Anda di halaman 1dari 5

THE HIERARCHY OF QUALITY CONCEPT

Quality Assurance
A. Konsep Quality Assurance
Quality assurance atau penjamin mutu adalah satu konsep yang dapat digunakan oleh
suatu sekolah untuk meningkatkan mutu lulusan dengan tindakan terencana, sistematis
dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan bahwa persyaratan yang ditetapkan
dijamin tercapai sehingga pengguna jasa pendidikan memperoleh kepuasan.
Sekolah perlu menerapkan QA karena menurut Sallis (2010:30) mutu dalam
pendidikan merupakan “masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam
meraih status di tengah persaingan dunia pendidikan yang ketat”. Untuk itu, selain
mempertimbangkan mutu dari peserta didik, sekolah juga perlu meraih keunggulan
ditengah banyaknya sekolah yang berlomba menunjukkan kualitas mereka. Model
pengelolaan penjaminan mutu pendidikan menurut Fattah (2012:16) yaitu menggunakan
pendekatan PDCA (plan, do, check, action) yaitu menggunakan proses sirkulasi dalam
setiap kegiatannya yang dijabarkan sebagai berikut:
formulasi kebijakan merupakan tahap penetapan regulasi dan standar penjaminan mutu
pendidikan;
1) implementasi merupakan tahap pelaksanaan standar penjaminan mutu
pendidikan;
2) monitoring dan evaluasi tahap pengendalian standar penjaminan mutu
pendidikan; dan
3) rekomendasi merupakan tahap pengembangan standar penjaminan mutu
pendidikan.

B. Masalah Pada Quality Assurance


Masalah yang dapat kita temui pada Quality Assurance terdapat beberapa guru yang
kadang masih belum melakukan tugasnya serta kompetensi yang dimiliki masih kurang.
C. Alternatif Untuk Mengatasi Masalah Tersebut
Untuk permasalahan SDM yang kompetensinya masih belum memenuhi dapat
dilakukan upgrade guru seperti pelatihan, optimalkan KKG di sekolah, hafalan bersama
bagi guru juga terdapat supervisi.

Quality Control

A. Konsep Quality Control


Secara harfiah quality control adalah proses yang terlibat dalam system untuk
memastikan manajemen pekerjaan, kompetensi dan kinerja selama pembuatan produk atau
layanan sehingga dapat memenuhi rencana mutu sebagaimana yang telah dicanangkan.
Sesuai dengan pendapat di atas dapat dimengerti bahwa quality control merupakan bagian
dari manajemen untuk menjamin bahwa produk yang berupa barang dan jasa dipastikan
memiliki mutu yang terjamin sehingga masyarakat memiliki kepercayaan akan kualitas
barang dan jasa tersebut. Pada konteks Pendidikan adalah layanan jasa dari pendidik pada
saat menyelengarakan pembelajaran.

B. Masalah pada Quality Control


Didalam Pendidikan quality control sering muncul pada masalah tenaga pendidik
yang tidak bekerja sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki oleh pendidik tersebut.
Kemudian etika didalam mengajar yang tidak sesuai dengan kode etik seorang pendidik.
C. Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut
Dalam mengatasi masalah tersebut ada beberapa yang perlu diperhatikan oleh
seorang pendidik yaitu sebagai berikut:
1. Etika
Pendidik merupakan tenaga profesional, setiap tenaga profesional memiliki kode etik
yang harus diperhatikan. Melanggar kode etik akan merusak citra profesi yang
bersangkutan. Memahami kode etik adalah keniscayaan bagi pendidik agar dalam
menjalankan tugasnya tetap dalam bingkai etika yang telah
ditentukan. Menurut the National Association for the Education of Young
Children, rumusan kode etik untuk pendidik dapat bervareasi, akan tetapi selalu
bersumber pada nilai utama (core value). Adapun core value yang dimaksud
adalah:
 Menyadari bahwa pendidikan adalah mengarahkan individu yang sedang
tumbuh, oleh karena itu memberikan apresiasi adalah hal yang diutamakan.
 Mendidik berdasarkan pengetahuan.
 Menyadari bahwa apresiasi dan pemberian bantuan adalah tulang punggung
pembelajaran.
 Memahami bahwa setiap individu akan memiliki pemahaman yang baik
tergantung dari pendidik, lingkungan, budaya dan keluarga.
 Menghormati dan menghargai adanya perbedaan latarbelakang
 Menyadari bahwa individu memiliki potensi tumbuh dengan baik dengan
pemberian pujian dan membangun rasa percaya diri.
2. Komitmen
Seorang guru dalam mendidik harus mempunyai komitmen. Komitmen merupakan
tekat untuk melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya. Pendidik yang memiliki
komitmen terhadap pendidikan akan memiliki tekat untuk melaksanakan tugas mendidik
dengan mutu yang baik. Komitmen dapat dibuat bersama untuk memberikan kesadaran
komunal, akan tetapi komitmen yang disadari secara pribadi akan lebih baik karena dapat
menyatu dengan kepribadian seorang pendidik.

3. Bidang Kerja
Bidang kerja yang dimaksud adalah tugas tambahan yang diberikanpimpinan pada
pendidik. Setiap pendidik memiliki potensi yang berbeda-beda. Tidak setiap pendidik siap
untuk mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan. Pemimpin sebaiknya mengetahui
potensi dan kemampuan pendidik. Tugas yang sesuai maka cenderung akan di lakukan
dengan full power, sehingga hasilnya relatif lebih baik dari pada tugas yang tidak sesuai.
Upaya untuk mengurangi kesalahan dalam memberikan tugas, maka sebagai
pimpinan sebaiknya melakukan analisis tugas. Setelah tugas dianalisi kemudian
mencermati SDM yang akan diberi tugas tersebut. Proses ini dilakukan secara obyektif dan
transparan agar terhindar dari sifat like and dislike. Dengan demikian tugas akan
dilaksanakan oleh SDM yang tepat sehingga mutu dari pelaksanaan tugas dapat lebih
terjamin.
4. Deskripsi Kerja
Setiap pekerjaan memerlukan penjelasan yang baik. Deskripsi kerja yang jelas akan
memudahkan dalam menyelesaikan. Deskripsi juga akan mengurangi celah perbedaan
antara pimpinan dengan SDM yang mengerjakan tugas. Manfaat dari deskripsi kerja antara
lain dapat menjadikan iklim kerja yang harmoni, SDM lebih merasa nyaman dalam proses
kerja.

Total Quality Management (TQM) Level Continuous Improvement


A. Konsep Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) merupakan usaha untuk menciptakan usaha untuk
menciptakan sebuah kultur mutu yang mendorong semua pelaksana untuk berorientasi
memuaskan pelanggan. Kultur atau budaya mutu adalah tujuan akhir dari perubahan yang
perlu dilakukan dalam pengembangan pendidikan. Konsep dalam TQM yang dapat
diterapkan dalam pendidikan adalah:
 Perbaikan mutu yang terus menerus
 Mencangkup perubahan kutur/budaya
 Konsep organisasi terbaik, yaitu menempatkan yang terpenting adalah peserta
didik, kemudian guru/staf, yang paling bawah manajer/pemimpin.

B. Masalah Pada Total Quality Management (TQM)


Kenyataannya, pelaksanaan TQM merupakan pekerjaan yang berat dan memerlukan
waktu lama untuk mengadakan perubahan budaya untuk quality improvement. TQM
membutuhkan suatu kepemimpinan dan merupakan tantangan dan perubahan yang luar
biasa dalam dunia pendidikan. TQM memerlukan waktu yang lama dan ketaatan staf atau
manajer senior dalam pelaksanaannya. Ketakutan terhadap metode atau cara baru
merupakan hambatan yang besar dalam penerapan filosofi TQM. Takut akan
ketidaktahuan, takut mengerjakan segala sesuatu dengan cara yang berbeda, takut percaya
pada orang lain, takut membuat kesalahan, dan sebagainya. Seluruh staf tidak akan dapat
memberikan yang terbaik bila mereka tidak dipercaya dan tidak didengarkan. TQM tidak
dapat dipisahkan dari rencana strategis yang digunakan untuk mencapai misi organisasi.

C. Alternatif Untuk Mengatasi Masalah Tersebut


1. Meningkatkan tanggungjawab dan dukungan (commitment)
Komitman yang dimaksud adalah komitmen dari pimpinan lembaga pendidikan yang
dikomunikasikan pada semua pihak dalam lembaga pendidikan tersebut. Sehingga timbul
komitmen dari semua pihak dalam organisasi atau lembaga pendidikan tersebut.
2. Pendidikan dan pelatihan (education and training)
Pendidikan dan pelatihan tersebut bukan hanya untuk karyawan pelaksana atau
bagian adminsitrasi, melainkan unuk semua pihak atau semua staf baik staf edukatif
maupun non edukatif. Pendidikan dan pelatihan ini ditujukan untuk kesiapan dalam
menghadapi perubahan dan perbaikan.
3. Penerapan dan praktek (application and practice)
Uraian Filosofinya, TQM akan memberikan manfaat bila dipraktekkan atau
dilaksanakan tanpa ada pelaksanaan atau praktek tersebut maka filosofi TQM hanya
merupakan slogan yang berisi omong kosong belaka.
4. Standarisasi dan pengenalan (standardization and recognition)
Perlu adanya keseragaman dalam penerapan TQM sehingga kualitas jasa yang
disampaikan merupakan jasa yang bersifat standar (robust). Selain itu, TQM harus
diperkenalkan pada seluruh pihak dalam organisasi atau lembaga pendidikan tersebut,
sehingga penerapannya dapat seragam.

Anda mungkin juga menyukai