Anda di halaman 1dari 47

Istikomariah

Kamis, 08 Mei 2014


Contoh laporan observasi manajemen pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang sama dengan
manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga
merupakan ruang lingkup dan bidang kajian dari manajemen pendidikan. Namun,
manajemen sekolah terbatas hanya pada sekolah saja, sedangkan manajemen
pendidikan menjangkau sistem yang luas dan besar secara regional, nasional bahkan
internasional.
Dalam upaya penyelenggaraan manajemen sekolah yang baik, setidaknya ada
komponen-komponen yang berpengaruh di dalamnya, yaitu siswa, guru, staff
karyawan, kepala sekolah dan masyarakat. Komponen-komponen tersebut harus bias
bersinergi secara tepat agar tercipta manajemen sekolah yang baik dalam bidang
pengajaran / pendidikan maupun dalam bidang administrasinya..
Observasi sekolah yang dilakukan oleh penulis sangat besar manfaatnya bagi calon
guru khususnya guru Sekolah Dasar. Alasannya adalah saat menjad guru Sekolah
Dasar nanti, sebagian besar peran dari pelaksanaan manajemennya dari mulai
pengajaran/ pendidikan sampai urusan administrasinya dipegang oleh guru. Hal itu
dikarenakan Sekolah Dasar banyak yang belum memiliki staff karyawan tersendiri.
Tentu hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para calon guru Sekolah Dasar.
Laporan observasi ini akan membahas hal apa saja yang harus diatur atau
dimanage dalam satu sekolah mulai dari menajemen siswa, guru, sarana prasarana,
kurikulum, pembiayaan sekolah (dana bos, buku dan lain-lain), supervisi, tata laksana
dan hubungan anatara sekolah dengan masyarakat. Diharapkan dengan mengetahui
manajemen pendidikan (manajemen sekolah), calon guru dapat mempersiapkan diri
untuk terjun dalam dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah manajemen lembaga dan organisasi pendidikan di SD Negeri 04 Poasia
2. Bagaimanakah manajemen personil (guru) di SDN 04 Poasia?
3. Bagaimanakah manajemen kurikulum di SDN 04 Poasia?
4. Bagaimanakah manajemen peserta didik di SDN 04 Poasia?
5. Bagaimanakah manajemen pebiayaan di SDN 04 Poasia?
6. Bagaimanakah manajemen fasilitas pendidikan di SDN 04 Poasia?
7. Bagaimanakah manajemen tata laksana pendidikan di SDN 04 Poasia?
8. Bagaimanakah manajemen HUMAS di SDN 04 Poasia?
9. Bagaimanakah supervisi pendidikan SDN 04 Poasia?

C. Tujuan Observasi
1. Mengetahui manajemen lembaga dan organisasi pendidikan di SDN 04 Poasia.
2. Mengetahui manajemen personil (guru) di SDN 04 Poasia.
3. Mengetahui manajemen kurikulum di SDN 04 Poasia.
4. Mengetahui manajemen peserta didik di SDN 04 Poasia.
5. Mengetahui manajemen pebiayaan di SDN 04 Poasia.
6. Mengetahui manajemen fasiilitas pendidikan di SDN 04 Poasia.
7. Mengetahui manajemen tata laksana pendidikan di SDN 04 Poasia.
8. Mengetahui manajemen HUMAS di SDN 04 Poasia.
9. Mengetahui supervisi pendidikan SDN 04 Poasia.
D. Manfaat Observasi
1. Bagi Sekolah
Observasi ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi sekolah untuk mengevaluasi
kembali manajemen di sekolahnya mengenai hal-hal yang sekiranya masih
memerlukan pembenahan maupun perbaikan. Dengan begitu, sekolah diharapkan
dapat mengembangkan sistem manajemen sekolahnya dengan lebih baik lagi.
2. Bagi Observator
a. Observator dapat mengetahui bagaimanakah manajemen sekolah khususnya di
Sekolah Dasar sebagai bekal saat menjadi guru nanti.
b. Observator dapat mengetahui peran dari masing-masing manajemen sekolah dan
mengetahui bagaimanakah mereka bersinergi dalam upaya untuk memajukan
pendidikan di sekolah.
c. Secara tidak langsung observator sudah menjalin hubungan atau komunikasi langsung
dengan sekolah dalam rangka belajar serta mencari pengalaman untuk bekal nantinya.
d. Dengan adanya observasi ini, observator dapat meningkatkan potensi dirinya agar kelak
dapat menjadi guru yang baik dan professional.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen Lembaga dan Organisasi Pendidikan


Lembaga pendidikan adalah badan atau instansi baik negeri maupun swasta yang
melaksanakan kegiatan mendidik. Dengan kata lain lembaga pendidikan adalah badan
atau instansi yang menyelenggarakan usaha pendididkan. Dengan pengertian ini maka
yang dimaksud dengan lembaga pendidikan bukan hanya lembaga-lembaga formal
yang berbentuk sekolah saja, tetapi juga lembaga lain seperti kursus resmi, kursus
private, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya kegiatan belajar. (Arikunto & Yuliana,
2010:15)
Dalam lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-komponen penting yang
menentukan keberhasilan lembaga pendidikan. Komponen-komponen yang dimaksud
adalah :
1. Komponen siswa, yaitu subjek belajar yang menurut jenis dan sifat lembaganya dapat
disebut sebagai : siswa, mahasiswa, peserta kursus.
2. Komponen Guru, yaitu subjek yang memberikan pelajaran, yang sebutannya dapat :
Guru, Dosen, Penyaji, Penatar.
3. Komponen kurikulum, yaitu materi atau bahan pelajaran yang diajarkan, yang
memberikan ciri pada lembaga pendidikan tersebut dan mencerminkan kualitas
lulusannya.
4. Komponen sarana dan prasarana, yaitu komponen penunjang terlaksananya proses
pembelajaran.
5. Komponen pengelola, yaitu orang-orang yang mengurus penyelenggaraan lembaga,
menyangkut pengelolaan dalam memimpin, mengorganisasikan, mengarahkan,
membina serta mengurus tata laksana lembaga. Termasuk dalam komponen pengelola
adalah; kepala sekolah, petugas bimbingan, pustakawan, staftatausaha,
bendaharawan, pesuruh, penjagamalam.

Menurut penyelenggaraanya, lembaga-lembaga pendidikan dapat dibagi atas:


1. Lembaga pendidikan negeri
Lembaga pendidikan negeri diselenggarakan oleh departemen pendidikan dan
kebudayaan, yaitu berupa sekolah dasar, SMP, SMA, SGO, SMKK, SMEA, SMIK, dan
berbagai perguruan tinggi.Selain departemen pendidikan dan kebudayaan adapula
departemen-departemen lain yang menyelenggarakan pendidikan diantaranya
departemen agama yang menyelenggarakan Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD),
Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP), Madrasah Aliyah (setingkat SMA), dan
Universitas Islam Negeri (setingkat perguruan tinggi).
2. Lembaga pendidikan swasta
Lembaga pendidikan swasta yaitu lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh
badan-badan atau yayasan-yayasan swasta seperti yayasan kanisius, taman siswa,
muhammadiyah, dan sebgainya. Lembaga pendidikan swasta diberi kebebasan
memasukkan ide-ide atau prinsip-prinsip yang ingin ditanamkan ke lembaga pada anak
didik tetapi hal-hal pokok seperti kurikulum yang berkaitan dengan pembentukan warga
Negara, banyaknya hari masuk sekolah, banyaknya hari libur, saran penunjang dan
sebagainya harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
Ditinjau dari sifatnya lembaga pendidikan swasta dapat dibagi menjadi:
1. Lembaga pendidikan formal
Lembaga pendidikan formal yaitu lembaga pendidikan yang bersifat permanen,
dalam jangka lama, waktu belajar cukup bayak, mepunyai efek jenjang dalam lapangan
pekerjaan.
2. Lembaga pendidikan non-formal
Lembaga pendidikan non-formal yaitu lembaga pendidikan yang bersifat relative
tidak permanen artinya diselenggarakan apabila diperlukan, jangka waktu belajar
kurang terikat, tidak mempunyai efek jenjang dalam lapangan pekerjaan.

Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan
fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertikal-horisontal antara satu
kesatuan tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui
bentuk pola hubungan. Organisasi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
organisasi pendidikan makro dan organisasi pendidikan mikro.
Organisasi pendidikan mikro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak
pada unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara
langsung proses belajar mengajar. Organisasi pendidikan makro adalah organisasi
pendidikan dilihat dari segi organisasi pendidikan secara luas. Hal ini harus dibicarakan
karena urusan manajemen sekolah tidak dapat lepas dari manajemen dalam sistem
pendidikan seluruh negara.
Dalam struktur organisasi sebelum otonomi daerah, organisasi pendidikan pada
tingkat makro dibedakan atas : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat, Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi, Kantor Pendidikan dan
Kebudayaan di Kabupaten/Kota Madya dan Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan di Kecamatan.
Pengorganisasian lembaga penyelenggara pendidikan menganut ketentuan
nasional tentang jenis dan jenjang pendidikan. Dalam UU nomor 25 tahun 2000 tentang
Program Pembangunan nasional (Propenas) yang dijabarkan dalam Rencana
Pembangunan Tahunan (Repeta) dinyatakan adanya perintisan pembentukan Dewan
Sekolah di setiap kabupaten dan kota, dan pembentukan komite sekolah di setiap
sekolah.
Berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, dikeluarkan Keputusan Menteri
pendidikan Nasional nomor 044 tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
kabupaten dan kota

B. Manajemen Personil (Guru)


Manajemen personil adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut
dengan masalah memperoleh dan menggunakan tenaga kerja untuk dan di sekolah
dengan efisien, demi tercapainya tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.
Selanjutnya yang dimaksud segenap proses penataan adalah semua proses yang
meliputi :
1. Merencanakan kebutuhan pegawai
2. Penarikan, mulai dari mengumumkan kebutuhan pegawai, menyeleksi (reqruitment)
3. Penempatan (placement sesuai dengan formasi)
4. Menggunakan tenaga kerja termasuk merangsang gairah kerja dengan menciptakan
kondisi-kondisi atau suasana kerja yang baik.
5. Memelihara kesejahteraan pegawai berupa gaji, intensif, hari libur dan cuti, pertemuan-
pertemuan yang bersifat kekeluargaan dan bentuk-bentuk kesejahteraan yang lain.
6. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji yang lain.
7. Meningkatkan mutu pegawai baik melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan
lain misalnya mengikuti pendidikan (Intensif Training), penataran, diskusi ilmiah,
lokakarya, langganan majalah dan surat kabar, menjadi anggota perkumpulan profesi
dan sebagainya.
8. Mengadakan penilaian terhadap prestasi kerja pegawai untuk memperoleh data dalam
rangka peningkatan pangkat pegawai.
9. Menata pemutusan hubungan kerja dengan pegawai.

Proses penataan di atas akan dijabarkan sebagai berikut ;


1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai didasarkan atas perkiraan mengenai pegawai yang sudah
ada sekarang ditambah dengan pertimbangan pegawai yang bersangkutan sepanjang
waktu. Menurut PP No. 97 Tahun 2000 formasi adalah jumlah dan susunan pangkat
pegawai untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang
harus dilakukan. Dalam rangka perencanaan kepegawaian secara nasional dan
pengendalian pegawai maka sebelum menetapkan formasi harus terlebih dahulu
mendapat pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Formasi masing-
masing satuan organisasi Negara disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan
penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan memperhatikan
norma, standar prosedur yang telah ditetapkan pemerintah. Analisis kebutuhan
didasarkan pada:
a. Jenis Pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu
satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya.
b. Sifat Pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh pada penetapan formasi yaitu sifat
pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu.
c. Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang pegawai dalam jangka waktu
tertentu adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu.
d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan, sangat besar pengaruhnya dalam menentukan formasi.
e. Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan tugas poko akan mempengaruhi penentuan jumlah pegawai
yang diperlukan karena pada umumnya makin tinggi mutu peralatan yang digunakan
dan tersedia dalam jumlah yang memadai maka dapat mengakibatkan makin sedikit
jumlah oegawai yang diperlukan.
f. Faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam penyusunan formasi adalah
kemampuan keuangan Negara atau daerah.

2. Pengadaan Pegawai
Pengadaan pegawai terjadi bukan saja pada saat pendirian suatu lembaga atau
instansi tetapi terjadi juga pada lembaga atau instansi yag sudah lam berdiri.
Pengadaan pegawai terjadi jika:
a. Ada perluasan pekerjaan yang harus dicapai yang disebabkan oleh karena tujuan
lembaga atau karena tambahan besarnya beban tugas sehingga tidak terpikul oleh
tenaga-tenaga yang sudah ada.
b. Ada salah satu atau lebih pegawai yang keluar atau mutasi kekantor lain atau karena
meniggal sehingga ada lowongan formasi baru.
Jika dinyatakan bahwa ada lowongan dan membutuhkan pegawai baru maka
lembaga atau instansi tersebut mencari tenaga baru dengan cara:
1) Sumber Dari Dalam Lembaga
Ada tiga bentuk mutasi pegawai yaitu promosi jabatan, transfer atau rotasi dan demosi
jabatan tingkat.
a. Promosi jabatan yaitu pemindahan pegawai dari suatu jabatan tingkat jabatan yang
lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya.
b. Transfer atau rotasi pekerjaan adalah pemindahan bidang pekerjaan pegawai kepada
bidang pekerjaan lainnya tanpa mengubah tingkat jabatannya.
c. Demosi jabatan adalah penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan tigkat jabatan
yang lebih rendah atas dasar kondite dan prestasi kerjanya atau akibat terjadi
penyederhanaan struktur organisasi.
2) Sumber dari Luar Lembaga
a. Iklan media masa
Dalam hal ini lembaga dapat memanfaatkan media masa sebagai sumber penawaran
formasi kerja kepada masyarakat luas. Lembaga pendidikan

3. Penempatan Dan Penugasan Pegawai


Menurut PP No. 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dalam PP Nomor 13 Tahun 2002 bahwa pengangkatan dan
penempatan harus memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan dimana
akan mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan secara professional, khususnya
dalam upaya penerapan kerangka teori, analisis maupun metodologi pelaksanaan
tugas dan jabatannya. Selain itu harus memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan.
Disamping persyaratan sebagaiman Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dab
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah perlu memperhatikan factor:
a. Senioritas dalam Kepangkatan
Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan
struktural memiliki pangkat yang sama dan untuk menentukan salah seorang senior
dalam kepangkatan maka diguakan factor senioritas dalam kepangkatan yaitu PNS
yang memuyai masa kerja yang paling lama dalam pangkat tersebut diprioritaskan.
b. Usia
Dalam menentukan prioritas dari aspek usia harus mempertimbangkan faktor
pengembangan dan kesempatan yang lebih luas bagi PNS dalam pelaksanaan suatu
jabatan struktural..
c. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
PNS yang telah atau akan diangkat dalam jabatan structural harus mengikuti Diklat
kepemimpinan.
d. Pengalaman
Pengalaman jabatan menjadi bahan pertimbangan dalam penempatan pegawai.

4. Pemeliharaan Pegawai Negeri Sipil


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 menyebutkan bahwa kedudukan pegawai
negeri sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang
penuh kesetiaan kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. Oleh karena
itu, sesuai dengan kedudukannya sebagai aparatur negara, maka Pegawai Negeri Sipil
memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak PNS adalah sebagai berikut :
a. Setiap Pegawai Negeri Sipil berhak berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan
pekerjaaan dan tanggung jawabnya.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti (tidak masuk kerja yang diizinkan dalam
waktu tertentu).
c. Setiap Pegawai Negeri Sipil yang ditimpa kecelakaan dalam arena menjalankan tugas
kewajibanya berhak memperoleh perawatan.
Untuk kewajibannya sendiri, berikut ini adalah kewajiban Pegawai Negeri Sipil :

a. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, negara dan pemerintah.
b. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian.
c. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menyimpan rahsaia jabatan.

5. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil


Menurut buku manajemen penidikan karya suharsimi arikunto(2010: 231-232)
berbagai cara yang digunakan sebagai pembinaan pegawai( PNS) adalah:
a. Memalui usaha sendiri. Sebagai contoh, melalui kurusus, membaca buku, majalah dll.
b. Melalui kelompok profesi. Misalnya PGRI, ISWI.
c. Melalui kegiatan in service training
d. Melalui partisipasi dalam lokakarya, seminar, rapat kerja, simposium dll.
e. Penawaran/ promosi kenaikan jabatan atau diberi tanggung jawab yang lebih besar dari
jabatan semula.
f. Melalui tour of Duty.

6. Pemutusan Hubungan Kerja


Pemutusan hubungan kerja adalah pemberhentian seorang pegawai yang
mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai pegawai negeri sipil.
Jenis dan peraturan pemutusan hubungan kerja antaralain:
a. Pemberhentian permintaannya sendiri.
PNS yang bersangkutan akan diberhentikan dengan hormat atas permintaanya
sendiri. Pejabat berwenang dapat menerima, menolak, atau menunda paling lama 1
tahun. Selain itu PNS diberi hak-hak kepegawaian sesuai dengan perundang-
undangan.
b. Pemberhentian karena Pensiun.
Batas usia pensiun adalah 56 tahun, akan tetapi diperpanjang bagi:
1) Peneliti, letkol kepala, Lektor serta batas pensiun menjadi 65 tahun.
2) PNS yang berjabatan sebagai Elson I, Elson II, pengawas, guru SD s/d SMA, Kepala
sekolah. 60 tahun
3) PNS sebagai hakim batasnya 65 tahun.
c. Pemberhentian karena melakukan pelangaran atau tindak pidana
Pada kasus ini PNS yang bersangkutan melanggar sumpah dan janji jabatan atau
melakukan pelanggaran berat sehingga dipenjara akan diberhentikan dengan tidak
hormat.
d. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau rohani.
Seorang PNS dapat diberhentikan dengan hormat dan mendapat hak-haknya
berdasarkan surat keterangan tim penguji kesehatan. Dikarenakan mengalami sakit
yang membahayakan diri sendiri atau lingkungannya.
e. Pemberhentian karena peninggalan tugas.
PNS akan diberhentikan apabila meninggalkan tugas secara terus menerus selama
6bulan atau lebih akan diberhentikan tidak hormat.
f. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang.
Seorang PNS yang meninggal akan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
g. Pemberhentian karena hal-hal lain.
Misalnya jika sudah cuti diluar tanggungan negara dan melaporkan diri selama
6bulan habis masa cuti, atau terlambat lapor dan laporan ijin tidak masuk akal akan
dilakukan pemberhentian kerja.
C. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha,
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam mengajarkan bidang studi
guru harus melihat pada tujuan pengajaranya yaitu tujuan instruksional. Tujuan
instruksional sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus.
1) Tujuan instruksional umum
Tujuan instruksional umum adalah tujuan yang akan dicapai melalui satu unit tujuan
pembelajaran. Tujuan instruksional instruksional umum ini sudah tertulis pada GBPP
(garis- garis besar program pengajaran) buku II kurikulum setiap sekolah.
2) Tujuan instruksional khusus
Tujuan instruksional khusus adalah penjabaran dari tujuan instriksional umum
dengan memperhatikan bagian dari satuan bahan atau sub pokok bahasan, rumusan
tujuan instruksional khusus harus memenuhi persyaratan: (1) berpusat pada siswa, (2)
khusus terperinci, (3) menunjukan tingkah laku dan (4) dapat diukur.
Pemerintah pusat mengeluarkan pedoman umum yang harus diikuti oleh setiap
sekolah dengan maksud untuk menyusun perecanaan yang sifatnya operasional
sekolah. Pedoman umum tersebut berupa:
1. Struktur program
Struktur program adalah susunan bidang pelajaran yang harus dijadikan pedoman
pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan jenjang sekolah.

2. Program penyusunan akademik / jadwal pelajaran


Jadwal pelajaran adalah urut- urutan mata belajaran yang digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal pelajaran dibuat untuk seluruh kelas
untuk pelaksanaan kegiatan belajar- mengajar di kelas.
3. Pedoman penyusunan kalender pendidikan
Kalender akademik atau pendidikan berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
selama satu tahun. Tujuannya agar penggunaan waktu selama satu tahun terbagi
secara merata dan sebaik- baiknya dari peningkatan mutu pendidikan.
4. Pembagian tugas guru
Dalam pembagian tugas guru, kepala sekolah tidak boleh main tunjuk tetapi harus
dibicarakan dalam rapat meja guru sebelum tahun ajaran dimulai.
5. Pengaturan atau Penempatan Siswa dalam Kelas
Pengaturan dan penempatan siswa dalam kelas sebaiknya dilakukan bersama dengan
pendaftaran ulang siswa agar mempermudah siswa baru saat hari pertama masuk
sekolah. Untuk mempermudah agar siswa baru dapat mengenali lingkunganya setiap
ruang sebaiknya diberi tanda pengenal berupa nomer atau abjad.
6. Penyusunan Rencana Mengajar
Penyusunan rencana mengajar dapat dilakukan melalui dua tahap:
a. Tahap penyusunan rencana terurai adalah pembuatan program garis besar yang
terperinci mengenai penyajian bahan pelajaran selama satu tahun.
b. Tahap penyusunan satuan pelajaran adalah rencana mengajar dalam bentuk satuan
pelajaran yang berisi: identitas materi pelajaran, waktu pelaksanaan, dan bagaimana
dilaksanakan.
Salah satu batasan pengertian yang dimaksud dengan pelaksanaan kurikulum
adalah pelaksanaan mengajar di kelas yang berkali-kali telah disebut merupakan inti
dari kegiatan pendidikan di sekolah. Oleh Karena itu, selama guru di dalam kelas
secara manajemen terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan
pelajaran dan tahap penutupan.
1. Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
sebelum memulai mengajar yang dikerjakan seperti, mengucapkan Selamat pagi,
memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang mengganggu
proses belajar-mengajar misalnya jendela belum dibersihkan, papan tulis belum
dihapus, terdapat gambar yang miring, kapur tulis berantakan dan lain sebagainya,
melakukan absensi dll.
2. Pelaksanaan pelajaran
Yang dimaksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar
sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan
siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi menjadi
3 tahapan kegiatan yaitu:
a. Pendahuluan yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian untuk masuk ke
pokok bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi atau mengajukan pertnyaan
yang harus dijawab oleh siswa atau menyuruh siswa untuk bercerita tentang bahan
yang akan diterangkan dan lain sebagainya.
b. Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjai dimana selama guru dan
siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
c. Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan
pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan: membuat ringkasan, mengajukan
pertanyaan, memberikan evaluasi formatif, memberikan tugas rumah dan sebagainya.
d. Penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan
mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu. Penutupan
pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan selamat
pulang dan sebagainya.
Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru pada waktu
pelaksanaan pelajaran ada dua yaitu mengisi buku kelas atau buku kemajuan kelas dan
mencatat kesulitan siswa yang disebut buku bimbingan belajar.
a) Pengisian buku kemajuan siswa
Buku kemajuan kelas atau sering juga disebut dengan buku kelas adalah buku yang
digunakan untuk mencatat kemajuan (progress) pelaksanaan pelajaran. Buku ini berisi
nama siswa yang ditunjuk dan menjawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pelajaran.
b) Pengisian buku bimbingan belajar
Yang dicatat di dalam buku bimbingn belajar adalah hal-hal yang berkaitan dengan
kesulitan perseorangan atau kelompok maupun klasikal serta pemecahan yang telah
dicobakan. Catatan ini sangan penting untuk dibuat karena dapat digunakan untuk
memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan datang dan untuk kasus yang
serupa.
D. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap
peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka
lulus sekolah. Tidak semua hal yang berhubungan dengan peserta didik termasuk
dalam Manajemen Peserta Didik. Mengelompokkan peserta didik untuk membentuk
kelompok-kelompok belajar, termasuk manajemen kurikulum, tetapi mencatat hasil
belajar peserta didik dapat dikategorikan sebagai manajemen peserta didik (Arikunto &
Yuliana, 2008: 57).
Tujuan umum dari manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di
sekolah sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib,
teratur dan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.

Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik ialah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa hambatan.
Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kecerdasan, bakat, dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial peserta didik ialah agar peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan
keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk
sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah
agar peserta didik dapat menyalurkan hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi,
kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena itu dapat
pula menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
Kegiatan yang erat kaitannya dengan manajemen peserta didik adalah kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :

1. Penerimaan Peserta Didik


Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah,
karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu
sekolah. Untuk itu penunjukan panitia penerimaan peserta didik baru baru telah
dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran berakhir. Panitia penerimaan
peserta didik baru sifatnya tidak tetap, dia akan dibubarkan jika tugasnya telah selesai.

Tugas panitia penerimaan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan banyak peserta didik yang diterima.


b. Menentukan syarat-syarat penerimaan peserta didik baru.
c. Melaksanakan Penyaringan.

2. Pencatatan Peserta didik


Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka proses selanjutnya
adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik tersebut
dalam catatan-catatan sekolah. Catatan-catatan sekolah tersebut, dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a. Catatan-catatan untuk seluruh sekolah seperti buku induk, buku klapper, catatan tata
tertib sekolah.
b. Catatan-catatan untuk masing-masing sekolah.
Catatan-catatan untuk masing-masing kelas meliputi :
1) Buku kelas (cuplikan buku induk)
2) Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada akhir bulan dihitung presentasi
absensinya.
3) Buku-buku lain mengenai catatan prestasi belajar dan bimbingan penyuluhan.
3. Pencatatan Bimbingan Dan Penyuluhan Peserta didik
Bimbingan adalah bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan pada peserta
didik dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada peserta didik tersebut agar
dapat berkembang semaksimal mungkin. Penyuluhan adalah interaksi antarpribadi
pembimbing dan terbimbing untuk membicarakan masalah terbimbing untuk
mendapatkan pemecahan. Istilah lain dari penyuluhan adalah konseling.
Ada empat jenis bimbingan di sekolah:
a. Bimbingan belajar
b. Bimbingan pribadi
c. Bimbingan karier

d. Bimbingan sosial
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan pelayanan
yaitu:
a. Layanan orientasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari-hari pertama sekolah kepada peserta didik kelas 1.
Pelaksanaannya dapat terjadwalkan atau di luar jadwal. Materi kegiatan ini sebaiknya
sudah disusun oleh guru pembimbing orientasi, dapat meliputi kurikulum, tata tertib
sekolah, fasilitas sekolah, kegiatan osis, kegiatan BK, dan lain-lain.
b. Layanan informasi
Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, atau secara terjadwalkan
di luar jadwal sekolah. Materi informasi dapat berupa penjelasan perkembangan
remaja, cara belajar yang baik, budi pekerti, kenakalan remaja, dan lain-lain.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Kegiatan ini baru dapat dilakukan apabila guru pembimbing telah memiliki catatan
pribadi peserta didik, yang meliputi jenis kelamin, mental, bakat, minat, kemampuan,
dan lain-lain.
d. Layanan pembelajaran
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang membantu, mendorong, dan menunjang peserta
didik agar memiliki motivasi belajar yang tinggi, cara belajar yang baik, mampu
mengatasi kesulitan belajarnya dan mampu mengembangkan potensi, bakat dan
kemampuannya.
e. Layanan konseling perorangan
Kegiatan ini dilakukan terhadap peserta didik yang mengalami masalah pribadi,
masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karier.
f. Layanan bimbingan kelompok
Kegiatan ini dilakukan apabila diperlukan untuk membahas penyelesaian masalah yang
bersifat umum, artinya diluar masalah yang menyangkut pribadi misalnya 5K di sekolah,
masalah kesehatan sekolah, dan lain-lain.
g. Layanan konseling kelompok
Kegiatan ini dilakukan apabila diperlukan pembahasan masalah yang menyangkut
masalah pribadi yang dialami oleh beberapa peserta didk, misalnya masalah kesulitam
belajar matematika, masalah malas belajar, dan lain-lain.

4. Pencatatan Prestasi Belajar


Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh
sekolah untuk masing-masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai
perseorangan. Beberapa catatan prestasi belajar adalah :
a. Buku daftar nilai
Buku daftar nilai yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara langsung dari
kertas pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar nilai ditangani oleh guru
yang mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan dan memuat nilai semua peserta
didik yang diajar oleh seorang guru jika guru tersebut mengajar satu macam bidang
studi.
b. Buku leggier (buku kumpulan nilai)
Jika dalam buku daftar nilai hanya terdapat satu nilai untuk bidang studi, maka
dalam leggier akan dapat dilihat semua nilai untuk semua bidang studi yang diajarkan
sekolah tersebut untuk satu periode.
c. Buku Rapor
Buku rapor, yaitu sebuah buku yang memuat hasil belajar peserta didik selama
peserta didik tersebut mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Fungsi dan kegunaan rapor
adalah sebagai hasil kerja sekolah kepada orang tua atau wali peserta didik karena
sekolah merupakan lembaga yang sudah di pilih oleh orang tua atau wali untuk
mendidik anaknya. Rapor tidak hanya berisi laporan tentang hasil belajar yang berupa
kepandaian saja. Akan tetapi juga laporan tentang kelakuan, kejujuran, kepemimpinan,
keberhasilan dan aspek-aspek pribadi yang lain.
5. Mekanisme Penentuan Peserta Didik Naik Kelas Atau Tinggal Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun. Peserta didik dinyatakan naik kelas,
apabila yang bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua
indikator, hasil belajar (HB), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) pada
semua mata pelajaran. Peserta didik dinyatakan tinggal kelas apabila :
1) Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia.
2) Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari tiga mata pelajaran untuk
semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran.
3) Jika karena alasan yg kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental
sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.

6. Mutasi Peserta Didik


Mutasi atau pindah siswa ada dua jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mutasi intern (Perpindahan di dalam sekolah)
Yang dimaksud dengan mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik
di dalam sekolahan itu sendiri. Mutasi intern terjadi apabila seorang anak mengalami
perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain karena naik tingkatan atau sebab
lain.
b. Mutasi ekstern (Perpindahan keluar sekolah)
Yang dimaksud dengan mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan. Meskipun ada juga
peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Mutasi
ekstern terjadi apabila seorang siswa keluar dari sekolah disebabkan karena telah
menamatkan pelajarannya atau hal lain. Mutasi ekstern tidak hanya terjadi pada akhir
tahun ajaran tetapi dapat terjadi di tengah-tengah tahun ajaran berelangsung. Sebab-
sebab terjadinya mutasi ekstern adalah :
1) Tamat Sekolah
2) Pindah ke Sekolah lain menurut pilihan orang tua atau siswa yang satu tempat
3) Pindah ke sekolah lain karena mengikuti orang tua atau sebab lain
4) Berhenti sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi)
5) Meninggal dunia

E. Manajemen Pembiayaan
Manajemen Pendidikan menjelaskan bahwa Manajemen pembiayaan pendidikan
adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan
pertanggung jawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Dalam
pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi 3 ( tiga ) hal, yakni :
1. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Dalam pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah). Setiap organisasi tentu memerlukan anggaran untuk menunjang kegiatannya,
anggaran ini sifatnya masih rencana dan menyangkut keperluan orang banyak maka
anggaran baru sah bila mendapat pengesahan dari atasan yang berwenang.
2. Accounting (Pembukuan)
Kegiatan pembukuan disebut juga kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini
meliputi dua hal yaitu :
a. Pengurusan Ketatausahaan
Pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
mengeluarkan uang.

b. Pengurusan Bendaharawan
Pengurusan yang menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama, yakni
menerima, menyimpan, dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut
kewenangan menentukan tetapi hanya melaksanakan.
3. Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
bendaharawan kepada pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang ada di dalam
Departemen mempertanggungjawabkan urusan keuangan ini kepada BPK melalui
Departemen masing-masing.

Pelaksanaan anggaran pendidikan meliputi hal-hal sebagai berikut:


a. Melakukan analisis internal dan eksternal terhadap potensi sumber dana.
b. Mengidentifikasi, mengelompokan dan memperkirakan sumber-sumber dana yang
dapat digali dan dikembangkan.
c. Menetapkan sumber dana melalui musyawarah dengan orangtua didik pada tahun
ajaran.
d. Menggalang partisipasi masyarakat melalui komite sekolah.
e. Menyelenggarakan olah raga dan kesenian peserta didik untuk mengumpulkan dana
dengan memanfaatkan fasilitas sekolah.

F. Manajemen Fasilitas Pendidikan


Manajemen sarana sering juga disebut dengan manajemen materiil, yaitu segenap
proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan. Pendayagunaan dan
pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Manajemen sarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan,
penggunaan, penyingkiran sarana, dan dasar pengetahuan perpustakaan.
Jenis fasilitas atau sarana yaitu:
1. Fasilitas fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat
didibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu
usaha. Fasilitas fisik disebut juga fasilitas materiil. Dalam kegiatan pendidikan yang
tergolong dalam fasilitas materiil antara lain: perabot ruang kelas, perabot ruang TU,
perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.
2. Fasilitas uang, yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan
sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Beberapa alternatif cara dalam pengadaan fasilitas pendidikan, yaitu:


a. Pembelian
Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan membayarkan
sejumlah uang kepada penyedia untuk mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan
kesepakatan keduanya. Sebagai contoh, sekolah membeli meja, kursi, papan tulis,
buku bacaan, dan sebagainya.
b. Pembuatan sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan jalan membuat
sendiri barang yang diperlukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pembuatan sendiri
dilakukan terhadap sarana atau prasarana yang sederhana, misalnya membuat alat
peraga.
c. Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan
pemberian dari pihak lain, hanya saja dalam penerimaan hibah atau bantuan harus
membuat berita acara.
d. Penyewaan
Penyewaan maksudnya ialah menggunakan sarana atau prasarana (fasilitas) milik
pihak lain dengan penggunaan dan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang
disepakati. Penyewaan ini dilakukan jika pemenuhan fasilitas bersifat sementara saja.

e. Pinjaman
Pemenuhan kebutuhan dengan cara pinjaman hendaknya dilakukan pada
pemenuhan fasilitas yag bersifat temporer sama seperti penyewaan dengan
mempertimbangkan citra sekolah.
f. Pendaurulangan
Pendaurulangan merupakan pemenuhan kebutuhan dengan cara memanfaatkan
barang yang sudah tidak terpakai dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih
berguna dan bisa dimanfaatkan.
g. Penukaran
Pemenuhan kebutuhan dengan cara penukaran ialah dengan cara penukaran
sarana atau prasarana dengan instansi lain dengan catatan saling menguntungkan.
h. Perbaikan atau rekondisi
Pemenuhan sarana dan prasarana (fasilitas) dengan cara memperbaiki sarana
atau prasarana yang sudah rusak tapi masih bisa diperbaiki.

Dalam pengadaan fasilitas pedidikan diperlukan langkah-langkah yang dicakup dalam


menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana prasarana, meliputi:

a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran apa saja yang membutuhkan alat atau
media dalam pembelajarannya. Dari analisis materi ini didapatkan daftar alat-alat atau
media yang dibutuhkan. Proses analisis dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sebagai
contoh, guru mata pelajaran IPS membutuhkan peta dan globe saat mengajarkan
tentang geografi.
b. Apabila kebutuhan yang diajukan oleh guru-guru ternyata melampaui kemampuan daya
beli atau dana pembuatan, maka harus diadakan proses seleksi menurut skala prioritas
terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang bersifat sekunder
bisa dipenuhi lain waktu.
c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada sebelumnya. Alat
yang sudah ada ini perlu dilihat kembali apakah masih baik dan layak untuk digunakan
atau tidak, lalu dilakukan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah
disendirikan untuk diserahkan pada orang yang bisa memperbaiki. Sebagai contoh,
orang yang diserahi tugas untuk melakukan recheck pada fasilitas yang sudah ada
seperti kursi, meja, papan tulis, gedung, daftar presensi, dan sebagainya.
d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/media yang masih dapat dimanfaatkan,
baik dengan reparasi atau modifikasi.
e. Mencari dana bila belum memiliki dana baik dari pemerintah, komite sekolah, ataupun
sumbangan masyarakat. Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan perencanaan
bagaimana caranya memperoleh dana, baik dana rutin maupun nonrutin. Jika suatu
sekolah sudah mengajukan usulan kepada pemerintah dan sko-nya sudah keluar, maka
prosedur ini tinggal menyelesaikan pengadaan macam alat/media yang dibutuhkan
sesuai dengan besarnya biaya yang disetujui.

G. Manajemen Tata Laksana Pendidikan


Tata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah administrasi tata usaha, yaitu
segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun
(menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua
bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Fungsi dari ketatalaksanaan
lembaga pendidikan adalah:
1. Memperlancar pencapaian tujuan pengajaran.
2. Memperlancar kegiatan pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga murid
tersebut keluar dari sekolah, disebabkan karena telah tamat, atau sebab lain.
3. Memperlancar proses penataan tenaga kerja untuk lembaga secara efisien.
4. Memperlancar proses penataan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan sarana
pendidikan.
5. Memperlancar proses pengelolaan surat-menyurat.
6. Memperlancar proses penataan keuangan.
7. Memperlancar hubungan sekolah dengan masyarakat.

Untuk mewujudkan fungsi ketatalaksanaan lembaga pendidikan, maka butuh


penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan. Adapun prosedur penataan
ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Surat Dinas
Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan surat dinas adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi surat dilakukan menurut sifat dan derajat
Menurut sifatnya surat dinas dapat dibedakan atas:
1) Surat Rahasia: yaitu sangat rahasia dan rahasia. Sangat rahasia dipakai untuk
dokumen, naskah dan surat yang berhubungan dengn keamanan negara, yang apabila
disiarkan secara tidak sah dan jatuh ke tangan yang ridak berhak, dapat
membahayakan keamanan negara.
2) Surat Penting ialah surat yang isinya mengandung kepentingan mengikat, memerlukan
tindak lanjut dan mengandung informasi yang diperlukan dalam waktu lama.
3) Surat biasa ialah surat yang informasinya tidak penting, tidak memerlukan tindak lanjut.
b. Susunan Surat
Susunan surat dinas terdiri dari tiga bagian:
1) Kepala surat terdiri dari:
a) nama instansi
b) lambang instansi
c) tanggal, bulan, tahun
d) nomor surat
e) sifat surat
f) lampiran
g) hal
h) alamat
2) Isi surat terdiri dari : pendahuluan, isi atau inti surat, penutup.
3) Kaki surat bagian terakhir dari surat terdiri dari :
a) Nama jabatan pejabat penanda tanganan dan tanda tangannya
b) Nama terang oenanda tangan dan di bawahnya tertulis NIP-nya
c) Cap dinas
d) Tembusan, dibatasi hanya kepada pejabat atau instansi yang benar-benar memerlukan
dalam rangka penyelesaian masalah yang tercantum dalam surat tersebut.
c. Penggunaan singkatan a.n. dan u.b.
1) a.n. (atas nama) dipergunakan jika yang berwenang menandatangani surat telah
mengusahakan kepada pejabat setingkat dibawahnya. Akan tetapi pada
pertanggungjawabannya tetap ditangan yang memberi kuasa.
2) u.b. (untuk beliau) dipergunakan jika yang diberi kuasa memberi kuasa lagi kepada
pejabat satu tingkat dibawahnya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang rutin
tanggung jawabnya.

d. Pemberian kode surat keluar


Pemberian kode pada surat disesuaikan dalam masalah yang terkandung dalam isi
surat.

2. Buku Agenda
Setiap surat keluar dan surat masuk, harus dicatat dalam buku agenda secara
teratur. Pencatatan ini akan mempermudah dan memperlancar proses administrasi
secara keseluruhan.kegiatan agendaris antara lain berupa kegiatan penomoran dan
pemberian kode surat yang sangat berguna untuk mendapatkannya kembali setelah
selang beberapa waktu lamanya, baik di lembaga yang mengirim maupun di lembaga
yang menerima surat tersebut.
Pencatatan surat keluar dan surat masuk dapat dilakukan secara terpisah maupun
satu kesatuan. Catatan dalam buku agenda baik secara terpisah maupun sebagai satu
kesatuan memerlukan kolom-kolom berikut:
a. Agenda surat keluar; nomor urut surat, tanggal surat keluar, alamat penerima, pokok
surat/keterangan
b. Agenda surat masuk; nomor urut surat, tanggal penerimaan surat, kode surat. alamat surat,
nomor surat, pokok surat/keterangan
Apabila pencatatan surat ke luar dan surat masuk dilakukan dalam satu buku agenda, harus
diusahakan adanya pemisahan antar keduanya agar tidak mempersulit ketika mencarinya.
Kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan surat-surat masuk antara lain adalah:
a. Mencatat nomor dan tanggal surat dalam buku agenda surat masuk yang kolomnya
terdiri dari: tanggal diterimanya surat, nomor urut, kode, alamat surat, nomor surat,
pokok surat/keterangan.
b. Menyerahkan surat kepada alamat.
c. Surat dibaca oleh alamat yang dituju dan diberi disposisi.
d. Surat dikembalikan kepada tata usaha untuk dibuatkan balasan (jika memang
dikehendaki demikian)
e. Tata usaha melaksanakan disposisi
f. Tata usaha menyerahkan kembali surat-surat tersebut kepada bagian yang mengurus
surat keluar.
g. Pengarsipan surat tersebut.

3. Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi digunakan untuk mencatat pengiriman surat keluar. Buku ini
berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada orang
yang berhak menerimanya menurut alamat surat. Di dalam buku ini disediakan kolom-
kolom untuk mencatat; nomor urut surat, nomor surat lengkap dan tanggal surat, perihal
surat dan kolom alamat surat yang sekaligus merupakan tempat membubuhkan tanda
tangan si penerima surat.
Pengurusan surat keluar dilakukan dengan urutan:
a. Surat yang sudah diketik diserahkan kepada kepala sekolah untuk disetujui dan dimintai
tanda tangan.
b. Membubuhkan cap disebelah kiri tanda tangan pimpinan.
c. Memasukkan surat yang akan dikirim ke dalam sampul dan mengarsipkan surat
tembusannya menurut cara pengarsipan.
d. Mencatat surat yang akan dikirim ke dalam buku ekspedisi.
e. Mengirimkan surat tersebut ke alamat.

4. Buku Catatan Rapat Sekolah (Notulen)


Rapat sekolah merupakan momentum penting yang tidak dapat diabaikan. Notulen
berfungsi sebagai catatan proses, hasil, atau keputusan yang diambil pada saat rapat
sekolah, biasa disebut Rapat Dewan Guru atau Rapat Guru. Pengisian buku notula
rapat dapat dilakukan oleh guru yang ditunjuk kepala sekolah secara bergilir.
Hal-hal yang harus dicatat dalam buku notulen rapat antara lain :
a. hari, tanggal rapat
b. waktu dan tempat diselenggarakannya rapat
c. daftar hadir rapat (siapa yang diundang dan siapa yang hadir, siapa yang tidak hadir,
alasannya kenapa)
d. risalah jalannya rapat
e. keputusan rapat
f. tanda tangan kepala sekolah dan notulis
Berdasarkan materi yang dibicarakan, yang termasuk dalam rapat sekolah diantaranya
adalah:
a. Rapat kenaikan kelas.
b. Rapat kelulusan EBTA (ujian).
c. Rapat penerimaan murid baru.
d. Rapat pembagian tugas mengajar.
5. Buku Pengumuman
Buku pengumuman ini berasal dari kepala sekolah, dimaksudkan sebagai media
informasi (pemberitahuan) yang ditujukan kepada para guru. Adapun isi
pengumumannya (dapat bersifat intruksi) bermacam-macam. Pada intinya selalu
menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap guru yang sudah membaca
pengumuman tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda
bahwa ia telah membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman ini lebih tepat,
dibanding papan pengumuman.
Jika pengumuman itu ditujukan kepada murid, buku pengumuman juga bisa dipakai,
tetapi seorang petugas sekolah harus ditunjuk untuk membacakannya disetiap kelas.

6. Kegiatan Administrasi yang Didindingkan


Yang dimaksud kegiatan ini adalah kegiatan pencatatan atau pendataan, yang
kemudian hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik dinding
kelas, maupun dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah.
7. Administrasi Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula
sekolah. Perihal keuangan sekolah, garis besarnya berkisar pada uang Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil, gaji, serta keuangan yang
berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah, seperti perbaikan sarana.
Dibawah ini dikemukakan beberapa instrument yang mencerminkan adanya
kegiatan administrasi keuangan sekolah, yaitu:
a. Administrasi pembayaran SPP
b. Adminitrasi keuangan yang berasal dari pemerintah
c. Adminitrasi keuangan yang berasal dari BP3
d. Lain- lain

H. Manajemen HUMAS
Humas adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan
masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan,
hubungan harmonis, serta dukungan secara sadar dan sukarela. Kegiatan hubungan
masyarakat selalu dilakukan dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi
maka dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Komunikasi Formal
Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga
atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini
diilakukan secara sistematis, terencana tujuannya dan dinyatakan dengan jelas.
2. Komunikasi Informal
Yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak
direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan
antara lain yaitu :
a. Penyebaran informasi dapat langsung kepada tujuannya karena tidak usah melalui
prosedur tertentu.
b. Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel.
c. Komunikasi berlangsung dalam suasana akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang
rinci yang akhirnya bermanfaat bagi kelancaan komunikasi formal.
d. Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu (tidak mengenal
hari libur).

I. Supervisi Pendidikan
Supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru
meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu
mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki
pembelajaran. Fungsi dari supervisi adalah memajukan dan mengembangkan
pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru
berlangsung dengan baik dan efektif.
Tujuan suvervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik
melalui pembinaan dan peningkatan profesi belajar.
Sesuai tujuan diatas maka supervisi dilakukan untuk:
1. Menginternalisasikan tujuan pendidikan yang diselenggarakan.
2. Mengintroduksi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan siswa.
3. Peningkatan etos, produktivitas dan efisiensi kerja.
4. Peningkatan profesionalisme.
5. Demokratisasi.

Berbicara tentang supervisi setidaknya ada 6 konsep supervisi yang bisa kita
temukan:
1. Supervisi berfokus pada administrasi
Supervisi merupakan suatu kegiatan administrasi sekolah dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran dalam konteks sistem pendidikan.
2. Supervisi yang berfokus pada kurikulum
Supervisi adalah kegiatan membuat kurikulum dan merevisinya, mempersiapkan unit-
unit dan material pembelajaran, pengembangan proses dan instrumen laporan ke orang
tua, dan evaluasi umum program kependidikan secara umum.
3. Supervisi yang berfokus pada pengajaran
Supervisi sebagai suatu kegiatan peningkatan pengajaran dan implementasi kurikulum
di kelas. Supervisi adalah aksi dan eksperimentasi yang ditujukan kepada peningkatan
pembelajaran dan program pembelajaran.
4. Supervisi yang berpedoman pada human relations
Supervisi itu melibatkan semua orang di lingkungan kependidikan, tidak hanya personel
sekolah. Supervisor menginisiatif komunikasi efektif, membantu orang-orang untuk bisa
saling mendengarkan, berbagi dan saling membantu.
5. Supervisi yang berfokus pada manajemen
Semua aktivitas supervisi terlibat dalam semua tatanan organisasi. Semua sumber
daya yang dimiliki harus dimanfaatkan dalam rangka efektivitas dan efisiensi capaian
tujuan.
6. Supervisi yang berfokus pada kepemimpinan
Tugas supervisi adalah mengajari guru bagaimana mengajar dan menjadi pemimpin
pendidikan dalam reformulasi pendidikan masyarakat yang meliputi kurikulum,
pengajaran, dan bentuknya.

Untuk bentuk dari teknik-teknik supervisi itu sendiri akan dijabarkan sebagai berikut.
Teknik-teknik yang dapat dilaksanakan:
1. Kunjungan kelas (classroom visitation), dibedakan atas:
a. Kunjungan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada guru yang
akan disupervisi.
b. Kunjungan insidental yang dilakukan tanpa memberitahukan terlebih dahulu.
c. Kunjungan yang dilakukan dengan memberikan undangan dari guru yang
bersangkutan.
2. Observasi Kelas (classroom observation)
Kegiatan supervisi yang dilakukan dengan cara menunggu guru (calon guru)
yang sedang mengajar dikelas mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Kegiatan
supervisi ini merupakan kegiatan yang paling sistematis dan teliti karena semua gerak-
gerik guru yang sedang mengajar tidak ada yang terlewat untuk diamati.
3. Percakapan Pribadi
Diskusi yang dilakukan oleh sekelompok guru yang pada umumnya memegang
bidang studi yang sama baik yang diatur terlebih dahulu maupun insidental.
Manfaat yang diperoleh dari diskusi ini antara lain:
a. Tukar menukar pengalaman tentang cara mengatasi kesulitan mengajar.
b. Tukar menukar informasi tentang cara-cara baru yang mereka peroleh agar pengajaran
berlangsung lebih efektif.
c. Saling melengkapi sumber bahan mengajar, alat pelajaran, atau sarana lainnya.
d. Mengurangi keragu-raguan guru dalam menghadapi kelasnya.
e. Mempercepat korps guru .
f. Menyamakan pengertian mereka tentang kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
4. Saling berkunjung mengunjungi (intervisitation)
a. Calon guru atau guru baru menunggui guru yang sedang memberikan pelajaran contoh
(model les).
b. Seorang guru sedang menemui kawannya yang sedang mengajar untuk menambah
pengalaman mengajarnya.
5. Musyawarah atau pertemuan
Diadakan oleh atasan atau atas prakarsa para guru sendiri. Sejak tahun 1979 pusat
kurikulum dan sarana pendidikan badan penelitian dan pengembangan mencoba satu
bentuk supervisi yang disebut dengan proyek supervisi di Cianjur. Ada dua hal yang
menonjol dalam proyek ini:
a. Adanya keikutsertaan pada waktu yang bersamaan antara guru, kepala sekolah, dan
pemilik sekolah dalam penataan atau penyampaian informasi tentang kebijakan
pemerintah sehingga semua komponen mempunyai pemahaman yang sama.
b. Adanya pertemuan rutin antara guru, kepala sekolah, dan pemilik sekolah untuk
membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi dan cara pemecahannya.
6. Supervisi yang dilakukan dengan media. Media tersebut dapat berupa brosur,
pengumuman, buletin, edaran, kaset, majalah, dsb.
7. Pusat sumber belajar (learning resource center) suatu lembaga yang menangani
persediaan, pelayanan, semua jenis pelajaran bukan hanya meminjamkan tetapi
membuatkan, memberi bimbingan dalam mempelajari cara mengajar, membuat
persiapan tertulis, perekaman, dsb.
8. Validasi taman sejawat
Validasi taman sejawat adalah salah satu jenis supervisi yang dilakukan oleh teman-
teman sejawat (sesama guru, lembaga, dan orang-orang yang telah berkecimpung
dalam profesi kependidikan).

BAB III
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data
1. Manajemen Lembaga dan Organisasi Pendidikan
2. Manajemen Personil
a. Tabel di bawah ini berisi data tentang guru yang mengajar di SD Negeri 04 Poasia:

No Nama Guru NIP

1. Siti Mutmainah, S.Pd.SD 19600620 197911 2 001


2. Sri Pujiastuti, S.Pd 19550101 197512 2 006
3. MS Haryanto, BA 19561103 198303 1 002
4. Sadinah , S.Pd 19680312 199910 2 001
5. Wasikin , S.Pd 19570807 198104 1 002
6. Dwi Salestyani
7. Nur Laeli -
8. Azimatul Muharromah -
9. Tri Apri Annto -
10. Elan Nugroho -

b. Data Komite Sekolah


Ketua Komite : Bapak Syahid
Wakil Ketua : Bapak Suryanto
Sekretaris I : Bapak Teguh
Sekretaris II : Bapak Waluyo
Bendahara : Ibu Sri Lestari
3. Manajemen Peserta Didik
a. Bank Data Siswa (Jumlah peserta didik SDN 04 Poasia) (terlampir)
b. Data Umur Siswa (terlampir)
c. Data Mutasi Siswa (terlampir)
d. Data Kelulusan dan Kenaikan Siswa (terlampir)

4. Manajemen Pembiayaan
Pendapatan Dana BOS 1 Tahun : Rp 580.000 x 99 = Rp 57.420.000
Pendapatan Dana BOS per Triwulan : Rp 57.420.000 : 4 = Rp 14.355.000
Penggunaan dalam 1 Triwulan (sesuai dengan JUKLAK dan JUKNIS dari Pusat)
a. Belanja Honorarium : Rp 2.871.000
b. Belanja Barang dan Jasa : Rp 7.177.500
c. Belanja Modal : Rp 4.306.500
Selain itu ada pengumuman penggunaan dana bos yang ditempel di depan sekolah
(foto terlampir)
5.Manajemen Kurikulum
a. Proses Pembagian Tugas Guru (terlampir)
b. Jadwal Pelajaran (terlampir)
c. Kalender Pendidikan (terlampir)

6.Manajemen Fasilitas Pendidikan


a. Komputer (foto terlampir)
b. Peralatan Drum Band ( foto terlampir)
c. Bak Sampah (foto terlampir) dll

7.Manajemen HUMAS
a. Daftar hadir rapat siswa (foto terlampir)
b. Undangan untuk wali siswa (terlampir)

B. Pembahasan
1. Manajemen Lembaga dan Organisasi Pendidikan
SD Negeri 04 Poasiamerupakan sebuah lembaga pendidikan negeri yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ditinjau dari sifatnya
SD Negeri 04 Poasiamerupakan lembaga pendidikan formal karena sifatnya yang
permanen dan sudah berdiri dalam jangka waktu yang lama. Pendidikan di SD Negeri
04 Poasianormalnya ditempuh selama 6 tahun, tetapi maksimalnya 10 tahun. Itu terjadi
bila ada siswa yang seringkali tidak naik kelas. Namun, dengan adanya program
remedial yang sekarang sudah mulai dijalankan, kasus tidak naik kelas seperti ini sudah
jarang terjadi lagi.
Struktur organisasi SD Negeri 04 Poasiasudah terlampir pada pada penyajian data
di atas. SD Negeri 04 Poasiaini dikepalai oleh seorang kepala sekolah, terdiri dari 5
guru yang sudah PNS, 3 guru yang masih GTT dan 1 penjaga sekolah. SD Negeri 04
Poasiajuga memiliki organisasi yang mendukung penyelenggaraan sekolah yaitu dewan
komite sekolah yang asalnya dari masyarakat. Dewan komite ini tersusun atas ketua,
wakil, sekretaris dan bendahara. Anggotanya adalah seluruh wali siswa dan yang
berperan menjadi anggota inti juga berasal dari wali siswa. Untuk ketua komite sendiri
dipilih berdasarkan atas musyawarah yang dilakukan oleh wali siswa / anggota komite.
Selain komite, SD Negeri 04 Poasiajuga memiliki organisasi kepramukaan.
Organisasi ini dibawahi oleh Gugus Depan Sekolah. Untuk Pembina pramukanya
sendiri tidak mendatangkan dari luar, melainkan berasal dari gurunya masing-masing.
Siswa yang wajib mengikuti Pramuka adalah siswa kelas tinggi yaitu siswa kelas 4, 5,
dan 6, sedangkan untuk siswa kelas rendah ( 1, 2, 3) tidak wajib mengikuti kegiatan
kepramukaan ini.

2. Manajemen Personil
a. Perencanaan Pegawai
Pegawai yang ada di SD Negeri 04 Poasiaberjumlah 10 orang dengan susunan
seorang kepala sekolah, 5 guru yang sudah PNS, 3 yang masih GTT dan seorang
penjaga sekolah. Guru GTT ( Guru Tidak Tetap) direkrut dengan alasan SD Negeri 04
Poasiaawalnya masih kekurangan guru kelas dan juga guru maple khususnya mapel
bahasa Inggris. Penggajian untuk Guru GTT ini sebesar Rp. 150.000 / bulan, yang
diambil dari dana BOS. Untuk persyaratannya sendiri yaitu ijazah minimal S1
Kependidikan dan itu harus pendidikan untuk Guru Sekolah Dasar, serta yang
diutamakan adalah yang lulusan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

b. Pembinaan dan Pengembangan Potensi Guru


Pembinaan dan pengembangan potensi guru sudah seringkali diikuti oleh guru-guru
SDN 04 Poasia. Pembinaan ini diselenggarakan oleh dinas kecamatan/kabupaten,
badan-badan terkait, serta terkadang guru-guru dari berbagai sekolah dalam 1
kecamatan berinisiatif menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tertentu. Pembinaan-
pembinaan ini contohnya yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru). Menurut informasi yang
saya dapat, di dalam KKG yang rutin dilaksanakan setiap minggu ini, guru-guru akan
dibimbimbing atau dibina mengenai bagaimana caranya mengajar yang baik, serta
akhir-akhir ini guru-guru sedang dibina mengenai cara mengajar dengan menggunakan
IT (Komputer, Laptop, LCD, dan sebagainya). Tentunya dengan adanya KKG ini
wawasan guru akan semakin bertambah dalam bidang pengajaran. Untuk
hambatannya sendiri, guru-guru yang sudah lansia atau yang sudah menjelang pensiun
susah sekali diajak untuk mengenal pembelajaran yang berbasis IT ini.

c. Hak dan Kewajiban Guru


Antara Hak dan Kewajiban guru di SD Negeri 04 Poasiamasih kurang seimbang.
Menurut informasi yang dapat, adanya tunjangan sertifikasi guru justru membuat guru
menjadi semakin malas menjalankan kewajiban-kewajibannya seperti membuat RPP,
membuat model dan media pembelajaran yang menarik dan lain-lain. Para guru justru
memakai tunjangan sertifikasi itu untuk kesenangan mereka, seperti bertamasya ke Bali
dan lain-lain dengan melalaikan tugasnya.
Namun, untuk kedisiplinannya sendiri, guru-guru di SD Negeri 04 Poasiasudah
termasuk guru-guru yang disiplin. Hal itu dapat dilihat dengan mereka jarang sekali
terlambat masuk ke sekolah. Bahkan saya memperoleh sebuah cerita dari Ibu Kepala
Sekolah, bahwa pernah satu kali ada guru kelas 1 yang terlambat datang ke sekolah.
Lalu seorang siswa kelas 1 mengkritiknya dengan ucapan yang menurut saya cukup
membuat gurunya malu. Disinilah bias kita lihat bahwa siswa berperan cukup besar
dalam usaha untuk menegakan kedisiplinan di sekolah.

3. Manajemen Kurikulum
Mata pelajaran yang ada di SD Negeri 04 Poasiameliputi Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Jawa, Bahasa
Inggris, Agama, Pkn, SBK, dan Olahraga. Untuk jumlah jam perminggunya sendiri,
kelas satu 32 jam, kelas dua 32 jam, kelas tiga 33 jam, dan untuk kelas empat, lima,
enam jumlah jamnya sama yaitu 38 jam perminggu. Sedangkan untuk kegiatan
ekstrakurikulernya ada ekskul drumband, sepak bola, dan pramuka. Sedangkan untuk
ekskul tari, nyanyi, gambar dan lain-lain hanya akan dilatih apabila akan mengikuti
lomba saja. Untuk jadwal pelajarannya sendiri itu disusun oleh kepala sekolah bersama
para guru.
Dalam hal penyusunan RPP, seharusnya guru menyusunnya tiap akan
melaksanakan pembelajaran. Namun, hal itu tidak dilakukan dengan baik karena
Sumber Daya Manusianya (guru) yang kurang dan kurangnya motivasi dari guru itu
sendiri. Pembuatan RPP hanya dilakukan apabila akan diadakannya akreditasi sekolah
saja. Selain bermasalah dalam pembuatan RPP, guru di SD Negeri 04 Poasiajuga
masih kurang baik dalam proses belajar mengajar. Hal itu bisa dilihat dari cara
mengajarnya yang masih menggunakan metode ceramah dan kurang mengajak siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Walaupun dalam KKG sering disampaikan
bagaimana mengajar dengan baik, tetapi kebanyakan guru masih bertahan dengan
cara mengajar yang lama. Mungkin mereka masih kebingungan dengan metode-
metode pembelajaran yang lebih baik seperti pembelajaran berbasis IT.
Namun, dalam pelaksanaan evaluasi belajar yang ada di SD Negeri 04
Poasiasudah cukup baik. KKM yang ditargetkan untuk setiap mapel berbeda-beda.
Misalnya saja untuk mapel IPA 70 ,Bahasa Indonesia 70 dan Matematika 65. Dengan
KKM yang demikian ternyata masih banyak sekali anak-anak yang nilainya masih di
bawah standar KKM. Jika sudah begitu guru akan melakukan remedial yang akan
dilakukan maksimal 2 kali.
SD Negeri 04 Poasiabelum melaksanakan kurikulum 2013. Banyak alasan yang
melatarbelakangi ini. Alasan yang pertama yaitu karena SD Negeri 04 Poasiabukanlah
SD Inti yang diwajibkan untuk memakai kurikulum 2013 ini. Di kecamatan Karanganyar
sendiri yang merupakan SD Inti yaitu SD Negeri 2 Karanganyar, SD Negeri Panjatan,
SD Negeri 2 Candi dan SD Negeri 2 Grenggeng. Hanya SD itulah yang sudah mulai
menerapkan kurikulum 2013 dari 27 SD yang ada di Kecamatan Karanganyar. Alasan
yang kedua yaitu dinas pendidikan sendiri belum melakukan sosialisasi ke SD secara
merata, sehingga tidak semua guru sudah mengetahui bagaimana penerapan
kurikulum 2013 ini dalam pembelajaran. Namun, untuk kelas rendah (1, 2, 3) guru
sudah melaksanakan pembelajaran tematik. Satu tema akan diselesaikan dalam 5 kali
pertemuan. Pembelajaran tematik ini dirasa sangat bagus karena siswa akan belajar
suatu ilmu tanpa dia merasa bahwa sebenarnya dia sudah belajar.

4. Manajemen Peserta Didik


SD Negeri 04 Poasiamenerima siswa baru setiap tahunnya. Tidak ada syarat
khusus untuk bisa diterima menjadi siswa SDN 04 Poasia. Hanya saja usianya sudah
mencukupi yaitu sudah lebih dari 6,5 tahun dan maksimal berusia 8 / 9 tahun. Tes
Calistung tidak dipakai sebagai persyaratan untuk memasuki SD ini, karena memang
hal itu tidak diperkenankan oleh Dinas Pendidikan setempat. Untuk jumlah siswanya
sendiri kelas satu 13, kelas dua 16, kelas tiga 17, kelas empat 18, kelas lima 20 dan
kelas enam 17. Dan untuk kuota tidak diatur secara jelas, sebab SD Negeri 04
Poasiatidak pernah sampai kelebihan siswa.
SD Negeri 04 Poasiatidak memiliki staff Tata Usaha. Semua hal yang berkaitan
dengan pencatatan siswa dilakukan oleh guru sendiri. Segala masalah siswa mulai dari
siswa masuk, lulus dan mutasi dicatat dan bukukan oleh guru. SD Negeri 04
Poasiamemiliki buku induk dan buku klapper. Buku induk digunakan untuk mencatat
segala hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa di sekolah (nilai) sedangkan buku
klapper dipakai untuk mencatat data pribadi siswa seperti usia, tanggal lahir, orang tua,
dan lain-lain.
SD Negeri 04 Poasiamemberikan apresiasi bagi siswa yang berprestasi. Namun,
apresiasi itu bukan dalam uang, melainkan hanya berbentuk hadiah berupa bingkisan
alat-alat pelajaran. Sedangkan uang dipakai bukan untuk beasiswa, tetapi sebagai
bantuan bagi siswa miskin. Uang yang diberikan yaitu sejumlah Rp 425.000 dan siswa
miskin tersebut hanya mendapatkannya satu kali saja.
Dalam mengatasi masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan kenakalan dan
lain-lain, SD Negeri 04 Poasiamelakukan pembinaan kepada para siswa secara baik-
baik. Baik-baik disini maksudnya, jika ada masalah, guru menyelesaikannya dengan
bertindak sebagai teman, bukan sebagai guru yang membentak-bentak siswa bila siswa
salah. Misalnya di SD Negeri 04 Poasiaini pernah terjadi suatu kasus dimana anak
kelas 3 kedapatan ada yang menonton video porno. Saat siswa ditanyai dengan nada
keras, siswa tidak mau mengaku siapa yang menonton, lalu ibu kepala sekolah dengan
santai menanyakannya kembali, barulah dari mereka ada beberapa anak laki-laki yang
mengaku pernah melihatnya.

5. Manajemen Pembiayaan
Proses penyusunan anggaran yang ada di SD Negeri 04 Poasiadilakukan oleh
kepala sekolah, guru dan komite dengan pedoman buku petunjuk pengelolaan uang
BOS. Penulisannya atau pembukuannya dilakukan oleh bendahara sekolah dengan
cara membuat LPJ secara transparan untuk kemudian diserahkan kepada Dikpora.
Setelah diserahkan ke Dikpora, LPJ diperiksa oleh beberapa badan pemeriksa. Badan
yang memeriksa itu ialah Bawasda (Badan Pengawas Daerah), BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) dan khusus BOS ada tim yang memeriksa sendiri yaitu TMB (Tim
Monitoring BOS).
Selain dari BOS, SD Negeri 04 Poasiamemperoleh dana dari infaq sukarela yang
dilakukan oleh para siswa. Setiap hari, siswa yang membawa uang jajan diminta
menyisihkan 500 rupiah saja atau seikhlasnya saja untuk dikumpulkan dan kemudian
uangnya untuk membeli alat-alat belajar yang sekiranya dibutuhkan siswa seperti buku
bacaan perpus dan lain-lain. Setiap harinya dana yang terkumpul dari infaq ini yaitu 40
ribu dan pertahunnya kira-kira 5 juta.
Dana BOS yang didapat dari pemerintah digunakan untuk membayar wiyata bakti,
membeli alat-alat sekolah habis pakai, membayar listrik telpon air, membayar
honorarium kegiatan dan membayar guru GTT (20%).

6. Manajemen Fasilitas Pendidikan (Sarana Prasarana)


Sarana pendidikan di SD Negeri 04 Poasiameliputi ruang kelas, ruang guru, UKS
dan kantin. Ruang kelas di SD tersebut sudah cukup mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
Bentuk bangunannya pun juga sudah bagus dan layak untuk dijadikan tempat belajar
karena baru tahun ini sekolah mendapatkan dana untuk renovasi bangunan. Untuk
toiletnya sendiri sudah mencukupi yaitu ada 2 untuk guru, 2 untuk siswa laki-laki dan 2
untuk siswa perempuan. Kondisinya pun sudah cukup bersih karena penjaga sekolah
yang setiap hari membersihkan dan menguras baknya.
Inventarisasi sarana dan prasarana dilakukan oleh guru sendiri dengan dana yang
diperoleh dari BOS dan sebagian dari infaq sukarela siswa. Untuk perawatan dan
perbaikan sarana prasarana dilakukan oleh orang ketiga. Orang ketiga disini
maksudnya orang yang ahli memperbaiki sarana prasarana sekolah. Misalnya
computer sekolah mati, yang memperbaiki adalah orang ketiga yaitu orang yang
mempunyai jasa servis computer. Selanjutnya, misal ada barang yang sudah rusak dan
sudah tidak dipakai lagi, SD Negeri 04 Poasiamemiliki gudang untuk penempatan alat
itu yang terletak dekat dengan kelas 6.
Selanjutnya untuk pengadaan buku-buku perpustakaan juga memakai dana BOS
dan dana infaq siswa. SD Negeri 04 Poasiabelum memiliki tenaga sendiri untuk
perpustakaan bahkan ruangannya saja belum ada. Buku-buku hanya diletakan pada
lemari-lemari buku yang terdapat di setiap kelas. Jadi apabila ada siswa yang mau
membaca, siswa hanya dapat mengambil buku yang terbatas ada di lemari buku
kelasnya saja. Untuk minat baca siswanya sendiri sudah cukup baik. Bahkan terkadang
ada siswa yang meminta guru untuk menambah buku baru di lemari buku kelasnya.
Namun, seringkali sekolah tidak dapat membeli karena biaya yang dimiliki belum
mencukupi untuk pembelian buku-buku bacaan.
7. Manajemen Tata Laksana
Seperti yang sudah saya katakan tadi bahwa SD Negeri 04 Poasiatidak memiliki
staff Tata Usaha sehingga semua hal yang seharusnya dikerjakan oleh staff tata usaha
jadi dilakukan oleh guru di luar jam belajar mengajar. Berdasarkan keluh kesah yang
saya dengar dari para guru, sebenarnya mereka ingin sekali ada staff Tata Usaha di
sekolahnya untuk membantu meringankan pekerjaan. Namun, pemerintah sendiri tidak
ada program untuk mendirikan TU di SD Negeri dan sekolahpun tidak mampu
membiayai jika meminta orang luar untuk mengerjakan segala hal yang berkaitan
dengan tata laksana ini.
8. Manajemen HUMAS
Komunikasi yang terjalin baik di dalam maupun di luar sekolah sudah cukup baik.
Komunikasi antar guru dengan guru maupun guru dengan siswa sudah terjalin dengan
sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari tidak adanya guru ataupun siswa yang mogok ke
sekolah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah yang terjadi dan
komunikasi masih berjalan baik.
Untuk komunikasi eksternal atau komunikasi dengan masyarakat atau wali siswa,
pihak sekolah menggunakan media seperti surat undangan dan kemudian wali siswa
akan datang ke sekolah untuk melakukan hal-hal seperti rapat, penerimaan raport, dan
lain-lain. Selain itu komunikasi yang terjalin dengan wali siswa juga seringkali
menyangkut siswa sendiri. Misal ada seorang siswa yang bermasalah. Lalu pihak
sekolah meminta walinya untuk datang dan membicarakan masalah dengan baik-baik.
Selain komunikasi yang sudah disebutkan tadi, SD Negeri 04 Poasiajuga sering
mengadakan komunikasi dengan instansi yang di atasnya, misalkan dengan dinas
pendidikan. SD Negeri 04 Poasiasering berkonsultasi mengenai masalah BOS,
masalah cuti guru, masalah mutasi dan lain sebagainya. Selain itu, SD Negeri 04
Poasiajuga sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang mempererat komunikasi atau
hubungan dengan sekolah-sekolah lain. Misalnya dengan mengikuti kegiatan KKG,
olahraga bersama, kegiatan lomba-lomba, bahkan pengajian guru-guru.
Selanjutnya untuk hubungan SD Negeri 04 Poasiadengan para alumni juga masih
terjalin dengan sangat baik. SD Negeri 04 Poasiamemiliki ikatan alumni yang bernama
Ikatan Alumni SDN 3 Karanganyar Kebumen. Melalui ikatan ini, para alumnus
melakukan penggalangan dana untuk kemajuan SDN 04 Poasia. Misalnya saat
pembangunan sekolah yang baru selesai baru-baru ini, alumnus juga memberikan dana
bantuan untuk menambah dana guna pembangunan sekolah agar lebih baik.
SD Negeri 04 Poasiajuga menjalin komunikasi dengan beberapa instansi seperti
Puskesmas, Bank, TNI, dan Kantor Pos. Bentuk kerjasama dengan Puskesmas yaitu
untuk pelaksanaan imunisasi bagi siswa sesuai dengan programnya, bahkan bulan
November kemarin baru saja dilaksanakan imunisasi tetanus. Lalu kerjasama dengan
bank dilakukan dalam bentuk penyaluran dana bantuan siswa miskin dan dana
pengambilan gaji para guru. Untuk TNI, kerjasama yang terjalin yaitu adanya kegiatan
upacara Bela Bangsa yang diprakarsai oleh TNI bagi SD-SD se kecamatan
Karanganyar. Dan untuk Kantor Pos, bentuk komunikasi atau kerjasama yang terjalin
yaitu SD Negeri 04 Poasiamenggunakan jasa dari kantor pos untuk pembayaran
rekening listrik dan telepon.

I. Supervisi Pendidikan
Cara kepala sekolah dalam menjalin keakraban dengan para guru dan siswa di SD
Negeri 04 Poasiaadalah dengan cara melakukan pengawasan atau perhatian secara
langsung secara kontinyu. Misalnya kepala sekolah seringkali memeriksa guru saat
mengajar di kelas dan memperhatikan kekurangan serta kelebihannya. Jika kurang,
kepala sekolah akan berusaha memperbaiki lagi dan jika sudah bagus maka diminta
untuk mempertahankan. Sebaliknya jika kepala sekolah dinilai salah, maka kepala
sekolah akan dengan terbuka menerima segala kritik dan saran baik dari guru maupun
dari siswa sendiri. Untuk visi misi dan tujuan kepala sekolah ke depannya yaitu SD
Negeri 04 Poasiadapat memunculkan siswa yang taqwa, berprestasi, berkarakter luhur
serta mencintai bangsa dan tanah air.
Selama ini bantuan dalam bentuk supervisi hanya dilakukan oleh rekan-rekan guru
yang sudah senior saja. Dan bentuk dari supervisi ini utamanya adalah tentang
pembelajaran, kemudian tentang administrasi dan disiplin kerja. Tujuan dari supervisi ini
tidak lain hanya agar guru yang ada di SD Negeri 04 Poasiamenjadi lebih professional.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Manajemen sekolah sangatlah penting bagi sekolah karena dengan adanya
manajemen sekolah ini akan memudahkan sekolah dalam mengatur segala hal yang
berkaitan dengan manajemen lembaga dan organisasi pendidikan, manajemen
personil, manajemen peserta didik, manajemen kurikulum, manajemen fasilitas
pendidikan, manajemen pembiayaan, manajemen tata laksana, manajemen humas dan
supervisi pendidikan.
Menurut saya, manajemen yang ada di SD Negeri 04 Poasiasudah cukup bagus,
tetapi masih ada kekurangan terutama pada manajemen tata laksanannya. Manajemen
tata laksana belum ada di SDN 04 Poasia, sehingga gurulah yang mengambil tanggung
jawab itu. Jika sudah begitu tentunya tugas guru sebagai seorang pendidik terganggu.
Untuk manajemen yang lain saya kira sudah terlaksana dengan cukup baik. Mulai dari
lembaga dan keorganisasiannya juga sudah cukup terorganisir. Lalu untuk manajemen
personil juga cukup bagus. Hanya saja, guru di SD Negeri 04 Poasiamasih banyak
yang malas membuat RPP sebelum proses pembelajaran. Untuk manajemen siswa
juga sudah cukup baik. Hal itu bisa dilihat dari mulai proses penerimaan siswanya
sampai bagaimana sekolah menangani siswa-siswa yang bermasalah, baik bermasalah
dalam bidang akademik maupun perilakunya. Manajemen pembiaayaannya juga bagus
karena beberapa SD di Kecamatan Karanganyar ada yang dimintai keterangan karena
laporan keuangannya tidak jelas, sedangkan untuk SD Negeri 04 Poasiatidak pernah
ada masalah seperti itu. Untuk fasilitasnya juga cukup baik, hanya saja belum memiliki
ruang perpustakaan dan buku-bukunya masih kurang variatif. Manajemen Humas SD
Negeri 04 Poasiajuga baik. Hal itu bisa dilihat dari kerjasama yang banyak dijalin oleh
SD Negeri 04 Poasiadan semuanya berjalan dengan lancar. Sedangkan untuk
supervisinya sudah cukup baik, kepala sekolah juga sangat terbuka pada semua
masukan dari para guru dan siswa.
B. Saran
1. Guru disarankan untuk membuat RPP ketika hendak melakukan pembelajaran,
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan maksimal.
2. Pihak sekolah sebaiknya mencari dana untuk penambahan buku bacaan misalnya
dengan penggalangan dana dari para guru sendiri. Tentunya buku harganya tidak
mahal seperti emas. Namun, kandungan dari buku itulah yang akan melahirkan
generasi emas. Apalagi siswanya sendiri terlihat sangat tertarik membaca buku. Jadi
apa salahnya jika guru yang sudah bersertifikasi menyisihkan sedikit dari gaji mereka
untuk pembelian buku-buku bacaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Tim Dosen AP. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Diposting oleh Isti Komariah di 22.53


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

diahrahmalenia7 September 2015 04.00

Terima kasih..
sangat membantu..

BalasHapus

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Isti Komariah
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (2)
o Mei (2)
Logika Sebagai Instrumen Ilmu Pengetahuan
Contoh laporan observasi manajemen pendidikan

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai