubut ulir segitiga
adalah sebagai berikut:
1.                  Bubutlah diameter ulir.
2.                  Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir.
3.                  Pinggulah ujung dari benda kerja.
4.                  Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan pasanglah
pahat ulir.
5.                  Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6.                  Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
7.                  Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter dan
lurus dengan benda kerja.
8.                  Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai dengan banyaknya
ulir yang akan dibuat.
9.              Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
10.           Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh.
11.           Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12.           Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan lintang
dan tidak merubah kedudukannya.                                              
 

Gambar  Urutan pembuatan ulir


13.           Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk
penyayatan.
14.           Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh bergerak.
15.           Jalankan mesin.
16.           Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada penunjuk ulir
bertepatan dengan angka 0.
17.           Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang sehingga
pahat bebas dari benda kerja.
18.           Kembalikan eretan.
19.           Hentikan mesin.
20.           Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
21.           Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan memutar eretan lintang
sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada cincin pembagi.
22.           Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan memutar
eretan atas.
23.           Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan angka 0.
24.           Jalankan mesin.
25.           Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat angka semula
berhadap dengan angka 0.
26.           Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur pembebas sambil eretan
lintang kebelakang.
27.           Kembalikan eretan lintang pada kedudukan semula dengan tangan.
28.           Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no. 21 s/d  27 sampai selesai.
Catatan :
Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka mengurangi gesekan pahat. Untuk
penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang kita gerakan cukup dengan menambah 1 garis dari
cincin pembagi dari kedudukan semula dan eretan atas tidak dirubah kedudukannya, sehingga
penyayatan seluruh bidang dari ulir mendapat gesekan yang kecil. Lakukan hal ini 2 sampai 3
kali dengan menambah penyayatan sehingga hasil dari ulir akan bagus. Setiap memulai
pembubutan harus menggunakan lonccng (thread dial) yaitu pada saat akan memulai
pembubutan, jarum dengan angka yang telah ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle
otomatis dijalankan, bila sampai ulir, handle dilepas.
Bentuk-bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dalam proses membubut dapat dilihat pada
gambar berikut:

G
ambar
9 .   Jenis-jenis pengerjaan dengan mesin
bubut
 

1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi


penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan
yang halus dan rata.
2. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan sepanjang
garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar yang
kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis. Dalam
pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan atas
(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan menggunakan perlengkapan
tirus (tapper atachment).
5. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga akan
diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan
boring (bubut dalam).
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar
lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk membuat
profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus (kartel).
III. 6    Aspek-Aspek Keselamatan Kerja dalam Proses Pembubutan
Keselamatan kerja dalam bekerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada saat
melaksanakan suatu pekerjaan. Keselamatan kerja tersebut harus menyangkut aspek keselamatan
kerja yang terkait dengan manusia (operator/pekerja), mesin, dan alat. Sehubungan dengan
sebelum kita melakukan suatu pekerjaan, harus diperhatikan instruksi-instruksi yang terkait
dengan keselamatan kerja. Instruksi-instruksi Standar Keselamatan Kerja dalam proses
pembubutan Ada beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses
pembubutan, diantaranya adalah:

1. Baca dulu instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin


2. Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang memadai
3. Gunakan selalu kaca mata pelindung seriap saat bekerja dengan mesin
4. Hindari pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya,
5. Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan sumber
listrik
6. Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter),
7. Tetapkan batas aman untuk pengunjung
8. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik jika
hubungan dengan sumber listrik diputus.
9. Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan.
11. Gunakan selalu alat yang benar
BAB IV

PENUTUP
IV. 1    Kesimpulan
1.      Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya bidang
mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan cara pengikisan
menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa menghasilkan benda kerja yang
diinginkan.
2.      Mesin Bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris..
3.      Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui cara kerja
dan operasi mesin bubut.
4.      Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
menggunakan dan membutuhkan.
4. 2    Saran
1.      Sebuah  makalah harus  mempunyai  tampilan  yang menarik agar
      pembaca  merasa  nyaman  dan  berencana   untuk  kembali  membaca
      makalah tersebut.
2.      Kelengkapan tentang informasi yang ada membuat masyarakat lebih jauh mengenal tentang
mesin bubut. Sehingga nantinya masyarakat tertarik untuk mengetahui bahkan tertarik untuk
mempelajari tentang mesin ini.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. Bambang Sugiantoro. "Mesin Perkakas Bengkel”. Erlangga ;
1998. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai