BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah manajemen lembaga dan organisasi pendidikan di SD Negeri 04 Poasia
2. Bagaimanakah manajemen personil (guru) di SDN 04 Poasia?
3. Bagaimanakah manajemen kurikulum di SDN 04 Poasia?
4. Bagaimanakah manajemen peserta didik di SDN 04 Poasia?
5. Bagaimanakah manajemen pebiayaan di SDN 04 Poasia?
6. Bagaimanakah manajemen fasilitas pendidikan di SDN 04 Poasia?
7. Bagaimanakah manajemen tata laksana pendidikan di SDN 04 Poasia?
8. Bagaimanakah manajemen HUMAS di SDN 04 Poasia?
9. Bagaimanakah supervisi pendidikan SDN 04 Poasia?
C. Tujuan Observasi
1. Mengetahui manajemen lembaga dan organisasi pendidikan di SDN 04 Poasia.
2. Mengetahui manajemen personil (guru) di SDN 04 Poasia.
3. Mengetahui manajemen kurikulum di SDN 04 Poasia.
4. Mengetahui manajemen peserta didik di SDN 04 Poasia.
5. Mengetahui manajemen pebiayaan di SDN 04 Poasia.
6. Mengetahui manajemen fasiilitas pendidikan di SDN 04 Poasia.
7. Mengetahui manajemen tata laksana pendidikan di SDN 04 Poasia.
8. Mengetahui manajemen HUMAS di SDN 04 Poasia.
9. Mengetahui supervisi pendidikan SDN 04 Poasia.
D. Manfaat Observasi
1. Bagi Sekolah
Observasi ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi sekolah untuk mengevaluasi
kembali manajemen di sekolahnya mengenai hal-hal yang sekiranya masih
memerlukan pembenahan maupun perbaikan. Dengan begitu, sekolah diharapkan
dapat mengembangkan sistem manajemen sekolahnya dengan lebih baik lagi.
2. Bagi Observator
a. Observator dapat mengetahui bagaimanakah manajemen sekolah khususnya di
Sekolah Dasar sebagai bekal saat menjadi guru nanti.
b. Observator dapat mengetahui peran dari masing-masing manajemen sekolah dan
mengetahui bagaimanakah mereka bersinergi dalam upaya untuk memajukan
pendidikan di sekolah.
c. Secara tidak langsung observator sudah menjalin hubungan atau komunikasi langsung
dengan sekolah dalam rangka belajar serta mencari pengalaman untuk bekal nantinya.
d. Dengan adanya observasi ini, observator dapat meningkatkan potensi dirinya agar kelak
dapat menjadi guru yang baik dan professional.
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan
fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertikal-horisontal antara satu
kesatuan tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui
bentuk pola hubungan. Organisasi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
organisasi pendidikan makro dan organisasi pendidikan mikro.
Organisasi pendidikan mikro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak
pada unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara
langsung proses belajar mengajar. Organisasi pendidikan makro adalah organisasi
pendidikan dilihat dari segi organisasi pendidikan secara luas. Hal ini harus dibicarakan
karena urusan manajemen sekolah tidak dapat lepas dari manajemen dalam sistem
pendidikan seluruh negara.
Dalam struktur organisasi sebelum otonomi daerah, organisasi pendidikan pada
tingkat makro dibedakan atas : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat, Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi, Kantor Pendidikan dan
Kebudayaan di Kabupaten/Kota Madya dan Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan di Kecamatan.
Pengorganisasian lembaga penyelenggara pendidikan menganut ketentuan
nasional tentang jenis dan jenjang pendidikan. Dalam UU nomor 25 tahun 2000 tentang
Program Pembangunan nasional (Propenas) yang dijabarkan dalam Rencana
Pembangunan Tahunan (Repeta) dinyatakan adanya perintisan pembentukan Dewan
Sekolah di setiap kabupaten dan kota, dan pembentukan komite sekolah di setiap
sekolah.
Berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, dikeluarkan Keputusan Menteri
pendidikan Nasional nomor 044 tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
kabupaten dan kota
2. Pengadaan Pegawai
Pengadaan pegawai terjadi bukan saja pada saat pendirian suatu lembaga atau
instansi tetapi terjadi juga pada lembaga atau instansi yag sudah lam berdiri.
Pengadaan pegawai terjadi jika:
a. Ada perluasan pekerjaan yang harus dicapai yang disebabkan oleh karena tujuan
lembaga atau karena tambahan besarnya beban tugas sehingga tidak terpikul oleh
tenaga-tenaga yang sudah ada.
b. Ada salah satu atau lebih pegawai yang keluar atau mutasi kekantor lain atau karena
meniggal sehingga ada lowongan formasi baru.
Jika dinyatakan bahwa ada lowongan dan membutuhkan pegawai baru maka
lembaga atau instansi tersebut mencari tenaga baru dengan cara:
1) Sumber Dari Dalam Lembaga
Ada tiga bentuk mutasi pegawai yaitu promosi jabatan, transfer atau rotasi dan demosi
jabatan tingkat.
a. Promosi jabatan yaitu pemindahan pegawai dari suatu jabatan tingkat jabatan yang
lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya.
b. Transfer atau rotasi pekerjaan adalah pemindahan bidang pekerjaan pegawai kepada
bidang pekerjaan lainnya tanpa mengubah tingkat jabatannya.
c. Demosi jabatan adalah penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan tigkat jabatan
yang lebih rendah atas dasar kondite dan prestasi kerjanya atau akibat terjadi
penyederhanaan struktur organisasi.
2) Sumber dari Luar Lembaga
a. Iklan media masa
Dalam hal ini lembaga dapat memanfaatkan media masa sebagai sumber penawaran
formasi kerja kepada masyarakat luas. Lembaga pendidikan
a. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, negara dan pemerintah.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian.
c. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menyimpan rahsaia jabatan.
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik ialah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa hambatan.
Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kecerdasan, bakat, dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial peserta didik ialah agar peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan
keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk
sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah
agar peserta didik dapat menyalurkan hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi,
kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena itu dapat
pula menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
Kegiatan yang erat kaitannya dengan manajemen peserta didik adalah kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
d. Bimbingan sosial
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan pelayanan
yaitu:
a. Layanan orientasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari-hari pertama sekolah kepada peserta didik kelas 1.
Pelaksanaannya dapat terjadwalkan atau di luar jadwal. Materi kegiatan ini sebaiknya
sudah disusun oleh guru pembimbing orientasi, dapat meliputi kurikulum, tata tertib
sekolah, fasilitas sekolah, kegiatan osis, kegiatan BK, dan lain-lain.
b. Layanan informasi
Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, atau secara terjadwalkan
di luar jadwal sekolah. Materi informasi dapat berupa penjelasan perkembangan
remaja, cara belajar yang baik, budi pekerti, kenakalan remaja, dan lain-lain.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Kegiatan ini baru dapat dilakukan apabila guru pembimbing telah memiliki catatan
pribadi peserta didik, yang meliputi jenis kelamin, mental, bakat, minat, kemampuan,
dan lain-lain.
d. Layanan pembelajaran
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang membantu, mendorong, dan menunjang peserta
didik agar memiliki motivasi belajar yang tinggi, cara belajar yang baik, mampu
mengatasi kesulitan belajarnya dan mampu mengembangkan potensi, bakat dan
kemampuannya.
e. Layanan konseling perorangan
Kegiatan ini dilakukan terhadap peserta didik yang mengalami masalah pribadi,
masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karier.
f. Layanan bimbingan kelompok
Kegiatan ini dilakukan apabila diperlukan untuk membahas penyelesaian masalah yang
bersifat umum, artinya diluar masalah yang menyangkut pribadi misalnya 5K di sekolah,
masalah kesehatan sekolah, dan lain-lain.
g. Layanan konseling kelompok
Kegiatan ini dilakukan apabila diperlukan pembahasan masalah yang menyangkut
masalah pribadi yang dialami oleh beberapa peserta didk, misalnya masalah kesulitam
belajar matematika, masalah malas belajar, dan lain-lain.
E. Manajemen Pembiayaan
Manajemen Pendidikan menjelaskan bahwa Manajemen pembiayaan pendidikan
adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan
pertanggung jawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Dalam
pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi 3 ( tiga ) hal, yakni :
1. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Dalam pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah). Setiap organisasi tentu memerlukan anggaran untuk menunjang kegiatannya,
anggaran ini sifatnya masih rencana dan menyangkut keperluan orang banyak maka
anggaran baru sah bila mendapat pengesahan dari atasan yang berwenang.
2. Accounting (Pembukuan)
Kegiatan pembukuan disebut juga kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini
meliputi dua hal yaitu :
a. Pengurusan Ketatausahaan
Pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
mengeluarkan uang.
b. Pengurusan Bendaharawan
Pengurusan yang menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama, yakni
menerima, menyimpan, dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut
kewenangan menentukan tetapi hanya melaksanakan.
3. Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
bendaharawan kepada pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang ada di dalam
Departemen mempertanggungjawabkan urusan keuangan ini kepada BPK melalui
Departemen masing-masing.
e. Pinjaman
Pemenuhan kebutuhan dengan cara pinjaman hendaknya dilakukan pada
pemenuhan fasilitas yag bersifat temporer sama seperti penyewaan dengan
mempertimbangkan citra sekolah.
f. Pendaurulangan
Pendaurulangan merupakan pemenuhan kebutuhan dengan cara memanfaatkan
barang yang sudah tidak terpakai dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih
berguna dan bisa dimanfaatkan.
g. Penukaran
Pemenuhan kebutuhan dengan cara penukaran ialah dengan cara penukaran
sarana atau prasarana dengan instansi lain dengan catatan saling menguntungkan.
h. Perbaikan atau rekondisi
Pemenuhan sarana dan prasarana (fasilitas) dengan cara memperbaiki sarana
atau prasarana yang sudah rusak tapi masih bisa diperbaiki.
a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran apa saja yang membutuhkan alat atau
media dalam pembelajarannya. Dari analisis materi ini didapatkan daftar alat-alat atau
media yang dibutuhkan. Proses analisis dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sebagai
contoh, guru mata pelajaran IPS membutuhkan peta dan globe saat mengajarkan
tentang geografi.
b. Apabila kebutuhan yang diajukan oleh guru-guru ternyata melampaui kemampuan daya
beli atau dana pembuatan, maka harus diadakan proses seleksi menurut skala prioritas
terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang bersifat sekunder
bisa dipenuhi lain waktu.
c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada sebelumnya. Alat
yang sudah ada ini perlu dilihat kembali apakah masih baik dan layak untuk digunakan
atau tidak, lalu dilakukan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah
disendirikan untuk diserahkan pada orang yang bisa memperbaiki. Sebagai contoh,
orang yang diserahi tugas untuk melakukan recheck pada fasilitas yang sudah ada
seperti kursi, meja, papan tulis, gedung, daftar presensi, dan sebagainya.
d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/media yang masih dapat dimanfaatkan,
baik dengan reparasi atau modifikasi.
e. Mencari dana bila belum memiliki dana baik dari pemerintah, komite sekolah, ataupun
sumbangan masyarakat. Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan perencanaan
bagaimana caranya memperoleh dana, baik dana rutin maupun nonrutin. Jika suatu
sekolah sudah mengajukan usulan kepada pemerintah dan sko-nya sudah keluar, maka
prosedur ini tinggal menyelesaikan pengadaan macam alat/media yang dibutuhkan
sesuai dengan besarnya biaya yang disetujui.
2. Buku Agenda
Setiap surat keluar dan surat masuk, harus dicatat dalam buku agenda secara
teratur. Pencatatan ini akan mempermudah dan memperlancar proses administrasi
secara keseluruhan.kegiatan agendaris antara lain berupa kegiatan penomoran dan
pemberian kode surat yang sangat berguna untuk mendapatkannya kembali setelah
selang beberapa waktu lamanya, baik di lembaga yang mengirim maupun di lembaga
yang menerima surat tersebut.
Pencatatan surat keluar dan surat masuk dapat dilakukan secara terpisah maupun
satu kesatuan. Catatan dalam buku agenda baik secara terpisah maupun sebagai satu
kesatuan memerlukan kolom-kolom berikut:
a. Agenda surat keluar; nomor urut surat, tanggal surat keluar, alamat penerima, pokok
surat/keterangan
b. Agenda surat masuk; nomor urut surat, tanggal penerimaan surat, kode surat. alamat surat,
nomor surat, pokok surat/keterangan
Apabila pencatatan surat ke luar dan surat masuk dilakukan dalam satu buku agenda, harus
diusahakan adanya pemisahan antar keduanya agar tidak mempersulit ketika mencarinya.
Kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan surat-surat masuk antara lain adalah:
a. Mencatat nomor dan tanggal surat dalam buku agenda surat masuk yang kolomnya
terdiri dari: tanggal diterimanya surat, nomor urut, kode, alamat surat, nomor surat,
pokok surat/keterangan.
b. Menyerahkan surat kepada alamat.
c. Surat dibaca oleh alamat yang dituju dan diberi disposisi.
d. Surat dikembalikan kepada tata usaha untuk dibuatkan balasan (jika memang
dikehendaki demikian)
e. Tata usaha melaksanakan disposisi
f. Tata usaha menyerahkan kembali surat-surat tersebut kepada bagian yang mengurus
surat keluar.
g. Pengarsipan surat tersebut.
3. Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi digunakan untuk mencatat pengiriman surat keluar. Buku ini
berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada orang
yang berhak menerimanya menurut alamat surat. Di dalam buku ini disediakan kolom-
kolom untuk mencatat; nomor urut surat, nomor surat lengkap dan tanggal surat, perihal
surat dan kolom alamat surat yang sekaligus merupakan tempat membubuhkan tanda
tangan si penerima surat.
Pengurusan surat keluar dilakukan dengan urutan:
a. Surat yang sudah diketik diserahkan kepada kepala sekolah untuk disetujui dan dimintai
tanda tangan.
b. Membubuhkan cap disebelah kiri tanda tangan pimpinan.
c. Memasukkan surat yang akan dikirim ke dalam sampul dan mengarsipkan surat
tembusannya menurut cara pengarsipan.
d. Mencatat surat yang akan dikirim ke dalam buku ekspedisi.
e. Mengirimkan surat tersebut ke alamat.
H. Manajemen HUMAS
Humas adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan
masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan,
hubungan harmonis, serta dukungan secara sadar dan sukarela. Kegiatan hubungan
masyarakat selalu dilakukan dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi
maka dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Komunikasi Formal
Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga
atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini
diilakukan secara sistematis, terencana tujuannya dan dinyatakan dengan jelas.
2. Komunikasi Informal
Yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak
direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan
antara lain yaitu :
a. Penyebaran informasi dapat langsung kepada tujuannya karena tidak usah melalui
prosedur tertentu.
b. Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel.
c. Komunikasi berlangsung dalam suasana akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang
rinci yang akhirnya bermanfaat bagi kelancaan komunikasi formal.
d. Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu (tidak mengenal
hari libur).
I. Supervisi Pendidikan
Supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru
meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu
mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki
pembelajaran. Fungsi dari supervisi adalah memajukan dan mengembangkan
pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru
berlangsung dengan baik dan efektif.
Tujuan suvervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik
melalui pembinaan dan peningkatan profesi belajar.
Sesuai tujuan diatas maka supervisi dilakukan untuk:
1. Menginternalisasikan tujuan pendidikan yang diselenggarakan.
2. Mengintroduksi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan siswa.
3. Peningkatan etos, produktivitas dan efisiensi kerja.
4. Peningkatan profesionalisme.
5. Demokratisasi.
Berbicara tentang supervisi setidaknya ada 6 konsep supervisi yang bisa kita
temukan:
1. Supervisi berfokus pada administrasi
Supervisi merupakan suatu kegiatan administrasi sekolah dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran dalam konteks sistem pendidikan.
2. Supervisi yang berfokus pada kurikulum
Supervisi adalah kegiatan membuat kurikulum dan merevisinya, mempersiapkan unit-
unit dan material pembelajaran, pengembangan proses dan instrumen laporan ke orang
tua, dan evaluasi umum program kependidikan secara umum.
3. Supervisi yang berfokus pada pengajaran
Supervisi sebagai suatu kegiatan peningkatan pengajaran dan implementasi kurikulum
di kelas. Supervisi adalah aksi dan eksperimentasi yang ditujukan kepada peningkatan
pembelajaran dan program pembelajaran.
4. Supervisi yang berpedoman pada human relations
Supervisi itu melibatkan semua orang di lingkungan kependidikan, tidak hanya personel
sekolah. Supervisor menginisiatif komunikasi efektif, membantu orang-orang untuk bisa
saling mendengarkan, berbagi dan saling membantu.
5. Supervisi yang berfokus pada manajemen
Semua aktivitas supervisi terlibat dalam semua tatanan organisasi. Semua sumber
daya yang dimiliki harus dimanfaatkan dalam rangka efektivitas dan efisiensi capaian
tujuan.
6. Supervisi yang berfokus pada kepemimpinan
Tugas supervisi adalah mengajari guru bagaimana mengajar dan menjadi pemimpin
pendidikan dalam reformulasi pendidikan masyarakat yang meliputi kurikulum,
pengajaran, dan bentuknya.
Untuk bentuk dari teknik-teknik supervisi itu sendiri akan dijabarkan sebagai berikut.
Teknik-teknik yang dapat dilaksanakan:
1. Kunjungan kelas (classroom visitation), dibedakan atas:
a. Kunjungan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada guru yang
akan disupervisi.
b. Kunjungan insidental yang dilakukan tanpa memberitahukan terlebih dahulu.
c. Kunjungan yang dilakukan dengan memberikan undangan dari guru yang
bersangkutan.
2. Observasi Kelas (classroom observation)
Kegiatan supervisi yang dilakukan dengan cara menunggu guru (calon guru)
yang sedang mengajar dikelas mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Kegiatan
supervisi ini merupakan kegiatan yang paling sistematis dan teliti karena semua gerak-
gerik guru yang sedang mengajar tidak ada yang terlewat untuk diamati.
3. Percakapan Pribadi
Diskusi yang dilakukan oleh sekelompok guru yang pada umumnya memegang
bidang studi yang sama baik yang diatur terlebih dahulu maupun insidental.
Manfaat yang diperoleh dari diskusi ini antara lain:
a. Tukar menukar pengalaman tentang cara mengatasi kesulitan mengajar.
b. Tukar menukar informasi tentang cara-cara baru yang mereka peroleh agar pengajaran
berlangsung lebih efektif.
c. Saling melengkapi sumber bahan mengajar, alat pelajaran, atau sarana lainnya.
d. Mengurangi keragu-raguan guru dalam menghadapi kelasnya.
e. Mempercepat korps guru .
f. Menyamakan pengertian mereka tentang kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
4. Saling berkunjung mengunjungi (intervisitation)
a. Calon guru atau guru baru menunggui guru yang sedang memberikan pelajaran contoh
(model les).
b. Seorang guru sedang menemui kawannya yang sedang mengajar untuk menambah
pengalaman mengajarnya.
5. Musyawarah atau pertemuan
Diadakan oleh atasan atau atas prakarsa para guru sendiri. Sejak tahun 1979 pusat
kurikulum dan sarana pendidikan badan penelitian dan pengembangan mencoba satu
bentuk supervisi yang disebut dengan proyek supervisi di Cianjur. Ada dua hal yang
menonjol dalam proyek ini:
a. Adanya keikutsertaan pada waktu yang bersamaan antara guru, kepala sekolah, dan
pemilik sekolah dalam penataan atau penyampaian informasi tentang kebijakan
pemerintah sehingga semua komponen mempunyai pemahaman yang sama.
b. Adanya pertemuan rutin antara guru, kepala sekolah, dan pemilik sekolah untuk
membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi dan cara pemecahannya.
6. Supervisi yang dilakukan dengan media. Media tersebut dapat berupa brosur,
pengumuman, buletin, edaran, kaset, majalah, dsb.
7. Pusat sumber belajar (learning resource center) suatu lembaga yang menangani
persediaan, pelayanan, semua jenis pelajaran bukan hanya meminjamkan tetapi
membuatkan, memberi bimbingan dalam mempelajari cara mengajar, membuat
persiapan tertulis, perekaman, dsb.
8. Validasi taman sejawat
Validasi taman sejawat adalah salah satu jenis supervisi yang dilakukan oleh teman-
teman sejawat (sesama guru, lembaga, dan orang-orang yang telah berkecimpung
dalam profesi kependidikan).
BAB III
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
1. Manajemen Lembaga dan Organisasi Pendidikan
2. Manajemen Personil
a. Tabel di bawah ini berisi data tentang guru yang mengajar di SD Negeri 04 Poasia:
4. Manajemen Pembiayaan
Pendapatan Dana BOS 1 Tahun : Rp 580.000 x 99 = Rp 57.420.000
Pendapatan Dana BOS per Triwulan : Rp 57.420.000 : 4 = Rp 14.355.000
Penggunaan dalam 1 Triwulan (sesuai dengan JUKLAK dan JUKNIS dari Pusat)
a. Belanja Honorarium : Rp 2.871.000
b. Belanja Barang dan Jasa : Rp 7.177.500
c. Belanja Modal : Rp 4.306.500
Selain itu ada pengumuman penggunaan dana bos yang ditempel di depan sekolah
(foto terlampir)
5.Manajemen Kurikulum
a. Proses Pembagian Tugas Guru (terlampir)
b. Jadwal Pelajaran (terlampir)
c. Kalender Pendidikan (terlampir)
7.Manajemen HUMAS
a. Daftar hadir rapat siswa (foto terlampir)
b. Undangan untuk wali siswa (terlampir)
B. Pembahasan
1. Manajemen Lembaga dan Organisasi Pendidikan
SD Negeri 04 Poasiamerupakan sebuah lembaga pendidikan negeri yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ditinjau dari sifatnya
SD Negeri 04 Poasiamerupakan lembaga pendidikan formal karena sifatnya yang
permanen dan sudah berdiri dalam jangka waktu yang lama. Pendidikan di SD Negeri
04 Poasianormalnya ditempuh selama 6 tahun, tetapi maksimalnya 10 tahun. Itu terjadi
bila ada siswa yang seringkali tidak naik kelas. Namun, dengan adanya program
remedial yang sekarang sudah mulai dijalankan, kasus tidak naik kelas seperti ini sudah
jarang terjadi lagi.
Struktur organisasi SD Negeri 04 Poasiasudah terlampir pada pada penyajian data
di atas. SD Negeri 04 Poasiaini dikepalai oleh seorang kepala sekolah, terdiri dari 5
guru yang sudah PNS, 3 guru yang masih GTT dan 1 penjaga sekolah. SD Negeri 04
Poasiajuga memiliki organisasi yang mendukung penyelenggaraan sekolah yaitu dewan
komite sekolah yang asalnya dari masyarakat. Dewan komite ini tersusun atas ketua,
wakil, sekretaris dan bendahara. Anggotanya adalah seluruh wali siswa dan yang
berperan menjadi anggota inti juga berasal dari wali siswa. Untuk ketua komite sendiri
dipilih berdasarkan atas musyawarah yang dilakukan oleh wali siswa / anggota komite.
Selain komite, SD Negeri 04 Poasiajuga memiliki organisasi kepramukaan.
Organisasi ini dibawahi oleh Gugus Depan Sekolah. Untuk Pembina pramukanya
sendiri tidak mendatangkan dari luar, melainkan berasal dari gurunya masing-masing.
Siswa yang wajib mengikuti Pramuka adalah siswa kelas tinggi yaitu siswa kelas 4, 5,
dan 6, sedangkan untuk siswa kelas rendah ( 1, 2, 3) tidak wajib mengikuti kegiatan
kepramukaan ini.
2. Manajemen Personil
a. Perencanaan Pegawai
Pegawai yang ada di SD Negeri 04 Poasiaberjumlah 10 orang dengan susunan
seorang kepala sekolah, 5 guru yang sudah PNS, 3 yang masih GTT dan seorang
penjaga sekolah. Guru GTT ( Guru Tidak Tetap) direkrut dengan alasan SD Negeri 04
Poasiaawalnya masih kekurangan guru kelas dan juga guru maple khususnya mapel
bahasa Inggris. Penggajian untuk Guru GTT ini sebesar Rp. 150.000 / bulan, yang
diambil dari dana BOS. Untuk persyaratannya sendiri yaitu ijazah minimal S1
Kependidikan dan itu harus pendidikan untuk Guru Sekolah Dasar, serta yang
diutamakan adalah yang lulusan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
3. Manajemen Kurikulum
Mata pelajaran yang ada di SD Negeri 04 Poasiameliputi Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Jawa, Bahasa
Inggris, Agama, Pkn, SBK, dan Olahraga. Untuk jumlah jam perminggunya sendiri,
kelas satu 32 jam, kelas dua 32 jam, kelas tiga 33 jam, dan untuk kelas empat, lima,
enam jumlah jamnya sama yaitu 38 jam perminggu. Sedangkan untuk kegiatan
ekstrakurikulernya ada ekskul drumband, sepak bola, dan pramuka. Sedangkan untuk
ekskul tari, nyanyi, gambar dan lain-lain hanya akan dilatih apabila akan mengikuti
lomba saja. Untuk jadwal pelajarannya sendiri itu disusun oleh kepala sekolah bersama
para guru.
Dalam hal penyusunan RPP, seharusnya guru menyusunnya tiap akan
melaksanakan pembelajaran. Namun, hal itu tidak dilakukan dengan baik karena
Sumber Daya Manusianya (guru) yang kurang dan kurangnya motivasi dari guru itu
sendiri. Pembuatan RPP hanya dilakukan apabila akan diadakannya akreditasi sekolah
saja. Selain bermasalah dalam pembuatan RPP, guru di SD Negeri 04 Poasiajuga
masih kurang baik dalam proses belajar mengajar. Hal itu bisa dilihat dari cara
mengajarnya yang masih menggunakan metode ceramah dan kurang mengajak siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Walaupun dalam KKG sering disampaikan
bagaimana mengajar dengan baik, tetapi kebanyakan guru masih bertahan dengan
cara mengajar yang lama. Mungkin mereka masih kebingungan dengan metode-
metode pembelajaran yang lebih baik seperti pembelajaran berbasis IT.
Namun, dalam pelaksanaan evaluasi belajar yang ada di SD Negeri 04
Poasiasudah cukup baik. KKM yang ditargetkan untuk setiap mapel berbeda-beda.
Misalnya saja untuk mapel IPA 70 ,Bahasa Indonesia 70 dan Matematika 65. Dengan
KKM yang demikian ternyata masih banyak sekali anak-anak yang nilainya masih di
bawah standar KKM. Jika sudah begitu guru akan melakukan remedial yang akan
dilakukan maksimal 2 kali.
SD Negeri 04 Poasiabelum melaksanakan kurikulum 2013. Banyak alasan yang
melatarbelakangi ini. Alasan yang pertama yaitu karena SD Negeri 04 Poasiabukanlah
SD Inti yang diwajibkan untuk memakai kurikulum 2013 ini. Di kecamatan Karanganyar
sendiri yang merupakan SD Inti yaitu SD Negeri 2 Karanganyar, SD Negeri Panjatan,
SD Negeri 2 Candi dan SD Negeri 2 Grenggeng. Hanya SD itulah yang sudah mulai
menerapkan kurikulum 2013 dari 27 SD yang ada di Kecamatan Karanganyar. Alasan
yang kedua yaitu dinas pendidikan sendiri belum melakukan sosialisasi ke SD secara
merata, sehingga tidak semua guru sudah mengetahui bagaimana penerapan
kurikulum 2013 ini dalam pembelajaran. Namun, untuk kelas rendah (1, 2, 3) guru
sudah melaksanakan pembelajaran tematik. Satu tema akan diselesaikan dalam 5 kali
pertemuan. Pembelajaran tematik ini dirasa sangat bagus karena siswa akan belajar
suatu ilmu tanpa dia merasa bahwa sebenarnya dia sudah belajar.
5. Manajemen Pembiayaan
Proses penyusunan anggaran yang ada di SD Negeri 04 Poasiadilakukan oleh
kepala sekolah, guru dan komite dengan pedoman buku petunjuk pengelolaan uang
BOS. Penulisannya atau pembukuannya dilakukan oleh bendahara sekolah dengan
cara membuat LPJ secara transparan untuk kemudian diserahkan kepada Dikpora.
Setelah diserahkan ke Dikpora, LPJ diperiksa oleh beberapa badan pemeriksa. Badan
yang memeriksa itu ialah Bawasda (Badan Pengawas Daerah), BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) dan khusus BOS ada tim yang memeriksa sendiri yaitu TMB (Tim
Monitoring BOS).
Selain dari BOS, SD Negeri 04 Poasiamemperoleh dana dari infaq sukarela yang
dilakukan oleh para siswa. Setiap hari, siswa yang membawa uang jajan diminta
menyisihkan 500 rupiah saja atau seikhlasnya saja untuk dikumpulkan dan kemudian
uangnya untuk membeli alat-alat belajar yang sekiranya dibutuhkan siswa seperti buku
bacaan perpus dan lain-lain. Setiap harinya dana yang terkumpul dari infaq ini yaitu 40
ribu dan pertahunnya kira-kira 5 juta.
Dana BOS yang didapat dari pemerintah digunakan untuk membayar wiyata bakti,
membeli alat-alat sekolah habis pakai, membayar listrik telpon air, membayar
honorarium kegiatan dan membayar guru GTT (20%).
I. Supervisi Pendidikan
Cara kepala sekolah dalam menjalin keakraban dengan para guru dan siswa di SD
Negeri 04 Poasiaadalah dengan cara melakukan pengawasan atau perhatian secara
langsung secara kontinyu. Misalnya kepala sekolah seringkali memeriksa guru saat
mengajar di kelas dan memperhatikan kekurangan serta kelebihannya. Jika kurang,
kepala sekolah akan berusaha memperbaiki lagi dan jika sudah bagus maka diminta
untuk mempertahankan. Sebaliknya jika kepala sekolah dinilai salah, maka kepala
sekolah akan dengan terbuka menerima segala kritik dan saran baik dari guru maupun
dari siswa sendiri. Untuk visi misi dan tujuan kepala sekolah ke depannya yaitu SD
Negeri 04 Poasiadapat memunculkan siswa yang taqwa, berprestasi, berkarakter luhur
serta mencintai bangsa dan tanah air.
Selama ini bantuan dalam bentuk supervisi hanya dilakukan oleh rekan-rekan guru
yang sudah senior saja. Dan bentuk dari supervisi ini utamanya adalah tentang
pembelajaran, kemudian tentang administrasi dan disiplin kerja. Tujuan dari supervisi ini
tidak lain hanya agar guru yang ada di SD Negeri 04 Poasiamenjadi lebih professional.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen sekolah sangatlah penting bagi sekolah karena dengan adanya
manajemen sekolah ini akan memudahkan sekolah dalam mengatur segala hal yang
berkaitan dengan manajemen lembaga dan organisasi pendidikan, manajemen
personil, manajemen peserta didik, manajemen kurikulum, manajemen fasilitas
pendidikan, manajemen pembiayaan, manajemen tata laksana, manajemen humas dan
supervisi pendidikan.
Menurut saya, manajemen yang ada di SD Negeri 04 Poasiasudah cukup bagus,
tetapi masih ada kekurangan terutama pada manajemen tata laksanannya. Manajemen
tata laksana belum ada di SDN 04 Poasia, sehingga gurulah yang mengambil tanggung
jawab itu. Jika sudah begitu tentunya tugas guru sebagai seorang pendidik terganggu.
Untuk manajemen yang lain saya kira sudah terlaksana dengan cukup baik. Mulai dari
lembaga dan keorganisasiannya juga sudah cukup terorganisir. Lalu untuk manajemen
personil juga cukup bagus. Hanya saja, guru di SD Negeri 04 Poasiamasih banyak
yang malas membuat RPP sebelum proses pembelajaran. Untuk manajemen siswa
juga sudah cukup baik. Hal itu bisa dilihat dari mulai proses penerimaan siswanya
sampai bagaimana sekolah menangani siswa-siswa yang bermasalah, baik bermasalah
dalam bidang akademik maupun perilakunya. Manajemen pembiaayaannya juga bagus
karena beberapa SD di Kecamatan Karanganyar ada yang dimintai keterangan karena
laporan keuangannya tidak jelas, sedangkan untuk SD Negeri 04 Poasiatidak pernah
ada masalah seperti itu. Untuk fasilitasnya juga cukup baik, hanya saja belum memiliki
ruang perpustakaan dan buku-bukunya masih kurang variatif. Manajemen Humas SD
Negeri 04 Poasiajuga baik. Hal itu bisa dilihat dari kerjasama yang banyak dijalin oleh
SD Negeri 04 Poasiadan semuanya berjalan dengan lancar. Sedangkan untuk
supervisinya sudah cukup baik, kepala sekolah juga sangat terbuka pada semua
masukan dari para guru dan siswa.
B. Saran
1. Guru disarankan untuk membuat RPP ketika hendak melakukan pembelajaran,
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan maksimal.
2. Pihak sekolah sebaiknya mencari dana untuk penambahan buku bacaan misalnya
dengan penggalangan dana dari para guru sendiri. Tentunya buku harganya tidak
mahal seperti emas. Namun, kandungan dari buku itulah yang akan melahirkan
generasi emas. Apalagi siswanya sendiri terlihat sangat tertarik membaca buku. Jadi
apa salahnya jika guru yang sudah bersertifikasi menyisihkan sedikit dari gaji mereka
untuk pembelian buku-buku bacaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Tim Dosen AP. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
1 komentar:
1.
Terima kasih..
sangat membantu..
BalasHapus
Mengenai Saya
Isti Komariah
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (2)
o Mei (2)
Logika Sebagai Instrumen Ilmu Pengetahuan
Contoh laporan observasi manajemen pendidikan